-->
Terlihat
dari luar seperti bangunan tua. Menapaki tangga dari luar gedung ke
dalam ruangan yang terbuat dari semen dipoles berwarna hitam agak
buram. Kesan pertama yang ditimbulkan sungguh nyentrik. Menaiki lebih
kurang 10 anak tangga saat pertama kali menjejakkan kaki masuk ke
dalam ruangan, disambut dengan hantaran house
music. Mengingatkan kita kepada “night
club” dengan hingar bingar suguhan musik khas. Di lantai pertama
saat kita bersantai terdapat beberapa meja dan kursi. Dengan meja
yang tertata apik berjumlah 9 buah. Dipadupadan dengan sofa kecil 4
buah. Jumlah kursi kayu keseluruhan sebanyak 28 buah.
Kursi-kursi
itu terbuat dari kayu yang di varnish sedemikian rupa, sehingga
tampak mengkilap dan menarik mata. Kayu yang dipakai terbuat dari
kayu Merbau. Bangunan dalam di lantai satu ini sengaja dibuat lebih
terang, karena diperuntukkan untuk keluarga yang ingin bersantai dan
menikmati indahnya suasana sore cafe-resto Point Coffee. Suasana cozy
menjadi pilihan tempat pas dan cocok di sini.
Dilengkapi
pendingin udara berjumlah 2 buah, menjadikan ruangan di lantai
pertama ini nyaman dan sejuk. Hal yang tak dilupakan oleh Point
Coffee, untuk kesehatan dan keselamatan pengunjung, di lantai pertama
itu pengunjung tak diperbolehkan merokok. Kecuali memang ada acara
khusus berdasarkan pesanan.
Begitu
masuk, jika mata kita melirik sedikit ke arah kanan, terdapat mini
bar. Berbalut aksen batu kali tanpa polesan, seperti apa adanya.
Terlihat begitu mengkilap saat pancaran temaran cahaya lampu tepat
mengena. Para server
pun melayani dengan ramah dan penuh sopan santun.
Selain itu, mata pengunjung pun dimanjakan oleh TV LCD berukuran
32 inci. Sembari makan, pengunjung dapat menikmati program-program
yang disajikan oleh TV swasta dan nasional Indonesia.
Akses
sebelum menuju lantai dua, kita harus menaiki tangga terlebih dahulu.
Ada dua bagian tangga semen yang masing-masing terdiri dari 9 anak
tangga. Di lantai dua tersebut merupakan tempat live
music biasa disuguhkan. Di tempat ini
pulalah bagi mereka yang terbiasa menghembuskan racikan tembakau
diperuntukkan.
Ruang di
lantai dua ini memang sengaja dibuat temaram, seperti ingin
mendapatkan feel dari suasana café-resto. Di ruangan ini tertata
indah kursi sofa kecil sebanyak 4 buah. Paduan meja sebanyak 19 buah.
Kursi panjang berjumlah 10 buah, jumlah keseluruhan kursi di lantai
dua tersebut sebanyak 46 buah. Hiburan live
music menambah suasana semakin marak dan
hidup.
Masih di
bagian ruang dalam lantai 2. Suasana yang tadinya hingar bingar dan
penuh sesak, dapat disejukkan dengan keberadaan water fall yang sudah
dimodifikasi. Di sekitarannya di kelilingi botol-botol bekas minuman
yang ditata rapi dan cukup berseni. Memang, hanya sebagai seni
semata.
Di bagian
balkon lantai 2, kita dapat memandang keluar jalan raya. Menikmati
suasana sore di sepanjang Jalan Tanjung Duren Raya. Lalu lalang dan
laju kendaraan tak membuat suasana Point Coffee menjadi redup. Justru
semakin menambah hidup café-resto ini. Di balkon ini pula, jika kita
tak ingin melihat musik secara langsung, dapat secara samar-samar
mendengarkannya saja dari luar sambil menyeruput secangkir kopi atau
teh. Bagaimana Point Coffee ini terwujud? Berikut ulasannya.
Sejarah
Point
Coffee, cafe-resto ini hadir mulanya bertujuan untuk sekadar
kumpul-kumpul sosial. Sang pemilik juga ingin memberdayakan anak-anak
muda yang belum mendapatkan atau tidak memiliki pekerjaan. Hal itu
demi untuk menjaga agar jangan sampai anak-anak muda tersebut
terjerembab dalam jurang pergaulan bebas dan mengenal obat-obatan
terlarang. Cafe-resto ini juga dihadirkan tidak menjual minuman
beralkohol, kalaupun ada hanya low alcohol seperti bir. Bermula dari
hobi, sang pemilik lantas mengembangkan bangunan menjadi bentuk
cafe-resto yang dibuat sedemikian rupa. Tepat pada Februari 2012,
cafe-resto ini hadir di tengah-tengah penikmat kuliner Indonesia.
Konsep
Ide
pembuatan cafe-resto ini muncul langsung dari sang pemilik, yaitu
Bapak Rudy dan Ibu Liana. Mereka berdua memang senang bersosial
sembari menikmati hidangan di cafe atau resto yang biasa disinggahi.
Meski passion di bidang cafe-resto tidak ada dalam diri mereka
berdua, tetapi niat untuk memberdayakan anak-anak muda menjadi
kreatif patut diacungi jempol. Dengan mendirikan cafe-resto ini,
Bapak Rudy dan Ibu Liana berhasil menyelamatkan generasi muda dari
ancaman narkoba.
Point
Coffee memberikan konsep yang cukup unik, berupa pelayanan
Gathering, Birthday, Event Party, Event Organizer, Accoustic,
Playing, Meeting and Discussion. Jadi, boleh dibilang Point Coffee
akan memberikan pelayanan semaksimal mungkin terhadap pelanggan yang
ingin melakukan acara-acara seperti tersebut. Selain itu, Point
Coffee menggelar agenda di hari Sabtu dan Minggu dalam acara “Nonton
Bareng” Liga Inggris dan Spanyol.
Untuk
tata bangunan pun dibuat sedemikian rupa. Konsep yang diusung
mengambil perpaduan antara zaman dahulu dengan zaman sekarang yang
lebih modern. Untuk yang bergaya zaman dahulu, terlihat dari model
bangunan tampak luar. Sepertinya memang dipertahankan oleh sang
pemilik. Sementara, polesan warna dan interior dalam mengambil warna
bronze. Hal ini tentu berbeda dari cafe-cafe lainnya yang lebih
memilih warna terang atau “ngejreng”.
Dari
sisi pengelolaan, pemilik menciptapkan sistem konsep kekeluargaan.
Mereka memegang prinsip, “Sama-sama bekerja mencari laba”. Sistem
manajemen pengelolaan cafe cukup modern. Dengan susunan organisasi
yang dibentuk terdiri dari owner-manager-supervisor-marketing-sales
promotion-bartender-server (waiters & waitress)-OB, dan
lain-lain. Sistem libur pun diatur dengan baik, dalam satu minggu
para pekerja mendapat libur secara bergantian.
Bagaimana
dengan nama Point Coffee sendiri?
Memang,
tidak ada filosofi khusus terhadap keberadaan nama tersebut. Tetapi,
menurut cerita yang disampaikan sang manager, kemungkinan ketika itu
terlintas di benak owner sedang memikirkan koin atau poin. Secara
kebetulan, dari koin atau poin itu, terciptalah nama Point Coffee.
Ada harapan yang muncul dengan hadirnya nama tersebut. Sang pemilik
berharap, banyak pelanggan datang dan menghasilkan point yang banyak.
Fasilitas
Point
Coffee menyediakan tempat untuk acara seperti Gathering, Birthday,
Event Party, Event Organizer. Tersedia pula live music accoustic,
playing, meeting dan Discussion room.
Menu
Setiap
cafe-resto tentu punya signature dishes yang menjadi andalan dan
favorit pelanggan. Di Point Caffee ini ada yang namanya Nasi Goreng,
Steak, & Chicken Cordon Bleu. Juga ada Waffel sebagai appetizer
andalan. Dessert andalannya berupa mocktail. Sementara, untuk
signature drink andalan adalah minuman khas Point Coffee yang diberi
nama “Point” berbentuk cocktail. Minuman “Point” tersebut
membawa nama dari perusahaan itu sendiri. Rekomendasi Chef di Point
Coffee berupa Steak dengan BBQ, Mushroom, dan Blackpepper Sauce.
Tesktur daging steaknya sangat empuk dengan pilihan tiga macam saos
tadi. Dari sisi rasa dan saos, steak yang jadi unggulan adalah dengan
saos black pepper.
Harapan
ke Depan
Untuk
saat ini, pemilik fokus kepada pengembangan dan membesarkan Point
Coffee. Jika dalam beberapa tahun ke depan, Point Coffee menunjukkan
perkembangan pesat, kemungkinan membuka cabang baru akan dilakukan.
Jam
Operasional
Hari biasa Senin-Jumat:
3pm-01am
Akhir
pekan Sabtu-Minggu: 3pm-3am
Kontak
Point
Coffee
Jl.
Tanjung Duren Utara Raya No. 10 Jakarta Barat
Phone:
021-56942751/5605559