Saturday, September 15, 2018

Tak Kenal Maka Tak Sayang: Unit Link Prudential, Cara Mudah Berasuransi


Kebahagiaan itu kita yang buat [Foto: Dok. https://www.elconfidencial.com]

"Setiap pria dan wanita sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka berimajinasi tentang masa depan mereka, berbuat sebaik mungkin dalam setiap hal, dan bekerja setiap hari menuju visi jauh ke depan yang menjadi tujuan mereka." (Brian Tracy)  




Apa sih yang terpikir dan terlintas di benak Anda ketika mendengar kata Asuransi? Semacam apakah asuransi ini? Apakah makhluk yang menyeramkan atau justru makhluk yang bisa jadi teman setia? Yang jelas, kalau saya pribadi, mendengar kata asuransi itu sudah pasti ujung-ujungnya keamanan (proteksi) diri, keluarga, dan keamanan dari jiwa maupun harta yang kita miliki.

Asuransi mengacu pada tindakan, sistem, atau bisnis perlindungan finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan dan lainnya yang mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau sakit. Hal ini melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut. 

Nah, sementara Pak Himawan Purnama selaku Head of Product Development-Prudential Indonesia, mengatakan, bahwa asuransi itu perjanjian antara dua pihak, yang satu berkewajiban membayar iuran berupa Premi dan pihak lain berkewajiban memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran apabila terjadi sesuatu yang menimpa pihak pertama atau barang miliknya sesuai dengan perjanjian yang dibuat.
 
Himawan Purnama, AVP Head of Product Development-Prudential Indonesia [Foto: Dok. Pri]

Inggris adalah negara yang memulai terbentuknya pertama kali asuransi di dunia dengan membuat pola tanggung renteng di antara sesama pemilik kapal. Mereka secara bersama mengumpulkan dana dengan jumlah tertentu untuk mengganti kerugian yang timbul di anggota kelompoknya. Konsep yang dibuat di negara Inggris itu lantas menyebar ke pengusaha yang ada di seluruh Inggris. 

Perusahaan asuransi bisa menjual produk yang mereka miliki dan membuat ketetapan besarnya premi yang mesti dibayar nasabah sesuai tinggi rendahnya risiko yang dipertanggungkan si nasabah. Ketika nasabah menetapkan besarnya premi, perusahaan asuransi mesti membuat pertimbangan cadangan dana yang perlu disiapkan jika ada klaim di suatu hari nanti, dana operasional perusahaan asuransi, dan keuntungan bagi pemegang saham.

Nah, karena tingginya kompetisi di antara perusahaan asuransi, sebagian perusahaan asuransi membuat ketetapan premi tidak mempertimbang hal-hal tersebut. Otomatis perusahaan tidak ada dana yang bisa dicadangkan untuk mengganti kalau ada klaim nasabah.

Akibatnya, komplain nasabah ke perusahaan asuransi tidak membayar klaim sesuai dengan yang diperjanjikan atau jangka waktu pembayaran klaim tidak sesuai dengan yang dinyatakan sebelumnya. Karena hal itu terpaksa perusahaan asuransi tersebut ditutup.

Anda perlu memastikan untuk memperoleh sedetail mungkin infomasi mengenai keuangan perusahaan asuransi sebelum memutuskan membeli produk asuransi dari perusahaan asuransi yaaa…


Asuransi sudah jadi hal sangat penting di zaman yang semakin maju. Bagaimana tidak, orang-orang semakin kritis dan berpikir bahwa apa yang dimiliki mungkin suatu saat akan lenyap, dan entah itu kapan terjadi. Alhasil, perlindungan dari seluruh yang dipunyai sudah menjadi keharusan.
 
Kamelia Muhammad, AVP PR dan External  Communication Prudential Indonesia [Foto: Dok. Pri]

Asuransi memberikan keamanan dan kenyamanan kepada setiap orang. Apapun jadi lebih gampang dan diri tak merasa was-was. Bagaimana asuransi terus berkembang mengikuti pilihan pelanggan. Bisa jadi kini  nasabah yang justru tahu apa kebutuhan asuransi masa depannya.

Bagaimana sebenarnya konsep dasar asuransi itu? Konsep dasar asuransi sebagai mana yang disampaikan Pak Himawan itu terdiri atas: 1) Perusahaan bertindak sebagai pengelola atau penanggung; 2) Nasabah membayar premi kepada perusahaan; 3) Bila nasabah mengalami kondisi sesuai dengan perjanjian, maka perusahaan akan memberikan sejumlah manfaaat kepada nasabah.

Konsep asuransi itu sendiri seperti arisan. Kalau satu lawan satu, itu bukan asuransi ya gaes. Nah, dengan konsep arisan itu tadi, Anda semua berkumpul secara bersama-sama dengan membayar sekian rupiah, maka ada statistik data yang bermain di sini. Sehingga  pada akhirnya perusahaan asuransi dalam hal ini prudential bertindak sebagai pengelola atau penanggung bagi para nasabah asuransi.


“Asuransi, kalau memiliki kantung kecil sangat sulit untuk berkembang,” ucap Himawan. Kalau semua nasabah membayar premi asuransi, akan terkumpul sejumlah dana yang bisa digunakan membayar sejumlah dana sesuai tertentu kepada nasabah. Hal ini artinya perusahaan bisa memberikan sejumlah manfaat kepada nasabah seperti yang diperjanjikan. “Prinsipnya rame-rame”, lanjut Himawan. 
 
Seiring bergulirnya waktu, asuransi terus berkembang. Yang tadinya secara konvensional, kini berkembang lebih kepada syariah. Secara nyata, perbedaan keduanya jelas.


KONVENSIONAL
SYARIAH
Prinsip Dasar
Risk transfer
Risk Sharing
Perjanjian
Akad jual-beli
Akad tolong menolong
Peran Perusahaan
Penanggung Risiko
Pengelola Dana Tabaru
Keuntungan
Milik Perusahaan
Surplus underwriting
Pengawasan
Internal Manajemen
Dewan Pengawas Syariah
Jenis Investasi
Berbasis Syariah dan tidak
Berbasis Syariah

Nah, kalau di konvensional risiko ditransfer. Contoh, Anda sebagai perusahaan asuransi. Anda mengambil risiko nasabah yang mengasuransikan kepemilikannya. Sementara di syariah, berbagi risiko. Dana yang ada dikumpulkan dalam satu kantung. Nah, di sini kalau terjadi sesuatu dibagi secara bersama-sama. Tidak dipindahkan kepada perusahaan, tetapi dibagi secara bersama-sama kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Dari sisi perjanjian, Konvensional menganut yang namanya akad jual-beli. Jadi peran perusahaan sangat penting dan diperlukan. Karena, akad dilakukan oleh perusahaan dan nasabah. Sementara, di syariah itu akad tolong menolong. Jadi, masing-masing nasabah saling bekerja sama untuk membantu nasabah yang lainnya.

Peran perusahaan sendiri di konvensional sebagai penanggung risiko. Jadi, kalau terjadi apa-apa dengan nasabah, perusahaan sudah harus siap sedia dengan segala konsekuensinya. Misalnya membayar klaim nasabah yang mengalami kecelakaan atau kematian, juga sakit.  Sedangkan di syariah, perusahaan hanya sebagai pengelola dana tabaru saja dan tidak menanggung risiko apabila terjadi sesuatu hal pada nasabah.

Dari sisi keuntungan, seluruh keuntungan menjadi milik perusahaan untuk yang bersifat konvensional. Nasabah hanya memperoleh dana dari yang diasuransikannya saja. sementara syariah nasabah memperoleh bagi hasil.  Dan pengawasan yang dilakukan di konvensional berasal dari internal manajemen. Di Syariah, dibentuk dewan khusus yang mengawasi jalannya peredaran asuransi, yaitu Dewan Pengurus Syariah. Kalau melihat jenis investasi yang dilakukan di konvensional dapat berupa investasi syariah, maupun tidak. Sementara, syariah hanya yang bersifat syariah saja.

Asuransi sendiri dipecah menjadi dua bagian, yaitu asuransi umum dan asuransi jiwa. Secara umum dapat meliputi, asuransi properti, kendaraan, perjalanan, engineering, rangka kapal, cargo, kecelakaan, kecurian, dan lain-lainnya. Asuransi jiwa sendiri meliputi sakit, kesehatan, dan sakit kritis.


Nah, Prudential punya asuransi bentuk lain yaitu asuransi jiwa unit link. Asuransi ini memberikan manfaat proteksi (perlindungan) dan investasi sekaligus. Konsep dasarnya ada enam bagian, yaitu 1) perusahaan bertindak sebagai pengelola atau penanggung’ 2) nasabah membayar premi kepada perusahaan; 3) premi yang telah dibayarkan dikonversi menjadi unit; 4) harga dari unit yang terbentuk itu akan mengikuti kinerja dari investasi yang dipilih; 5) unit dipakai sebagai pembayaran biaya asuransi dan akumulasi  nilai tunai; dan 6) bila nasabah mengalami kondisi sesuai dengan perjanjian, maka perusahaan akan memberikan sejumlah manfaat kepada nasabah.Pasti dikasih lebih dengan Prudential ini. Enak banget kaan.
 
Konsep Dasar Asuransi Jiwa Unit Link [Foto: Dok. Pri]

Ragam manfaat yang bisa diperoleh pun mampu melengkapi perlindungan andalan dengan beragam pilihan manfaat. Jadi, dengan Anda berasuransi, dapat memberikan perlidungan saat kondisi yang tidak diharapkan terjadi.


Kalau melihat perkembangan asuransi Prudential ini, perjalanannya dapat kita telusuri. Pada 1999 PAA (Prulink Assurance Account) diluncurkan. Kemudian menyusul pada 2007 bentuk barunya hadir berupa PSAA (Prulink Syariah Assurance Account). Kedua asuransi ini memberikan perlindungan yang sangat komprehensif kepada jutaan nasabah Prudential Indonesia. So, ga begitu khawatir banget kan ya jadinya. Lantas, apa yang akan hadir di 2018 ini dari Prudential? Aah, bikin penasaran jadinya kan ya. Sementara, kalau Anda berinvestasi di asuransi ada banyak keuntungannya. Anda akan ikut menikmati hasil kinerja investasi sesuai pilihan Anda. Menggiurkan, kan?
 

Bagaimana proses perencanaan keuangan seseorang dimulai? Ya, seseorang memulai merencanakan keuangannya itu bisa dengan investasi. Menurut Irvan Ferdiawan, AVP Head of Investment – Prudential Indonesia mengatakan, investasi itu seperti layar sebuah kapal, kadang maju, kadang mundur.
 
Irvan Ferdiawan, AVP Head of Investment-Prudential Indonesia [Foto: Dok. Pri]

Ya, pada saat berlayar kita mesti memiliki perlindungan maksimum apapun keadaan yang terjadi, bahwa kapal itu harus bisa membawa seluruh orang dan keluarga kita menuju harapan yang kita inginkan. Bisa dibayangkan, kalau kita punya perencanaan tetapi tidak punya kapal yang kuat, tiba-tiba di tengah jalan terjadi sesuatu. Apa yang akan terjadi dengan orang-orang yang ada di kapal itu dan keluarga kita sendiri.


Jadi, tugas pertama Anda adalah, memastikan punya kapal yang kuat, sehingga apapun yang terjadi dengan diri Anda, Anda bisa tenang dan aman. Kedua, kalau Anda hanya mengandalkan proteksi, Anda tidak tahu sampai kapan ke tujuan pulau tersebut. Oleh karena itu, kita perlu tambahan satu variabel lagi, yaitu layar. Nah, layar inilah sebagai omzet investasinya.


Layar inilah yang menjadi gasnya ketika ada angin datang yang mampu membuat kapal bergerak lebih cepat. Tetapi, investasi yang mengandalkan layar ketika ada angin yang bergerak ke depan, kapal pun akan bergerak ke depan. Dan kalau angin berhembus ke belakang layar, kapal pun akan bergerak ke belakang. Beginilah kira-kira laju investasi.


Nah, selama perjalanan investasi itu, bukan tidak mustahil kita menemui bongkahan-bongkahan es seperti kapal Titanic yang menerjang bongkahan es. Kalau kita tidak punya kapal yang kuat ketika berinvestasi, laksana kapal Titanic yang amblas di tengah lautan menabrak batu karang. Kalau punya kapal yang kuat, Anda dapat menabrak bongkahan es dan kapal tetap bergerak maju.


Investasi  itu laksana layar, dia bisa bergerak maju juga bergerak mundur. Jadi, tugas layar di sini adalah mempercepat investasi yang Anda lakukan. Bagaimana dengan uang satu juta bisa punya rumah di bilangan Kuningan atau Setiabudi yang harga rumahnya sendiri 2,7 M. Tugasnya layar inilah untuk bergerak lebih cepat dengan uang satu juta melalui investasi Anda bisa memiliki rumah impian tersebut.


“Nah, ketika Anda memilih investasi, “layar” seperti apa yang Anda perlukan?” lanjut Irvan. Ada saham, obligasi, reksa dana, nah ini semua adalah tipikal jenis-jenis layar, sebagaimana yang diucapkan Irvan, tinggal Anda mau memilih layarnya seperti apa.


Bagaimana cara memilih layar yang benar? Di Indonesia, pengetahuan yang terkait dengan investasi sangat disayangkan--mulai dari SD, SMP, SMA, hingga kuliah--tidak pernah diajarkan. Berbeda dengan di luar negeri (Eropa, Amerika, Australia) perencanaan keuangan menjadi bahan dasar pendidikan di negara-negara tersebut. Oleh karenanya, ketika orang Indonesia diberi penawaran untuk berinvestasi, jawaban mereka adalah “Terserahlah”.Kalau tidak dijawab dengan “Mana return yang paling tinggi.”


Kalau ngomongin investasi, kata Irvan tidak ada investasi yang bagus dan tak ada satupun investasi yang jelek. Yang ada adalah investasi apa yang pas untuk masa depan Anda. Di sinilah tugasnya seorang agent membantu setiap nasabahnya mengetahui investasi yang pas/cocok.


Pulau yang mau Anda tuju itu kira-kira jaraknya berapa jauh. Contohnya, kalau sekarang Anda punya uang 100 juta, sementara pulau yang Anda inginkan seharga 1M, artinya Anda masih kurang, 9,9 ratus juta. Nah, Agent membantu memilihkan layanan yang tepat. Setiap layar (investasi) itu bergerak berdasarkan Risk and Return. Semakin tinggi return-nya, semakin tinggi risikonya. Hal ini yang selalu ada di investasi.

Ada tiga komponen untuk mengukur risiko:
1.    Willingness: Sudah siap tidak kalau sewaktu-waktu investasi yang Anda buat akan hilang
2.    Ability: Berkaitan dengan Cash Flow Stream berupa bujet
3.    Needs: Apa investasi terbaik yang ingin Anda lakukan. 

Orang yang berinvestasi itu, kata Irvan “pelit”, kenapa? Karena dia berpikir bahwa apa yang dia tanamkan di kemudian kelak akan menjadi besar. Ini semua tentang mind set Anda. Nah, untuk mengubah mind set ini  Irvan memberi satu permainan, bagaimana kita berpikir jangan melihat keluar, lihatlah ke dalam diri Anda sendiri.

Blogger yang hadir diminta untuk membuat simpul tali. Hahaha… ngakak juga saya. Syaratnya, tali yang sudah dipegang oleh kedua tangan, jari-jari tidak boleh menggerakkannya hingga terbentuk simpul. Mikir sih!
 
Rekan-rekan Blogger dalam Gathering Prudential [Foto: Dok. Dito]
Alhasil, semua blogger tak ada yang mampu membuat simpul. Irvan memberikan tekniknya. Lipat tangan seperti bersedekap (bersilang) di dada. Ambil ujung tali dengan tangan kanan, dan tali lainnya dengan tangan kiri. Tarik ujung-ujung tangan  yang sudah memegang tali tadi… daaan…. Taraa… jadilah simpul itu tadi.


Seru!! Sebelum melihat keluar, lihatlah ke dalam diri kita sendiri terlebih dahulu. Pelajaran berharga dan penting banget yang saya peroleh hari ini, Jumat (14/9/2018) bersama teman-teman Blogger Asuransi dan Prudential di Prudential Center, Kota Kasablanka Jakarta Selatan, tentang investasi dan unit link Prudential.

Mau berasuransi dan berinvestasi? Kapan lagi kalau tidak dari sekarang, semua #PastiDikasihLebih.
 
Bisa jadi ini pilihan tepat untuk masa depan keluarga saya [Foto: Dok. Pri ]