Sunday, May 22, 2016

Jangan Gadai Nyawamu Demi Asap Itu

Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016
Dengan Hastag #SuarakanKebenaran
Foto: Dok. Pribadi
Sadar atau tidak, Indonesia menjadi surga dunia “ngepul”nya asap rokok. Bisa jadi, kebijakan pemerintah tentang cukai rokok masih longgar, meski bea cukai rokok sudah dinaikkan. Mungkin saja, masih ada pat gulipat antara pemangku kepentingan dengan pengusaha-pengusaha rokok yang masih bebas berproduksi.

Di dunia, rokok menjadi salah satu penyebab utama kematian.  Menjadi barang legal yang membunuh  hingga separuh pemakainya. Setiap jam, sedikitnya ada sekitar 50 orang terenggut nyawanya karena penyakit yang diderita akibat menghisap rokok secara kontinu khususnya di negeri ini.

Kebiasaan merokok yang sudah berlangsung lama dilakukan seseorang, dari 30 jenis penyakit yang ditimbulkan, salah satunya akan menghinggapi perokok. Penyakit yang ditimbulkan memang tergantung dari kadar atau zat berbahaya yang tergantung di dalamnya, lamanya waktu merokok, serta bagaimana cara seseorang tersebut menghisap rokok. Apabila merokok dilakukan sejak muda, maka semakin besarlah risiko mendapat penyakit di hari tua.

Bahaya Rokok
Anda perokok? Waspadalah! Untuk sebatang rokok, terkandung sekitar 7.000-an lebih zat kimia, dan yang paling menakutkan sebanyak 200  jenis memiliki sifat karsinogenik (zat yang dapat merusak gen dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya kanker paru, emfisema, juga bronchitis kronik), termasuk kanker dengan jenis lain semisal kanker mulut, esophagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, rahim, dan nasofarings. Hal yang juga sangat membahayakan karena rokok adalah aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Hal ini dapat menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, kemungkinan stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.

Generasi muda yang terpapar iklan, promosi, dan sponsor rokok
Foto: Dok. Pribadi
Racun rokok yang paling besar berasal dari asap ujung rokok yang sedang tidak dihisap. Asap yang tersebut sebagai dari pembakaran tembakau yang terjadi tidak sempurna.  Perlu tahu, dalam asap rokok mengandung  zat berbahaya, benzene, nikotin, nitrosamine, senyawa amin, aromatik, naftalen, ammonia, oksidasi sianida, karbon monoksida benzapirin, dan sebagainya. Bagian-bagian tersebutlah yang akan terus mengendap di dalam saluran pernapasan dan membahayakan tubuh pemakai. Kebulan asap rokok pun mudah sekali menempel pada benda-benda yang ada di sekitar ruangan dan mampu bertahan hingga tiga tahun.  Satu catatan lagi, endapan yang menempel di benda-benda tersebut tetap membahayakan.

 “Generasi muda yang terpapar iklan rokok, promosi, dan sponsor berjumlah 89,3% remaja  usia 13-15 tahun, melihat iklan rokok melalui billboard. 76,6% remaja usia 13-15 tahun meihat iklan rokok melalui majalah/Koran. 11,3% remaja usia 13-15 tahun memiliki barang dengan logo industri rokok, dan 7,7% remaja usia 13-15 tahun pernah menerima rokok gratis. Hal ini semua merupakan cara-cara atau proses rekrutmen perokok baru”, jelas Dokter Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, Kepala Subdirektorat Subpenyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kementerian Kesehatan RI.
dr. Theresia Sandra Diah Ratih, M.H.A. (Tengah)
Kepala Subdirektorat Subpenyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi Kemenkes RI
sebagai pembicara pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016.
Foto: Dok. Pribadi
Sejalan dengan hal itu, proporsi perokok pemula mulai usia 10-14 tahun meningkat sangat tajam. Akan tetapi, yang patut dan sangat disayangkan adalah, adanya anak-anak yang aktif sebagai perokok seperti kasus Sandi Adisusanto di Malang dan Aldi dari Banyuwangi.

Dari kasus itu, peran besar orang tua untuk menjaga anak-anak mereka dari lingkungan yang tidak kondusif (membahayakan) terutama rokok sangat diperlukan. Pengawasan ketat kembali kepada pola didik dan asuh dalam keluarga. Mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai kesehatan sejak usia dini menjadi bagian penting untuk menghasilkan generasi muda sehat dan cerdas.

Untuk Anda yang sudah jauh terbenam dalam asap rokok perenggut nyawa itu, sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan untuk berhenti. Niat, jika tak ada niat tentunya keinginan untuk merokok masih terus berlangsung. Diawali dengan niat yang kuat dan bersungguh-sungguh, niscaya Anda bisa berhenti.

Membuat semacam notifikasi kepada orang-orang bahwa keinginan Anda untuk berhenti merokok dari sekarang, baik kepada yang perokok maupun yang tidak. Hal itu dapat membantu Anda beroleh dukungan. Cibiran untuk berhenti, abaikan! Berpegang pada prinsip Anda itu lebih baik dan menjauh dari perokok itu tindakan preventif yang membuat Anda beberapa langkah lebih maju untuk menyelamatkan diri Anda terutama dan orang-orang di sekitar Anda.

Sibukkan diri Anda dengan aktivitas yang dapat menjauhkan diri dari rokok. Aktivitas yang Anda lakukan memberi efek baik untuk kesehatan. Tanamkan dalam diri untuk sehat. Permen dapat menjadi salah satu solusi untuk Anda berhenti merokok. Bawalah permen tersebut ketika Anda bepergian. Itu dapat mengurangi ketergantungan Anda pada rokok.

Jangan biarkan diri anak-anak dan diri Anda menjadi target para produsen rokok yang semakin hari semakin gencar merayu. Asap-asap yang dikibarkan menjadi pembunuh diri perlahan-lahan. Penting bagi kita sebagai orang tua untuk selalu mengingatkan dan melindungi diri anak-anak dan remaja kita dari sasaran marketing industri rokok.

Upayakan secara berkesinambungan bahwa, tidak ada anggota keluarga yang merokok. Ingatkan mereka dengan cara-cara Anda dengan tetap memperhatikan etika kesopanan dalam bertata krama. Sudah seharusnya, kita yang tidak merokok untuk melindungi masyarakat yang terkena dampak rokok, baik yang aktif maupun pasif, utamanya wanita, balita, juga anak-anak yang masih sekolah. Ibu hamil, jauhkan mereka dari asap ini karena akan mempengaruhi perkembangan janin yang dikandungnya. Hal terpenting, jangan coba-coba untuk merokok!

Hal tersebut menjadi upaya Kementerian Kesehatan dalam memperingati Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2016 yang mengambil tema “Suarakan Kebenaran”. Tujuan diadakan peringatan HTTS 2016 ini secara umum untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi kepada seluruh masyarakat dalam upaya penanggulangan dampak buruk rokok terhadap masyuarakat.

Sementara tujuan khusus yang didengungkan Kemenkes untuk menyambut HTTS 2016 adalah 1) meningkatkan kemampuan advoaksi kepada kepala daerah dalam penanggulangan konsumsi produk rokok; 2) meningkatkan pengetahuan dan kesadaran kepada anak dan remaja tentang bahaya rokok; 3) meningkatkan peran guru dan siswa dalam menurunkan prevalensi perokok pemula; dan 4) menyukseskan implementasi peraturan KTR di Indonesia.

Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia Smoke-Free Agent (SFA) menyampaikan hal senada bahwa, industri rokok bukan rahasia lagi, mereka memasarkan rokok dengan beragam cara, terutama kepada remaja-remaja Indonesia. Salah satunya melalui music yang sangat diminati  remaja. Industri rokok mendatangkan penyanyi dan musisi populer untuk menarik minat. Acara yang digelar pun free dengan disertai promosi di mana-mana.
Mba Tyas, representatif Indonesia Smoke-Free Agent mengungkap fakta dan data
Foto: Dok. Pribadi
Seperti yang dikatakan Tyas dari Indonesia Smoke-Free Agents, bahwa di acara tersebut promosi yang dilakukan beragam cara, baik online maupun offline. Melalui media online, industri mengajak dan memperkenalkan tagar-tagar kepada browser untuk membiasakan diri memakai tagar dari mereka. Pun mereka berpromosi di media sosial hingga menjelang acara.

Ada banyak temuan yang diinvestigasi oleh Tim SFA tersebut terhadap acara yang dilakukan oleh industri rokok. Mereka membagi dalam tiga tahapan, yaitu pertama, pengamatan pra acara: Acara yang disponsori rokok memakai nama acara atau bentuk promosi yang mengidentifikasikan namanya terhadap produk rokok tertentu, contohnya UrbanGiGs. Kedua huruf “G” itu mengindikasikan merek rokok tertentu.

Salah satu iklan rokok "tersembunyi" di balik huruf "G"
Foto: Dok. Pribadi
Kedua Pengamatan Saat Acara. Logo sponsor rokok baru terlihat jelas dan sangat mencolok. Misalnya pada acara Java Jazz Festival. Artinya, produsen berani dan terang-terangan memasang logo, ini seperti  kamuflase material promosi. Mereka tidak berani memasang logo terang-terangan untuk promosi, tetapi  ketika acara berlangsung, logo rokok promosi bertaburan.

Ketiga, pengamatan pasca acara. SFA lebih menekankan kepada media sosial. Banyak postingan di medsos beredar setelah acara berlangsung. Hal itu ditelusuri melalui tagar-tagar yang menjadi symbol (hastag).
Remaja, sebagai pengguna medsos dengan bangga dan antusias mengunggah foto berbagai konten acara musik  yang  mereka datangi. Dapat dilihat pula bahwa ada subliminal message (pesan tersembunyi) produk rokok masuk ke dalam otak mereka dan siapa saja yang melihat konten mereka di media sosial.

Anak-anak muda yang bebas,berhak memilih hidup lebih baik juga sehat bebas dari rokok. Katakan #CUKUP kepada industri rokok yang menjadikan kita kendaraan baru pemasaran mereka. Rokok merupakan penyebab kesakitan dan kematian yang dapat dicegah. Sebelum terlambat, berhentilah merokok demi diri Anda dan orang-orang di sekitar Anda.


#SuarakanKebenaran