Mencecap ragam kuliner Indonesia sepertinya tak akan ada habis-habisnya. Ada saja
menu-menu baru bermunculan. Entah itu menu kelas resto maupun menu kelas
bintang lima.
Patut diapresiasi, bahwa keberadaan kuliner Indonesia telah menjadi pembicaraan panjang tak hanya di dalam
negeri, tetapi merambah hingga mancanegara.Tak ayal memang, negeri ini kaya
bahan pangan lokal berkelanjutan yang diproduksi dari bahan-bahan
asli Indonesia.
Bahan-bahan tersebut mampu memberikan
cita rasa berbeda di lidah penikmatnya. Oleh karenanya, kuliner Indonesia menjadi salah satu
tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, penuh cita rasa yang kuat. Kekayaan
jenis masakannya merupakan cermin keberagaman budaya dan tradisi Nusantara yang
terdiri atas 6.000 pulau berpenghuni, dan menempati peran penting dalam budaya
nasional Indonesia secara umum.
Hampir seluruh kuliner
Nusantara kaya bumbu yang berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai,
temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa, juga gula aren. Pun diikuti
penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat
pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal dari, seperti India, Tiongkok,
Timur Tengah, dan Eropa.
Dari perdagangan yang
dilakukan antarnegara, bisnis kuliner pun berkembang pesat. Bisnis kuliner tidak
akan pernah ada matinya. Ini menjadi bisnis yang sangat menjanjikan di
Indonesia. Apalagi di Jakarta yang menjadi pusat dari seluruh kegiatan bisnis
negeri ini.
Setiap hari, ada saja
orang yang datang dan makan ke berbagai tempat, mulai dari resto hingga
dagangan kaki lima. Bayangkan saja, dari hasil penelitian Jakarta Dining Index
dan Qraved dikatakan bahwa penduduk Jakarta setiap tahun mengunjungi restoran
hingga 380 juta kali dan mengeluarkan uang hingga US$ 1,5 miliar setara dengan
Rp21,4 T.
Hal tersebut didukung
pula dengan bertumbuhnya resto kelas menengah dalam kurun waktu lima tahun yang meningkat pesat hingga 250%. Jadi,
jangan heran kalau di Jakarta punya banyak pilihan resto (berdasarkan data
Market Access Secretariat Global AnalysisReport).
Di Indonesia, makanan
dan budaya tidak dapat dipisahkan karena keduanya saling terkait. Kita tidak
dapat bicara tentang budaya secara menyeluruh tanpa mempelajari kebiasaan
makan dan makan orang-orang dalam budaya itu sendiri. Memahami kebiasaan makan
Indonesia sangat penting untuk memahami budaya Indonesia.
Tidak ada tempat yang
lebih benar daripada di Indonesia, negara terbesar keempat di dunia, sebuah
kepulauan yang terdiri lebih dari 17.000 pulau, mencakup seperdelapan dunia dan
ditempati oleh sekitar 490 kelompok etnis.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memang kaya jenis makanan dan cara makan. Setiap
subkultur di Indonesia punya jenis makanan sendiri, serta cara makan yang unik
termasuk menu dan waktu makan. Sepanjang sejarahnya, awal Indonesia mengalami
kedatangan banyak makanan dari daerah terdekat, sebagian besar datang melalui
Asia Tenggara dan Semenanjung Malaya, serta jauh dari tanah air seperti India,
Cina, bahkan Timur Tengah.
Gaya hidup dan pola
makan orang Indonesia juga banyak dipengaruhi oleh kebiasaan makan dan makanan dari
luar negeri, seperti budaya Barat untuk makan roti atau sereal di pagi hari.
Daratan Asia seperti Cina, berupa mie. Seiring bergulirnya waktu, orang datang
dan pergi meninggalkan pengaruh pada budaya Indonesia yang akhirnya bergeser
sedikit demi sedikit.
Bagaimana kulinaria Indonesia didefinisikan? Bisa jadi, tidak ada jawaban yang sederhana. Jika kita meminta orang Indonesia untuk menamai “masakan Indonesia,” mereka akan kesulitan menyebutkan satu hidangan. Jawabannya hampir selalu mengacu pada kelompok etnis atau wilayah tempat asal makanan tersebut berasal.
Bagaimana kulinaria Indonesia didefinisikan? Bisa jadi, tidak ada jawaban yang sederhana. Jika kita meminta orang Indonesia untuk menamai “masakan Indonesia,” mereka akan kesulitan menyebutkan satu hidangan. Jawabannya hampir selalu mengacu pada kelompok etnis atau wilayah tempat asal makanan tersebut berasal.
Hal ini mempengaruhi
gaya hidup masyarakat Indonesia itu
sendiri. Nah, apakah banyak restoran yang menawarkan gaya hidup sehat untuk
masyarakatnya dari makanan yang dibuat? Saya yakin, jawabannya sangat terbatas.
Kalaupun ada, harganya relatif mahal. Otomatis, akhirnya banyak tawaran datang
dari berbagai restoran yang menyajikan makanan cepat saji (junkfood).
Dari makanan sendiri
menurut Kementerian Kesehatan dilaporkan
bahwa pada 2016, warga Jakarta ada di urutan pertama untuk angka obesitas (39,7%)
berdasarkan data Renstra Kemenkes 2015-2019. Ini 2,5 kali lebih besar
dibandingkan angka obesitas di NTT yang hanya 15,2%.
Ketua bidang organisasi
dan sistem informasi kelembagaan PB IDI, Dr. Mahesa mengatakan bahwa hal itu
disebabkan kebiasaan dan pola makan orang Jakarta yang hobi mengonsumsi makanan
tidak sehat (junk food), stress dan kurang aktivitas fisik.
Untuk menjawab hal ini
pada Kamis (19/07/2018) bersama rekan-rekan Food Blogger, saya menghadiri “Lemonilo
Menggagas Gerakan Café & Ropang Sehat Bersama Pengusaha Kuliner Ibukota”. Bertempat
di What’s Up Café, Tanjung Duren Barat, Jakarta Barat.
Nah, siapa yang tidak
atau belum kenal Lemonilo? Kalau belum kenal, ayo kita kenalan dulu ya. Lemonilo
itu salah satu brand berbasis teknologi,
lebih tepatnya healthy
lifestyle ecosystem yang menghadirkan beragam produk alami dan
terjangkau untuk segala kebutuhan yang bebas dari 100+ bahan sintetis
berbahaya, bermitra dengan UKM dari seluruh Indonesia. Lemonilo punya misi membantu masyarakat Indonesia menjadi
lebih bahagia dan produktif, dengan menjalankan hidup sehat yang mudah dan
terjangkau.
Bicara Lemonilo yang
bermitra dengan UKM, Lemonilo punya tiga alur ekosistem lho. Pertama, menjadi satu-satunya curated
marketplace di Indonesia. Lemonilo memastikan bahwa semua produk yang ditawarkan
alami dan sehat dikonsumsi. Kedua, Lemonilo juga turut membantu mitra UKM melakukan optimalisasi produksi. Ketiga,
sebagai hasil dari penggabungan kekuatan teknologi dan sumber daya UKM,
terciptalah berbagai produk alami dan terjangkau yang menjawab kebutuhan pasar,
di bawah bendera Lemonilo.
Nah, kalau kalian punya
UKM, bisa lho bergabung di Lemonilo dengan mengikuti semua prosedur yang
diberlakukan. Jika prosedur sudah dilengkapi, jualan deh di Lemonila.
Lemonilo saat ini sedang
gencar lho melakukan Gerakan Café & Ropang Sehat. Gerakannya itu dimulai
dari menawarkan menu mie sehat dengan bahan-bahan alami dan harga terjangkau.
Mie-nya pun bebas dari bahan pengawet, pewarna, juga MSG. Kalian juga bisa lho pantengin akun
media sosialnya (Instagram @lemonilo) untuk intip-intip apa event yang bakal
digelar lagi dengan mengangkat pola hidup sehat.
Gerakan Hidup Sehat Lemonilo
ini dimulai dari What’s Up Café ternyata. Mengapa What’s Up Café? Karena, café ini ternyata dalam susunan menunya menjual
salah satu makanan berbahan dasar mie sehat dari Mie-nya Lemonilo. Jadi, makan
mie Lemonilo di What’s Up Café tetap sehat karena bahan dasarnya juga sehat.
Selain itu, What’s Up Café
juga punya 12 cabang yang tersebar di beberapa tempat. Ada pula Departement od
Juicetice, Warung Overtaste, Farmer’s Bowl, Roti Eneng, Kolari Coffee, dan Medfit.
Dalam kesempatan ini
pula, Shinta Nurfauzia selaku CEO Lemonilo menyampaikan satu harapan, dengan
adanya menu sehat di tempat-tempat yang sebelumnya tidak ada menu sehat dapat
membantu masyarakat Indonesia memulai pola hidup sehat yang lebih sehat
secepatnya. Harga menu di tempat-tempat tersebut sangat terjangkau, dari harga
18 ribu rupiah, sehingga siapapun bisa menikmati.
Oya, peserta gathering
juga disuguhkan bagaimana Adelia Izza membuat Mie Lemonilo Peanut Butter
sebagai dasar campuran mie dengan tambahan sayuran, toge, telur rebus, bawang
goreng, di-garnish dengan wortel dan irisan daun bawang.
Aroma wangi tercium dari
peanut butter yang mampu merangsang orang-orang yang hadir di acara ini untuk
merasakan. Mie Lemonilo dengan Peanut Butter menjadi semacam menu pilihan lain
makan secara sehat bebas penyakit.
Untuk melihat antusiasme
peserta gathering ini juga, Lemonilo dan What’s Up Café mengadakan kompetisi
meng-garnish mie Lemonilo dengan hanya lima macam bahan saja yang sudah
disediakan. Masing-masing peserta menciptakan kreasi sesuai yang mereka inginkan.
Kompetisi ini terdiri
atas tiga bagian, dari setiap bagian dipilih satu pemenang menurut juri yang
terbaik dari hasil garnish yang mereka buat. Seru memang! Tak sekadar makan,
tetapi bagaimana membuat makanan itu semakin ingin untuk disantap dari tampilan
yang menarik.
Mie Lemonilo yang digarnish dengan telur ceplok, ayam, selada, dan irisan cabe merah & daun bawang [Foto: Dok Pri] |
Kompetisi ini juga bisa
dibilang sebagai salah satu daya tarik dari gerakan Lemonilo untuk menjadikan
mie Lemonilo sebagai makanan sehat dan masyarakat Indonesia menerapkan pola
hidup sehat.
Ronald Wijaya, selaku President
Lemonilo menyampaikan, “Ke depannya, Lemonilo akan memperluas gerakan ini. Kami
mengundang seluruh pengusaha kuliner di Indonesia untuk menyukseskan gerakan
ini dalam membangun Indonesia lebih sehat. Caranya sangat simpel, mulai dari
menawarkan pilihan menu yang lebih sehat dengan harga terjangkau bersama
Lemonilo.”
Lemonilo juga berharap
untuk masyarakat Indonesia, bahwa menjaga kesehatan tubuh dapat dimulai
dari memilih menu sehat dan terjangkau, bahkan di tempat-tempat yang tidak
sehat sekalipun. Jadi, bersama Lemonilo, kalau kalian mau nongkrong di Café pun
bisa dilakukan dengan cara sehat dan tidak merusak tubuh.
Perlu kalian ketahui
juga untuk keunggulan mie Lemonilo ini ya. Mie Lemonilo (Mie Goreng) merupakan
Mie Instan Alami yang terbuat dari bahan-bahan pilihan berkualitas dan alami
pula. Mie ini rendah gluten karena
menggunakan tepung mocaf yang terbuat dari singkong.
Warna hijau yang ada di
mie berasal dari daun bayam yang ditanam secara organik hidroponik tanpa
pewarna buatan. Mie-nya tidak melalui penggorengan karena proses pengeringan
melalui oven sehingga menghasilkan produk
dengan jangka waktu kadaluarsa cukup lama dan rendah lemak. Terpenting lagi,
mie ini terbuat dari bahan-bahan alami tanpa pengawet dan tanpa MSG.
Bagaimana dengan
kandungan gizi yang ada di dalam mie Lemonilo? Takaran saji 77gr; energi total
283 kkal; energi dari lemak 36 kkal; lemak total 4 gr; lemak jenuh 2 gr; lemak
trans 0 gr; kolesterol 0 mg; natrium 596 mg; karbohidrat total 54 gr; serat
pangan 3 gr; gula 5 gr; protein 7 gr; vitamin D 0%; zat besi 0%; dan kalsium
4%.
Bergabung di Lemonilo, kita bisa langsung jualan [Foto: Dok Pri dalam Lemonilo] |
Eits,
tunggu dulu, mie Lemonilo juga ternyata aman dikonsumsi anak-anak. Jadi, tak
perlu khawatir para orang tua untuk memberikan makan mie khususnya mie Lemonilo
ke anak-anak ayah dan ibu. Rasanya enak dan fresh. Saya sudah mencobanya,
bagaimana dengan kalian? Penasaran, kan? Makan Mie Lemonilo setiap hari? Siapa
takut?!
Kita bisa mengajak teman untuk gabung di Lemonilo [Foto: Dok Pri dalam Lemonilo] |