Thursday, February 1, 2018

Ngopi Bareng KAI, Barista Senen Mengguncang Kopi



 
Bersama KAI access, dapat aplikasinya dapat kopinya [Foto: Dok Pri]
“Hidup tanpa kopi, seperti malam tanpa bintang,” kata saya. Minum kopi, menjadi satu tradisi dan bagian gaya hidup orang Indonesia. Entah itu minum kopi di pinggir jalan, kedai, atau coffee shop modern sekalipun. Kopi sudah menjamur di mana-mana di seluruh dunia. Dengan kopi, orang bisa berbagi. Dengan kopi orang bisa merasakan satu sama lain. Dengan kopi pula semua disatukan dalam cangkir dan gelas.

Mencoba membayangkan sejenak dunia tanpa kopi. Apalagi kalau saya bukan peminum kopi. Barang yang enak itu berlalu begitu saja dari hadapan saya. Aah… sayang disayang kalau tak tersentuh oleh lidah barang satu dua sruput.

Sejenak membayangkan kalau jalan-jalan di kota, pun tempat-tempat belanja tradisional maupun modern. Duh, tak bisa dibayangkan aroma wangi semerbak yang keluar itu lenyap dari peredaran. Bahkan lenyap dari peradaban.

Bersyukurlah, kopi ada di mana-mana dengan beragam jenisnya. Ada banyak macam memang, mulai dari espresso, cappuccino, latte, mocha, café macchiato, java, café noir, bahkan original nusantara punya. Pernah tahu mungkin ya, beberapa abad lalu, minuman enak ini diharamkan (dilarang) pada sejumlah negara.



Ngopi Bareng KAI untuk penumpang KAI bersama Komunitas Kopi Nusantara [Foto: Dok Pri]

Hmm… melihat selintas dulu, pernah memang kopi dari negara asalnya Ethiopia, dilarang. Alasannya seperti tak masuk akal, karena dibilang buat mabuk. Oiya, di Eropa pun pernah dilarang oleh Raja Charles II pada 1676. Katanya, kopi itu berhubungan erat dengan aktivitas para politik pemberontak. Tetapi, setelah pelarangannya itu, Raja Charles mundur dari jabatannya.

Dari satu kerajaan di Ethiopia abad pertengahan-Kaffa-, kopi (Coffea arabica) “berjalan-jalan” ke Arabia. Yaman menjadi  tempat negara yang membudidayakannya lantas mengekspornya melalui pelabuhan Mocha. VOC lantas membeli kopi tersebut dan dibawa ke Batavia.Finally, kopi jadi barang yang sangat bernilai plus menguntungkan. Pada 1696 dibawalah bibit pertama ke Batavia untuk ditanam di Jawa oleh VOC.

Benar-benar ya, ngobrolin kopi ini tak akan pernah ada habis-habisnya. Nah, di dua hari ini, saya akan hadir dan terjun langsung untuk Komunitas Kopi Nusantara “Ngopi Bareng KAI (Kereta Api Indonesia)” di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.



Ini dia Barista-Barista andal dari Kopi Radin [Foto: Dok Pribadi]

PT Kereta Api Indonesia yang sangat peduli bahkan kepedulian yang tinggi terhadap kopi  nusantara untuk lebih dikenalkan dan diangkat ke hadapan masyarakat. PT KAI kerjasama dengan Komunitas Kopi Nusantara melalui anak perusahaannya bernama PT Reska Multi Usaha, membagikan kopi gratis.

KAI, perusahaan peduli kopi bersama Komunitas Kopi Nusantara [Foto: Dok Pri]

“Ngopi Bareng KAI” inilah yang diusung dan dihelat dari hari Selasa (30 Januari 2018) hingga Rabu,31 Januari 2018. Megahnya lagi, "Ngopi Bareng KAI" ini ada di 40 pemberangkatan  kereta di 13 stasiun. Nah, stasiun tersebut ada di 11 kota, terdiri dari Jakarta Gambir, Pasar Senen, Bandung, Cirebon, Purwokerta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Tegal, Surabaya, Malang, dan Jember.

Nah, pas banget nih, saya dapat di Stasiun Pasar Senen. Tentunya kita sudah tahu ya, apalagi mereka yang berasal dari luar Jakarta. Rata-rata kebanyakan  milih stasiun kereta api Senen untuk  yang ke daerah-daerah seperti Cirebon, Purwokerto, ada juga ke Yogya, Solo, Semarang, dan beberapa kota-kota lain jalur kereta api.



Barista Teka Teki Coffee (atas), Barista Kopi Radin (tengah), & Barista Resto Nasi Kebuli (bawah) [Foto: Dok Pri]

Stasiun Senen ini termasuk stasiun tersibuk setelah Gambir. Aktivitas yang padat di  Stasiun Senen ini (menurut) saya, menjadi daya tarik tersendiri untuk acara “Ngopi Bareng KAI” dan Komunitas Kopi Nusantara. Bisa jadi, dengan acara itu tadi dan tingginya  aktivitas orang ke daerah di luar Jakarta dan kembali ke Jakarta,  acara ini akan tersebar ke penjuru.
Apalagi, Stasiun Senen sebagai salah satu jantung transportasi kereta api yang relatif murah. Kehadiran Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi Nusantara tersebut, menjadi daya tarik tersendiri untuk mereka.



Penumpang KAI saat Ngopi Bareng KAI [Foto: Dok Pri]
 
Dalam pantauan saya pada Selasa (30/01/2018), di Stasiun Senen banyak terlihat orang-orang yang ingin pergi entah pulang ke kampung, tugas, atau sekadar liburan. Dalam notifikasi petugas Stasiun Kereta Api tentang Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi Nusantara mereka sangat antusias. Hanya dengan menunjukkan KAI Access, mereka dapat  minum kopi secara free dengan kopi pilihan dari  berbagai daerah di nusantara yang hanya berlaku dari Selasa hingga Rabu (30-31 Januari 2018).

KAI Access, official mobile apps PT KAI [Foto: Dok Pri]

KAI Access sebagai Official Mobile Application-nya PT KAI. Aplikasi ini memberikan kemudahan kita untuk memperoleh informasi dan melakukan pemesanan tiket kereta api secara daring (online) di manapun dan kapan pun.

Dengan KAI Access, calon penumpang diberi kemudahan. Apa saja kemudahannya? Yang jelas, PT KAI memberikan diskon hingga 40% dari harga normal untuk penumpang kereta api komersial, baik kereta eksekutif, bisnis, maupun ekonomi atau non-PSO untuk seluruh Jawa atau Sumatera yang melalukan pemesanan tiket berdasarkan aplikasi paling anyar KAI Access.

Nah, promonya itu memang untuk kereta komersial. Keberangkatan keretanya di 8 Januari 2018 hingga 31 Maret 2018. Ternyata, pemesanan tiket untuk keberangkatan sudah dilakukan per 15 Desember 2017 lalu. Eits, jangan  khawatir ya, kalau penumpang belum bisa  berangkat untuk tanggal yang sudah dipesan, tiket dapat diubah jadwal keberangkatannya juga bisa di-cancel.

Oya, kita bisa lho dengan mudah memperoleh KAI Access ini. Untuk yang pakai Android bisa langsung menuju ke Google Play Store dan  pengguna iOS ke Apps Store dengan cara ketik “kai access” dan akan keluar aplikasinya, lantas unduh (download). Space memori relatif kecil, hanya 16 MB. Apalagi perangkat sekarang sudah canggih-canggih dengan memori besar. Nah, setelah mengunduh aplikasi “kai access”, kita bisa mempelajari secara cepat apa saja fitur/menu yang tersaji di dalamnya.

Beberap fitur/menunya seperti Train. Train ini kalau kita ingin memesan tiket. Fitur Meals  untuk memesan preorder makanan di restorasi kereta api. Dalam tahap pengembangan juga akan ada fitur ‘e-moda’ yaitu fitur pre order kalau kita ingin menggunakan layanan antar jemput di stasiun dengan transportasi lainnya. Fitur Porter, fitur preorder jasa angkut barang atau bagasi penumpang .

Nah, ada juga lho fitur supporting seperti My Trip. Fitur  ini untuk mengetahui histori tiket yang kita pesan. Fitur Deals, tentang promo terkait kereta api. Fitur Remind Me, ini fitur untuk mengingatkan kita kalau mau pergi atau perjalanan agar tidak terlambat. Fitur ini bisa kita setting sebelum jam keberangkatan. Fitur Location, yaitu fitur untuk tahu lokasi paling up date dari kereta yang dinaiki penumpang. Fitur e-Magazine, yaitu majalah digital tentang kereta api dan fitur Chat with Loko. Fitur ini bisa jadi “teman” pribadi yang menemani kita dalam perjalanan.

Nah, mudah banget kan, dapat aplikasi, dapat pula kopi. Oya, di Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi Nusantara ini ada sekitar 50 ribu cangkir kopi lho yang dibagikan  dari 200 orang barista yang andal di bidangnya.




Nyeduh kopi di Stasiun Senen [Foto: Dok Pri]

Selain itu, ada banyak brand kopi lokal yang memang memeriahkan acara ini. Mereka berasal baik yang dekat dengan stasiun maupun brand kopi dari luar daerah Jawa, seperti Papua, Bali, Lampung, Aceh, juga  Flores. Rata-rata,pesertanya memang yang memiliki kedai kopi, penggiat dan petani kopi bahkan dari pihak roastery sendiri juga juga ada.




Barista Teka Teki Coffee (atas) dan Barista Coffelatory (bawah) [Foto: Dok Pri]

Nah, di Stasiun Senen ini saya mendapati banyak booth menarik dalam menyajikan kopi, sebut saja, Teka Teki Coffee, Kedai Kopi Radin, Coffelatory, juga Resto Nasi Kebuli Kebon Nanas.

“Acara Ngopi Bareng KAI dari KAI dan Komunitas Kopi Nusantara ini sangat bagus. Banyak jenis kopi-kopi nusantara dari berbagai daerah diperkenalkan. Mulai dari Aceh hingga Papua. Kopi lokal punya Indonesia, tak kalah dengan kopi dari luar. Hal ini menjadi satu langkah maju melalu PT KAI. Kita patut bangga. Minimal masyarakat kita  bangga dengan kopi yang kita miliki, apalagi hingga go international, lebih bangga lagi,” ucap Sulton salah satu pengunjung pengguna KAI Access yang sempat mencicipi kopi lokal racikan Kedai Kopi Radin di acara “Ngopi Bareng KAI”. https://www.instagram.com/p/BemVYQugNBe/
 
Nah, kopi-kopi yang ada di Stasiun Pasar Senen ini beragam di setiap gerai. Mulai kopi  Aceh (Gayo, Ulek Kareng), ada juga kopi dari Jambi (Kerinci), Robusta Arjuna Malang yang ditanam dengan ketinggian 1.200 mdpl, kopi Flores, Sulawesi, Temanggung, Sumatera Satu Tujuah, dan lainnya.

Penikmat kopi sejati [Foto: Dok Pri]
Melalui Ngopi Bareng KAI free ini, KAI dan Komunitas Kopi Nusantara punya cara lebih luas lagi menyebarkan informasi tentang kopi lokal kepada publik. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang charity pemilik kedai untuk berbagi hasil penjualan kopi yang mereka miliki. Pemilik kedai kopi punya banyak peluang untuk memasarkan produk kopi yang mereka miliki dalam bentuk kemasan. Contohnya green bean, roast bean, ground coffee, juga cold brew.
Dialog Barista dan Penumpang KAI Stasiun Senen [Foto: Dok Pri]
Barista-barista kopi di Stasiun Senen pun diperkenankan menjual produk yang mereka miliki. Sepuluh persen hasil penjualan tersebut diberikan sebagai charity kepada warga di sekitar tempat penyelenggaraan  acara ( dalam hal ini stasiun Senen salah satunya). Hal ini juga dalam rangka menunjang Hari Gizi Nasional.

Oya, selama Ngopi Bareng KAI di Stasiun Senen ini, ada hal baru yang saya peroleh on the spot. Apa itu, saya baru tahu dari salah seorang barista, Mas Rivky dan Mas Aa dari Kedai Kopi Radin, mereka bilang ke saya, kalau kopi yang bijian dan sudah di-roast itu dibalurin cokelat leleh, terus dimakan enak. Eh, beneran. Sampai rumah saya cobain. Enaaak banget. Jadi, kopi biji plus cokelat latte original. Hahaha.




Toss pencinta kopi di Stasiun Senen, Jakarta [Foto: Dok Pri]

Saya jadi makin cinta sama kopi lokal dan original Indonesia. Dengan cara Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi Nusantara ini, kopi-kopi lokal Indonesia punya semakin naik kelas. Ada harapan baru bagi pencinta kopi khususnya, kalau kopi dari luar bisa membungkam mulut orang Indonesia, kenapa tidak kopi lokal bisa membius mulut orang-orang mancanegara, bahkan  ingin balik lagi mencoba. Semangat Barista-Barista Indonesia, biji-biji kopi itu sudah menjadi satu raga dalam tubuh kalian.


Sebelum berangkat ke beberapa daerah di Indonesa, Daniel Perez, traveler dari Venezuela sebagai pengguna KAI sedang menikmati Ngopi Bareng KAI di Stasiun Senen, Jakarta [Foto: Dok Pri]

Komunitas Kopi Nusantara dan KAI memberi satu arti untuk meraih kehidupan yang lebih baik bagi penggiat kedai kopi dan petani kopi khususnya. Semangat ngopi... ayooo kita ngopi lagi.