Monday, November 20, 2017

Menjelang Pameran Pendidikan Islam Internasional di Helat di Indonesia




Indonesia, negara multikultur dengan beberapa agama yang hidup saling berdampingan. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan orang-orang dari penjuru dunia untuk belajar (studi), tinggal, juga bekerja. Di Indonesia juga, penduduknya dikenal ramah-ramah dan murah senyum. Hal ini tak lepas dari nilai-nilai toleransi yang ditanamkan dalam satu keluarga kepada  anggota keluarga mereka. 

International Islamic Education Expo 2017 ICE BSD [Foto: Dok Magnitude]
Tak heran, banyak orang-orang di luar Indonesia senang tinggal di negeri “gemah ripah loh jinawi” ini. Selain itu, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Meski begitu, orang-orang di luar yang non Islam pun sangat menghargai dan saling dukung satu sama lain. Walaupun kepercayaan berbeda-beda, tetapi rakyat Indonesia bisa tetap bersatu, sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 

Sejalan dengan keragaman kultur dan agama di tanah air, satu hari ke depan, bakal digelar helatan besar dengan nama Pameran Pendidikan Islam Internasional. Indonesia menjadi tuan rumah dari acara yang akan mengambil tempat di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang Selatan, Banten pada 21-24 November 2017. 

Pameran ini mengusung tema “Pendidikan Islam untuk Perdamaian Dunia”. Dalam pameran ini nanti, akan menghadirkan beragam lembaga pendidikan Islam, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Mereka akan mengambil tempat di lebih dari 200 stand pameran.

Kalau dilihat-lihat,  pameran yang digelar oleh Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia ini menjadi pameran International Islamic Education Expo terbesar di Indonesia. Ini boleh dibilang menjadi referensi untuk siapapun yang ingin mencari studi Islam dari beragam sekolah, lembaga, maupun perguruan tinggi dengan berbagai program dan jurusan.

Nah, beragam acara pun akan hadir dalam satu kesatuan expo ini. Contohnya, Seminar Internasional Tahunan tentang Studi Islam (Annual International Conference on Islamic Studies, AICIS), Deklarasi Jakarta, Apresiasi Pendidikan Islam, Seminar Internasioanl mengenai Studi Pesantren, dan jangan sampai terlewatkan pula, ada kompetisi robotik Madrasah. 

Melalu pameran yang akan berlangsung empat hari ini, diharapkan bisa menyebarluaskan beragam informasi tentang khazanah Pendidikan Islam di Indonesia kepada pengunjung asing maupun sebaliknya. Kementerian Agama yang punya hajatan ini sebenarnya menjadi bagian rencana besar negara Indonesia sebagai pusat pendidikan Islam dunia. Jangka Pendek dari perhelatan ini membuat negara ini lebih dikenal masyarakat luas, baik nasional juga internasioan sebagai tujuan studi Islam yang menarik untuk siapa saja. 

Pameran ini bakal meriah, mengapa? Ya, di pameran ini akan menampilkan pentas seni pelajar dan mahasiswa dari beragam lembaga pendidikan Islam terkemuka tanah air. Diyakini, pameran ini mampu menjadi perhatian dunia bahwa Indonesia punya tawaran menarik dari sisi studi Islamnya.  Profesor Kamaruddin Amin, Direktur Jenderal Pendiikan Islam Kementerian Agama mengatakan, Indonesia adalah tujuan tepat untuk studi ilmu agama. Selain karena keislaman yang inklusif, Indonesia juga kaya lembaga pendidikan Islam bermutu.

 “Selama ini studi Islam banyak berkiblat ke Arab dan Barat, karena mereka telah terlebih dahulu mengembangkannya. Namun dari segi konsep dan mutu Indonesia berani dibandingkan,” katanya di Kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (15/11/2017).

Di tanah air, saat ini ada sekitar 600 pendidikan tinggi Islam, 75 ribu madrasah tingkat menengah, dan 28 ribu pesantren. Dengan jumlah penduduk yang mayoritas Islam terbesar di dunia, mencapai 200 juta jiwa atau sekitar 87,2% dari total penduduk, Indonesia relatif  stabil dan minim soal terorisme. 

Indonesia pun berhasil mengembangkan keislaman moderat rahmatan lil alamin dan memang telah terbukti tahan guncangan meski dalam keberagaman etnis, budaya, dan agama, ucap lanjut Kamaruddin. “Di level dunia pun, Indonesia banyak menjadi objek studi keislaman inklusif, karena di negara ini beragam perbedaan dapat hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Sangat berbeda dengan keislaman yang ada di Arab dan Afrika,” tambahnya. 

Dari potensi-potensi itu, Indonesia memang layak memperoleh pengakuan sebagai salah satu pusat peradaban Islam dunia. Keislaman Indonesia diperkuat oleh beragam organisasi kemasyarakatan. Mereka saling mendukung. Oleh karenya, dapat membentuk wajah Islam Nusantara yang moderat, ramah, tentunya aplikatif.
 
Malam ini, akan digelar diskusi tentang "Islamic Studies in Indonesia" [Foto: Dok Magnitude]

Sebagai warming up dari Pameran Internasional Pendidikan Islam ini, pada hari ini, Senin (20/11/2017) bakal digelar acara On Stage Discussion di Garuda Hall: International Seminar on Pesantren Studies. Pembicara di acara ini merupakan orang-orang yang sangat expert di bidangnya. Sebut saja Prof. Azyumardi Azra, MA., Ph.D (UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta), Prof. Amin Abdullah, MA., Ph.D (UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta), Prof. Dr. Nasaruddin Umar, MA., (PTIQ, Jakarta), KH. Husen Muhammad  (Fahmina Institute, Cirebon) dan Dr. Idrus Alhamid, M.Si (STAIN Al-Fatah Jayapura).

So, gaes, untuk nambah wawasan dan pengetahuan, silakan datang. Acara ini bebas masuk (Free) tanpa dipungut bayaran. Siapa lagi  yang akan mempelajari, meneruskan, dan memberikan ilmu-ilmu keislaman kepada orang-orang terdekat kita, kalau bukan kita? Jangan tunggu lama-lama!