Sunday, January 21, 2018

Sampai Kapan Mau Ngeblog? Ngeblog Itu Bekerja untuk Keabadian


 
Sampai kapan mau ngeblog? [Foto: Dok https://prod-marketing-greenhouse.global.ssl.fastly.net]
Mau sampai kapan ngeblog?  Ajee gileee… anti mainstream ini kalau saya jawabnya, “Sebelum bendera kuning berkibar”, mungkin yang lainnya akan bilang, selagi platform ngeblog masih gratis, bisa juga sebelum sangkakala ditiup Israfil. Kalau raga belum membujur kaku, teruslah ngeblog. Kalau Pramudya Ananta Tur bilang, “Menulis itu bekerja untuk keabadian,” begitu pulalah halnya ngeblog. Ngeblog buat saya  itu bekerja untuk keabadian.

Kan, di blog juga kita menulis. Menulis apa yang dilihat dan menulis apa yang didengar. Tak melulu menulis review dan job-job undangan (meski ini "kadang" jadi tuntutan, yekan!?, hihihi).

Seperti kebanyakan, blogging bukan secangkir teh bagi setiap orang. Tetapi, kalau orang tahu omset di blogsfer, justru akan mengejutkan para blogger yang melempar tulisan setiap hari. Mungkin, kita akan secara sarkastik berpikir, “Iya ya!” Saya ingin menjadi salah satu yang berhenti ngeblog.”

Akan tetapi, ketahuilah, kita juga bisa melakukan sesuatu lain dari pada yang lain serta jauh lebih menyenangkan untuk diri secara pribadi. Mungkin ya, ini jadi seperti ajakan untuk bertindak eksodus massal dari blogging. Jujur saja, blogger masih akan terus dicari. Dicari oleh siapapun itu untuk kepentingan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
Memang, blogging itu tak semua orang melakukan. Juga tidak semua orang perlu blog. Adakalanya kita harus berhenti ngeblog dan istirahat dari blogging.

Berhenti blogging itu sama saja seperti kapan kita tidak berkomunikasi. Hal ini yang membuat saya berpikir. Perlu memang, artikel  atau bahan bacaan “Bagaimana Kita Tahu Kapan Berhenti Ngeblog?” Hal ini untuk memahami, bahwa blogging tidak untuk semua orang dan kita juga tak perlu masuk blog kalau kita tidak menginginkannya.

Perlu disesuaikan juga, ada kalanya ngeblog dan ada saatnya berhenti ngeblog. Apalagi kalau ngeblog mengganggu sisa hidup kalian. Ada saatnya juga kita tidak harus berhenti ngeblog. 
Ngeblog ini hanya perlu sedikit meluangkan waktu untuk menghadapi kehidupan kita. Kalau saya pribadi punya tip untuk “Bagaimana Mengetahui Kapan Tidak Ngeblog” lagi.

Saya akan berhenti ngeblog kalau tidak punya tujuan. Jujur saja, kita tak usah ngeblog kalau tidak mau, as simple as that. Dan jika kita tahu apa yagn harus diisi dalam blog. Kalau blog kita tak punya tujuan, menghentikan blogging jauh lebih baik.

Bisa juga, tujuan blog kita tidak harus spesifik tapi memang itu diperlukan. Tujuan blog kita, itulah yang menjadikan alasan kita ngeblog, definisi/pengertian blog kita, dan mengapa pembaca kita mesti kembali membaca blog yang kita miliki.
 
Ngebloglah selagi belum ada UU anti ngeblog [Foto: Dokhttps://cdn.igeeksblog.com]
Kalau kita ngeblog mengenai aktivitas dan urusan kehidupan sehari-hari, itulah tujuan blog kita. Dan masih banyak lagi. Kalau kita ngeblog karena memenuhi beberapa kebutuhan rohani yang cukup dalam untuk mengekspresikan diri dan kita bahagia, dan perasaan itu bertahan lebih dari tiga bulan, berarti kita punya tujuan blogging, maka teruskan saja blogging kita.

Blogging yang tidak jelas, blog kosong, hanya karena ada hubungan dan dipaksa bukan keinginan, atau karena orang lain melakukan jadi ikut-ikutan, hal itu tidak berguna dan buang-buang waktu saja, lebih baik blogging kita hentikan.

Bisa jadi juga berhentinya kita karena tidak punya waktu. Kalau waktu kita terbatas dan tidak pernah bertemu waktu yang tepat, jangan kita paksakan. Kita tidak perlu buat postingan setiap hari. Tak perlu juga memposting sepuluh kali dalam sehari.

Waktu ngeblog, itu kita sendiri yang menentukan. Kendalikan waktu kita dan jika merasa krisis waktu, lebih baik berhenti ngeblog. Katakan saja, “Tidak” kalau memang sudah berkomitmen untuk  berhenti.

Ngeblog juga bukan untuk semua orang dan ketika kita sudah mengalami banyak hal atau berbenturan sama hal lain, menghentikan blogging tak salah. Pesan saya, jangan ngeblog kalau kita tidak bisa mengikuti sisa hidup yang akan kita jalani. 

Sudah saya tuliskan bahwa ngeblog tak harus setiap hari. Ada ribuan berita dan juga artikel yang mungkin ini kita tulis di blog, tetapi terkadang kita hanya mampu menulis satu artikel, itu pun sudah keteteran. Kita bisa katakan “stop” karena sudah kehabisan waktu dan energi untuk berpikir.

Tidak semua hal harus kita bicarakan. Jadi, dengan memilih topik yang benar-benar penting untuk saya dan pembaca blog saya, makanya saya ngeblog secara bijak dan punya tujuan. Saya tidak berusaha atau ngoyo mendapatkan setiap  gram informasi dari setiap artikel yang dipublikasikan di blog saya. Bagi saya, kualitas di atas kuantitas!

Jangan pernah mengatakan bahwa kita kehabisan hal-hal orisinil untuk dituliskan. Jika kita mendapati diri kita memblokir orang lain dan tidak menulis sesuatu yang orisinil, lebih baik berhenti ngeblog. Penting bagi kita menyuarakan suara sendiri dan mengatakan apa yang ingin kita katakan.

Bisa saja kita mengutip  atau menggunakan kata-kata orang lain untuk melihat point of view (sudut pandang) ketika memberi komentar, tapi usahakan tidak menggaungkan apa yang sedang orang lain bicarakan. Biarkan blog kita menjadi kita dan suara kita. Kalau dirasa ada percampuran dan menggaungkan yang tidak-tidak, berhenti ngeblog.

Blogging itu mode untuk orang-orang yang ngeblog, mau itu alasan jangka pendek atau sama-samar sekalipun. Ngeblog perlu waktu, energi, komitmen, disiplin, keterampilan organisasi, kemampuan berkomunikasi, dan kemampuan riset serta menulis.

Karena kita mengerti cara kerja ngeblog maka kita menikmati blogging. Memang, sekali lagi, ini bukan untuk semua orang. kalau kita tidak punya  kepribadian dan rasa memelihara blog, maka jangan ngeblog. Lebih baik melakukan sesuatu yang lain dan lebih bermanfaat.

Jangan pernah menulis di blog saat lagi emosi. Saat seseorang menyerang jiwa dan pikiran kita, kecenderungan orang akan menyerang balik. Berhenti sejenak dari aktivitas menulis dan nyinyir di media sosial. Karena itu akan jadi bumerang untuk diri kita. Jangan menulis apapun di blog dan medsos kita. 

Pummel keyboard saja, tapi jangan lakukan dan posting di blog. Simpan saja reaksi yang terjadi dalam diri. Jauhkan memikirkan hal-hal yang tidak penting dan merusak pikiran kita. Intinya, jangan ngeblog kalau emosi jiwa tidak tertata.  Menghindari kata-kata kasar dalam blog ketika emosi itu jauh lebih baik.

Keberlangsungan kita ngeblog itu ada di diri kita sendiri. Perlu kita ketahui bahwa, ada beberapa tahapan dalam hidup kita ketia blogging bukan jadi pilihan yang baik. Begitu kita memulai satu blog, apakah kita harus mempertahankan selamanya? Ada sih yang melakukannya, tetapi kebanyakan orang tidak.

Blog kita itu semacam titik acuan dalam hidup ketika kita bisa berbagi pendapat dan pengetahuan dalam kehidupan kita. Terkadang, kehidupan  akan diprioritaskan di blog kita, lain waktu blog kita yang akan diprioritaskan dalam hidup. Kita mesti menemukan keseimbangan di antara keduanya. Tetapi, kalau tidak bisa lebih baik berhenti ngeblog. Kita tidak harus  terbawa arus atau ikut-ikut arus. Perlu juga kita tahu bahwa tidak semua blog bertahan selamanya. Blog berevolusi dari waktu ke waktu.

Ketika keputusan berhenti blogging sudah kita ambil, semakin kita sering mempublikasin untuk berhenti, semakin sulit untuk kembali kalau kita kembali memilih.

Jangan ngeblog karena teman juga ngeblog. Hanya karena teman atau orang lain ngeblog , terus kita ikut-ikutan ngeblog. Tumbuhkan passion, itu yang penting. Kalau ingin melakukannya, lakukan karena kita ingin melakukannya. Lakukan karena memang kita punya sesuatu untuk dibilang bahwa kita suka menulis.

Jangan mengintimidasi, memaksakan, apalagi mengkooptasi ke blog kita mengenai topik tertentu. Kitalah yang memilih blog kita. Kita tak perlu ngeblog mengenai satu hal karena orang lain (tidak ikut-ikutan latah). Kita tidak perlu ngeblog karena merasa ditantang atau tertantang. Jangan biarkan komentator atau blogger lain menekan dan memaksa kita untuk menuruti kemauannya agar kita menulis maunya dia.

Saya yakin, ada banyak blogger yang dapat memompa semangat ngeblog dan memberikan hal-hal positif. Ada banyak trafik berlalu-lalang di blog mereka, sebut saja Teh Ani Berta, Mba Wardah Fajri, Mas Satto, Mba Tanti Amelia, Buncha Elisa Koraag, Kang Arul, Bang Udin, Mas Dede Ariyanto, Kang Ali Muakhir, Mba Ety Budiharjo, Teh Liswanti Pertiwi, Petualang Cantik Mba Lita Chan Lai, Mas Dwi Wahyudi, dan masih banyak lainnya.

Kalau kita tidak ingin main game, jangan lakukan, semua itu pilihan kita.Tidak pula ngeblog tentang hal-hal yang kita tidak bisa memberi bukti. Kita bisa tanya ke beragam sumber dan banyak acuan. Jangan pernah kita tidak mengetahuinya kecuali kita bisa memberikan bukti apa yang kita tuliskan di dalam blog. Kalau salah pun kita bersedia meminta maaf.

Blog menjadi sumber berita, tetapi tidak semua blog jadi sumber berita yang bisa dipercaya. Tidak semua sumber pula bisa diandalkan. Mengecek sumber itu bagi saya sangat penting. Periksa sumber yang kita pakai sebelum membuat klaim, apakah klaim yang kita buat di blog itu benar atau salah berdasarkan sumber itu tadi.

Tidak menyebarkan rumor dan jangan berbohog. Veriikasi kapanpun kita bisa dan tidak bisa. Memberitahu pembaca kita tentang keraguan atau jangan berbagi informasi sama sekali.

Saya akan berhenti ngeblog kalau tidak ada pengembalian investasi. Begini, ngeblog itu sama seperti kita berinvestasi. Saya akan skip ketika blogging yang saya lakukan tidak ada sama sekali yang diperoleh (bukan materialistis). Menghentikan blogging ketika investasi kita dalam blogging tidak kembali. Jika tidak merasa baik, apalagi kita sudah menghabiskan waktu dan energi dari hal-hal yang “lebih baik” dan lebih penting, mending berhenti ngomong (blogging).

Kalau blogging kita menghabiskan lebih banyak waktu dan energi dibanding penghasilan, menghentikan blogging tak ada salahnya. Kita bisa menemukan cara lain menghasilkan uang.

Tidak pula ngeblog membahayakan keselamatan kita. Jangan mengambil karya orang lain. Jangan pula biarkan orang lain menuri hasil karya kita. Jangan melakukan spam dan komentar spam. Tidak memberikan sesuatu di blog yang dapat mengancam keberlangsungan diri berekspresi dan ujung-ujungnya bui.

Berhati-hatilah saat kita melakukan blogging, apalagi ketika kita membuat tulisan melawan atasan atau rekan kita lainnya. Blogging bisa berbahaya, karena kata bisa dijadikan senjata. Jaga dan pertahankan privasi kita, jaga juga kata-kata kita.

Bosan melakukan blogging, berhenti ngeblog. Kalau kita bosan dengan ngeblog, atau bosan dengan apa yang sedang kita mainkan atau tulisan blog kita membuat kita juga bosan, otomatis akan membuat pembaca kita juga bosan. Menghentikan blogging lebih baik dan menemukan hal  lain yang mesti dilakukan, jauh lebih baik.

Ngeblog itu passion [Foto: Dok https://novanews19.files.wordpress.com]
Perlu kita ingat, blogging itu untuk semua orang, tetapi tidak semua orang harus ngeblog. Sampai kapan mau ngeblog? Sampai bosan! Itu saya.

Mau terus ngeblog, ini tip saya.

1.        Teruslah dan cintailah menulis
Menulis itu bekerja untuk keabadian (PAT). Memberitakan kebenaran bukan kebohongan. Menuangkan kreativitas tanpa batas. Banyak blogger sukses akan memberitahu kita, satu-satunya orang yang layak ditulis itu diri kita sendiri. Mulailah dengan menulis diri sendiri.

2.  Interaksi
Blogging itu identik dengan interaksi. Kalau mau bicara dengan orang, berinteraksilah. Blogger sukses itu sering berinteraksi dengan pembacanya. Kalau kita tidak ingin bicara kepada orang lain, tulisah sebuah buku.

3. Sediakan waktu
Blogging itu apa yang saya bilang praktik mengintensifkan waktu. Banyak jam yang harus  kita kasih di balik tuts-tuts komputer untuk memastikan kesuksesan yang akan kita raih. Kalau mau jadi ahlinya, kita mesti melepaskan pantat kita dan melakukan banyak hal (tidak duduk diam maksudnya).

4. Menggali ide
Blog sukses itu membuat banyak hal menarik dengan mengenalkan topik baru bagi pembaca agar pembaca juga bisa berkomentar. Benar adanya, kalau tidak ada topik baru, blog akan sepi. Kita ini hidup di dunia dengan stimulus yang sangat tinggi. Konten yang baru dan menarik itu penting.

5. Amankan Basis Pustaka Kita
Membaca itu kunci untuk memonetisasi blog kita agar sukses. Memang, perlu waktu, tetapi kalau kita aktif dalam jangka satu tahun terlihat siapa pembaca blog kita.

6. Blogger Mesti Berkulit Tebal
Hubungannya apa antara kulit dengan blog? Blogger dapat menghadapi segala hal penyalahgunaan. Anonimitas memberikan orang topeng dan kita memberi bola untuk dilemparkan, baik lemparan penghinaan maupun kebaikan tanpa melihat dampak fisik dan sosial orang tersebut.
Seorang blogger mesti punya kulit keras seperti badak, tidak tipis seperti Donald Trumph. Kalau kita tidak tahan panas bekerj dengan banyak kompor, lebih baik kita keluar dari dapur.

7. Tidak Bosanan
Blogger bosanan? Alamat gagal terus menghampiri. Bosan itu seperti orang kena flu, ketika kita buka mulut, hal itu langsung menginfeksi semua orang di sekitar kita. Buang bosan, timbulkan semangat dan keras kemauan.

8. Hilangkan Obsesi Statistik
Ya, kalau kita ngeblog mikirin statistik pengunjung saja, down ngeblog bisa saja terjadi. Saya ngeblog let it flow saja. Saya tidak pernah memikirkan berapa Domain Authority (DA), berapa Page Authority (PA), berapa jumlah page views (PV) saya. Biarkan  mengalir dengan sendirinya. Terpenting saya berusaha menyajikan konten-konten yang bermanfaat. Intinya, jangan lupa berbagi tulisan kita di channel media sosial yang kita punya, sudah itu saja untuk saya. DA, PA, PV, itu bisa kita maintain sembari jalan. Saya mah ngeblog ya ngeblog aja.  

9. Blogging Tidak Juga Karena Uang
Dapat uang dari ngeblog, saya anggap itu bonus bukan hal utama. Kalau kita berpikir  bahwa “Saya ngeblog agar menghasilkan uang”, itu sah-sah saja. Tetapi, apa yang kita hasilkan dari tulisan blog, semata-mata semuanya karena uang. Tulisan blog tidak orisinal. Banyak review produk dan event. Sadar atau tidak sadar sih. Ngeblog karena uang, bagi saya itu pengecualian.

10. Fokus
Kehilangan fokus, artinya kita membiarkan  pembaca blog kita pergi. Kalau blog kita tentang masakan, fokuslah kepada itu.

11. Blogging Mempercantik Tulisan Kita
Blogging itu bijaksana. Kita punya kekuatan untuk mengomunikasikan pikiran dan gagasan kita kepada pembaca. Tulisan yang bagus di blog perlu waktu. Teruslah menulis hingga kita menemukan ritme dan pola penulisan yang  kita mau.  


12. Ukur Tenaga
Setiap blogger pernah mengalami kelelahan dan ujung-ujungnya jatuh sakit. Nah, sakit yang diderita terkadang butuh biaya lebih dari yang diperoleh. Mengukur tenaga dan kemampuan finansial juga sangat penting untuk seorang blogger. Tak perlu ngoyo setiap event disambangi. Jadi terkesan memaksakan diri, selow saja. Setelah diberi waktu “istirahat sejenak” kita bisa kembali lagi untuk memulai dan mulai berhitung.

13. Gencar Memasarkan
Hal ini berlaku untuk sebagian blogger. Ada beberapa blogger yang punya tujuan blognya sebagai alat promosi bisnis. Sah-sah saja. Pemasaran itu gampang-gampang susah juga keterampilan yang memang sulit dipelajari. Boleh jadi, gencar pemasaran perlu dilakukan untuk blog kita agar orang tahu. Rezeki itu bisa datang dari mana saja, bukan?

14. Cari Niche Blog yang Jarang
Kalau kita buat blog yang sudah banyak host/pemainnya, bisa jadi peluang kita kecil dan tipis. Buat blog yang jarang orang punya dan khusus.

15. Buat Visual Tulisan
Visual tulisan di blog itu bisa menarik pembaca seperti kunang-kunang di malam hari. Foto yang eye catching di blog kita, bisa jadi dikunjungi para pebisnis (siapa tahu, kan). Perlu pula membuat infografis.

Jadi, blogging yang sukses itu punya banyak komponen dan bisa sangat sulit kalau kita mau memenuhi seluruhnya. Perlahan-lahan tapi pasti.