Wednesday, March 7, 2018

Bersama CNI & Indonesian Social Blogpreneur: Tak Hanya Menulis, Blogger Juga Mesti Bisa Ini



Perkembangan teknologi semakin hari semakin tak terbendung saja. Ada saja teknologi baru yang muncul dan meminta kita untuk segera beradaptasi juga mengikutinya. Mau tidak mau, kita pun berlomba-lomba untuk dapat menguasai. Satu pikiran yang muncul, melalui penguasaan teknologi, semua bisa diatasi.
 
Niko Riansyah, representatif (Marketing Digital) CNI [Foto: Dok Pri]
Hal ini yang memicu saya untuk mengikuti apa yang dimaui pasar. Ya, untuk menambah dan mengasah kemampuan,  sebagai blogger, saya tidak cukup hanya dengan menulis saja. Karena tuntutan zaman, maka  mau tidak mau saya mesti meng-upgrade kemampuan saya lagi, tak terbatas hanya menulis.
 
Ani Berta, Founder ISB [Foto: Dok Pri]
Salah satu kemampuan yang sebaiknya seorang blogger juga kuasai adalah vlog (video log/blog). Nah, berkaitan dengan video log/blog ini, pada Minggu (4/02/2018) lalu, Indonesian Social Blogpreneur (ISB) yang digawangi Ani Berta dan CNI menggelar acara Blogger Gathering, bertempat di Burger King, Pasar Festival, Jakarta Selatan. Di Blogger Gathering kali ini mengangkat tema tentang Vlog. Sebagai pematerinya adalah Founder Komunitas tOekangpoto sekaligus editor foto di menara62.com, yaitu Dudi Iskandar, biasa disapa Kang Dudi. 
 
Dudi Iskandar, vlogger dan fotografer [Foto: Dok Pri]

Beliau merupakan vlogger yang banyak dan sering memenangkan lomba vlog dan fotografi. Itu terlihat dari konten-konten video dan foto yang dihasilkan berkualitas sangat baik. Tepatlah beliau didapuk menjadi pengisi materi untuk blogger gathering ini dengan keahlian yang dimilikinya. 

Nah, inilah acara Blogger Gathering yang saya tunggu-tunggu selama ini.  Akhirnya, ISB didukung oleh CNI menggelarnya, diikuti sekitar 34 orang blogger. Saya excited mendengarkan penjelasan tentang vlog dari Kang Dudi. Penjelasan beliau menarik perhatian saya untuk tahu lebih jauh seluk beluk vlog yang selama ini kurang perhatian  dari saya. 



Rekan-rekan blogger antusias mengikuti gathering tentang vlog [Foto: Dok Pri]

Vlog atau video blog atau catatan video itu hampir sama dengan blog. Penekanannya pada unsur “aku”. Jadi, catatan-catatan yang berisi kisah perjalanan seorang blogger yang dituangkan dalam bentuk video (catatannya berupa video). “Pos vlog itu berupa membuat video tentang diri kita, ada unsur “akunya” di dalam video tersebut, lalu bisa diunggah ke dalam blog atau channel media sosial yang kita miliki”, ucap Kang Dudi.

Dalam pembuatan vlog, cerita-cerita yang dimasukkan tentunya cerita keseharian yang terjadi pada diri kita lalu diposting di blog atau channel media sosial. Nah, tujuan di posting itu sebagai cara untuk memperoleh tanggapan dari orang-orang yang melihat video kita. Apakah ada perbedaan antara kita melakukan vlog dengan ketika kita membuat YouTube? Ya. YouTube tidak hanya berfokus pada kehidupan kita sehari-hari, akan tetapi dapat berlaku apa saja dengan tidak ada batasan. 

Video blogging saat ini memang semakin populer di dunia maya dan kalangan blogger. Sepertinya, untuk saya sekarang sudah saatnya mulai melakukan video blog sendiri. Karena, hal ini sangat menarik dilakukan jika benar-benar dimaintain dengan baik. Peluangnya pun hampir sama dengan kita melakukan blogging. Bahkan, bisa jadi lebih dari kita hanya sekadar melakukan blogging (kalau bicara pendapatan).

Orang-orang yang melakukan atau membuat video blog tentunya punya tujuan tersendiri. Tetapi, ada dua hal yang dicari, yaitu informasi dan hiburan. Banyak contoh orang mencari informasi melalui video, seperti tutorial aplikasi tertentu, juga untuk hiburan, seperti musik, film, talkshow, dan sebagainya. 

Video, menjadi sarana yang sangat informatif. Mungkin, untuk orang-orang yang “malas” membaca, video menjadi media yang sangat dicari sebagai “buku” kedua mereka memperoleh apa saja yang diinginkan. Karena, selain terdapat gambar visual, juga memiliki suara. 

Menurut sumber CISCO, di Amerika Serikat pada 2014 kuartal kedua, disebutkan, sebanyak 38,2 miliar penduduknya menonton video. Dari 2012 hingga 2014 ada 400% yang melihat video melalui perangkat yang mereka miliki. Ternyata, hal ini terus terjadi peningkatan yang cukup tajam. Pada 2016, ada 50% orang yang menonton video dari perangkat bergerak yang mereka miliki.  Dan 45% video yang dilihat dari perangkat mobile mereka umumnya kurang dari 6 menit. 

Nah, saya juga baru tahu bahwa di tahun 2017 secara real time story telling itu via live-stream social seperti periscope yang mulai populer dan Facebook. Sedangkan di 2018 ini insta story dan FB live mulai populer. Artinya apa? Bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi benar-benar tak dapat dihindari. Sudah semestinya  kita dan saya pribadi menambah pengetahuan agar tak terlindas zaman. 

Saya termasuk orang yang suka mengakses channel Youtube. YouTube bukan sesuatu yang asing lagi di saat sekarang. Per harinya saja, Youtube diihat oleh lebih dari 4 miliar orang. Bahkan, setiap menit, 48 jam video diunggah ke chanel YouTube. Jadi, konten apa saja yang hendak kita akses, semua tersedia di YouTube. Perputaran zaman tak dapat dielakkan, berubah atau kita musnah!
 
Dudi Iskandar, biasa disapa Kang Dudi dalam paparannya [Foto: Dok Pri]
Menurut Kang Dudi, YouTube ini menjadi website ketiga  yang paling banyak dikunjungi setelah laman Google dan Facebook. Nah, di sinilah popularitas YouTube semakin menanjak. Kini pun banyak orang berduyun-duyun membuat akun YouTube dan mengunggah video yang mereka buat ke dalamnya. 

Nah, setiap orang pun kini dapat membuat video dengan perangkat yang dimilikinya, terutama smartphone. Terpenting, orang tersebut dapat mengoperasikan device yang dimiliki, bisa mengeditnya, dapat membuat tulisan atau naskah, juga memiliki channel social media untuk menyebarkan konten video yang sudah dibuat.

Terpenting, seseorang atau blogger tersebut punya beberapa perangkat wajib yang dimiliki seperti, telepon pintar yang memang mendukung untuk program atau aplikasi pembuatan video berbasis android, iOS, windows phone, juga Blackberry, tripod untuk menyandarkan perangkat agar video yang diambil tidak goyang.  Bisa juga monopod atau tongsis, steady cam, remote contro atau tomsis, holder tripod, mini microphone tambahan, juga perekam (voice recorder).

Bicara teknologi perangkat seluler, khususnya telepon pintar, kini telepon pintar sudah cukup canggih untuk membuat video. Ditambah lagi kapasitas (memori) telepon pintar sekarang cukup besar dan resolusi gambar yang dihasilkan pun bagus. Jadi,  dengan telepon pintar pun seorang biasa atau blogger bisa membuat video dengan beragam keuntungan.

Ya, keuntungan kita merekam dengan telepon pintar, selain cepat dan mudah, juga ringan dan sangat ringkas. Telepon pintar juga banyak beredar dengan harga terjangkau, selalu ada dalam genggaman, kemampuan merekam telepon pintar sekarang sudah full-HD dengan kualitas suara yang tak diragukan, suara stereo. 

Dari sisi pengambilan gambar atau shoot pun telepon pintar dapat mengambil secara long shoot maupun cut to cut. Artinya, seseorang dapat mengambil video dalam masa rekam panjang dan juga bagian per bagian. Bicara shot sendiri, shot sebagai satu rangkaian gambar tanpa jeda (interupsi). Satu shot terbentuk ketika kita mulai menekan tombol ‘Rec’ hingga tombol ini ditekan lagi. 

Sementara scene (sin), sebagai tempat atau latar atau setting kita saat mengambil video. Atau tempat kejadian yang berlangsung ketika seseorang melakukan pengambilan gambar video. Kalau kita lihat, di satu  scene dapat terdiri dari beberapa shot atau penggabungan dari beberapa shot yang diatur sedemikian rupa berdasarkan alur cerita yang dikehendaki.
Oleh karenanya, ketika kita atau blogger ingin membuat satu cerita video, sebaiknya benar-benar disusun terlebih dahulu rangkaian cerita yang diinginkan, agar satu sama lain atau jalan cerita videonya nyambung. Sementara itu,  sequence sebagai rangkaian scene atau shot yang menjadi satu kesatuan utuh. Satu sequence dapat berlangsung  pada satu setting atau beberapa setting. Tergantung tingkat kebutuhan kita ingin mengambil berapa banyak sequence dalam satu tempat juga bisa pindah tempat.

Ada kelebihan juga ada kelemahan ketika kita ngeshot menggunakan telepon pintar ini.  Perlu diketahui bahwa sensor yang ada di telepon pintar itu lebih kecil sehingga kualitas video tidak sebagus yang berasal dari mirrorless atau DSLR. Fokusnya pun tidak dapat kita otak-atik secara manual seperti kamera DSLR. Dilihat dari diafragma lensanya pun statis dan begitu noisy ketika kita menggunakannya di tempat yang sangat minim cahaya. Akan tetapi, kalau kita menggunakan  iOS jauh lebih baik dibanding menggunakan tablet. 

Lebih lanjut Kang Dudi mengatakan, ketika kita sudah memiliki perangkat saatnya mengunduh aplikasi untuk edit video. Ada beberapa yang memang biasa dipakai untuk mengedit video di smartphone berbasis Android, seperti Power Director, Kinemaster, Filmora G, Viva Movie, Legend. Sementara itu di iOS seperti iMovie dan Splice. Nah, aplikasi tersebut ada yang berbayar dan free download. Jangan lupa pula untuk mengunduh Snapseed, baik di iOS maupun Android.

Ini menjadi hal penting juga untuk kita ketika membuat video. Orang akan terganggu ketika melihat video kita goyang-goyang dan buat sakit mata. Oleh karenanya, kita bisa memakai tripod agar posisi telepon pintar kita ajek (tidak goyang-goyang). 

“Ketika kita ingin mengambil gambar video agar tidak goyang jika tidak ada tripod, caranya dengan merapatkan tangan atau siku tangan kiri dan kanan ke bagian badan. Jadi, badan kita sebagai penyangga agar tangan tidak “lari-lari”, jelas Kang Dudi.

Memang, alangkah baiknya jika ada tripod, karena dapat menstabilkan shot, zoom in zoom out ajek, bisa mengambil low angle maupun high angle shot, melakukan selfie, juga timelapse. 

Kalau tripod saja, rasanya masih kurang ya. Video tanpa latar belakang musik atau cerita rasanya hambar. Oleh karena itu, janga lupa lho ya untuk menyiapkan seluruh bahan-bahan video, mulai dari database, musik untuk latar. Nah, musik untuk latar ini dapat menggunakan musik instrument. Bisa diambil dari YouTube; Bensound.com; freemusicarchive.org; joshwoodward.com; freesoundtrackmusic.com; dan incompetech.co.

Oya, Kang Dudi juga menyampaikan kepada kami para blogger mengenai cara shoot. 
Menurutnya, ada lima cara ketika kita ingin ngeshoot, yaitu mulai dari close up muka, close up aktivitas, wide shot, side shot, juga over-the shoulder shot. Lebih lanjut disampaikan, tiap shoot yang diambil 10 detik, kita coba menahan napas seandainya tidak menggunakan tripod. Kalau terjadi shaking atau hasilnya kurang memuaskan, kita bisa shoot lagi. 

Pada dasarnya, proses pengambilan gambar untuk video vlog hampir mirip dengan penulisan di blog, yaitu menggunakan rumus 5W + 1H. Akan tetapi, kebanyakan di vlog deskripsi panjang itu ditiadakan, justru kita lebih menjelaskan secara lugas, tepat, dan tidak bertele-tele. Vlog itu menghindari yang namanya formalitas. Jadi, menurut pendapat saya, vlog sifatnya fleksibel dan tergantung kebutuhan untuk apa dan siapa. Bahasa yang digunakan pun bahasa tutur (lisan) dalam kalimat aktif dengan struktur kalimat sederhana, mudah dan cepat dimengerti orang. 

Biasanya kalau dalam bahasa tulis kita menuliskan informasi secara detail, lain halnya dengan vlog, kita menghindari rujukan waktu dan tempat terlalu detail. Bisa jadi, orang akan bosan hanya mendengarkan informasi detail  dari waktu dan tempat saja. Biasanya, orang melihat video ingin lihat langsung ke pokok permasalahan. 

Mungkin teman-teman pernah melihat video dengan gambar yang agak buram. Nah, gambar yang agak buram ini ternyata berhubungan erat dengan resolusi video yang dihasilkan. 

"Resolusi video yang menghasilkan kualitas gambar jernih dan bersih biasanya di tonton di HD TV yaitu Full-HD (High Definition) dengan resolusi 1920 x 1080 pixel.
Ada pula resolusi video dengan 1280 x 720 HD yang pas dilihat di layar komputer atau perangkat mobile kita seperti tab, telepon pintar," jelas Kang Dudi.

Nah, agar orang puas dengan video yang dilihat, kita mesti mengunggah video yang kita buat dengan full resolution. Kualitas gambarnya juga bagus, orang tidak sakit mata melihatnya. Ukuran video yang akan kita buat dapat diperkecil juga lho ternyata. Kita bisa menggunakan aplikasi handbrake (handbrake.fr). 

Berikut hasil belajar beberapa jam untuk Vlog, langsung besoknya dipraktikkan. Inilah hasilnya. 


Di sela-sela penjelasannya, blogger juga mulai mempraktikkan pembuatan video pendek menggunakan telepon pintar yang mereka miliki. Setelah sebelumnya, diminta untuk ngeshot  beberapa video untuk disambung menjadi satu rangkaian cerita.
Kang Dudi mulai membimbing blogger. Untuk pertama, Kang Dudi memperkenalkan cara kerja tools dari Legend. Legend ini sebagai tools untuk membuat writing animation (tulisan animasi). Beliau meminta kepada blogger untuk menuliskan judul acara hari itu untuk dibuat ke dalam legend. 

Cara kerja legend ini sangat simpel.
1.    Kita buka aplikasinya, akan tertulis “Easy reading is hard writing” atau tulisan lainnya yang muncul di tools. Nah, di tempat itu kita bisa menuliskan judul apa yang kita mau tetapi singkat dan jelas. Karena hanya terdiri 69 huruf.
2.    Selanjutnya, pilih foto atau gambar di bagian kiri bawah sesuai tema video
3.    Pilih jenis animasi teks yang diinginkan.
4.    Di bagian kanan pas video, tekan tanda garis putih untuk memilih setting format. Pilih lanscape 720, tekan “OK”.
5.    Tekan tanda “Panah” ke bawah di bagian kanan bawah, pilih “Save as Video”.
6.    Tunggu hingga penyimpanan selesai. 

Setelah proses pembuatan writing animation selesai, masuk ke tools “Power Director”. 
 
1.    Pilih New Project, beri nama judul project.
2.    Pilih aspect ration 16.9, tekan “OK”.  
3.    Masuk ke lini Power Director, ambil gambar dari Legend, tambahkan.
4.    Selanjutnya, kita bisa mengutak-atik sendiri tools Power Director ini untuk menghasilkan video yang diinginkan.

Yah, kalau sudah bikin video blog jadi lupa waktu nih saya dan agak khawatir juga sama kesehatan badan. Padahal, kesehatan itu penting ya. Nah, untuk menjaga stamina tubuh selama ngevlog, saya konsumsi rutin lho produk dari CNI. Apalagi cuaca yang sering berubah seperti saat ini. Ya, produk-produk yang dihasilkan CNI menjadi andalan saya. 

Baca Juga:

Salah satu produk yang sering saya konsumsi itu Hot Dark Chocolate. Ini merupakan serbuk minuman kakao dengan ginseng (Cocoa Powder Drink with Ginseng) yang diproduksi oleh PT Sukses Abadi Farmamindo. Didistribusikan secara khusus oleh PT Citra Nusa Insan Cemerlang yang lebih dikenal dengan nama CNI.




Produk CNI yang dapat dibeli melalui gerainya [Foto: Dok Pri]
Nilai gizi dari Hot Dark Chocolate ini lumayan cukup untuk menghangatkan badan, 25 g. Setiap kemasannya saji mengandung 15 gram nilai gizi. Nah, energi total yang bisa saya terima berjumlah 110 kkal dengan energi dari lemak sebesar 25 kkal. Dark Chocolate ini mengandung lemak jenuh, protein, karbohidrat, gula, dan natrium. Ini aman dikonsumsi lho ya.

Jadi, saya dapat menikmati hidup dengan enak dan santai melalui produk-produk CNI punya. Benar-benar dapat merasakan lansung kesehatan yang lebih baik dari waktu ke waktu dari produk CNI. Tepat banget saya memilih CNI sebagai gaya hidup sehat saya selama ini. Aktivitas saya lancar tanpa hambatan. Sembari ngevlog, sehat tetap jalan terus. 

Oya, untuk kalian yang ingin mendapatkan produk-produk CNI, kalau tidak mau repot, bisa belanja online juga di www.geraicni.com. Di gerai ini, kalian bisa belanja produk-produk kesehatan yang dibutuhkan tanpa buang-buang waktu. 

  Di sini, GeraiCNI.Com menjual dan melayani beragam produk CNI [Foto: DokPri]

Atau kalau kalian ingin bergabung di CNI juga bisa. Nah, untuk tahu tentang bisnisnya secara detail, bisa baca DI SINI



Sekilas tentang CNI
CNI lahir di Bandung pada tanggal 1 Oktober 1986 dengan produk pertama  Sun Chlorella A dari Jepang. Seiring bergulirnya waktu, CNI terus memasarkan produk-roduknya yang berkualitas tinggi. Hingga kini, CNI telah memiliki puluhan kantor cabang dan cabang pembantu,serta ratusan Distribution Center yang tersebar di seluruh tanah air.

Logo CNI [Foto: DokIst]

Bekerja sama dengan PT Sukses Abadi Farmindo yang berlokasi di Tangerang dengan luas 12.600 m2 dan telah memiliki standar Hazard's Analysis Critical Control Point (HACCP) & Cara Pembuatan Obat yang Baik (P013), sudah lebih dari 80% produk CNI diproduksi di dalam negeri. Beberapa produknya bahkan sudah diekspor ke manca negara.

Dalam rangka memperluas jaringan di pasar internasional, didirikanlah CNI Corporation di  Malaysia untuk melakukan ekspansi ke manca negara. seperti Singapura, Hong Kong, India, Brunei, Filipina, Taiwan, China, Nigeria, dan Thailand.  Juga akan menyusul negara-negara lainnya.

Untuk menunjang kualitas produk, CNI Corporation telah mendirikan pusat riset dan penelitian di berbagai negara. Untuk menunjang produksi di luar negeri,  CNI juga telah membangun pabrik-pabrik di Malaysia, China, dan Taiwan.
Sosmed CNI [Foto: DokPri]