Tuesday, December 25, 2018

Bersama Prudential Indonesia, Perempuan Indonesia Mesti Tahu dan Paham Literasi Keuangan




Pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan [Foto: Dok Pri]
Dulu, saya sempat heran dan dalam hati bertanya-tanya, kenapa ibu saya setiap terima uang, baik dari bapak atau  dari arisan, selalu dicatat dalam satu buku khusus. Itu dilakukan sejak saya dan saudara-saudara masih kecil hingga kami beranjak dewasa. Ibu pun, setiap belanja selalu juga mencatat jenis dan nama belanjaan  ke dalam satu buku besar berikut harga yang diberikan toko, setiap hari.

Ketika ada pengeluaran sekecil apapun, ibu tetap mencatatnya. Hal ini semakin membuat saya terheran-heran dan terus bertanya. Sebenarnya, ibu mencatat hal-hal seperti itu untuk apa, apa gunanya. Seperti tak ada pekerjaan saja, tanya saya dalam hati. Saya terus mengamati catatan-catatan harian ibu tersebut.

Hingga ibu membuka usaha catering pun demikian. Semakin kompleks catatan yang dibuatnya. Saya masih belum menemukan jawaban dari  hal-hal yang dilakukan ibu.  Hingga menjelang kelas tiga sekolah dasar. Ibu hanya senyum selintas dan berkata, “Nanti juga kamu tahu apa sebenarnya yang ibu lakukan ini,” hanya begitu saja jawabannya.

Setiap ada pesanan catering, baik makanan  maupun kue-kue kering, ibu langsung  memasukkan ke dalam catatan buku besar khususnya. Hampir sekitar 14 tahun itu dilakukan beliau. Selama 14 tahun itu pula, buku besar catatan ibu telah berganti belasan kali dan catatan-catatan itu tersusun rapi dengan tulisan tegak bersambungnya.

Dari seluruh catatan yang pernah beliau torehkan itu, sekarang ini saya baru mendapatkan jawaban yang tepat, mengapa hal itu ibu lakukan. Mungkin, dulu ilmu pengetahuan dan teknologi belum begitu maju seperti sekarang. Hingga akhirnya, bertemulah saya dengan Literasi Keuangan. Ya, saya mendapatkan istilah ini dari Prudential Indonesia yang melatih literasi keuangan kepada lebih dari 2.500 perempuan selama tahun 2018.

Ternyata, inilah yang ibu saya lakukan sekitar 14 tahun lalu itu. Semua pemasukan, pengeluaran, dan hal-hal kecil berkenaan dengan keuangan dicatat. Hingga akhir bulan dilakukan kalkulasi berapa pengeluaran baik yang kecil maupun besar, lantas dibuat perbandingan dengan pemasukan.
Begitu besar peran Prudential Indonesia melatih literasi keuangan ini untuk perempuan, apalagi ibu rumah tangga Indonesia yang jarang sekali mencatat setiap penerimaan maupun pengeluaran yang dilakukannya. 

Kita ketahui bersama bahwa perempuan itu memiliki peran besar dalam pengelolaan keuangan keluarga. Hal ini sesuai dengan survei yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016. Disebutkan bahwa, kurang dari 30% orang Indonesia yang tahu atau melek keuangan. Hal ini mengandung arti, tingkat pemahaman masyarakat Indonesia terhadap beragam produk keuangan dan jasa keuangan masih cukup rendah. 

Dari hasil survei itu terlihat bahwa tingkat literasia keuangan perempuan hanya sebesar 25,5% lebih rendah dibandingkan tingkat literasi pria sebesar 33,2%.  Jadi, memang riskan sekali kalau perempuan itu bisa kena dampak isu sosial seperti kejutan finansial tak terduga juga adanya kesenjangan sosial. Hal ini menjadi tantangan yang memang harus segera diatasi semua pihak karena perempuan punya peran yang sangat krusial dalam keuangan keluarga. 

Pada Selasa (11/12/2018) saya sangat beruntung dapat memenuhi invitasi dari Prudential Indonesia yang melatih sekitar 400 perempuan dari beberapa wilayah di Indonesia  tentang literasi keuangan. Perempuan Indonesia yang disinyalir memiliki tingkat literasi keuangan yang rendah sementara roda perekonomian keluarga bahkan bangsa dan negara sekitar 60% digerakkan oleh perempuan. 

Bermula dari sinilah Prudential Indonesia mengadakan pelatihan Literasi Keuangan untuk Perempuan. Pelatihan literasi keuangan ini sebagai inisiatif PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) dalam memberdayakan perempuan Indonesia untuk lebih mampu mengelola keuangan keluarganya dan mempersiapkan masa depan yang jauh lebih baik. Jadi, pelatihan literasi keuangan ini menjadi salah satu fokus utama dan program unggulannya Community Investment Prudential Indonesia untuk bidang edukasi. 

Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia (memengang mik) [Foto: Dok Pri]
Dalam kesempatan ini hadir President Director Prudential Indonesia, Bapak Jens Reisch. Dalam sambutannya beliau mengatakan, Prudential telah hadir di Indonesia hampir 23 tahun untuk masyarakat Indonesia yang tidak hanya untuk proteksi maupun investasi, tetapi juga untuk memberikan edukasi. Prudential Indonesia sangat men-support untuk program edukasi yang dilakukan di Indonesia. Kini, di Prudential Indonesia ada sekitar 300 volunteer yang men-support program-program yang dibuat dan dikerjakan oleh Prudential.

Selain itu, menurut Jens, Prudential Indonesia memberi perhatian yang sangat besar untuk perempuan terutama dalam bidang literasi keuangan yang dijalankan Prudential saat ini. Apa yang dilakukan Prudential memang sejalan dengan strategi pemerintah yang memberikan tempat pada perempuan menjadi salah satu prioritas utama untuk program peningkatan literasi keuangan di Indonesia. Jens lebih lanjut menambahkan, Prudential memberi fokus lebih kepada bidang edukasi masyarakat, terutama perempuan. 

Fokus edukasi ini memang untuk perempuan. Perempuan diharapkan dapat memenej keuangan keluarganya juga dapat mengembangkan bisnis yang dijalaninya. Prudential Indonesia juga membuat program khusus untuk wilayah Indonesia Timur, khususnya di Papua. 

Literasi keuangan yang dilakukan Prudential Indonesia menjadi komitmennya untuk terus berkontribusi yang berkesinambungan berdasarkan peraturan yang sudah dikeluarkan OJK No. 76/2016 tentang Peningatan Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor Jasa Keuangan bagi konsumen dan/atau Masyarakat, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (revisit 2017), Peraturan Presiden  No. 82/2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) dan beragam program dari KPPPA (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak). 

Jens Reisch pun merasa bangga Prudential Indonesia bisa memberikan edukasi dan bergerak bersama pemerintah dalam Literasi Keuangan yang ditujukan untuk perempuan ini.
Pelatihan Literasi Keuangan Prudential Indonesia ini sudah dimulai sejak awal Oktober di Manado, Ambon, Sorong, Malang, dan berakhir di Jakarta pada 11 Desember 2018. Lebih dari 2.500 perempuan dari beragam latar belakang dan kalangan ikut serta. 

Mengapa kota-kota ini menjadi tujuan pelatihan? Hal ini dengan melihat indeks literasi di bawah rata-rata nasional (29.66%) seperti di Manado  (Sulut dengan indeks 28.7%), Ambon (Maluku dengan indeks 26.2%), dan Sorong (Papua Barat dengan indeks 19.3%).  

Perempuan peserta pelatihan Literasi Keuangan ini mendapatkan pelatihan dasar tentang mengelola keuangan dasar secara komprehensif dari fasilitator dengan kompetensi yang dimiliki. Fasilitator tersebut sebagai karyawan Prudential Indonesia atau PRUvolunteer. Mereka memberi pengajaran tentang jenis lembaga keuangan (konvensional & syariah) juga beragam instrumen keuangan seperti tabungan, asuransi, pinjaman, atau dana pensiun sebagai jawaban proaktif  dalam merencanakan masa depan keuangan terencana dan sedikit risiko yang dialami.

Materi pelatihan pun dibuat sedemikian rupa aga peserta paham hak dan kewajibannya sebagai konsumen. Bagaimana cara mengakses produk dan jasa keuangan pun diajarkan. Para peserta pun diharapakan dapat dengan bijak ketika mengambil satu keputusan untuk keuangannya. 

Diharapkan juga, dari pelatihan ini, peserta bisa menebarkannya kepada yang lainnya atau di komunitasnya betapa penting literasi keuangan untuk meningkatkan kualitas hidup dan masa depan mereka sendiri. 

Titi Eko Rahayu, Staf Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan KPPPA-RI [Foto: Dok Pri]
“Pelatihan literasi keungan ini didukung oleh KPPPA, makin banyak perempuan yang mandiri secara ekonomi, menyiapkan masa depan lebih baik untuk  keluarga tanpa mengganggu peran lain sebagai ibu rumah tangga,” seperti yang disampaikan Titi Eko Rahayu, Staf Ahli Menteri Bidang Pengentasan Kemiskinan KPPPA RI. 

Pun dari OJK sangat positif mengenai hal ini. Dari tahun ke tahun tingkat literasi dan inklusi keuangan terus merambah naik. Peran Prudential Indonesia menurut Horas Tarihoran  berkontribusi dengan mengadakan pelatihan literasi keuangan untuk perempuan. Pun Horas berharap dengan adanya pelatihan ini dapat membantu OJK pula dalam mencapai target literasi keuangan hingga 35% di 2019. Menjadi cita-cita bersama tentunya bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia harus naik secara signifikan, agar warga Indonesian terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, utamanya kaum perempuan.

Horas Tarihoran, Direktur Literasi dan Edukasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (memegang mik) [Foto: Dok. Pri]
Sejalan dengan itu pula, Nini Sumohandoyo, selaku Corporate Communications & Sharia Director Prudential Indonesia menegaskan perempuan memegan peran penting dalam berbagai keputusan keuangan, baik di rumah tangga maupun bisnis. “Prudential Indonesia merasa bangga dapat turut meningkatkan literasi keuangan pada perempuan, mengingat potensi besar mereka berkontribusi terhadap perekonomian keluarga dan masyarakat Indonesia.” Nini berharap di pelatihan literasi keuangan untuk perempuan ini dapat memberi inspirasi  perempuan Indonesia lebih percaya diri dalam mengelola keuangan mereka. 

Kegiatan Community Investment Prudential Indonesia  di ranah edukasi literasi keuangan masyarakat untuk berbagi pengetahuan perencanaan keuangan dasar pada masyarakat sudah di mulai sejak 2009. Kegiatannya memang berfokus pada perempuan yang mengatur keuangan dengan beragam pengetahuan agar mampu memahami perencanaan kebutuhan keuangan. Dari program tersebut telah berhasil menjangkau 27 ribu peserta di berbagai kota di Indonesia (24 kota di seluruh Indonesia).

Nini Sumohandoyo, Corporate Communication & Sharia Director Prudential Indonesia [Foto: Dok Pri]
Kegiatan ini pun bersinergi dengan berbagai kementerian, seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata, Kementerian PPPA, KKP, dan Kemendikbud. Selain itu, karyawan Prudential Indonesia pun terlibat penuh juga kemitraan beragam komunitas, seperti  komunitas istri nelayan, komunitas pedagang, UKM, PKK, mahasiswa, guru, dan IRT. 

Prudential Indonesia  tidak akan berhenti untuk terus berkontribusi. Prudential Indonesia antara 2018 hingga 2022 ingin menjangkau lebih banyak perempuan di kota-kota lain, utamanya Indonesia bagian Timur, mengapa? Sebagai bagian dari Strategi Community Investment Prudential Indonesia membantu menuntaskan tantangan daerah itu. Targetnya tidak main-main, 50 ribu perempuan Indonesia sudah ikut pelatihannya. 

Jadi, memang perempuan menjadi pilar utama dalam keuangan keluarganya. Dan apa yang ibu saya buat dulunya, kini terbukti begitu penting mencatat semua hal berbau “duit” untuk menjaga stabilitas keuangan keluarga agar terhindar dari marabahaya.