Monday, October 23, 2017

Content Writer, Profesi yang Menjanjikan




Informasi dan teknologi terus berkembang, sedikit demi sedikit media cetak pun tumbang. Perkembangan situs berita online (daring) tak dapat pula dihindarkan. Kecepatan berita agar tersampaikan ke seluruh penjuru dunia semakin gencar dilakukan. Semata-mata ingin dinyatakan siapa yang bisa maju duluan dan ikut perkembangan.

Content Writer, jangan dianggap sepele, kini sangat dibutuhkan [Foto: Dok https://contentwriters.com]
Milenium ketiga, seperti yang didengungkan dan kita jalani saat ini menuntut akses kecepatan informasi. Tak dapat dihindari memang. Orang, perlahan-lahan mulai meninggalkan cara-cara konvensional. Saatnya digital mulai berperan. Peralihan konvensional menuju digital, banyak perusahaan berita raksasa dunia bertumbangan. 

Begitulah memang adanya. Tak bisa dipungkiri, saat ini kecepatan naiknya satu berita sangat diperlukan dari orang-orang yang memiliki kecepatan bergerak seiring laju perkembangan teknologi informasi. Untuk memenuhi hal tersebut, tak salah perusahaan menggunakan jasa content writer.

Bicara content writer, hal yang pernah saya alami beberapa tahun belakangan di salah satu perusahaan penyedia informasi berita layanan restoran. Content writer menjadi satu pekerjaan yang memerlukan keluasan berpikir, membina hubungan, atraktif, interaktif, juga rasa keingintahuan yang besar.


Kantor CNI Indonesia, Puri Kembangan Jakarta Barat [Foto: Dok http://1.bp.blogspot.com]
Dalam satu rangkaian acara ulang tahun CNI Indonesia yang ke-31, pada Jumat (20/10/2017) bertempat di Kantor Pusat CNI, Puri Kembangan, Jakarta Barat, bersama rekan-rekan Blogger saya mengikuti ulasan tentang Content Writer dari Founder ISB (Indonesian Social Blogpreneur) Ani Berta. 

Menjadi satu keniscayaan bahwa pertumbuhan dunia digital seiring pula dengan meningkatnya kebutuhan informasi yang diinginkan oleh banyak orang. Pun  keadaan mengatakan, banyak perusahan maupun organisasi yang memerlukan informasi dan publikasi di setiap acara atau kegiatan yang mereka adakan.

Dari situ pula kita dapat melihat bahwa terjadi kebutuhan penulis yang meningkat tajam. Sebagaimana yang dikatakan Ani Berta, biasa disapa Teh Ani, “Dengan semakin majunya zaman, informasi pun akan semakin banyak dicari. Kebutuhan perusahaan terhadap content writer pun meningkat. Apalagi, perusahan perlu publikasi acara yang mereka adakan.”

Content Writer, sebagai seorang penulis konten pada situs web atau yang memang mengkhususkan diri pada relasi konten yang relevan untuk situs web yang dimaksud. Konten yang ditulisnya pun mesti berisi kata kunci yang ditujukan untuk meningkatkan SEO situs web tempat dia menulis. 

Ketika saya menjadi Senior Content Writer (SCW), sesungguhnya CW itu tak melulu berada di kantor. Menulis apa yang diminta, tetapi CW juga terjun ke lapangan layaknya jurnalis. Mengapa? Karena dapat merasakan pula ambiens saat berada di luar, mencari informasi, maupun berkomunikasi dengan narasumber untuk bahan tulisan. 

Memang, CW jarang-jarang untuk turun ke lapangan. Paling saat dirasa perlu dan memang harus, mau tidak mau turun. Hal ini sejalan dengan yang disampaikan Teh Ani, bahwa Content Writer juga mesti tahu lapangan/medan. Agar apa yang diperlukan oleh satu perusahaan terhadap konten sesuai dengan yang diinginkan. 

Ani Berta Founder ISB sekaligus pemateri untuk Content Writer [Foto: DokMelly]
Melihat pertumbuhan media online yang ada di tanah air, maupun website institusi yang terus meningkat, content writer menjadi satu bagian yang paling diperlukan.  Perlu kita ketahui juga bahwa tidak semua pejabat, tokoh, selebritis, maupun pemangku kepentingan punya keterampilan menulis. Juga kebutuhan produksi konten. Ada banyak website yang memang memerlukan banyak content writer untuk memenuhi content di website yang mereka miliki.

Nah, hal ini dapat menjadi satu kesempatan untuk kita menjadi CW.  Tak harus menjadi pegawai atau karyawan tetap, tetapi menjadi freelance media cetak, online, kontributor konten web perusahaan, organisasi, maupun institusi perusahaan pun bisa kita jalani. Peluang-peluang yang ada lainnya menjadi content writer juga bisa menjadi Ghost Writer. Enak, kan?

Terkadang, ada beberapa perusahaan yang meminta kita untuk menulis konten di web-web profesional di internet. Hal ini juga jadi peluang besar buat kita. Apalagi, konten yang diminta berupa terjemahan yang memang mesti berkualitas, baik itu terjemahan dari Inggris ke Indonesia atau sebaliknya. Menjadi content writer di website seperti ini, jangan salah, pendapatan bisa lebih tinggi.

Di sela-sela materinya itu juga Teh Ani menyampaikan, blogger mesti juga punya kerjaan yang dapat dijadikan pegangan ke depannya. Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi, menjadi blogger tak cukup menjadi blogger saja tanpa ada pegangan kerjaan lainnya. Kita tidak tahu pasang surutnya blogger, kepastian pendapatan pun terkadang masih dipertanyakan. 

Belum tentu pula dalam satu bulan ada yang memberikan tawaran job. Bahkan terkadang juga kosong tanpa job. Pun sekalinya ada job, bukan job berbayar. Hal-hal seperti ini mestinya di antisipasi oleh seorang blogger. Ya, hari gini blogger juga mesti cerdas memenej keuangannya. Kalau menjadi blogger hanya sekadar sampingan, itu beda lagi ceritanya. 

Nah, beberapa pemilik dan pengelola situs web sangat bergantung pada content writer untuk melakukan beberapa tugas utama, seperti memeriksa kata kunci atau membuat kata kunci, juga batasan riset  untuk kata kunci.
Bahkan, content writer juga membuat salinan editing untuk memberitahu pembaca, bahkan membuat bahan-bahan promosi perusahaan untuk  mengenalkan perusahaan ke publik. 

Seorang content writer yang berhasil ketika dia membuat pengunjung lama bertahan  di situs tertentu. Karena, dengan begitu semakin besar kemungkinan pengunjung pada akhirnya menjadi klien atau pelanggan di perusahaan tempat content writer diperbantukan.

Selama menjadi content writer, ketika membuat content yang cerdas mestilah berhubungan dengan SEO (Search Engine Optimization).  Ya, teks yang kita buat juga mestilah terkait kata kunci dan frasa yang paling memungkinkan untuk digunakan user ketika melakukan pencarian di web yang berhubungan dengan situs.

Content web yang efisien dan fokus dapat memberikan pembaca akses kepada informasi dengan cara yang mudah dipakai. Mesti juga membuat content yang unik, berguna, dan menarik, utamanya untuk pembaca dan tidak hanya untuk mesin pencari.

Beberapa hal yang disebut tadi ketika seseorang sudah menjadi content writer di satu tempat. Nah, bagaimana kalau kita ingin menjadi kontributor website di satu tempat. Ani Berta menjelaskan dengan gamblang tentang hal itu.

Menjadi Kontributor Website
Menurutnya, ada yang menjadi kontributor karena melihat penghasilan dan ada pula yang memang mau dengan sukarela. Perlu mengenali website atau portal yang kita minati atau inginkan. Jadi, tidak asal masuk ke dalam satu web. Bisa juga melakukan terobosan dengan mengirimkan proposal penawaran.

Mungkin, untuk permulaan tak salah mengisi konten gratisan terlebih dahulu dalam rangka “memenuhi” porto folio. Selanjutnya, kita juga bisa menggunakan kanal-kanal citizen journalism di beberapa media seperti Kompasiana, Indonesiana, Vivalog, Liputan6, Citizen6, dan sebagainya. Jangan lupa, setelah menulis, mempromosikan tulisan kita di media sosial.

Apa yang Mesti Dilakukan?
Selanjutnya, jangan lupa untuk melakukan hal-hal seperti tersebut. Membuat tulisan dengan minimal 500 kata. Semakin panjang dan berbobot tentunya, akan semakin bagus. Kita juga harus menyesuaikan dengan gaya penulisan yang ada di website bersangkutan atau lihat ciri khas website tersebut.

Kalau memang kita akan menulis reportase, wajib mengacu pada 5W +1H dan memerhatikan kaidah-kaidah jurnalis lainnya. Jangan pernah memasukkan opini dan perasaan, terkecuali jika memang tulisan tersebut tentang feature.  Mengatur jadwal update sesuai kesepakatan itu penting apalagi mengisi kanal yang memang kita kuasai. Keyword yang tepat menjadi perhatian dan membaca  ulang sebelum di-posting. Sertakan foto dengan resolusi tinggi.

Hindari Hal Ini
Seorang content writer mesti punya jiwa kreatif, bukan pekerja monoton. Artinya, dia buka plagiator atau tukang copy paste. Penggunaan bahasa anak-anak zaman sekarang (baca = alay) mesti dihindari, apalagi memasukkan opini yang sifatnya lebih personal. Alihkan kepentingan pribadi dalam satu tulisan, juga menyebutkan brand secara nyata (hard selling) tanpa ada persetujuan dari pemilik website.

Caci maki atau mendeskriditkan orang lain untuk tulisan jangan pernah dilakukan, termasuk juga keluar dari idealisme. Tulislah berita atau opini berdasarkan fakta yang sudah nyata kebenarannya.

Mencari Bahan Tulisan
Ada banyak cara yang dapat ditempuh seorang content writer untuk memenuhi kebutuhan content. Saat mengikuti workshop misalnya, acara workshop bisa dibuat menjadi satu tulisan indah dan sarat pengetahuan.Talkshow pun begitu. Kita dapat menggali lebih jauh narasumber talkshow setelah selesai acara. Apa yang dibicarakan saat talkshow, dan inti dari talkshow pembicara.

Buku pun bisa jadi bahan tulisan, tentunya buku yang berbobot. Majalah dan Koran pun bisa dibuat tulisan. Content writer itu memang mesti kreatif, tak melulu mengolah bahan yang sudah diberi. Diskusi forum pun bisa dijadikan bahan tulisan seorang content writer. Nah, yang sering dilakukan juga adalah mengunjungi acara atau event.

Event atau acara tentu banyak yang bisa diambil sebagai bahan tulisan dari beragam sisi. Oleh karenanya, pergi ke event hendaknya perhatikan seluruh rangkaian acara, apa yang dibuat di event tersebut, siapa-siapa yang datang.

Bertempur, kalau tak membawa senjata itu ibarat orang datang ke medan perang nyerahin diri bulat-bulat untuk ditembak mati. Nah, sebagai seorang content writer mesti, kudu, wajib punya peralatan tempur seperti kamera DSLR atau HP, alat rekam (bisa digantikan dengan rekaman dari HP) jika tak punya, pulpen, block note, power bank, dan peralatan  penunjang lainnya.

Mengapa alat-alat itu penting? Kita mesti menyadari juga, kapasitas otak kita terbatas. Belum tentu semua informasi terekam secara baik. Jika ada hal-hal yang memang diperlukan untuk dicatat, lebih baik dicatat. Apalagi penulisan nama narasumber.

Setelah menjadi content writer, tentunya mau tahu juga keuntungan yang  bisa kita peroleh kan? Ani Berta memberikan beberapa keuntunganyang diperoleh ketika kita mulai menerjunkan diri menjadi CW sebagai berikut.

Branding
Dengan menulis di web atau portal sebagai content writer, otomatis branding kita akan terbentuk perlahan-lahan. Orang, lama kelamaan akan kenal dengan kita, juga gaya-gaya penulisan yang kita miliki.

Porto Folio
Ini menjadi nilai jual tersendiri ketika kita masuk ke dalam satu perusahaan yang notabenenya memang fokus di bidang penulisan. Content writer yang pernah kita lakukan bisa dimasukkan ke dalam porto folio sebagai nilai tambah.

Social Entrepreneur
Jiwa-jiwa menjadi peka dengan masalah sosial di tanah air melalui pendekatan entrepreneurship dalam melakukan perubahan sosial, apalagi hal-hal yang berkenaan dengan kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.

Hobi yang Menghasilkan
Membuat content, jika ditekuni secara serius justru akan jadi ladang tambahan uang. Betapa tidak, sebelumnya kita tak membayangkan  apa yang  kita lakukan akan berbuah manis. Justru, kini dicari-cari perusahaan.

Tulisan Bermanfaat untuk Orang Banyak
Melalui tulisan yang kita buat, orang jadi tahu tentang satu hal. Dari satu hal itu, lantas disebar dan diketahui banyak orang. Itu menjadi nilai tersendiri. Pembaca dapat mengambil manfaat dari yang kita tulis.

Hubungan (relationship) Luas
Tentunya, banyak terjalin hubungan dari berbagai kalangan. Melalui tulisan yang diberikan, orang akan bertanya-tanya, muaranya adalah pertemanan, hubungan, atau relasi semakin banyak.

Upgrade Ilmu Setiap Saat
Tentunya, ada saja setiap hari yang berubah. Lintas bidang, lintas disiplin ilmu, mau tidak mau kita harus mengikuti perubahan itu. Kita menggali lagi pengetahuan, meningkatkan kembali pengetahuan.

Meningkatkan Wawasan
Menulis juga membaca. Membaca, otomatis menambah pengetahuan dan wawasan. Alam pikiran menjadi terbuka lebar. Wawasan pun akan bertambah dan tidak seperti katak di bawah tempurung.

Meningkatkan Skills (Keahlian)
Mau tidak mau, keahlian kita akan meningkat. Keahlian yang mana? Tentunya keahlian dalam menulis. Menggunakan ragam diksi dengan ragam kalimat berbeda. 

Blogger Gathering CNI [Foto: Dok CNI-ISB]
Jadi, content itu dapat kita tulis di berbagai media penulisan. Bentuk penulisan content yang memang populer biasanya memang terdapat pada blog, menulis di atas kertas, ebook, nawala (newsletter), & promotion mails
“Jadi, tertarik untuk menjadi content writer, selain ngeblog?” tutup Ani.

#BESTBLOGVERSIISB