Informasi dan teknologi
terus berkembang, sedikit demi sedikit media cetak pun tumbang. Perkembangan situs
berita online (daring) tak dapat pula dihindarkan. Kecepatan berita agar
tersampaikan ke seluruh penjuru dunia semakin gencar dilakukan. Semata-mata
ingin dinyatakan siapa yang bisa maju duluan dan ikut perkembangan.
Content Writer, jangan dianggap sepele, kini sangat dibutuhkan [Foto: Dok https://contentwriters.com] |
Milenium ketiga, seperti
yang didengungkan dan kita jalani saat ini menuntut akses kecepatan informasi. Tak
dapat dihindari memang. Orang, perlahan-lahan mulai meninggalkan cara-cara
konvensional. Saatnya digital mulai berperan. Peralihan konvensional menuju
digital, banyak perusahaan berita raksasa dunia bertumbangan.
Begitulah memang adanya.
Tak bisa dipungkiri, saat ini kecepatan naiknya satu berita sangat diperlukan
dari orang-orang yang memiliki kecepatan bergerak seiring laju perkembangan
teknologi informasi. Untuk memenuhi hal tersebut, tak salah perusahaan
menggunakan jasa content writer.
Bicara content writer,
hal yang pernah saya alami beberapa tahun belakangan di salah satu perusahaan
penyedia informasi berita layanan restoran. Content writer menjadi satu
pekerjaan yang memerlukan keluasan berpikir, membina hubungan, atraktif,
interaktif, juga rasa keingintahuan yang besar.
Kantor CNI Indonesia, Puri Kembangan Jakarta Barat [Foto: Dok http://1.bp.blogspot.com] |
Dalam satu rangkaian
acara ulang tahun CNI Indonesia yang ke-31, pada Jumat (20/10/2017) bertempat
di Kantor Pusat CNI, Puri Kembangan, Jakarta Barat, bersama rekan-rekan Blogger
saya mengikuti ulasan tentang Content Writer dari Founder ISB (Indonesian
Social Blogpreneur) Ani Berta.
Menjadi satu keniscayaan
bahwa pertumbuhan dunia digital seiring pula dengan meningkatnya kebutuhan
informasi yang diinginkan oleh banyak orang. Pun keadaan mengatakan, banyak perusahan maupun
organisasi yang memerlukan informasi dan publikasi di setiap acara atau
kegiatan yang mereka adakan.
Dari situ pula kita
dapat melihat bahwa terjadi kebutuhan penulis yang meningkat tajam. Sebagaimana
yang dikatakan Ani Berta, biasa disapa Teh Ani, “Dengan semakin majunya zaman,
informasi pun akan semakin banyak dicari. Kebutuhan perusahaan terhadap content
writer pun meningkat. Apalagi, perusahan perlu publikasi acara yang mereka adakan.”
Content Writer, sebagai
seorang penulis konten pada situs web atau yang memang mengkhususkan diri pada relasi
konten yang relevan untuk situs web yang dimaksud. Konten yang ditulisnya pun
mesti berisi kata kunci yang ditujukan untuk meningkatkan SEO situs web tempat
dia menulis.
Ketika saya menjadi
Senior Content Writer (SCW), sesungguhnya CW itu tak melulu berada di kantor. Menulis
apa yang diminta, tetapi CW juga terjun ke lapangan layaknya jurnalis. Mengapa?
Karena dapat merasakan pula ambiens saat berada di luar, mencari informasi,
maupun berkomunikasi dengan narasumber untuk bahan tulisan.
Memang, CW
jarang-jarang untuk turun ke lapangan. Paling saat dirasa perlu dan memang
harus, mau tidak mau turun. Hal ini sejalan
dengan yang disampaikan Teh Ani, bahwa Content Writer juga mesti tahu lapangan/medan.
Agar apa yang diperlukan oleh satu perusahaan terhadap konten sesuai dengan
yang diinginkan.
Ani Berta Founder ISB sekaligus pemateri untuk Content Writer [Foto: DokMelly] |
Melihat pertumbuhan
media online yang ada di tanah air, maupun website institusi yang terus
meningkat, content writer menjadi satu bagian yang paling diperlukan. Perlu kita ketahui juga bahwa tidak semua
pejabat, tokoh, selebritis, maupun pemangku kepentingan punya keterampilan
menulis. Juga kebutuhan produksi konten. Ada banyak website yang memang memerlukan banyak content writer untuk memenuhi
content di website yang mereka miliki.
Nah, hal ini dapat
menjadi satu kesempatan untuk kita menjadi CW. Tak harus menjadi pegawai atau karyawan tetap,
tetapi menjadi freelance media cetak, online, kontributor konten web
perusahaan, organisasi, maupun institusi perusahaan pun bisa kita jalani.
Peluang-peluang yang ada lainnya menjadi content writer juga bisa menjadi Ghost
Writer. Enak, kan?
Terkadang, ada beberapa
perusahaan yang meminta kita untuk menulis konten di web-web profesional di
internet. Hal ini juga jadi peluang besar buat kita. Apalagi, konten yang
diminta berupa terjemahan yang memang mesti berkualitas, baik itu terjemahan
dari Inggris ke Indonesia atau sebaliknya. Menjadi content writer di website
seperti ini, jangan salah, pendapatan bisa lebih tinggi.
Di sela-sela materinya
itu juga Teh Ani menyampaikan, blogger mesti juga punya kerjaan yang dapat
dijadikan pegangan ke depannya. Saya sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Jadi,
menjadi blogger tak cukup menjadi blogger saja tanpa ada pegangan kerjaan
lainnya. Kita tidak tahu pasang surutnya blogger, kepastian pendapatan pun
terkadang masih dipertanyakan.
Belum tentu pula dalam
satu bulan ada yang memberikan tawaran job. Bahkan terkadang juga kosong tanpa
job. Pun sekalinya ada job, bukan job berbayar. Hal-hal seperti ini mestinya di
antisipasi oleh seorang blogger. Ya, hari gini blogger juga mesti cerdas
memenej keuangannya. Kalau menjadi blogger hanya sekadar sampingan, itu beda
lagi ceritanya.
Nah, beberapa pemilik
dan pengelola situs web sangat bergantung pada content writer untuk melakukan
beberapa tugas utama, seperti memeriksa kata kunci atau membuat kata kunci,
juga batasan riset untuk kata kunci.
Bahkan, content writer
juga membuat salinan editing untuk memberitahu pembaca, bahkan membuat
bahan-bahan promosi perusahaan untuk
mengenalkan perusahaan ke publik.
Seorang content writer yang berhasil
ketika dia membuat pengunjung lama bertahan
di situs tertentu. Karena, dengan begitu semakin besar kemungkinan
pengunjung pada akhirnya menjadi klien atau pelanggan di perusahaan tempat
content writer diperbantukan.
Selama menjadi content writer, ketika membuat content
yang cerdas mestilah berhubungan dengan SEO (Search Engine Optimization). Ya, teks yang kita buat juga mestilah terkait
kata kunci dan frasa yang paling memungkinkan untuk digunakan user ketika
melakukan pencarian di web yang berhubungan dengan situs.
Content web yang efisien dan fokus dapat memberikan pembaca akses kepada informasi dengan cara yang mudah dipakai. Mesti juga membuat content yang unik, berguna, dan menarik, utamanya untuk pembaca dan tidak hanya untuk mesin pencari.
Beberapa hal yang disebut tadi ketika seseorang sudah
menjadi content writer di satu tempat. Nah, bagaimana kalau kita ingin menjadi kontributor
website di satu tempat. Ani Berta menjelaskan dengan gamblang tentang hal itu.
Menjadi
Kontributor Website
Menurutnya, ada yang menjadi kontributor karena melihat
penghasilan dan ada pula yang memang mau dengan sukarela. Perlu mengenali
website atau portal yang kita minati atau inginkan. Jadi, tidak asal masuk ke
dalam satu web. Bisa juga melakukan terobosan dengan mengirimkan proposal
penawaran.
Mungkin, untuk permulaan tak salah mengisi konten
gratisan terlebih dahulu dalam rangka “memenuhi” porto folio. Selanjutnya, kita
juga bisa menggunakan kanal-kanal citizen journalism di beberapa media seperti
Kompasiana, Indonesiana, Vivalog, Liputan6, Citizen6, dan sebagainya. Jangan lupa,
setelah menulis, mempromosikan tulisan kita di media sosial.
Apa yang Mesti
Dilakukan?
Selanjutnya, jangan lupa untuk melakukan hal-hal seperti
tersebut. Membuat tulisan dengan minimal 500 kata. Semakin panjang dan berbobot
tentunya, akan semakin bagus. Kita juga harus menyesuaikan dengan gaya
penulisan yang ada di website bersangkutan atau lihat ciri khas website
tersebut.
Kalau memang kita akan menulis reportase, wajib mengacu
pada 5W +1H dan memerhatikan kaidah-kaidah jurnalis lainnya. Jangan pernah
memasukkan opini dan perasaan, terkecuali jika memang tulisan tersebut tentang feature. Mengatur jadwal update sesuai kesepakatan itu
penting apalagi mengisi kanal yang memang kita kuasai. Keyword yang tepat
menjadi perhatian dan membaca ulang
sebelum di-posting. Sertakan foto dengan resolusi tinggi.
Hindari Hal Ini
Seorang content writer mesti punya jiwa kreatif, bukan
pekerja monoton. Artinya, dia buka plagiator atau tukang copy paste. Penggunaan
bahasa anak-anak zaman sekarang (baca = alay) mesti dihindari, apalagi
memasukkan opini yang sifatnya lebih personal. Alihkan kepentingan pribadi
dalam satu tulisan, juga menyebutkan brand secara nyata (hard selling) tanpa ada
persetujuan dari pemilik website.
Caci maki atau mendeskriditkan orang lain untuk tulisan
jangan pernah dilakukan, termasuk juga keluar dari idealisme. Tulislah berita
atau opini berdasarkan fakta yang sudah nyata kebenarannya.
Mencari Bahan Tulisan
Ada banyak
cara yang dapat ditempuh seorang content writer untuk memenuhi kebutuhan content.
Saat mengikuti workshop misalnya, acara workshop bisa dibuat menjadi satu
tulisan indah dan sarat pengetahuan.Talkshow pun begitu. Kita dapat menggali
lebih jauh narasumber talkshow setelah selesai acara. Apa yang dibicarakan saat
talkshow, dan inti dari talkshow pembicara.
Buku
pun bisa jadi bahan tulisan, tentunya buku yang berbobot. Majalah dan Koran pun
bisa dibuat tulisan. Content writer itu memang mesti kreatif, tak melulu
mengolah bahan yang sudah diberi. Diskusi forum pun bisa dijadikan bahan
tulisan seorang content writer. Nah, yang sering dilakukan juga adalah
mengunjungi acara atau event.
Event atau
acara tentu banyak yang bisa diambil sebagai bahan tulisan dari beragam sisi. Oleh
karenanya, pergi ke event hendaknya perhatikan seluruh rangkaian acara, apa
yang dibuat di event tersebut, siapa-siapa yang datang.
Bertempur,
kalau tak membawa senjata itu ibarat orang datang ke medan perang nyerahin diri
bulat-bulat untuk ditembak mati. Nah, sebagai seorang content writer mesti,
kudu, wajib punya peralatan tempur seperti kamera DSLR atau HP, alat rekam
(bisa digantikan dengan rekaman dari HP) jika tak punya, pulpen, block note,
power bank, dan peralatan penunjang
lainnya.
Mengapa
alat-alat itu penting? Kita mesti menyadari juga, kapasitas otak kita terbatas.
Belum tentu semua informasi terekam secara baik. Jika ada hal-hal yang memang
diperlukan untuk dicatat, lebih baik dicatat. Apalagi penulisan nama
narasumber.
Setelah
menjadi content writer, tentunya mau tahu juga keuntungan yang bisa kita peroleh kan? Ani Berta memberikan
beberapa keuntunganyang diperoleh ketika kita mulai menerjunkan diri menjadi CW
sebagai berikut.
Branding
Dengan
menulis di web atau portal sebagai content writer, otomatis branding kita akan
terbentuk perlahan-lahan. Orang, lama kelamaan akan kenal dengan kita, juga
gaya-gaya penulisan yang kita miliki.
Porto Folio
Ini
menjadi nilai jual tersendiri ketika kita masuk ke dalam satu perusahaan yang
notabenenya memang fokus di bidang penulisan. Content writer yang pernah kita
lakukan bisa dimasukkan ke dalam porto folio sebagai nilai tambah.
Social Entrepreneur
Jiwa-jiwa
menjadi peka dengan masalah sosial di tanah air melalui pendekatan
entrepreneurship dalam melakukan perubahan sosial, apalagi hal-hal yang
berkenaan dengan kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan.
Hobi yang Menghasilkan
Membuat
content, jika ditekuni secara serius justru akan jadi ladang tambahan uang. Betapa
tidak, sebelumnya kita tak membayangkan
apa yang kita lakukan akan
berbuah manis. Justru, kini dicari-cari perusahaan.
Tulisan Bermanfaat untuk Orang Banyak
Melalui
tulisan yang kita buat, orang jadi tahu tentang satu hal. Dari satu hal itu,
lantas disebar dan diketahui banyak orang. Itu menjadi nilai tersendiri. Pembaca
dapat mengambil manfaat dari yang kita tulis.
Hubungan (relationship) Luas
Tentunya,
banyak terjalin hubungan dari berbagai kalangan. Melalui tulisan yang
diberikan, orang akan bertanya-tanya, muaranya adalah pertemanan, hubungan,
atau relasi semakin banyak.
Upgrade Ilmu Setiap Saat
Tentunya,
ada saja setiap hari yang berubah. Lintas bidang, lintas disiplin ilmu, mau
tidak mau kita harus mengikuti perubahan itu. Kita menggali lagi pengetahuan,
meningkatkan kembali pengetahuan.
Meningkatkan Wawasan
Menulis
juga membaca. Membaca, otomatis menambah pengetahuan dan wawasan. Alam pikiran
menjadi terbuka lebar. Wawasan pun akan bertambah dan tidak seperti katak di
bawah tempurung.
Meningkatkan Skills (Keahlian)
Mau
tidak mau, keahlian kita akan meningkat. Keahlian yang mana? Tentunya keahlian
dalam menulis. Menggunakan ragam diksi dengan ragam kalimat berbeda.
Blogger Gathering CNI [Foto: Dok CNI-ISB] |
Jadi,
content itu dapat kita tulis di berbagai media penulisan. Bentuk penulisan
content yang memang populer biasanya memang terdapat pada blog, menulis di atas
kertas, ebook, nawala (newsletter), & promotion mails
“Jadi,
tertarik untuk menjadi content writer, selain ngeblog?” tutup Ani.
#BESTBLOGVERSIISB
#BESTBLOGVERSIISB