Jelajah Gizi Semarang 2018: Kampoeng Kopi Banaran, menjadi salah satu surga pencinta kopi [Foto: Dok rasakopi.com] |
Semua orang mungkin tahu tentang biji kopi yang dipanggang, tetapi apakah
semua orang tahu tanaman kopi yang sebenarnya itu seperti apa?
Untuk mendapatkan kopi yang berbuah lebat, pohon kopi perlu dipangkas. Hal
itu untuk menghemat energi agar tidak menjalar ke daun dan cabang-cabang
ranting.
Hal ini juga untuk membantu petani ketika memanen hasil. Nah, tanaman kopi
dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai sembilan meter. Pohon kopi tertutup
oleh daun yang berwarna hijau menyejukkan.
Daunnya saling berhadapan berpasangan. Bijinya tumbuh di sepanjang cabang. Karena
tumbuhnya dalam satu siklus yang berkelanjutan, tak jarang sering terlihat
bunga, buah yang hijau, dan matang ada secara bersama dalam satu pohon.
Untuk mendapatkan buah kopi matang setelah bunga pertama, perlu waktu satu
tahun. Sementara, perlu waktu lima tahun untuk mendapatkan produksi buah secara
maksimal. Tanaman kopi dapat hidup hingga 100 tahun. Usia produktif ada di
angka tujuh dan 20 tahun.
Kalau dilakukan perawatan secara tepat, tentunya akan dapat meningkatkan
hasil produksi selama bertahun-tahun. Akan tetapi, tergantung varietasnya pula.
Setiap pohon kopi dapat menghasilkan 10 kg lebih buah per tahun. Nah, kopi memang
ditanam secara komersial dan berasal dari satu daerah di dunia bernama Coffe Belt (Sabuk Kopi).
Pohon kopi akan tumbuh sangat baik di tanah yang subur bersuhu ringan
(23-25o), hujan sering, dan matahari cukup hangat. Kopi berasal dari
genus tumbuhan Coffea. Ada sekitar 500 marga dan 6 ribu jenis.
Kampoeng Kopi Banaran
Jelajah Gizi
Semarang 2018 yang saya ikuti kali ini singgah di salah satu perkebunan kopi
peninggalan zaman Belanda yang hingga saat ini terawat dengan baik, yaitu
Kampoeng Kopi Banaran. Kampoeng Kopi Banaran sebagai salah satu tempat wisata
agro yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dengan luas 400
hektar.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Suasana pagi di Kampoeng Kopi Banaran, masih sepi. Ramai menjelang siang hari [Foto: Dok Pri] |
Terletak di Areal
Perkebunan Kopi Kebun Getas Afdeling Assinan di Jalan Raya Semarang-Solo Km 35.
Berada di ketinggian 480---600 mdpl
bersuhu 23oC—27oC. Nah, perjalanan saya dan
rekan-rekan Jelajah Gizi Semarang 2018
ke Kampoeng Kopi Banaran dimulai dari Semarang sekitar 1 jam perjalanan menggunakan bus.
Tak lama
berselang, mata saya dihadapkan pada kebun kopi yang hijau meraya. Mata kembali
segar melihat hijaunya dedaunan. Setelah sempat mengambil beberapa foto di area
depan, selanjutnya kami naik mobil wisata. Saya bersama rekan jelajah gizi
Semarang lainnya diajak berkeliling dengan kendaraan wisata yang dipandu Pak Mardiono.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Perkebunan Kopi di Kampoeng Kopi Banaran dengan luas 400 ha [Foto: Dok Pri] |
“Luas perkebunan
ini sekitar 400 hektar dari jenis kopi Robusta. Dipanen setahun sekali pada
bulan Agustus. Lokasi pabriknya dari Banaran menuju ke arah Magelang. Kopi ini
dikirim ke Italia dan Amerika,” tutur Pak Mardiono.
Pak Mardiono
mengatakan bahwa kebun kopi ini berada
di ketinggian 50 mdpl. Udaranya pun cukup sejuk dan matahari yang menyinari
hangat. Di beberapa titik terlihat plang papan nama yang berisi ulasan tentang
kopi.
Dari ketinggian
ini dapat terlihat hamparan danau Rawa Pening yang dikitari Gunung Telomoyo, Gadjah
Mungkur, juga Merbabu. Kalau cuaca cerah, gunung-gunung tersebut dapat terlihat
secara jelas.
Beruntunglah
saya, mendapatkan cuaca cerah dengan sinar matahari cukup sehingga pemandangan
indah dari atas kebun kopi tak terlewatkan begitu saja. Sempat mengabadikan
momen indah ini dalam satu bingkai jepretan DSLR dan camera phone.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Pemandangan dari ketinggian 50 mdpl kebun kopi [Foto: Dok Pri] |
Sembari
melanjutkan perjalanan, saya pun
mengulik cerita dari pemandu wisata kami tersebut.
“Kopi-kopi ini
dipanen oleh pekerja wanita. Kenapa wanita? Karena wanita lebih ulet dan
telaten dalam memilih biji kopi yang sudah matang. Memang, tidak semua biji
kopi matang merata dalam satu pohon. Bahkan terkadang ada yang masih berbunga,”
jelas Pak Mardiono.
Kebun kopi ini
tidak sekadar kebun tetapi juga dibuat semacam “Kampoeng” untuk agro wisata
dilengkapi dengan Café, yaitu Banaran Café.
Wisatawan yang datang dari berbagai pelosok Semarang dan luar Semarang.
Bahkan, turis asing pun sering singgah di sini.
Banaran Café inilah
yang akan terlihat ketika pertama kali kita masuk di Kampoeng Kopi Banaran. Ada
beragam jenis racikan kopi sesuai keinginan konsumen. Seperti contohnya Robusta,
Cappucino, Espresso, hingga Banana Coffee. Ternyata, kopi-kopi tersebut bisa
disajikan baik dingin maupun panas lho. Tentunya juga ada minuman lain semacan teh
dan cokelat.
Untuk dapat
memasuki area ini ternyata tidaklah sulit. Agro Wisata Kampoeng Kopi Banaran
dapat dikunjungi siapapun dengan membayar tiket masuk sebesar 5 ribu rupiah.
Kalau ingin main dengan permainan yang disediakan, kita memang mesti membayar
lagi sesuai tarif yang diberlakukan.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Betah berlama-lama di tengah kebun kopi [Foto: Dok Pri] |
Jelajah Gizi Semarang 2018: Seduhan kopi Robusta dari Kampong Kopi Banaran [Foto: Dok https://rasakopi.com] |
Permainannya pun
bervariasi mulai dari outbond, ada juga flying fox, wood ball penalty, bahkan
kolam renang pun disediakan. Buka mulai pukul tujuh pagi hingga sembilan malam.
Nah, mengulik
sedikit tentang Kampoeng Kopi Banaran kenapa bisa hadir. Jadi, Kampoeng Kopi
Banaran ini diilhami dari salah satu dusun yang berada di Kecamatan Jambu.
Dusun Banaran sebagai salah satu dusun yang ada di Desa Gemawang, Kecamatan
Jambu Kabupaten Semarang tempat berdirinya pabrik olahan kopi.
Kopi-kopi merah
(biji kopi dari kulit berwarna merah (green bean)) diolah sedemikian rupa untuk
diekspor keluar negeri. Sementara itu, Kampoeng Kopi-nya sendiri sebagai area perkebunan kopi yang ada di Desa
Assinan,Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Di Kampoeng Kopi
Banaran ini sebagai tempat dengan keunikan yang dimiliki. Kebun kopinya terawat
menjadi kebun kopi terbaik di tanah air bahkan di Asia untuk jenis Robusta.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Biji kopi kualitas terbaik dari Kebun kopi di Kampoeng Kopi Banaran dikirik ke Italia dan Amerika [Foto: Dok Pri] |
Mengulik Sejarah Kopi
Tidak ada yang tahu persis bagaimana dan kapan kopi ditemukan, meskipun
banyak cerita atau legenda tentang asal-usulnya.
Goat Coffee (Kopi Kambing) yang ditanam hampir di seluruh dunia dapat menjadi satu cerita tentang hutan kopi purba di dataran tinggi Ethiopia. Dalam legenda itu mengatakan, penggembala kambing bernama Kaldi, pertama kali menemukan kegunaan dari biji yang sangat disukai tersebut.
Cerita terus bergulir bahwa Kaldi menemukan kopi. Kambing-kambingnya yang mengonsumsi kopi tersebut sangat energik sehingga betah melek di malam hari. Kaldi pun menceritakan penemuannya itu pada kepala biarawan setempat.
Goat Coffee (Kopi Kambing) yang ditanam hampir di seluruh dunia dapat menjadi satu cerita tentang hutan kopi purba di dataran tinggi Ethiopia. Dalam legenda itu mengatakan, penggembala kambing bernama Kaldi, pertama kali menemukan kegunaan dari biji yang sangat disukai tersebut.
Cerita terus bergulir bahwa Kaldi menemukan kopi. Kambing-kambingnya yang mengonsumsi kopi tersebut sangat energik sehingga betah melek di malam hari. Kaldi pun menceritakan penemuannya itu pada kepala biarawan setempat.
Kepala Biarawan-Abbas-- lalu mencoba penemuan Kaldi dan memberikannya
kepada biarawan yang lainnya. Alhasil, penemuan kopi ini mulai menyebar di seantero
biara dan para biarawan mulai betah untuk tidak tidur di malam hari sambil
melantunkan doa-doa.
Video Kampoeng Kopi Banaran
Video Kampoeng Kopi Banaran
Biji kopi mulai berpindah ke arah timur hingga Semenanjung Arab. Penanaman dan
perdagangan kopi dimulai di Semenanjung Arab. Di abad ke-15, kopi mulai ditanam
di distrik Yaman, dan pada abad ke-16 semakin dikenal di Persia, Suriah, hingga
Turki.
Menikmati kopi tidak hanya di rumah tetapi juga banyak tersedia di kedai-kedai kopi umum yang biasa disebut Qahveh Khaneh (untuk di Turki salah satunya). Popularitas kedai kopi mulai naik dan terkenal hingga orang-orang senang berkunjung dan melakukan kegiatan sosial di kedai kopi.
Tidak hanya sekadar minum kopi ketika mereka datang ke kedai kopi, tetapi mereka juga mendengarkan musik, nonton pertunjukkan, bermain catur, dan mengikuti pemberitaan televisi. Kedai Kopi atau Rumah Kopi menjadi pusat penting pertukaran informasi yang disebut School of the Wise.
Video Kampoeng Kopi Banaran, tempat kopi Robusta dunia dihasilkan, Indonesia!
Menikmati kopi tidak hanya di rumah tetapi juga banyak tersedia di kedai-kedai kopi umum yang biasa disebut Qahveh Khaneh (untuk di Turki salah satunya). Popularitas kedai kopi mulai naik dan terkenal hingga orang-orang senang berkunjung dan melakukan kegiatan sosial di kedai kopi.
Tidak hanya sekadar minum kopi ketika mereka datang ke kedai kopi, tetapi mereka juga mendengarkan musik, nonton pertunjukkan, bermain catur, dan mengikuti pemberitaan televisi. Kedai Kopi atau Rumah Kopi menjadi pusat penting pertukaran informasi yang disebut School of the Wise.
Video Kampoeng Kopi Banaran, tempat kopi Robusta dunia dihasilkan, Indonesia!
Nah, begitu pula di Indonesia, kopi bukan barang baru. Karena sejak zaman
nenek moyang kopi di Indonesia telah melegenda. Pun di Indonesia banyak
jenisnya dengan racikan beragam dan enak.
Jadi, sembari Jelajah Gizi di Kota Semarang 2018 ini, saya juga banyak
beroleh insight baru mengenai Kampoeng Kopi Banaran itu sendiri. Bersyukurlah
saya bisa menjadi bagian dari Jelajah Gizi Kota Semarang 2018 dari Nutricia
Sarihusada (Nutrisi Bangsa).
Menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, Pakar Gizi dan Keamanan Pangan Institut
Pertanian Bogor, bahwa kopi menjadi salah satu minuman terenak di Indonesia
dengan ragam varietasnya. Dan di sela-sela tanaman kopi juga kita dapat
mengambil tanaman bermanfaat untuk pangan lokal sehari-hari.
Kampoeng Kopi Banaran tak sekadar “Kampoeng”. Tetapi, banyak menyimpan
pengetahuan dan kesejarahan panjang tentang kopi di Jawa. Di dalamnya pun
terdapat penginapan kalau kita ingin stay beberapa lama dengan fasilitas yang
cukup lengkap.
Kopi dan Kesehatan
Para peneliti seluruh dunia terus menghubungkan kopi dengan sifat sehat
yang signifikan. Kopi punya profil botani alami kompleks, setidaknya 1.000
senyawa alami ada dalam
bijinya, termasuk kafein, dan 300 lainnya yang ada dalam proses roasting.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Plang-plang yang menunjukkan bahwa kopi sangat bermanfaat dalam kehidupan dan diperlukan oleh tubuh sepanjang lintasan di Kebun Kopi Kampoeng Kopi Banaran [Foto: Dok Pri] |
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi kopi secara moderat (3-5 cangkir
setiap hari) dapat memberikan efek positif terhadap tubuh, yaitu:
1.
Dapat mencegah penyakit hati
2.
Peningkatan fungsi kognitif pada orang dewasa atau yang
lebih tua
3.
Meningkatkan daya tahan atletik
4.
Memori menjadi lebih tajam
5.
Mengurangi risiko diabetes tipe 2, juga
6.
Memperpanjang umur.
Semakin banyak bukti ilmiah mengenai kopi sehingga mendapatkan reputasi
baik dan direkomendasikan. Pedoman Diet AS pun membuat rekomendasi yang belum
pernah ada sebelumnya untuk kopi sebagai bagian dari gaya hidup sehat.
Jelajah Gizi Semarang 2018: Efektivitas kopi untuk menghilangkan bau sudah terbukti [Foto: Dok Pri] |
Informasi
Rinci Komposisi Kandungan Nutrisi/Gizi Pada Kopi berdasarkan sumber informasi
gizi berbagai publikasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sumber
lainnya. Dalam
100 gram kopi dari bagian yang dapat larut dan dikonsumsi terdapat jumlah
kandungan energi kopi sebesar 352 kkal; protein
17,4 gr; lemak 1,3 gr; karbohidrat kopi 69 gr; kalsium kopi 296 gr; fosfor kopi
368 gr; zat besi kopi 4 mg; vitamin A kopi 0 IU; vitamin B1 kopi 0 mg; dan
vitamin C kopi 0 mg.
Kampoeng Kopi Banaran
Jl. Raya Semarang – Solo KM 35 Bawen, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah, Indonesia
Jl. Raya Semarang – Solo KM 35 Bawen, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah, Indonesia
Untuk kemudahan mengakses
informasi tentang Kampoeng Kopi Banaran dapat menghubungi nomor dan email seperti
berikut.
Phone:
Office: 0298-3429053
Email:
Office: kakoba@ptpn09.com
Event: eventkakoba@yahoo.co.id
Banaran 9 Resort: banaran9resort@yahoo.co.id
Website:
www.kampoengkopibanaran.co.id
www.wisataagroindonesia.com
Social Media:
FB: Kampoeng Kopi Banaran
Twitter: @kampkopibanaran
IG: kampoeng_kopi_banaran
Youtube Channel: kampoeng kopi banaran
Twitter: @kampkopibanaran
IG: kampoeng_kopi_banaran
Youtube Channel: kampoeng kopi banaran
"Kopi - minuman favorit dari dunia yang beradab." - Thomas Jefferson
Nah, setelah menjelajah gizi selama tiga hari dua malam di kota Semarang, beginilah penerapan pangan berkelanjutan yang ada di Kota Semarang. Ada beragam kekayaan kuliner Semarang yang bernilai gizi tinggi yang baik untuk balita, anak-anak, ibu hamil juga ibu menyusui.
Kondisi kesehatan dan kecukupan gizi masyarakat Kota Semarang, khususnya balita, anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui memang relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya.
Dari Jelajah Gizi Semarang 2018 ini pula dapat dilihat bahwa kentalnya pengaruh budaya dan lokasi terhadap makanan khas atau tradisional Semarang semakin memperkaya kuliner di kota ini. Budaya menjadi hal penting di Semarang karena terlibat langsung dalam keragaman kulinernya.
Dapat pula kita lihat bahwa beberapa sistem produksi pertanian dan pangan telah mengaplikasikan sistem pangan berkelanjutan seperti pada Kampoeng Kopi Banaran juga produksi Ikan Bandeng Presto. Jadi, Kota Semarang menjadi kota yang sudah menerapkan Pangan Berkelanjutan sesuai tema yang diangkat di Jelajah Gizi Semarang 2018 tahun ini. Sukses Nutricia Sarihusada untuk Jelajah Gizi berikutnya.
Kondisi kesehatan dan kecukupan gizi masyarakat Kota Semarang, khususnya balita, anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui memang relatif lebih baik dibandingkan dengan daerah lainnya.
Dari Jelajah Gizi Semarang 2018 ini pula dapat dilihat bahwa kentalnya pengaruh budaya dan lokasi terhadap makanan khas atau tradisional Semarang semakin memperkaya kuliner di kota ini. Budaya menjadi hal penting di Semarang karena terlibat langsung dalam keragaman kulinernya.
Dapat pula kita lihat bahwa beberapa sistem produksi pertanian dan pangan telah mengaplikasikan sistem pangan berkelanjutan seperti pada Kampoeng Kopi Banaran juga produksi Ikan Bandeng Presto. Jadi, Kota Semarang menjadi kota yang sudah menerapkan Pangan Berkelanjutan sesuai tema yang diangkat di Jelajah Gizi Semarang 2018 tahun ini. Sukses Nutricia Sarihusada untuk Jelajah Gizi berikutnya.