Diabetes atau dikenal
dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit dengan kadar gula darah di
atas normal sehingga gula dalam darah seseorang tidak dapat digunakan oleh
tubuh. Hal itu dikarenakan insulin yang diproduksi dalam tubuh terlalu sedikit
atau tubuh tidak dapat merespons kerja insulin. Diketahui pula bahwa diabetes merupakan ibu dari semua penyakit. Diabetes sebagai penyakit menular tetapi dapat disembuhkan (http://www.junjoewinanto.com/2016/04/diabetes-penyakit-tidak-menular-dapat.html).
Satu dari dua orang dewasa tidak sadar jika dirinya terkena diabetes Foto: Dok. https://pbs.twimg.com |
Menurut data Riskedas
tahun 2013, 12 juta orang di atas usia 15 tahun di Indonesia menderita
diabetes. Dua hingga tiga orang dengan diabetes tidak menyadari bahwa dirinya
menderita diabetes.
Diabetes bukan penyakit
yang dapat disembuhkan, tetapi penyandang diabetes dapat hidup dan bertahan
dari penyakit tersebut dalam waktu lama dengan menyeimbangkan pola makan,
olahraga, dan obat-obatan.
Diabetes, ibu dari segala penyakit Foto: Dok. Pribadi |
Selain itu, upaya
pencegahan diabetes mellitus dengan menghindari faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan terjadinya penyakit diabetes mellitus tersebut. Obesitas salah satu
faktor diabetes sehingga perlu upaya untuk mengelola masalah obesitas tersebut.
Tanpa pengobatan dan
pengendalian yang baik, kualitas hidup penderita diabetes akan terus menurun. Apalagi
jika terjadi komplikasi yang berujung pada kematian muda, ketika usia seseorang
belum mencapai 70 tahun.
Menurut Direktur Jenderal
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Mohammad Subuh,
pada simposium nasional memperingati Hari Diabetes Sedunia 2016 yang
diselenggarakan oleh Kemenkes bersama kolega lainnya pada, Sabtu (19/11) di Jakarta
mengatakan, “Komplikasi diabetes mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki”.
Diabetes, sekitar 90
persen kasus penyakit tidak menular ini
tergolong diabetes tipe II yang lebih berhubungan dengan gaya hidup seseorang.
Dalam simposium itu Subuh juga mengatakan bahwa dari yang terdiagnosis secara
umum, 50 persen penderita diabetes mengidap komplikasi penyakit jantung, 20
persen retino diabetik, 9 persen neuropati diabetic (misalnya jari tangan atau
kaki mengalami kesemutan juga mati rasa), dan 8 persen nefropati diabetik yang
berdampak pada kerusakan ginjal.
Pengendalian diabetes
di semua wilayah di Indonesia perlu kerjasama lintas sektor, tidak hanya
pemerintah daerah semata, akan tetapi peran serta masyarakat dan pelaku usaha.
Mereka hendaknya bergiat mengampanyekan pentingnya pola hidup sehat dengan
melakukan aktivitas fisik.
Pemerintah membuat
pemda wajib mengendalikan penyakit tidak menular, salah satunya diabetes, di
areanya dengan Permendagri Nomor 18 tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahun 2017 serta Permenkes No. 43/2016
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
Sesuai dengan peraturan
tersebut pelayanan kesehatan sesuai standar untuk setiap penderita diabetes mellitus
merupakan kewajiban pemerintah provinsi dan kabupaten-kota. Pemda wajib
menjamin pemeriksaan kesehatan sesuai standar untuk usia 15-19 tahun dan
orang-orang yang telah berusia di atas 60 tahun.
Apa yang harus
dilakukan penderita diabetes?
Sesuai dengan WHO Global
Recommendations on Physical Activity for Health 2010 bahwa aktivitas fisik yang
dilakukan untuk anak dan remaja usia 5-17 tahun, setidaknya melakuka aktivitas
sedang hingga berat minimum 60 menit setiap hari. Lebih lama lebih baik, dan
aktivitas fisik ini biasanya bersifat aerobik. Aktivitas berat pun dapat
dilakukan dengan intensitas tinggi seperti memperkuat otot dan tulang
setidaknya tiga kali seminggu.
Lakukan aktivitas fisik untuk mencegah diabetes Foto: Dok. http://m3.wyanokecdn.com |
Aktivitas fisik pada
usia 18-64 tahun dapat melakukan aerobic dengan intensitas sedang dengan waktu
150 menit dalam seminggu. Atau setidaknya 75 menit aktivitas fisik aerobic yang
berat dalam seminggu. Aktivitas fisik aerobic dilakukan dalam set yang diset
minimum 10 menit.
Orang dewasa dapat
meningkatkan aktivitas fisik intensitas sedang menjadi 300 menit per minggu
atau melakukan aktivitas fisik dengan intensitas berat minimum 150 menit per
minggu. Aktivitas untuk memperkuat otot dilakukan dua kali atau lebih dalam seminggu.
Aktivitas fisik pada
usia dewasa lebih dari 65 tahun setidaknya melakukan aktivitas fisik dengan
intensitas sedang 150 menit dalam seminggu atau 75 menit aktivitas fisik aerobik
yang berat dalam seminggu. Aktivitas juga dilakukan dalam set. Set minimum 10
menit. Dapat pula meningkatkan aktivitas fisik dengan intensitas sedang menjadi
300 menit per minggu atau intensitas berat minimum 150 menit per minggu.
Selanjutnya orang dalam
kelompok usia ini dengan mobilitas yang buruk melakukan aktivitas fisik yang
meningkatkan keseimbangan dan mencegah jatuh setidaknya tiga kali atau lebih
dalam seminggu. Aktivitas yang memperkuat otot-otot utama dilakukan dua kali
atau lebih dalam seminggu.
Saat orang dengan kelompok
usia ini tidak dapat melakukannya karena kondisi kesehatan, disarankan
melakukan aktivitas fisik disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi. Perlu
diketahui, gula darah sewaktu (GDS) tanpa puasa <200 mg/dl, sedangkan gula
darah puasa (GDP) <126 mg/dl.