Tuesday, December 30, 2014

Ada Nilai di Setiap Kilometer


Komunitas ini dibentuk tidak hanya untuk kesenangan diri sendiri, selain untuk hobi juga punya misi sosial, yaitu ingin berbagi untuk sesama. Setiap kilometer jarak yang ditempuh punya nilai. Besar nilai donasi akan dilipatgandakan oleh komunitas ini,  selanjutnya akan disumbangkan kepada yayasan yang dipilih.

Komunitas ini berdiri pada 2009 yang digagas oleh Sandiaga S. Uno. “Kebetulan punya hobi bareng. Jadi, waktu komunitas ini terbentuk kita tidak saja membicarakan pekerjaan, tetapi kita punya hobi yang sama, yaitu lari. Model larinya adalah long distance running,” ucap Arlan , salah satu anggota komunitas BuB menjelaskan.

Arlan  Lukman, Komunitas BuB
Seiring bergulirnya waktu, para penggagas ingin memaknai arti lari yang mereka lakukan. Tidak hanya sekadar lari, capek, dan tidak ada hasilnya. Akan tetapi, lebih jauh dari itu, mereka ingin “berbagi.”
“Di sela-sela “pelarian” itu, kami tanamkan filosofi  yang menjadi daya hidup komunitas ini, Berlari dan Berbagi. Lari ini  memunculkan enzim “feel good” yaitu enzim endorfin. “Semakin jauh jarak lari yang ditempuh, semakin memacu dan menstimulasi enzim tersebut,” lanjut Arlan.

Beberapa waktu lalu, tujuh orang pelari dari BuB dikirim ke Berlin untuk mengikuti lomba maraton. Berlin merupakan official marathon pertama di komunitas ini. Salah satu pelarinya selain Arlan adalah Raty Ning. Sebenarnya, para pelari itu sebelumnya akan melakukan lari maraton di New York, tetapi tidak jadi karena badai Sandy. Karena mereka membawa misi sosial dan jauh-jauh datang ke New York, Raty Ning dan Arlan pun tetap melakukan lari maraton.“Sebenarnya, itu merupakan beban, tetapi beban yang bernilai positif. Tidak jadi official marathon-nya, tetapi kami harus lari, mengumpulkan dana,” urai Raty bersemangat.

Banyak pengalaman yang diperoleh selama Raty dan Arlan melakukan lari. Misalnya saja Raty, dia menuturkan, selama 18 minggu latihan memberikan kepercayaan diri lebih. Akan tetapi, apa yang sudah direncanakan dengan kejadian, berubah total.



Raty Ning, Komunitas BuB
“Saya, di kilometer 25 sudah ngos-ngosan dan menderita kram di ulu hati, sedangkan sebelum lari kepercayaan diri saya tinggi. Tidak pernah berpikir ada rencana lainnya. Rencana pertamanya adalah lari. Saya tetap memaksa lari hingga di kilometer 30. Dan di 12 kilo terakhir saya kombinasikan antara jogging dan jalan. Apa yang bisa membawa saya selesai? Saya membawa misi. Teman-teman sudah mengumpulkan dana dan mendukung saya secara total. Itu merupakan hutang saya kepada donatur, \ yayasan, dan teman-teman d BuB” kenang Raty.

Di komunitas ini ada lebih dari 40 orang pelari berkumpul, mulai dari kalangan pengusaha, karyawan, hingga tentara. Komunitas Berlari untuk Berbagi intinya penggalangan dana.  Hal unik dari program Komunitas Berlari untuk Berbagi ini adalah penyumbang bebas menetapkan yayasan mana yang akan disumbangnya. Sebagai syarat terpenting adalah, bahwa yayasan  harus telah berbadan hukum dan memiliki nomor rekening atas nama yayasan.
Komunitas ini bukan kumpulan para atlet pelari terkenal atau yang ingin memomulerkan diri, tetapi mereka merupakan orang-orang dari beragam profesi yang sebagian besar pengusaha. Mereka punya inisiatif mengumpulkan dana untuk aksi sosial yang mereka lakukan kepada masyarakat yang memerlukan.
Program yang dilakukan oleh komunitas ini sebagai bentuk program yang menyenangkan, dalam artian gabungan antara hobi dan kegiatan sosial. Sebagai bentuk bakti mereka, sekitar 40 yayasan di Indonesia, di antaranya Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB), The Learning Farm, Yayasan Bumis Sehat, dan Rumah Singgah Anyo, telah mendapat donasi dari Komunitas BuB.

Kegiatan mereka untuk mengumpulkan dana  terbilang unik. Mereka lari maraton di beberapa kegiatan, seperti New York, Boston, Paris, dan Berlin. Itu kota-kota yang telah mereka kunjungi dalam rangka pengumpulan dana dari luar negeri untuk disumbangkan ke yayasan yang ada di Indonesia. Dari kegiatan itu, mereka berhasil mengumpulkan dana 10 miliar rupiah. Jarak yang mereka tempuh 124 km.  Agenda acara di Berlin yang mereka ikuti beberapa waktu lalu sebagai upaya untuk mendukung program Indonesia Sejahtera (Indotera) tahun 2025 yang digawangi oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Liburan Bebas Ribet




Mengapa harus nenteng tas berat-berat, lebih baik bawaan “disaring!”

Merencanakan perjalanan untuk berlibur sungguh menyenangkan. Segudang rencana terbayang di benak, mulai dari duduk santai di pinggir kolam renang hotel, berwisata kuliner, hingga belanja oleh-oleh untuk orang-orang tersayang. Hmm, rasanya tak sabar menjelajahi tempat baru dan keluar sejenak dari rutinitas yang membuat penat. Tetapi, karena terlalu bersemangat, Anda lupa untuk serius mengurus packing. Justru mengepak barang ke dalam tas dilakukan di menit-menit terakhir sebelum keberangkatan. Akibatnya, bawaan Anda terlalu banyak atau mungkin kurang.

Berikut barang-barang yang sebaiknya Anda bawa.

Sunblock atau tabir surya
Pancaran sinar matahari akan membuat kulit Anda kering dan kusam. Radiasi sinar matahari langsung akan memicu perkembangan sel-sel kanker pada kulit. Jika liburan Anda dipersiapkan untuk ke pantai, gunung, atau berjalan-jalan di sekitar dan dalam kota, tabir surya atau sunblock penting untuk Anda bawa.
Obat pribadi dan perlengkapan P3K
Ketika Anda memutuskan untuk berlibur ke suatu tempat, yakinkan bahwa persediaan obat untuk diri pribadi cukup hingga akhir liburan. Belum tentu di semua kota tujuan liburan tersedia obat yang sama dengan tempat Anda menetap.
Hand sanitizer
Ini penting apabila Anda ingin terbebas dari kuman dan bakteri dari berbagai barang yang telah Anda sentuh selama perjalanan. Juga untuk memastikan belum tentu di semua tempat tersedia air bersih dan keran air umum. Ini juga sebagai pengganti tisu basah jika Anda tak mau repot.
Kaca mata hitam
Ini bukan untuk bergaya, tetapi agar sinar ultraviolet tidak langsung terkena mata. Karena sinar ini mengandung partikel-partikel berbahaya.
Kantung plastik
Nah, barang yang satu ini sangat berguna untuk memisahkan antara pakaian basah dan kering. Juga sangat berguna tatkala Anda mabuk perjalanan (muntah), baik darat, laut, maupun udara.
Dokumen penting
Fotokopi dokumen seperti KTP, SIM, paspor, tiket pesawat, dan sebagainya sangat penting di dalam tas Anda. Anda tidak tahu, kapan nasib nahas menimpa. Dengan adanya fotokopi dokumen tersebut jika terjadi kehilangan atau kecopetan, Anda dapat dengan mudah dan cepat mengurusnya.
Kunci dan gembok koper
Kunci cadangan untuk koper dan gembok perlu Anda bawa. Hal itu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu kunci rusak atau patah. Bisa juga karena Anda membawa tambahan koper karena barang-barang belanjaan yang Anda beli.
Permen
Mengunyah permen, terutama permen karet cukup baik. Jika Anda berlibur dengan menggunakan pesawat, mengunyah permen karet dapat mengurangi tekanan telinga saat pesawat lepas landas.
Buku, majalah, atau mainan
Jika Anda pergi ke tempat yang cukup jauh dengan waktu tempuh berjam-jam, tentu rasa bosan sering menghampiri. Untuk mengusir hal itu, bawalah buku, majalah, dan permainan untuk menghilangkan rasa jenuh. Tetapi, bukan buku atau majalah tebal.
Pulpen
Meski bentuknya kecil, terkadang terabaikan oleh Anda. Penting untuk mencatat segala sesuatunya tentang perjalanan Anda nanti. Sisipkan di bagian tas kecil yang memiliki kantung. Dengan begitu, pulpen tidak akan berpindah tempat.

Kamera dan charger
Tentu Anda tidak ingin momen-momen indah terlewatkan begitu saja karena habis baterai kamera. Menyesal akan datang belakangan. Karena itu, benda ini penting untuk Anda bawa sebagai bank penyimpan foto Anda. Kamera pocket sangat simpel dan tidak memakan banyak tempat. Tetapi, jika Anda membawa kamera selain pocket, lebih baik siapkan tas kamera khusus. Hal itu untuk menjaga kemungkinan kamera dari benturan benda keras yang mengakibatkan lensa pecah atau tergores.
Uang receh
Di dalam tas backpack kecil Anda, selipkan kantung plastik kecil-kecil untuk uang receh. Sewaktu-waktu Anda perlu kembalian, tentu tidak susah mendapatkannya. Tempatkan kantung plastik kecil itu di tempat yang mudah terjangkau.
Scarf
Jangan pernah menyepelekan benda satu ini. Persiapkan scarf untuk melindungi kepala dari sengatan sinar matahari langsung.
Baju secukupnya
Bawalah baju seperlunya. Hendaknya membawa baju dengan warna solid, seperti hitam atau putih. Warna ini sangat baik untuk Anda yang ingin bergaya kasual dan rapi.
Payung kecil
Anda tidak tahu kapan hujan akan turun atau jika matahari sedang terik-teriknya, kecuali jika Anda tahu di mana membeli payung di tempat tujuan berlibur Anda.

Berikut barang-barang yang sebaiknya ditinggalkan.

Tas pinggang
Memang, secara bentuk tas ini ramping, ringan, dan praktis. Akan tetapi, tas pinggang bukan jaminan barang-barang yang Anda letakkan di dalamnya akan aman dari pencopet ketika Anda bawa berlibur. Justru tas pinggang dapat menjadi incaran para pencopet.
Sandal bersama kaus kaki
Sandal dan kaus kaki tentunya akan menghangatkan kaki Anda ketika berada di dalam pesawat terbang. Tetapi,  kedua benda itu tidak tepat disatukan ketika dipakai. Sebaiknya, ketika merencanakan liburan. Kedua benda itu perlu Anda pikirkan lagi baik-baik untuk dibawa.
Sepatu heels
Siapkan alas kaki yang nyaman. Pakailah sandal tepek, sepatu bersol rata, atau sneaker. Itu dimaksudkan agar saat Anda akan berkeliling tubuh terasa nyaman.
Sepatu karet
Lupakanlah sepatu karet Anda. Lebih baik memilih alas kaki yang  nyaman jika Anda nantinya harus berjalan sepanjang liburan. Jika hujan turun di saat Anda mengenakannya, bahaya terpeleset akan lebih besar.  Apalagi jika tujuan berlibur ke pantai, lumut-lumut di batu karang akan menghambat perjalanan langkah Anda.
Sepatu kets warna putih
Wisatawan luar negeri, Eropa misalnya, bergaya saat berlibur memang menjadi suatu keharusan. Akan tetapi, Anda perlu menghindari sepatu kets putih tersebut karena cenderung cepat kotor. Terkecuali jika Anda berpikir akan membawa sikat dan pembersih sepatu untuk menjaganya agar tetap terlihat bersih selama melakukan perjalanan.
Celana pendek
Celana pendek sangat tepat jika Anda memilih berlibur ke pantai nantinya. Akan tetapi, untuk ke tempat lain di luar itu, sepertinya celana pendek kurang tepat.
Aksesori dari batu
Terlalu banyak aksesori yang Anda bawa akan membuat repot perjalanan berlibur Anda.  Trendi sabuk, tas, dan sepatu dari bahan batu berharga justru akan memperlambat Anda di pos pemeriksaan keamanan bandara. Gaya fashion yang Anda kenakan malah memicu detector logam berbunyi selama pemeriksaan keamanan di tempat-tempat tertentu.
Celana convertible
Celana ini memiliki resleting di bagian lutut sehingga seketika dapat berubah menjadi celana pendek. Mungkin, secara teori celana itu merupakan ide bagus. Sayangnya, itu bukan pilihan yang paling “in.” Jadi, kecuali Anda sedang menuju ke kamp safari di Afrika, tempat Anda dan pemandu saja yang ada. Tinggalkan benda itu di rumah!
Baju army look
Akan pas dan tepat kalau Anda mengenakannya di Trinidad, Tobago, dan Kepulauan Seychelles. Karena tidak ada larangan penggunaan baju-baju seperti militer itu. Akan tetapi, jika Anda tetap ingin memakainya, pastikan bahwa tempat tujuan berlibur yang akan Anda kunjungi tidak melarangnya dan tidak ada sanksi.
Pakaian renang mini
Secara garis besar, pria harus menghindari menggunakan celana dalam saat berenang di pantai. Bokong Anda akan terlihat. Sementara wanita, sebaiknya tidak mengenakan bikini model thong, kecuali kalau ingin melakukan pemotretan dengan latar belakang pantai.
dan multimedia lainnya.
Sabun, tisu, sikat gigi, dan sampo
Anda bisa membeli peralatan mandi tersebut di tempat tujuan berlibur bila yakin mendapatkannya dengan mudah dan murah. Kalaupun ingin membawanya, bawalah secukupnya saja.
Uang tunai

Zaman yang serba praktis seperti sekarang, mungkin Anda tidak perlu membawa uang tunai terlalu banyak saat bertransaksi. Cukup siapkan potongan plastik ajaib bernama kartu kredit atau kartu ATM. Transaksi pun akan berjalan lancar tanpa masalah. Akan tetapi, bukan berarti Anda harus mengosongkan dompet dari uang tunai saat berlibur. Anda perlu uang tunai saat melakukan pembayaran taksi, tip pelayan restoran, atau membeli makanan di pinggir jalan yang sepertinya saat ini belum dilengkapi dengan mesin EDC.

Monday, December 1, 2014

Bulan di Ranting Cemara

Saat senja mulai melepas, suasana remang-remang mulai melingkar langit. Seandainya duduk berdua dengannya semua jadi tak berasa. Tak terasa, rinduku mulai bangkit. Menggelepar bak sayap merpati kecil yang baru belajar terbang.

Ketika alam mulai berjanji untuk mempertemukan aku dan dirinya di malam itu, aku sudah membayangkan, diterangi di bawah sinar rembulan. Sabda alam terkadang membawa suka pula duka. Rinduku yang teramat, semakin menyengat. Aku melihat, ada bulan bundar sempurna yang menyembul dari balik ranting cemara.

Rindu yang kurasakan makin membara. Riak-riak kecil tirta pantai seolah bercakap-cakap mengajak diriku untuk bersamanya. Canda ria gemerisik Kelomang berlalu lalang di atas butiran silika pantai seolah memberi tanda padaku untuk segera bertemu dengannya. Jujur, aku ingin dia ada di sisiku.

Malam mulai menyinggah semakin pekat. Perlahan-lahan purnama mulai menggantung. Kartika bertebaran tak terhitung jumlahnya. Gravitasi bumi tak mampu menarik menjatuhkan satu dari miliran mereka ke dalam pelukanku. Saat esok hari setelah dirinya kembali, mungkin saja aku akan

Thursday, November 27, 2014

Terima Kasih, Sayang...

Pagi ini, aku masih ingin mencari bagian-bagian yang terserak semalam. Butiran-butiran putih kental bening yang mengalir  semalam itu masih mengingatkanku padanya. Pagutan-pagutan bibir itu… aahhh… hingga pagi ini masih merasuki sukma hingga ke sumsum tulang belakangku. Permainannya sungguh luar biasa.

Dia satu-satunya yang bisa menundukkan aku di malam itu hingga lunglai dan lemah terjatuh. Hingga tetes-tetes terakhir yang bisa aku rengkuh bersamanya. Aku tak munafik manakala dia menatapku penuh tahu dan menggoda diriku. Menggoda dan tergoda aku pikir sudah biasa. Butiran-butiran kental putih berkilau itu masih terus membayangi diriku. Entah sudah berapa banyak kenikmatan yang aku raih bersama dirinya selama ini.

Mataku terpejam dan terbuka dibuatnya. Permainan-permainan cantik dia hanyutkan bersama diriku. Semilir angin dari air conditioner tak menjauhkanku darinya. Justru semakin menambah erat dan hangat dalam dekapanku. Geliat liarnya terkadang sulit aku taklukan. Begitu kencang menyerang bertubi-tubi ke dalam organ lisanku. Menyambung dua tiga bagian rasanya belum terpuaskan. Entah berapa kali di malam itu dia menjamahi lisanku.


Menjadi pertempuran hebat yang tak perlu mengeluarkan banyak keringat. Kemilau semburat yang memancar tak sanggup aku elakan. Menjadi kenangan indah yang akan terus melekat dalam ingatan. Aku ingin berucap, mungkin hanya dalam beberapa kali kecupan. Bagiku itu sudah cukup. Diapun akan mengucapkan hal yang sama untukku. Aku masih merasakan apa yang terjadi di malam itu untukku pagi ini. Dia telah menemaniku hingga pagi menjelang. Terima kasih permainanmu susu putih kental manis untukku. Love J

Wednesday, September 3, 2014

Sunday, July 27, 2014

Friday, July 18, 2014

Imaginative Writing: Menulis dan Menerbitkan Buku Itu Gampang


"Sulit jika kita mengatakan sulit"

Menulis lalu menerbitkan buku dan dibaca banyak orang impian setiap penulis. Namun, proses penulisan dan kesempatan untuk menerbitkan sering menjadi kendala penulis. Penentuan tema, penokohan/karakter, latar atau setting (tempat), sudut pandang, gaya bahasa, amanat, dan alur cerita menjadi kendala umum yang dihadapi penulis. Belum lagi ketika penulis ingin menggambarkan atau menceritakan sesuatu yang belum pernah dilihat dan dirasakan langsung.

Memulai Imaginative Writing
Sebuah buku, seperti novel tidak harus berisi ratusan halaman tebal. Yang perlu kita lakukan adalah memanfaatkan imajinasi kita ketika menulis. Itulah yang disebut imaginative writing, yaitu proses menulis kreatif yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penulis dengan cara-cara imajinatif, terlihat unik, dan puitis. Penulis menuangkan ekspresi perasaan dan ide-ide tanpa ada batasan secara faktual, ditulis secara ekspositoris logis.

Persiapan ketika kita ingin memulai imaginative writing:

1.      Kejelasan
Tidak membingungkan orang. Artinya, ketika tulisan dibuat pembaca langsung memahami arah yang akan dituju.

2.      Bentuk                      
Ada tiga bagian yaitu awal, tengah, dan akhir. Awal: harus dapat menarik pembaca dan ending yang memuaskan. Hal ini berlaku untuk cerita fiksi, memoar, esai pribadi, otobiografi, dan cerita anak-anak. Terkadang, penulis jenius mengabaikan ini, tetapi kebanyakan kita tidak jenius jadi tidak bisa mengabaikan hal ini.

3.      Emosi                        
Ada emosional dan pembaca peduli terhadap hal-hal protagonis yang dibangun. Seperti menangis, tertawa, takut, atau merasakan sesuatu.

4.      Arti dan Koneksi     
Arti di sini mengacu kepada orang atau situasi, pembaca dapat terhubung dengan hal-hal yang terjadi dalam cerita (larut dalam cerita). Baik itu cerita seorang penulis yang dapat dimasuki lebih dalam oleh pembaca, juga hiburan dari sebuah tulisan, humor, dan sebagainya. Dalam beberapa cara, penulisan tersebut dapat terhubung ke seluruh dunia.

5.      Bahasa                       
Penulis sangat peduli dengan kata-kata karena itu menjadi sebuah kekuatan. Penulis sudah semestinya mencintai bahasa.

Untuk mengembangkan ide sebuah tulisan imajinatif dapat berasal dari:
Ø  Cerita pendek
Ø  Puisi
Ø  Surat diri (baik untuk masa depan atau masa lalu)
Ø  Surat untuk orang lain
Ø  Diary
Ø  Prolog atau epilog
Ø  Pidato
Ø  Autobiografi dan sebagainya

Hal-hal yang harus dipaparkan dalam prosepenulisan imajinatif:
Ø  Topik                          : Apa yang ditulis
Ø  Tone                           : Bagaimana suara tulisan Anda (Konsistensi selama menulis)
Ø  Struktur dan Fitur      : Apa bentuk yang Anda pilih akan terlihat dan berisi sebagai   isi sebuah cerita Anda
Ø  Pesan                          : Apa pesan yang ingin disampaikan
Ø  Audiens                       : Apa yang akan Anda katakan kepada pembaca
Ø  Bahasa                         : Bagaimana Anda ingin mengatakannya

Mengolah  Imajinasi Menjadi Tulisan
Sebuah imajinasi jika disusun dengan baik akan menghasilkan sesuatu yang sangat luar biasa. Mengapa? Karena sesuatu itu tidak akan terbentuk secara luar biasa apabila Anda tidak berimajinasi.

Menulis menjadi magnet tersendiri untuk mereka yang menyukai dan menikmatinya. Di situ seakan-akan Anda membentuk dunia baru yang diinginkan dan membuat tokoh-tokoh yang ingin dimainkan. Penulislah sebagai dalang dari tokoh-tokohnya tersebut. Penulis berimajinasi dan sah-sah saja memutar balikkan nasib dan takdir para tokoh yang dibuatnya dengan sekehendak hati. Akan tetapi, penulis harus tetap berada di jalur logika cerita agar cerita yang dibuat menjadi lebih menarik dan masuk akal, apabila tulisannya ingin dibaca khalayak ramai.

Fiksi, sebagai sebuah tulisan yang mendasarkan pada imajinasi atau karangan cerita dari penulis. Seperti cerpen, novel, atau film. Akan tetapi, jangan salah meski hanya mengandalkan kekuatan imajinasi, perlu dilakukan riset kecil untuk tema yang akan ditulis agar isi cerita lebih berbobot dan hidup.
Saat penulis membuat sebuah tulisan, berikanlah “sesuatu” untuk pembaca. Baik itu ilmu pengetahuan, motivasi, hikmah hidup, hal-hal baru yang bermanfaat untuk pembaca meski hanya tulisan fiksi.

Semua imajinasi Anda dapat dikemas dalam sebuah cerita menarik dengan gaya Anda sendiri. Tulislah semua yang ada dan terlintas dalam pikiran Anda. Setelah selesai, coba Anda baca kembali dan saat dirasa masih ada hal-hal yang kurang mendukung atau mengganjal di pikiran, langsung hapus dan tulis kembali dengan kalimat atau kata yang menurut Anda lebih baik, enak, dan pas.
Jadi, jika Anda ingin menjadi penulis dari sekaranglah bergerak. Ambil pensil, pulpen, spidol, atau alat menulis apapun yang dapat Anda gunakan. Kertas kosong, buku diary, laptop, PC sekalipun, segeralah menulis!

Semakin sering Anda merangkai kata demi kata, suatu hari nanti Anda akan menemukan hal-hal yang mengagetkan saat kata itu terangkai menjadi kalimat dan hidup serta memukau. “Semua orang bisa menulis, tetapi tidak semua orang bisa menulis dengan baik dan benar.”

Ketika proses penulisan selesai, penulis dihadapkan lagi untuk menerbitkan buku. Mulai dari naskah tidak sesuai genre penerbit hingga harus bersaing dengan penulis senior. Berakhir kecewa!

Kini, tak sulit lagi menerbitkan buku.  Menerbitkan buku tak hanya di penerbit konvensional. Buku pun tak lagi hanya dapat dinikmati dari lembaran-lembaran kertas yang kita beli di toko buku. Teknologi digital berkembang semakin pesat. Kita dapat memanfaatkan aplikasi digital untuk menerbitkan buku melalui penerbit buku digital.

Dengan cara itu buku dapat lebih mudah diperoleh, diakses, dan dibaca banyak orang.
Tentu, hadirnya aplikasi itu membuat dan menerbitkan buku menjadi gampang. Melalui persiapan materi penulisan yang baik dan pemanfaatan aplikasi penerbitan digital, dapat memberikan peluang lebih besar untuk penulis yang ingin menerbitkan buku.
(Jun W-Chief  Editor Aksaramaya Publisher/Pustaka Maya)

SESAL KEMUDIAN TAK BERGUNA

Sudah lama tersimpan dalem kompi, akhirnya keluar juga. Ditambah lagi, udah lama ga ngeblog. Sekalian memperlancar jemari yang mulai kaku. Mengolahragakan pergelangan tangan yang mulai sakit-sakitan. Panggilan jiwa yang mulai meraung-raung harus segera diisi di bolong-bolong kecil otak. Untaian kalimat cerita berikut semoga jadi pembelajaran baik da berharga buat kita dan banyak orang. 

Di dalam sebuah hutan, hiduplah sepasang Rubah. Rubah itu memiliki seorang anak laki-laki. Mereka hidup bahagia dan dalam kedamaian. Rubah itu selalu mengajak anak laki-laki satu-satunya bercanda dan bersenda gurau. Saat malam, mereka sering bernyanyi dengan suara lantang. Akibatnya, penunggu hutan yang lainnya, merasa terusik.
Lion sebagai raja hutan, tidak tahan mendengar suara berisik dari keluarga Rubah tersebut. Raja hutan ribut dan mengamuk. Sepasang Rubah itu pun diserangnya secara membabi buta. Bapak Rubah melawan dengan sekuat tenaga. Saat masih berkelahi, Pak Rubah meminta kepada anaknya yang masih kecil untuk berlari menyelamatkan diri.


Begitu takutnya Rubah kecil itu. Dengan perasaan takut yang masih menyelimuti, Rubah kecil berlari sekuat tenaga. Sementara, ayah dan ibunya masih berkelahi sekuat tenaga melawan Raja Hutan yang bengis. Meskipun begitu, tetap saja kedua Rubah itu tidak mampu menghadapi Raja Hutan, mereka akhirnya tewas mengenaskan di tangan Raja Hutan. Sementara, Raja HUtan mengalami luka cukup parah.
Rubah kecil terus berlari hingga tenaganya habis. Di tengah jalan sang Rubah kecil jatuh pingsan. Kakinya luka-luka terkena duri dari dalam hutan. Ketika itu, lewatlah sepasang kerbau hutan. Mereka begitu iba melihat anak Rubah kecil itu kelelahan dan kaki luka terkena duri. Akhirnya, sepasang kerbau hutan itu menolong anak Rubah.

“Ibu, ayo kita tolong dan bawa pulang anak Rubah kecil malang itu”, kata Bapak Kerbau.
“Iya Pak, kelihatannya dia tidak jahat!” jawab Ibu Kerbau.

Anak Rubah kecil itu dibawa pulang dan diasuh dengan penuh suka cita oleh sepasang Kerbau hutan hingga sembuh. Memang, kebetulan sekali, keluarga Kerbau belum memiliki anak. Akhirnya, keluarga Kerbau mengangkat anak Rubah itu menjadi anak mereka.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Rubah kecil yang malang itu, sekarang tumbuh menjadi dewasa dan berbadan kekar. Dia juga sangat rajin membantu kedua orang tuanya, meski itu orang tua angkat. Oleh karena itu, keluarga Kerba Hutan begitu mencintai dan menyayanginya.
Hidup dalam kedamaian dan ketenangan selama bertahun-tahun, tanpa disangka, induk kerbau melahirkan anak kerbau kecil yang sehat dan cerdas. Begitu senangnya keluarga kerbau hutan, termasuk juga Rubah. Mereka begitu bergembira akan kehadiran seorang anak di tengah-tengah keluarga itu.

Beberap bulan sudah berlalu, Ibu Kerbau harus membantu sang suami berladang. Mereka menanam padi di sawah. Ketika itu, Ibu dan Bapak kerbau menitipkan anaknya yang masih kecil kepada Rubah. Rubah pun dengan setia menunggui adik angkatnya itu dengan riang gembira.
Begitu setianya sang Rubah menunggui adik angkatnya. Jangankan hewan-hewan ganas yang akan mengganggu, nyamuk dan hewan kecil lainnya dia usir. Oleh karenanya, bayi kerbau itu dapat beristirahat dengan tenang dan tidur nyenyak.

Menjelang siang, Induk dan Bapak Kerbau pulang dari ladangnya. Akan tetapi, keduanya sangat kaget dan terkejut melihat dari kejauhan anak angkat mereka berlari kencang bersimbah keringat.

“Paaaak, bapaaak! Ibuuuuuu! Cepaat pulang!” teriak Rubah sekencang-kencangnya.
“Apa yang terjadi” tanya Induk Kerbau dengan tatapan curiga saat melihat begitu banyak darah di moncong dan hidung Rubah.
“Ada apa engkau berlari-lari ke ladang? Bukankah kami memintamu menunggui adik di rumah?”. Jangan-jangan… Oh! Apakah engkau melahap adikmu sendiri?”
“Kurang ajar!”
“Tid… tidak pak, bu…!”
“Pak, mulutnya banyak darah, jangan-jangan anak kita sudah dimakannya. Hajar saja dia Pak. Benar-benar anak Rubah tidak tahu balas budi!” kata Induk Kerbau.

Tanpa menungu dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi, Bapak Kerbau memukul dan menghajar anak Rubah dengan kayu balok, sehingga anak Rubah itu jatuh pingsan dan terkapar di tanah. Begitu amarahnya Bapak Kerbau, anak Rubah itu dilempar ke dalam sungai yang mengalir deras.

“Pak, cepat lihat bayi kita!” Induk Kerbau meminta suaminya untuk segera melihat anak mereka.
Mereka tergesa-gesa berlari menuju rumah.
Apa yang ditemukan Induk dan Bapak Kerbau itu? Ternyata bayi mereka masih tidur dengan nyenyaknya. Anak mereka selamat dan tidak kurang apapun juga. Di dekat anak Kerbau itu terlihat bangkai Ular Piton yang sangat besar dengan kepala hampir remuk dan badan tercabik-cabik.
“Oh Tuhan,…jadi, Rubah itu telah menyelamatkan anak kita dari lilitan Ular Piton yang besar ini”, kata Induk Kerbau.

“Oooh Bu… bu… kita telah bertindak tanpa berpikir dan bertanya terlebih dahulu kepada Rubah”, ucap Bapak Kerbau kepada istrinya dengan raut wajah menyesal. Mereka berdua segera berlari menyusuri aliran sungai ketika anak Rubah itu mereka lemparkan. Akan tetapi, usaha mereka sia-sia. Rubah yang malang itu tidak dapat ditemukan lagi. Apakah sudah mati tenggelam atau hanyut dibawa aliran sungai yang deras itu. Tidak ada yang tahu.