Monday, August 26, 2019

Indonesia Muslim Lifestyle Festival, Saatnya Halal Jadi Keharusan


Halal adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, diterjemahkan sebagai "diizinkan (permissible)" ke dalam bahasa Indonesia. 
 
Pesta Jajanan Halal di Indonesia Muslim Lifestyle Festival [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]

Dalam Alquran, kata halal dikontraskan dengan haram (terlarang). Oposisi biner ini dielaborasi ke dalam klasifikasi yang lebih kompleks dikenal sebagai "lima keputusan", yaitu wajib, direkomendasikan, netral, tercela, dan dilarang.  Ahli hukum Islam tidak setuju pada apakah istilah halal mencakup tiga pertama atau empat pertama kategori ini.  Dalam beberapa waktu terakhir, gerakan-gerakan Islam yang berusaha memobilisasi massa dan penulis yang menulis untuk audiens populer telah menekankan perbedaan yang lebih sederhana antara halal dan haram.

Istilah halal terutama terkait dengan hukum “diet” Islam, dan terutama daging yang diproses dan disiapkan sesuai dengan persyaratan tersebut. Kata-kata halal dan haram adalah istilah yang biasa digunakan dalam Al-Qur'an untuk merujuk kategori-kategori yang sah atau diizinkan dan melanggar hukum atau dilarang. 

Beberapa perusahaan makanan menawarkan makanan dan produk olahan halal, termasuk foie gras halal, lumpia, nugget ayam, ravioli, lasagna, pizza, dan makanan bayi. Makanan siap saji halal adalah pasar konsumen yang berkembang bagi Muslim di Inggris dan Amerika dan ditawarkan oleh semakin banyak pengecer. Pun dengan masakan vegetarian adalah halal jika tidak mengandung alkohol.
 
The Biggest and Most Comprehensive Islamic & Halal Lifestyle Festival [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]
Contoh makanan haram (non-halal) yang paling umum adalah daging babi (termasuk produk olahan daging babi dan turunannya). Sementara, daging babi adalah satu-satunya daging yang secara kategori tidak boleh dikonsumsi oleh umat Islam (Al-Quran melarangnya,  Surat 2: 173 dan 16: 115 [7]. Makanan lain yang tidak dalam keadaan murni juga dianggap haram (seperti sosis yang mengandung lemak babi) . Kriteria untuk barang-barang non-babi termasuk sumbernya, penyebab kematian hewan, dan bagaimana makanan tersebut diproses.

Toko pasar halal untuk bahan makanan di Woodbury, Minnesota di Amerika Serikat memastikan bahwa, seluruh produk yang masuk ke dalam gerai mereka berlabel halal.  Muslim juga harus memastikan bahwa semua makanan (terutama makanan olahan), serta barang-barang non-makanan seperti kosmetik dan obat-obatan, halal. Seringkali, produk-produk ini mengandung produk sampingan hewan atau bahan-bahan lain yang tidak diizinkan untuk dimakan atau digunakan oleh umat Islam di tubuh mereka. 

Makanan yang tidak dianggap halal untuk dikonsumsi umat Islam termasuk darah  dan minuman keras seperti minuman beralkohol. Seorang Muslim yang sebaliknya akan mati kelaparan diizinkan untuk makan makanan non-halal jika tidak ada makanan halal yang tersedia. Selama penerbangan pesawat, Muslim biasanya akan memesan makanan halal   untuk memastikan hidangan pilihan mereka tidak mengandung daging babi. 

Sertifikasi
Secara global, sertifikasi makanan halal telah dikritik oleh kelompok lobi dan individu anti-halal menggunakan media sosial. Para kritikus berpendapat bahwa praktik ini menghasilkan biaya tambahan; persyaratan untuk secara resmi mensertifikasi makanan halal secara intrinsik menyebabkan konsumen mensubsidi kepercayaan agama tertentu. Juru bicara Federasi Dewan Islam Australia Keysar Trad mengatakan kepada seorang jurnalis pada Juli 2014 bahwa ini adalah upaya untuk mengeksploitasi sentimen anti-Muslim. 

Sementara itu dari sisi bisnis, Kamar Dagang Dubai memperkirakan nilai industri global dari pembelian konsumen makanan halal menjadi $ 1,1 triliun pada 2013, menyumbang 16,6 persen dari pasar makanan dan minuman global, dengan pertumbuhan tahunan 6,9 persen. Wilayah pertumbuhan meliputi Indonesia (nilai pasar $ 197 juta pada tahun 2012) dan Turki ($ 100 juta). Pasar Uni Eropa untuk makanan halal diperkirakan memiliki pertumbuhan tahunan sekitar 15 persen dan bernilai sekitar $ 30 miliar. 

Industri Halal
Tak dipungkiri, Indonesia punya potensi yang sangat besar untuk perkembangan Industri Halal dan syariah, mengapa? Hal ini terkait Indonesia sebagai penduduk dengan mayoritas Islam terbesar di dunia. Menjadi catatan bahwa, fokusnya negara-near a OKI  terhadap pasar halal, seperti pendidikan, pariwisata, pakaian, makanan, kosmetik, bahkan properti membuat tren halal semakin menggema. 
 
Olimpiade Halal di Muslim LifeFest [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]
Lama kelamaan, gaya hidup halal pun semakin memberi pengaruh nyata terhadap berputarnya roda ekonomi suatu negara. Hal ini jelas akan dapat mendorong perekonomian nasional dan bergeraknya dunia usaha. Oleh karenanya, tak pelak lagi, Halal lifestyle berlaku untuk berbagai pihak. 

Indonesia menempati ranking 10 dari 15 negara untuk bidang ekonomi syariah, menurut data Global Islamic Economy Repot 2016-2017 dan 2017-2018. Di satu sisi, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah negara kita juga tertinggal dari negara-negara mayoritas nonmuslim, seperti Australia dan Thailand. 

Membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk menjalankan gaya hidup halal memang perlu effort, namun tetap harus dijalankan. Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan hal ini, LIMA Event akan melangsungkan pameran industri dan gaya hidup di Indonesia Muslim Lifestyle Festival (Muslim Life Fest) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan Jakarta, mulai 30 Agustus hingga 1 September 2019.
 
Muslim LifeFest jadi ajang bertemunya startup [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]
LIMA Event berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, Perkumpulan Lembaga Dakwah dan Pendidikan Indonesia, dan Yayasan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad Tengaran. Pameran ini hadir tentunya punya tujuan, yaitu mengembangkan industri halal menjadi besar dan halal, dan menjadi gaya hidup.  Pameran ini akan menampilkan produk-produk halal dari 8 sektor, yaitu sekolah berbasis Islam, modest fashion, halal food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media, dan startup berbasis syariah.

Tak hanya mengembangkan industri halal semata, acara ini hadir sekaligus juga sebagai wahana edukasi dan sosialisasi umat Islam mengenali kembali hakikat  konsep halal yang sepenuhnya dapat diaplikasikan di semua lini kehidupan. Fakta yang tak bisa dipungkiri, ekonomi halal telah diakui dunia dapat menggerakan perekonomian secara signifikan. 

Pameran ini juga menjadi salah satu kontribusi pengusaha muslim untuk Indonesia yang akan bersiap menjadi tuan rumah ekonomi dan keuangan syariah di 2024 mendatang.
Di ajang pameran ini, pengunjung bakal mendapatkan  dan bisa mengikuti rangkaian seminar dan workshop bisnis, seperti pelatihan ekspor, digital marketing, konsultasi bisnis mengenai legalitas usaha, sertifikat halal, HAKI, ISO, dan lain sebagainya. 
 
Peta Lokasi Muslim LifeFest [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]
Indonesia Muslim Life Fest ini tentu dapat menyentuh seluruh aspek kehidpan masyarakat muslim Indonesia khususnya dan dunia umumnya. Di sisi lain menjadi tempat  beragam bisnis syariah bisa berkumpul, bertatap muka bersama untuk memajukan industri syarian Indonesia. Tentu  juga bisa menjadi trendsetter pameran industri halal di Indonesia. 

Inspirasi MIHAS
MIHAS (Malaysia International Halal Showcase) telah memberi inspirasi lahirnya Indonesia Muslim Life Fest. MIHAS, yang notabenenya sebagai ajang pameran dagang industri halal bertaraf internasional  dan selalu dinanti pelaku industri, produsen, distributor, dan pembeli produk halal. Selama 12 tahun terakhir, MIHAS telah sanggup menarik lebih dari 31.2406 pengunjung dari seluruh dunia. Negara yang menjadi partisipan diantaranya : Indonesia, Filipina, Korea Selatan, Jepang, China, Belgia, Iran, Perancis, India, Palestina, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki. Lihat selengkapnya tentang MIHAS https://marketing.co.id/mihas-kembali-akan-menggelar-pameran-produk-halal/.

Jadi, halal bukan sekadar ajaran agama semata. Masuknya nilai-nilai Islam di dalam praktik bisnis menjadi tren dan gaya hidup masyarakat dengan Halal Lifestyle. Saatnyalah masyarakat Indonesia menjadikan halal sebagai gaya hidup dan hijrahnya umat Islam. Anda bisa menikmati segera pameran terbesar ini dengan hadirnya 300 stand dan luas area 13 ribu meter persegi dengan tiket masuk sebesar IDR 25K dan FREE lho di hari Jumat.  Tentunya, buat startup yang mau ikutan, ini momen yang tepat, mengapa? Ya, bisa memanfaatka kesempatan ikut ajang kompetisi social entrepreneurship.

Bagi  muslimah pun bisa ikutan pula di acara hijaber gathering  yang akan berorientasi global, PULDAPIA menghadirkan Islamic Education Fair yang menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam. Mantep banget kaan. Pun di pameran ini Anda bisa  mengenal lebih dalam pendidikan tinggi Islam yang kini berkembang dinamis  menjawab kebutuhan lapangan kerja yang lebih meluas lagi dan sesuai perkemangan zaman.
 
PULDAPIA: Islamic Education Festival Muslim LifeFest [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]
Selain itu, pameran ini juga menampilkan Pusat Jajanan Halal. Yang unik di sini, pengunjung  akan diperkenalkan profesi khusus peracik makanan halal yang ternyata juga telah mendapatkan sertifikasi kompetensi food handler

Makin penasaran kaan… Siap-siap meluncur yaa di tanggal 30 Agustus hingga 1 September 2019 di JCC, Senayan Jakarta. Bawa serta keluarga agar wawasan kita semakin bertambah. Sampai ketemu di JCC semua. #HalalisMyLifestyle #MLF2019



Agenda Acara di Muslim Life Fest [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest]