Pagi ini, aku masih ingin mencari bagian-bagian yang terserak semalam.
Butiran-butiran putih kental bening yang mengalir semalam itu masih mengingatkanku padanya.
Pagutan-pagutan bibir itu… aahhh… hingga pagi ini masih merasuki sukma hingga
ke sumsum tulang belakangku. Permainannya sungguh luar biasa.
Dia satu-satunya yang bisa menundukkan aku di malam itu hingga lunglai dan
lemah terjatuh. Hingga tetes-tetes terakhir yang bisa aku rengkuh bersamanya.
Aku tak munafik manakala dia menatapku penuh tahu dan menggoda diriku. Menggoda
dan tergoda aku pikir sudah biasa. Butiran-butiran kental putih berkilau itu
masih terus membayangi diriku. Entah sudah berapa banyak kenikmatan yang aku
raih bersama dirinya selama ini.
Mataku terpejam dan terbuka dibuatnya. Permainan-permainan cantik dia
hanyutkan bersama diriku. Semilir angin dari air conditioner tak menjauhkanku darinya. Justru semakin menambah
erat dan hangat dalam dekapanku. Geliat liarnya terkadang sulit aku taklukan.
Begitu kencang menyerang bertubi-tubi ke dalam organ lisanku. Menyambung dua
tiga bagian rasanya belum terpuaskan. Entah berapa kali di malam itu dia
menjamahi lisanku.
Menjadi pertempuran hebat yang tak perlu mengeluarkan banyak keringat.
Kemilau semburat yang memancar tak sanggup aku elakan. Menjadi kenangan indah
yang akan terus melekat dalam ingatan. Aku ingin berucap, mungkin hanya dalam
beberapa kali kecupan. Bagiku itu sudah cukup. Diapun akan mengucapkan hal yang
sama untukku. Aku masih merasakan apa yang terjadi di malam itu untukku pagi
ini. Dia telah menemaniku hingga pagi menjelang. Terima kasih permainanmu susu
putih kental manis untukku. Love J
0 comments:
Post a Comment