Saya, Anda, dan kita, masing-masing punya kelebihan dan
kekurangan. Tetapi, bagaimana kekurangan yang kita punyai dimanfaatkan menjadi
satu kelebihan. Banyak orang yang tidak mengerti ke mana arah dan tujuan yang
sebenarnya. Banyak pula yang tak memahami apa yang mereka tulis, untuk siapa
mereka menulis, bagaimana mulai menulis, dan sebagainya.
Ani Berta, "The Power of Content" dalam paparan dan sharingnya. Foto: Dok. Pribadi |
Yang lebih mengenaskan lagi, mereka tidak paham
sesungguhnya sumber kekuatan yang mereka miliki. Terkadang justru lebih banyak
melihat potensi atau kelebihan orang lain dibanding diri sendiri. Bagaimanapun
dan siapa pun sudah diberikan garis sendiri-sendiri oleh Sang Khalik.
Dikaruniai akal atau pikiran olehNya, itu berarti kita harus berpikir, menggali
atau mencari tahu.
Sebagai orang yang berkecimpung untuk menyamakan persepsi
dan menyeimbangkan pemberitaan dengan “gaya” yang dimiliki, sudah seharusnya
blogger mengerti kekuatan yang dia tuliskan. Tak asal menulis, tetapi tahu
tujuannya. Memberikan kekuatan pada satu isi tulisan, itu yang terpenting. Tulisan
seorang blogger menjadi sumber kekuatannya.
Tepat di perhelatan Hari Blogger Nasional pada 27 Oktober
2016 lalu, bersama SEREMPAK, salah satu perpanjangan tangan dari Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA), bersama Bina Nusantara
Business School, di FX Binus Senayan, saya mencoba mengulik dan menangkap pesan
yang disampaikan oleh para narasumber mengenai kekuatan dalam satu konten.
Konten yang disampaikan kepada khalayak menjadi gambaran isi yang ada dalam
kepala seorang blogger. Konten seperti setengah nyawa, menurut saya.
Seorang Ani Berta, biasa disapa Teh Ani, memberikan
semacam Pil Dopping untuk “menyawakan”
konten yang akan disampaikan kepada umum. Membuat serangkaian laporan atau
pemberitaan pada satu kegiatan dalam bentuk hard
news, mengandalkan pokok-pokok
pemberitaan yang terjadi pada saat itu. Dikemas dalam bentuk menggugah, dan maksimal dalam wkatu dua hari
selesai untuk dilaporkan. Selesainya satu jalan berita dalam waktu yang tidak
berlama-lama menjadikan berita tak basi.
Menjadi Maestro melalui Artikel, Why Not! Foto: Dok Pribadi |
Apabila menjabarkan cerita dalam bentuk feature uraikanlah rangkaian kejadian
secara lebih mendidik terhadap satu objek atau peristiwa. Sifat-sifat yang
memberikan informasi, mendidikm menghibur, atau meyakinkan, serta menggugah
simpati atau empati pembaca tentang berita yang kita tulis.
Menarasikan dalam satu dua paragraf kejadian yang
diikuti pada saat kita berada di tempat
tersebut. Penting, menginterview atau mengobservasi satu kejadian secara “detail”
agar berita tersaji lebih akurat. Pengalaman sebagai guru paling berharga itu
benar. Bagaimana tidak, konten yang dapat mempengaruhi pembaca adalah
konten-konten yang biasanya ditulis dari orang-orang yang memiliki pengalaman
menulis lebih.
Pemula dan berpengalaman sangat dapat dibedakan. Kekuatn
konten menjadi peluru bagi kita untuk mengedepankan kelebihan dalam bentuk kemasan menarik, membelalakan mata dan
mengangakan mulut orang.
Menjadi seorang yang memiliki kekuatan dalam hal konten
itu nilai Plus. Di sinilah peran besar diri untuk menggali secara intensif
setiap kejadian. Interview, sebagai salah satu cara untuk mencari dan menggali
informasi narasumber ketika terbatas waktu saat paparan. Tak akurat mungkin
jika sajian berita tanpa data. Data menjadi satu kekuatan penulisan berita.
Verifikasi atau cek kembali setiap
berita, data, atau sumber berita yang diperoleh.
Tak asal memasukkan atau menyebarkan berita yang belum
tentu kebenarannya. Konten-konten yang kuat dan bermanfaat adalah konten yang
benar data, benar berita, dan akurat tanpa rekayasa. Memberikan laporan dalam
satu tulisan adalah penting. Seorang
blogger mungkin perlu mempersiapkan amunisi sebelum memberikan laporan
untuk dipublikasi.
Hal yang sangat diperlukan dalam pembentukan artikel dan
menambah kekuatan konten yang akan disampaikan adalahj dokumentasi berita.
Dokumentasi ini dapat dalam bentuk foto, video, maupun infografis. Tanpa ini
semua mungkin kekuatan konten yang dimiliki akan terasa pincang. Sajian artikel
yang memiliki kekuatan tentu akan jadi nilai tambah untuk diri kita.
Pembentukan opini-opini logis untuk menjadi satu ilmu
pengetahuan yang baru pun harus dapat dilakukan seorang blogger. Artinya, ada
kekuatan konten yang dibuat harus masuk nakal. Terkadang, masih ditemui logika
berpikir maupun opini logika yang terbalik-balik. Hal ini perlu diluruskan agar
tak menjadi bumerang sehingga kekuatan konten tidak menjadi lemah di mata
pembaca.
Hal baik yang dapat meningkatkan kekuatan konten kita
adalah, konten mampu dan dapat mengundang orang untuk melakukan sesuatu. Atau
konten menjadi acuan orang untuk melakukan hal-hal baik yang ditawarkan.
Sejalan dengan konten-konten yang memberikan kekuatan pada
satu tulisan, SEREMPAK (Seputar
Perempuan dan Anak) menjadi salah satu sumbu kekuatan konten untuk dibagikan kepada khalayak.
Judul-judul yang sangat dekat dengan perempuan dan anak menjadi nilai kekuatan
SEREMPAK untuk mengangkat isu mereka. Pengetahuan, Seputar Kesehatan
Reproduksi, Pemberdayaan Perempuan dan Pendidikan Hukum, Kewirausahaan, dan
Informasi Publik, sebagai konten-konten yang kuat dalam masyarakat.
Konten itu dapat mempengaruhi ukuran pencapaian audiens
target kita. Selain itu mampu meningkatkan
peringkat mesin pencari terhadap konten yang kita buat. Dengan konten
yang kuat, kita dapat melakukan begitu banyak pencapaian. Kekuatan konten yang
kita berikan akan membentuk opini awal tentang diri kita. Otomatis, akan
memberikan perhatian lebih kepada pengunjung blog atau website yang kita
miliki.
Jika kita menulis konten-konten yang tak bermanfaat,
otomatis pengunjung tak akan betah berlama-lama mengunjungi blog kita. Mereka
akan langsung kabur pindah ke tetangga sebelah dengan cepat.
Kiat-kita praktis yang disampaikan narasumber SEREMPAK
tersebut sebagai bentuk pembekalan dalam dunia blogger untuk peduli kepada
sekitar. SEREMPAK memberi jalan untuk menuju sumber kekuatan konten dalam dunia
perempuan dan anak yang begitu lekat dengan kita.
Branding, Siapa Kita
Sejalan dengan itu, Ina A. Muwarni, MM. MBA Deputy Head
of Marketing Program Binus Business School Jakarta memaparkan pentingnya
branding dari seorang blogger. Dia memberikan peribahasa-peribahasa menggugah.
Seperti “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan
Blogger jika sudah tidak ada meninggalkan…
Ya, melalu situs www.menti.com
banyak yang memberikan pendapat, ketika blogger sudah tak ada lagi, karya yang
ditinggalkannya untuk dikenang orang adalah TULISAN. Artinya, seorang blogger
dengan tulisannya yang khas atau berciri akan dengan sangat mudah dikenal
orang, itulah branding menurutnya. Branding menjadi ciri atau identitas yang
dengan cepat dikenali dan dibedakan dalam blog yang kita tulis dengan blog-blog
lainnya di pasar blog yang kita.
Tulisan, menjadi peninggalan berharga seorang blogger Foto: Dok. Pribadi |
Ketahuilah target audiens. Ya, siapa target yang akan
disasar dengan blog yang kita tulis. Artinya, pilih tema yang memang benar-benar
menjadi kesukaan atau passion kita. Kita hanya bisa bermakna untuk seseorang
saja. Kita tidak bisa menjadi apa saja buat siapa saja. Mengenal pembaca kita
itu penting dan menulis hal-hal yang mereka ingin baca itu baik.
Jika sudah memilih tema, fokus dengan satu tema yang
sudah menjadi pilihan kita. Ciptakan personal diri. Memilih nama blog itu
penting. Karena itu akan menjadi sumber berita Anda untuk ke depannya. Warna-warna
yang dipilih itu cerminan diri dan blog kita. Gunakan selalu gambar dengan
memilih gambar-gambar yang ada secara bijaksana. Membangun brand sebagai sebuah
investasi dan memang diperlukan. Suata saat, brand yang kita bangun akan
menjadi investasi besar di masa depan.
Branding itu penting untuk Blogger Foto: Dok. Pribadi |
Ina pun menyampaikan bahwa diri kita perlu dijual dengan
melakukan cara-cara berikut:
1.
Menulis
2.
Menjadikan media sosial sebagai teman
3.
Komentar
4.
Iklan dan gunakan analitik
5.
SEO menjadi hal penting
Dari konten sebagai satu kekuatan hingga “menjual” diri
sebagai bentuk branding tak dapat dipisahkan. Semua jadi satu kesatuan. Sudahkah
Anda mem-branding diri Anda?
0 comments:
Post a Comment