“Hidup
tanpa kopi, seperti malam tanpa bintang,” kata saya. Minum kopi, menjadi satu tradisi dan bagian gaya hidup
orang Indonesia. Entah itu minum kopi di pinggir jalan, kedai, atau coffee shop
modern sekalipun. Kopi sudah menjamur di mana-mana di seluruh dunia. Dengan kopi,
orang bisa berbagi. Dengan kopi orang bisa merasakan satu sama lain. Dengan
kopi pula semua disatukan dalam cangkir dan gelas.
Mencoba
membayangkan sejenak dunia tanpa kopi. Apalagi kalau saya bukan peminum kopi.
Barang yang enak itu berlalu begitu saja dari hadapan saya. Aah… sayang
disayang kalau tak tersentuh oleh lidah barang satu dua sruput.
Sejenak membayangkan kalau jalan-jalan di
kota, pun tempat-tempat belanja tradisional maupun modern. Duh, tak bisa
dibayangkan aroma wangi semerbak yang keluar itu lenyap dari peredaran. Bahkan lenyap
dari peradaban.
Bersyukurlah,
kopi ada di mana-mana dengan beragam jenisnya. Ada banyak macam memang, mulai
dari espresso, cappuccino, latte, mocha, café macchiato, java, café noir,
bahkan original nusantara punya. Pernah tahu mungkin ya, beberapa abad lalu,
minuman enak ini diharamkan (dilarang) pada sejumlah negara.
Ngopi Bareng KAI untuk penumpang KAI bersama Komunitas Kopi Nusantara [Foto: Dok Pri] |
Hmm…
melihat selintas dulu, pernah memang kopi dari negara asalnya Ethiopia,
dilarang. Alasannya seperti tak masuk akal, karena dibilang buat mabuk. Oiya,
di Eropa pun pernah dilarang oleh Raja Charles II pada 1676. Katanya, kopi itu
berhubungan erat dengan aktivitas para politik pemberontak. Tetapi, setelah
pelarangannya itu, Raja Charles mundur dari jabatannya.
Dari
satu kerajaan di Ethiopia abad pertengahan-Kaffa-, kopi (Coffea arabica)
“berjalan-jalan” ke Arabia. Yaman menjadi
tempat negara yang membudidayakannya lantas mengekspornya melalui
pelabuhan Mocha. VOC lantas membeli kopi tersebut dan dibawa ke
Batavia.Finally, kopi jadi barang yang sangat bernilai plus menguntungkan. Pada 1696
dibawalah bibit pertama ke Batavia untuk ditanam di Jawa oleh VOC.
Benar-benar
ya, ngobrolin kopi ini tak akan pernah ada habis-habisnya. Nah, di dua hari ini,
saya akan hadir dan terjun langsung untuk
Komunitas Kopi Nusantara “Ngopi Bareng KAI (Kereta Api Indonesia)” di Stasiun Pasar Senen, Jakarta.
Ini dia Barista-Barista andal dari Kopi Radin [Foto: Dok Pribadi] |
PT
Kereta Api Indonesia yang sangat peduli bahkan kepedulian yang tinggi terhadap
kopi nusantara untuk lebih dikenalkan
dan diangkat ke hadapan masyarakat. PT KAI kerjasama dengan Komunitas Kopi
Nusantara melalui anak perusahaannya bernama PT Reska Multi Usaha, membagikan
kopi gratis.
KAI, perusahaan peduli kopi bersama Komunitas Kopi Nusantara [Foto: Dok Pri] |
“Ngopi
Bareng KAI” inilah yang diusung dan dihelat dari hari Selasa (30 Januari
2018) hingga Rabu,31 Januari 2018. Megahnya lagi, "Ngopi Bareng KAI" ini ada di 40
pemberangkatan kereta di 13 stasiun.
Nah, stasiun tersebut ada di 11 kota, terdiri dari Jakarta Gambir, Pasar Senen,
Bandung, Cirebon, Purwokerta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Tegal, Surabaya,
Malang, dan Jember.
Nah,
pas banget nih, saya dapat di Stasiun Pasar Senen. Tentunya kita sudah tahu ya,
apalagi mereka yang berasal dari luar Jakarta. Rata-rata kebanyakan milih stasiun kereta api Senen untuk yang ke daerah-daerah seperti Cirebon,
Purwokerto, ada juga ke Yogya, Solo, Semarang, dan beberapa kota-kota lain
jalur kereta api.
Barista Teka Teki Coffee (atas), Barista Kopi Radin (tengah), & Barista Resto Nasi Kebuli (bawah) [Foto: Dok Pri] |
Stasiun
Senen ini termasuk stasiun tersibuk setelah Gambir. Aktivitas yang padat
di Stasiun Senen ini (menurut) saya,
menjadi daya tarik tersendiri untuk acara “Ngopi Bareng KAI” dan Komunitas Kopi
Nusantara. Bisa jadi, dengan acara itu tadi dan tingginya aktivitas orang ke daerah di luar Jakarta dan
kembali ke Jakarta, acara ini akan
tersebar ke penjuru.
Apalagi,
Stasiun Senen sebagai salah satu jantung transportasi kereta api yang relatif
murah. Kehadiran Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi Nusantara tersebut,
menjadi daya tarik tersendiri untuk mereka.
Penumpang KAI saat Ngopi Bareng KAI [Foto: Dok Pri] |
Dalam
pantauan saya pada Selasa (30/01/2018), di Stasiun Senen banyak terlihat orang-orang yang ingin
pergi entah pulang ke kampung, tugas, atau sekadar liburan. Dalam notifikasi
petugas Stasiun Kereta Api tentang Ngopi Bareng KAI dan Komunitas Kopi
Nusantara mereka sangat antusias. Hanya dengan menunjukkan KAI Access, mereka dapat
minum kopi secara free dengan kopi pilihan dari berbagai daerah di nusantara yang hanya
berlaku dari Selasa hingga Rabu (30-31 Januari 2018).
KAI Access, official mobile apps PT KAI [Foto: Dok Pri] |
KAI
Access sebagai Official Mobile Application-nya PT KAI. Aplikasi ini memberikan
kemudahan kita untuk memperoleh informasi dan melakukan pemesanan tiket kereta
api secara daring (online) di manapun dan kapan pun.
Dengan
KAI Access, calon penumpang diberi kemudahan. Apa saja kemudahannya? Yang
jelas, PT KAI memberikan diskon hingga 40% dari harga normal untuk penumpang
kereta api komersial, baik kereta eksekutif, bisnis, maupun ekonomi atau non-PSO
untuk seluruh Jawa atau Sumatera yang melalukan pemesanan tiket berdasarkan
aplikasi paling anyar KAI Access.
Nah,
promonya itu memang untuk kereta komersial. Keberangkatan keretanya di 8
Januari 2018 hingga 31 Maret 2018. Ternyata, pemesanan tiket untuk
keberangkatan sudah dilakukan per 15 Desember 2017 lalu. Eits, jangan khawatir ya, kalau penumpang belum bisa berangkat untuk tanggal yang sudah dipesan,
tiket dapat diubah jadwal keberangkatannya juga bisa di-cancel.
Oya,
kita bisa lho dengan mudah memperoleh KAI Access ini. Untuk yang pakai Android
bisa langsung menuju ke Google Play Store dan
pengguna iOS ke Apps Store dengan cara ketik “kai access” dan akan
keluar aplikasinya, lantas unduh (download). Space memori relatif kecil, hanya
16 MB. Apalagi perangkat sekarang sudah canggih-canggih dengan memori besar.
Nah, setelah mengunduh aplikasi “kai access”, kita bisa mempelajari secara
cepat apa saja fitur/menu yang tersaji di dalamnya.
Beberap
fitur/menunya seperti Train. Train ini kalau kita ingin memesan tiket. Fitur
Meals untuk memesan preorder makanan di
restorasi kereta api. Dalam tahap pengembangan juga akan ada fitur ‘e-moda’
yaitu fitur pre order kalau kita ingin menggunakan layanan antar jemput di
stasiun dengan transportasi lainnya. Fitur Porter, fitur preorder jasa angkut
barang atau bagasi penumpang .
Nah,
ada juga lho fitur supporting seperti My Trip. Fitur ini untuk mengetahui histori tiket yang kita
pesan. Fitur Deals, tentang promo terkait kereta api. Fitur Remind Me, ini
fitur untuk mengingatkan kita kalau mau pergi atau perjalanan agar tidak
terlambat. Fitur ini bisa kita setting sebelum jam keberangkatan. Fitur
Location, yaitu fitur untuk tahu lokasi paling up date dari kereta yang dinaiki
penumpang. Fitur e-Magazine, yaitu majalah digital tentang kereta api dan fitur
Chat with Loko. Fitur ini bisa jadi “teman” pribadi yang menemani kita dalam
perjalanan.
Nah,
mudah banget kan, dapat aplikasi, dapat pula kopi. Oya, di Ngopi Bareng KAI dan
Komunitas Kopi Nusantara ini ada sekitar 50 ribu cangkir kopi lho yang
dibagikan dari 200 orang barista yang
andal di bidangnya.
Nyeduh kopi di Stasiun Senen [Foto: Dok Pri] |
Selain
itu, ada banyak brand kopi lokal yang memang memeriahkan acara ini. Mereka
berasal baik yang dekat dengan stasiun maupun brand kopi dari luar daerah Jawa,
seperti Papua, Bali, Lampung, Aceh, juga
Flores. Rata-rata,pesertanya memang yang memiliki kedai kopi, penggiat
dan petani kopi bahkan dari pihak roastery sendiri juga juga ada.
Barista Teka Teki Coffee (atas) dan Barista Coffelatory (bawah) [Foto: Dok Pri] |
Nah,
di Stasiun Senen ini saya mendapati banyak booth menarik dalam menyajikan kopi,
sebut saja, Teka Teki Coffee, Kedai Kopi Radin, Coffelatory, juga Resto Nasi
Kebuli Kebon Nanas.
“Acara
Ngopi Bareng KAI dari KAI dan Komunitas Kopi Nusantara ini sangat bagus. Banyak
jenis kopi-kopi nusantara dari berbagai daerah diperkenalkan. Mulai dari Aceh
hingga Papua. Kopi lokal punya Indonesia, tak kalah dengan kopi dari luar. Hal
ini menjadi satu langkah maju melalu PT KAI. Kita patut bangga. Minimal
masyarakat kita bangga dengan kopi yang
kita miliki, apalagi hingga go international, lebih bangga lagi,” ucap Sulton
salah satu pengunjung pengguna KAI Access yang sempat mencicipi kopi lokal
racikan Kedai Kopi Radin di acara “Ngopi Bareng KAI”. https://www.instagram.com/p/BemVYQugNBe/
Nah,
kopi-kopi yang ada di Stasiun Pasar Senen ini beragam di setiap gerai. Mulai kopi Aceh (Gayo, Ulek Kareng), ada juga kopi dari
Jambi (Kerinci), Robusta Arjuna Malang yang ditanam dengan ketinggian 1.200
mdpl, kopi Flores, Sulawesi, Temanggung, Sumatera Satu Tujuah, dan lainnya.
Penikmat kopi sejati [Foto: Dok Pri] |
Melalui
Ngopi Bareng KAI free ini, KAI dan Komunitas Kopi Nusantara punya cara lebih
luas lagi menyebarkan informasi tentang kopi lokal kepada publik. Selain itu,
acara ini juga menjadi ajang charity pemilik kedai untuk berbagi hasil
penjualan kopi yang mereka miliki. Pemilik kedai kopi punya banyak peluang
untuk memasarkan produk kopi yang mereka miliki dalam bentuk kemasan. Contohnya
green bean, roast bean, ground coffee, juga cold brew.
Dialog Barista dan Penumpang KAI Stasiun Senen [Foto: Dok Pri] |
Barista-barista
kopi di Stasiun Senen pun diperkenankan menjual produk yang mereka miliki. Sepuluh
persen hasil penjualan tersebut diberikan sebagai charity kepada warga di
sekitar tempat penyelenggaraan acara (
dalam hal ini stasiun Senen salah satunya). Hal ini juga dalam rangka menunjang
Hari Gizi Nasional.
Oya,
selama Ngopi Bareng KAI di Stasiun Senen ini, ada hal baru yang saya peroleh on the spot. Apa itu, saya baru tahu
dari salah seorang barista, Mas Rivky dan Mas Aa dari Kedai Kopi Radin, mereka
bilang ke saya, kalau kopi yang bijian dan sudah di-roast itu dibalurin cokelat
leleh, terus dimakan enak. Eh, beneran. Sampai rumah saya cobain. Enaaak banget.
Jadi, kopi biji plus cokelat latte original. Hahaha.
Toss pencinta kopi di Stasiun Senen, Jakarta [Foto: Dok Pri] |
Saya
jadi makin cinta sama kopi lokal dan original Indonesia. Dengan cara Ngopi Bareng
KAI dan Komunitas Kopi Nusantara ini, kopi-kopi lokal Indonesia punya semakin
naik kelas. Ada harapan baru bagi pencinta kopi khususnya, kalau kopi dari luar
bisa membungkam mulut orang Indonesia, kenapa tidak kopi lokal bisa membius
mulut orang-orang mancanegara, bahkan
ingin balik lagi mencoba. Semangat Barista-Barista Indonesia, biji-biji
kopi itu sudah menjadi satu raga dalam tubuh kalian.
Sebelum berangkat ke beberapa daerah di Indonesa, Daniel Perez, traveler dari Venezuela sebagai pengguna KAI sedang menikmati Ngopi Bareng KAI di Stasiun Senen, Jakarta [Foto: Dok Pri] |
Komunitas
Kopi Nusantara dan KAI memberi satu arti untuk meraih kehidupan yang lebih baik bagi penggiat kedai kopi dan petani kopi khususnya. Semangat ngopi... ayooo kita ngopi lagi.
8 comments:
Rame ya pengunjung stand kopinya
Mba @Terry: rameeee bangeet Mba... barista ampe kehabisan kopi dan selama dua hari buka stok terus. Edaaan...
Pantes videomu kemarin rame banget Mas. Baca ini aja berasa banget euforianya :D. Moga2 ada acara kayak gini lagi yah. Asli seru banget
Mba @Ayaa... wuaaahahaha... antusias para penikmat kopi mba membludak. Ternyata, kopi nusantara ini ajiiib banget rasanya. Bikin nagih. Ayooo Mba kita ngopi.
Banyak banget yang perlu diketahui tentang kopi ternyata. Acara kemarin membuka sedikit wawasan. Sebagai penduduk negara penghasil kopi nomor 4 di dunia, memang seharusnya kita jadi duta-duta kopi
wah, Senen mantaplah ya, rameee banget. Event kemaren emang enak plus2 yaa, nyicipin kopi lokal yg ingetin kita terus kl Ind tuh potensi bgt namanya kopi :D
Hidup tanpa kopi seperti malam tanpa bintang, weh ini bisa jadi kata-kata mutiara seragam penikmat kopi nih hahaha. Rame banget suasananya. Kemarin cuma sempat ke Gambir aja, nggak intip pembagian kopi di stasiun lain. Mudah-mudahan acara serupa digelar lagi ama PT KAI. ^^
mau donk ngopi gratis nya. saya juga pecinta kopi nusantara menurut saya rasanya enak-enak dan tentunya ada seni minum kopinya. rame banget kayaknya ya...PT KAI sering2 deh bikin ginian hehehe
Post a Comment