Janngan takut untuk Test Covid [Sumber: www.cbncindonesia.com] |
Siapa sangka siapa nyana, dunia yang mulanya adem ayem dan riang
gembira, tetiba digemparkan dengan makhluk tak kasat mata. Hampir setengah isi
dunia dibuat heboh, rusuh, dan gelisah. Kocar-kacir bak butiran debu
diterbangkan angin. Roda perekonomian yang mulanya berjalan lancar, kini
tersendat berjalan perlahan. Hal yang lebih menyengsarakan, banyak nyawa anak
manusia terenggut karenanya. Bahkan melihat sisi lain dunia begitu banyak mayat
bergelimpangan di tengah jalan.
Sedih, kesal, marah? Ya! Namun, tak bisa kita berlama-lama larut dalam
kesedihan, kekesalan, bahkan kemarahan. Tak bisa dipungkiri, dampak terbesar
dari makhluk yang bernama Corona itu sangat terasa. Hampir seluruh dunia
terpukul. Aktivitas jadi terbatas. Ruang gerak tak bisa bebas. Berjarak satu
sama lain.
Social distancing (jaga jarak) untuk tidak berkumpul beramai-ramai jadi
pengejawantahan baru semenjak corona hadir. Begitu pula penggunaan masker,
mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktivitas, mengganti pakaian sesegera
mungkin setelah beraktivitas di luar. Lembaga-lembaga kesehatan tak memicingkan mata
melihat bencana dan duka yang melanda negeri zamrud khatulistiwa.
Ya, dari hampir seluruh Negara, Indonesia menjadi salah satu Negara yang
disorot dunia dengan hadirnya kasus corona ini. Bagaimana tidak, pola hidup
sehat dan bersih yang sebelum-sebelum kasus ini muncul sering diabaikan, kini
mau tidak mau, entah unsur keterpaksaan atau memang kewajiban, mesti melakukan
kebiasaan baru.
Kini, cuci tangan, pakai masker, maupun mengganti baju setelah
bepergian sesegera mungkin, sudah mesti diterapkan. Untuk menjaga dan mengantisipasi
penyebaran covid membengkak, pemerintah pun turun tangan mencegah. Mau tidak
mau, roda perekonomian berjalan melambat. Pusat-pusat kesehatan untuk menangani
kasus covid semakin membengkak. Rumah sakit-rumah sakit banyak yang menjadi
rujukan.
Orang-orang semakin membatasi diri untuk tidak bepergian, ngemall,
kumpul-kumpul di tempat umum, makan di resto, dan aktivitas lainnya yang
melibatkan banyak orang. Ya, salah satu unit pelayanan kesehatan, HALODOC
mengambil peran tindakan preventif dalam memutus mata rantai corona. Mungkin
belum ada yang tahu apa itu Halodoc ya teman-teman.
Halodoc merupakan aplikasi berbasis online sebagai bentuk kepedulian
dari solusi kesehatan inovatif yang membantu dan mempermudah pasien dalam
menghemat waktu dalam menebus resep obat di rumah sakit, baik racikan maupun
nonracikan. Halodoc juga mengakomodir masyarakat untuk dapat menerima bantuan
medis yang diperlukan dengan aman.
Saya pribadi pernah mengalami ketika antri ke dokter yang menyita waktu
berjam-jam. Sama halnya ketika saya membeli obat di apotek. Namun, dengan
Halodoc, waktu saya sangat hemat, tenaga pun tak terkuras, obat yang dicari pun
dapat segera sampai. Halodoc ini pun
sangat membantu saya karena memang tujuan utamanya adalah memberi kemudahan
kepada masyarakat dalam menerima akses layanan kesehatan untuk seluruh
masyarakat.
Enaknya lagi, aplikasi Halodoc berisi fitur-fitur yang dapat membantu
pengguna memperoleh layanan medis, seperti obat-obatan, panggilan suara, dan
panggilan video dengan dokter yang tersedia 24 jam. Aplikasi Halodoc ini
pertama kali ada di 2016 tepatnya pada April 2016. Seiring bergulirnya waktu,
akses pelayanan kecepatan waktunya hanya
30 detik saja. Benar-benar hemat. Pokoknya, segala sesuatu yang berkaitan dengan
kesehatan dipermudah dengan Halodoc.
Nah, bicara Halodoc tentunya bicara kesehatan. Tak saja Indonesia, tapi
dunia pun dilanda virus corona. Mau tidak mau fasilitas kesehatan semakin banyak
diperlukan. Kepedulian kesehatan ini pun difasilitasi oleh Halodoc. Untuk
kalian yang ingin melakukan Covid Test Jakarta dan berada di wilayah
Jakarta dapat langsung merujuk Halodoc.
Jangan pernah takut untuk melakukan Covid Test, mengapa? Kita tidak
tahu apa yang ada dan terjadi dalam tubuh kita. Mungkin dari luar terlihat
sehat-sehat, namun ketika di test ternyata mengandung bibit virus yang dapat
memicu perkembangan corona. Terapkan pola berpikir positif untuk setiap
permasalahan mengenai covid dalam diri. Perbanyak membaca berita benar dan
bukan hoax. Namun tetap dibarengi dengan bertanya pada ahli.
Kejadian di sekitar wilayah tempat tinggal saya, telah diberi
peringatan untuk tidak berkerumun, mengadakan acara, dan makan di tempat makan
beramai-ramai. Namun, peringatan yang telah dikeluarkan oleh ketua RT bahkan
camat setempat tak diindahkan. Alhasil, menerima berita tak sedap bahwa salah
satu dari mereka yang melakukan aksi kumpul-kumpul bareng, ketika pulang ke rumah
mendadak demam.
Sementara itu demamnya menurut anggota keluarga dianggap sebagai deman biasa. Selang beberapa waktu kemudian kondisinya semakin parah. Tak berapa lama kemudian, saya mendengar kabar duka bahwa tetangga yang tersebut dideteksi terkena corona dan telah meninggal dunia. Benarlah, jangan pernah abai pada peringatan. Patuhi secara bijak, tahan diri untuk tidak berkumpul beramai-ramai. Insya Allah, aman.
Baca Juga: Imunisasi: Cara Jitu Cegah Penyakit
Nah, di Jakarta sendiri untuk melihat daftar Covid Test Jakarta bisa
langsung cek di sini. Waspada pada sekitar (lingkungan), waspada untuk kesehatan
diri dan keluarga, dan waspada ketika Anda melakukan aktivitas di luar rumah
yang melibatkan beberapa orang. Saya pun berpesan untuk diri sendiri dan untuk
kita semua, pakai masker, bawa sabun (sabun cair) atau hand sanitizer, dan
mengganti baju sesegera mungkin setelah beraktivitas. Semoga pandemi ini segera berakhir dan kita
dapat melakukan aktivitas tanpa ada rasa takut. Semoga.
2 comments:
Makanya jangan bandel dan jangan mengangap enteng masalah. Padahal covid-19 itu bahaya banget. Masih berkerumun akhirnya berkerumun juga Khan di rumah sakit jadi pasien covid-19
Hahaha.. Iya yaak pok.. Bahaya sih yaa dibilangin ga nurut. Kalo nurut kan aman jadinya, minimal untuk diri sendiri aja dulu.
Post a Comment