Tak dapat dipungkiri bahwa dunia digital mampu mengubah segalanya hanya
dalam waktu singkat. Orang punya modal pengetahuan hanya seadanya, tiba-tiba
bisa kaya dan terkenal karena olah digital. Sebaliknya, orang yang begitu lama
populer tiba-tiba dilempar jauh ke jurang oleh pengagumnya juga karena
perkembangan dunia digital.
Pentingnya Branding Foto: Dok. http://www.speeli.com/ |
Begitulah kekuatan teknologi di era digital. Di negara
ini, kekuatan tersebut sekarang dibangun oleh 132,7 juta pengguna internet, 51%
dari total penduduk yang berjumlah 262 juta jiwa. Kekuatan tersebut diyakini
akan semakin berlipat jumlahnya dalam waktu singkat.
Berbagai lembaga riset pun melakukan penelitian terhadap
perkembangan pemakaian internet, utamanya di Indonesia. Seperti yang dilakukan
oleh eMarketer yang mencatat, pertumbuhan pengguna internet di Indonesia dari
tahun ke tahun tumbuh membesar. Pada 2014,
pengguna internet di Indonesia mencapai 83,8 juta sedangkan tahun 2015
meningkat menjadi 93,4 juta.
Branding in the digital age bersama CNI Foto: Dok.Pribadi |
Dari sisi usia pengguna internet terbesar berada di usia muda
(18-24 tahun) sebesar 43%. Berdasarkan jenis kelamin pengguna terbanyak adalah laki-laki
sebesar 51,5% sedangkan perempuan sebesar 48,5%. Berdasarkan jenis media sosial
di Indonesia, pengguna tertinggi adalah media sosial facebook, mencapai 93%,
diikuti twitter 80%, Google+ 74%, LinkedIn 39%, dan Instagram 32%.
Digital number in Indonesia Foto: Dok. Pribadi |
Dari beberapa literatur seperti Social Baker (2013)
Forbes (Digital in Numbers Indonesia
Compilation Presentation), menyebutkan Jakarta menduduki peringkat kedua di
dunia untuk pengguna facebook, sebesar 7,4 juta pengguna. Pengguna twitter
tertinggi adalah DKI Jakarta, sebesar 2,4% tweet dunia, diikuti oleh Tokyo
2,3%, dan London 2,0%.
Dari hal itu dapat terlihat jelas bahwa pertumbuhan
digital mengikis dan mengubah cara
pandang seseorang untuk menjalani kehidupan.
Perkembangan teknologi yang sangat canggih telah membuat
perubahan besar untuk seluruh kehidupan di dunia. Kemajuan teknologi informasi
yang serba digital membawa orang melangkah maju ke dunia bisnis yang sangat revolusioner,
mengapa? Karena jangkauannya sangat mudah, murah, praktis, dinamis dalam
berkomunikasi dan memperoleh informasi. Dunia Digital Informasi sekarang banyak
dipakai seperti memberikan konten dalam berkomunikasi, berbagi informasi, dan branding baik personal maupun
perusahaan melalui media sosial.
Perubahan terus terjadi dari dulu hingga sekarang, baik
cepat atau lambat, tetap ada yang namanya perubahan. Begitu pula dengan
cara-cara manusia berusaha, yang tadinya hanya menggunakan metode konvensional,
kini beranjak pada metode-metode yang serba canggih, atau dengan kata lain,
perusahaan telah pintar menyiasati cara mereka berusaha dengan memanfaatkan
teknologi digital.
Ani Berta, Blogger dan Content Writer sebagai moderator acara Foto: Dok. Pribadi |
Berkaitan dengan itu, pada Minggu (26/3/2017) CNI bersama
ISB (Indonesian Social Blogpreneur) mengadakan Blogger Gathering yang
mengambil tempat di Burger King, Kawasan Plaza Festival-Kuningan, Jakarta Selatan. Adapun tema yang diperbincangakan mengenai Branding
In The Digital Age dengan narasumber Dewi K Rahmayanti sebagai Social
Media Consultant dan Vincent, selaku Founder helofranchise.com. Acara ini
dimoderatori oleh Ani Berta selaku blogger dan content writer dan CNI yang sudah
memfasilitasi.
Vincent (kiri) dan Dewi K R. (Kanan) pemateri Foto: Dok. Pribadi |
Sebelum
Mas Vincent dan Mba Dewi mengumbar slide-slide mereka, Mas Gusti, representatif
CNI menyampaikan kilas-kilas CNI dalam dunia usaha, perkembangan CNI dulu dan
kini, hingga masuk dalam lini digital marketing.
Mas Gusti representatif CNI dalam paparannya tentang CNI Foto: Dok. Pribadi |
Dalam
paparannya itu, Mas Gusti sampaikan bahwa, CNI dulu dan kini berubah. CNI berbenah
melaju dalam era digital. Pola dan usaha dikembangkan seiring kemajuan zaman. “Dengan
teknologi digital, jangkauan CNI makin luas, makin dikenal publik”, ucapnya.
Dalam kesempatan ini pula, Vincent memaparkan materi mengenai Membangun
Branding Melalui Website, sementara itu Dewi K Rahmayanti menyampaikan materi
mengenai Strategi Personal Branding di Sosial
Media.Bagaimana paparan-paparan keduanya mampu membuat saya bertahan lama
dan mengorek begitu banyak pengetahuan? Mari ikuti rangkaian tulisan ini.
Membangun Branding Melalui Website
Ada pertanyaan besar yang menggelayut dalam benak saya
manakala hal ini dicuatkan, “mengapa website bukan blog?” dan ternyata, Mas
Vincent pun menanyakan hal yang sama kepada peserta Blogger Gathering saat itu.
Ada beberapa hal yang saya cermati dari hal, website dan blog pada dasarnya
sama, tetapi ada perbedaan mendasar yang kita harus tahu.
Vincent dalam paparannya Membagun Branding Melalui Website Foto: Dok. Pribadi |
Website merujuk pada situs url yang kita miliki dan dapat diakses sehari dengan
memasukkan protocol www. Melalui website pula orang-orang yang melihat jati
diri, produk, atau bisnis yang kita jalani tak terbatas pada lokasi atau
tempat, ruang, dan waktu. Artinya bahwa, website mampu menjangkau lebih luas
karena bersifat global. Ya, era memang sudah berubah, kemajuan teknologi
membuat banyak metode berganti, alhasil website menjelma.
Perbedaan Website dan Blog seperti yang dituturkan Vincent Foto: Dok. Pribadi |
Website di zaman serba digital ini bukan lagi menjadi
barang langka. Tetapi kalau boleh saya bilang “It must be” untuk setiap orang yang ingin meningkatkan kualitas diri, ataupun
perusahaan yang ingin dikenal lebih jauh oleh publik.
“Website memiliki jangkauan yang luas dengan kapan dan di
mana saja kita ingin mengakses dapat dengan mudah dilakukan. Melalui website,
branding akan lebih mudah dilakukan dan meningkatkan jangkauan si pemilik
brand, dalam hal ini personal maupun perusahaan,” tutur Vincent.
Sementara blog, hanya sebagaian halaman kecil atau
istilah yang biasa berada dalam website.
Biasanya terdiri satu halaman konten yang berisi tulisan dengan topik-topik
khusus atau spesifik. Dan itu sudah ditentukan oleh penulisnya sendiri.
Artinya, kapasitas dan ranah tulisan yang ada di dalam
blog ini sangat terbatas. Dari sisi desain pun begitu. Desain tidak terlihat
dinamis dan layout pun sudah baku sebagai layout bawaan. Mau tidak mau, pemilik
blog harus pintar-pintar menciptakan blognya dengan desain menarik tanpa
mengurangi keindahan dan kecermatan saat membaca konten yang ada di dalamnya.
Tak hanya konten, produk juga menjadi prioritas dalam branding menurut Vincent Foto: Dok. Pribadi |
Banyak metode atau cara-cara yang dilakukan untuk
mencipta atau membuat satu buah website sebagai penunjang branding seseorang
atau perusahaan. Contohnya dengan cara Saas Service (Sofware as a service), yang meliputi Wix, Websitebuilder, Blogger,
dan sebagainya.
Wix ini merupakan situs untuk membuat website untuk orang-orang yang belum
membuat website sebelumnya. Di wix cukup men-drag dan men-drop desain yang sudah
disediakan oleh situs wix.com. Pengguna juga tidak perlu membuat hosting
terlebih dahulu, hanya dengan mendaftarkan diri sajaa sebagai pengguna wix.com.
Selanjutnya, pengguna akan memperoleh hosting seperti yang diinginkan.
Keuntungan menggunakan wix seperti search engine mudah, tidak diperlukan kemampuan khusus dalam
pembuatan website, tersedia flash template dan beragam, dapat disesuaikan
dengan konten website, mudah digunakan hanya drag dan drop, mudah ketika menampilkan animasi flash tanpa perlu menyentuh kode, instalasi
flash plug in, atau instalasi flash widget, pendaftaran gratis dan cepat (tergantung
koneksi internet), dan dapat langsung di-upgrade sehingga menjadi domain sesuai
keinginan tanpa adanya WIX. Sementara Kelemahan Wix itu sendiri loading terlalu lama, kalau menggunakan banyak animasi flash pada website yang dibuat, Nama URL website terdapat kata
wix.com
Bagaimana pula
dengan website builder? Website builder merupakan alat yang memungkinkan pembuatan situs
web tanpa kode-kode rumit.Website builder ini terdiri dari Exclusive online tool: menu online yang disediakan oleh perusahaan hosting web. Biasanya
ditujukan untuk pengguna dalam membuat situs pribadi mereka.
Beberapa perusahaan memungkinkan pemilik
situs memasang alternatif alat (komersial atau open source)--atau
biasa dikenal dengan istilah CMS (sytem
management content).
Lantas perangkat
lunak yang terdapat pada komputer, membuat halaman offline dan yang dapat
mempublikasikan halaman tersebut pada setiap host. (Dianggap sebagai “situs
perangkat lunak untuk mendesain web yang ada dalam website builder). Sementara, dapat pula menggunakan personal
service seperti Wordpress, Joomla, juga Drupal, dan Scratch.
Jangan pernah melupakan komponen-komponen yang membangun
satu buah website. Biasanya meliputi konten, produk, fitur (yang dapat membantu
user), desain yang meliputi material desain dan boostrap, user journey, dan
performa.
Performa satu buah website meliputi hosting, jaringan, keamanan
(security), dan lain-lainnya. Bagian-bagian ini diperlukan seseorang atau
company untuk mengembangkan apa yang mereka miliki. Tak berhenti hanya sebatas
keinginan membangun website saja.
Beberapa cara untuk membuat website dari Vincent Foto: Dok. Pribadi |
Di era digital sekarang, mau tidak mau, entah itu
perseorangan, perusahaan kecil, juga perusahaan besar, website menjadi hal yang
paling penting. Ada banyak cara membangun imej perusahaan atau perseorangan di
era digital sekarang ini. Apalagi untuk dikenal lebih jauh dengan penggemar
atau klien kita.
Dikenal dengan maksud bukan hanya diketahui adanya,
tetapi orang tahu bahwa perusahaan yang sedang dijalankan bergerak di bidang apa,
kelebihan perusahaan ditonjolkan, solusi-solusi positif dapat diberikan
perusahaan kepada orang yang memerlukan. Bahkan untuk orang-orang yang tidak
memerlukan profit pun perlu branding melalui website.
Dulu, orang menggunakan metode konvensional untuk
mengenalkan diri atau usaha yang dimiliki. Tetapi, kini semua berubah. Di era
digital, dalam satu sentuhan jari semua dapat diakses, dipelajari, bahkan “disinggahi”.
Website memberikan jangkauan sangat luas untuk pemilik
usaha juga perseorangan. Seperti kita memasang iklan di jalanan yang besar,
website pun jelas terlihat tidak dibatasi tempat.
Jelas-jelas bahwa orang dari manapun dapat mengakses,
membuat analisis, memberikan jalan/solusi untuk usaha yang sedang dijalani.
Website menjadi satu alat komunikasi yang benar-benar paten dan ampuh di era
digital sekarang.
Ada satu ucapan dari penulis buku Enchantment, yaitu Guy Kawasaki seperti ini, “Komunikasi digital
membuat kita bisa menjangkau lebih banyak orang dengan lebih cepat dan dengan
biaya yang lebih sedikiti”. Artinya, dengan website yang kita miliki, jangkauan dan branding usaha semakin jauh. Biaya yang kita keluarkan untuk beriklan
pun sangat kecil dan bahkan tanpa biaya sama sekali.
Pengalaman saya ketika membuat branding untuk salah satu
usaha platform baca buku secara digital. Tak banyak mengeluarkan biaya.
Memanfaatkan website perusahaan semaksimal mungkin. Memenuhi konten-konten di
setiap media sosial yang dimiliki perusahaan. Beriklan hampir dapat dilakukan
sewaktu-waktu. Peluang-peluang seperti ini yang seharusnya memang dibaca oleh
pelaku bisnis dan perseorangan yang ingin
meningkatkan jangkauan dan cakupan usaha tanpa mengeluarkan banyak biaya.
Website mampu membentuk dan membangun kredibilitas
perseorangan, usaha, dan perusahaan yang kita miliki. Ada banyak anggapan bahwa
hampir semua perusahaan punya website. Karena dengan alasan bahwa sekarang
masuk ke era digital, punya website
menjadi barang wajib untuk perusahaan,
bahwa website menjadi tempat paling efektif. Jika usaha atau perusahaan kita
belum punya website, orang akan berpikir bahwa perusahaan ini tidak benar-benar
dijalankan secara serius.
CNI semakin maju dengan apps-nya Foto: Dok. Pribadi |
CNI yang telah lama berkecimpung dalam dunia usaha, mau
tidak mau mengikuti perkembangan zaman. Era digital “memaksa” CNI maju dengan
langkah tegap ke depan. Alhasil, tercipta website cantik dan indah untuk
memanjakan kliennya berbelanja di www.geraicni.com .
CNI mulai berbenah dengan membuat website untuk branding perusahaan Foto: Dok. Pribadi |
Hal yang dilakukan CNI ini bukan tanpa alasan. Bagi CNI,
dengan memiliki website, maka perusahaannya terlihat jauh lebih besar, bahkan
dapat dianggap menjadi perusahaan raksasa dari kenyataan yang sebenarnya.
Salah satu fitur di apps gerai CNI Foto: Dok. Pribadi |
Desain-desain website yang menarik dari CNI mampu membetahkan mata klien untuk
tak berpindah ke lain website sejenis. Justru hal inilah yang dicari CNI.
Artinya, dengan betah berlama-lamanya konsumen akan meningkatkan kepercayaan
calon customer maupun customer yang sudah menjadi pelanggan tetap CNI.
CNI dengan multi produk branding melalui website Foto: Dok. Pribadi |
Jadilah bahwa, membangun branding (brand) di era digital
ini satu hal yang ingin dicapai, yaitu bertahan bukan value of money. Penting memang di era digital sekarang ini, satu
brand seperti CNI harus punya tujuan hidup.
Branding CNI cukup berhasil dengan produk Sun Chlorella-nya Foto: Dok. Pribadi |
Branding di era digital tentang
kepercayaan. Kita tahu bahwa, transaksi di dunia digital dilakukan di dunia
maya, otomatis kepercayaan menjadi kunci mati sebuah kesuksesan.
Fitur-fitur dalam apps gerai CNI yang mudah diakses Foto: Dok. Pribadi |
Nah, mau tidak mau kepercayaan menjadi satu tantangan
untuk mengadopsi e-commerce di Indonesia. Bukti nyatanya adalah CNI yang
notabenenya dulu merupakan satu usaha yang dilakukan door to door dan dari satu
seminar ke seminar lain, kini karena dukungan dan kepercayaan penuh masyarakat
masih tetap bertahan. Dengan penetrasi internet yang semakin besar, mau tidak
mau e-commerce yang ada, termasuk CNI harus dapat menyinergikan antara channel offline dan online.
Personal
Branding di Sosial Media
Pertumbuhan pengguna digital di Indonesia terus bertambah
dari tahun ke tahun. Untuk demografi usia pengguna internet terbesar menurut
sumber APJII, Profil Internet Indonesia, Desember 2012 berada pada usia 18-24 sebesar 43% dan
pengguna terbanyak adalah laki-laki sebesar 51,5%; sedangkan perempuan sebesar 48,5%.
Apa yang menjadi kekautan Anda sehingga Anda patut dibranding? Foto: Dok. image.slidesharecdn.com |
Menurut sumber We Are Social SG JAN
2014, pengguna tertinggi sosial media adalah facebook yang mencapai 93%,
diikuti twitter 80%, Google+ 74%, LinkedIn 39%, dan terakhir Instagram sebesar
32%.
Apa Itu Branding?
Ada perbedaan antara nama merek dan merek. Nama merek
yang kita miliki adalah nyata dan orang
bisa melihatnya, sementara merek Anda, adalah apa yang ada dalam pikiran
pelanggan kita. Ketika nama kita disebut, hal itu berarti apa yang mereka pikirkan
saat menyebut nama kita.
Perlu kita ketahui bersama Perbedaan antara Branding dan
Pemasaran.
Pengertian yang paling membantu saya untuk membedakan branding
dan pemasaran adalah "Pemasaran
adalah apa yang Anda lakukan, branding
adalah siapa Anda".
Tronvigroup lebih jauh menjelaskan, bahwa pemasaran lebih
dari sekadar taktik dorong mendorong, sedangkan branding lebih dari sekadar taktik tarik
menarik. Pemasaran mempromosikan produk atau jasa, sementara branding memberi makna mengapa bisnis ada dan mengomunikasikan
nilai-nilai inti.
Kita dapat mengatakan bahwa pemasaran menggunakan
persuasi sebagai taktik, sementara membangun branding bicara tentang
mengembangkan hubungan emosional.
Branding di Era
Digital
Membangun brand yang kuat di era digital sangat penting.
Tentu saja brand selalu penting. Tetapi ketika kita mempertimbangkan secara online
dan mengubah perilaku pengguna, kita dapat melihat manfaat yang jelas dari Branding.
Dewi K Rahmayanti dalam paparannya Foto: Dok. Pribadi |
Contohnya CNI, CNI yang selama ini melakukan selling mouth by mouth, atau door to door, kini berubah drastis.
Mereka masuk lebih jauh ke ranah digital dengan membuka www.geraicni.com yang dapat diakses oleh
siapa saja. Sudah lebih kurang 2,5 tahun berjalan, CNI makin powerful dan
menancapkan lebih tajam kuku-kuku usaha dengan mem-branding perusahaan secara
digital melalui website dan media sosial.
Tak heran apa yang dilakukan CNI sebagai bentuk breakthrough (terobosan) dalam mengantisipasi kemajuan
zaman. Meski begitu, pelanggan-pelanggan CNI tetap setia dan tak lari dari
pilihan lain. Branding CNI makin nyata tatkala gerainya dapat diakses melalui
berbagai device, baik melalui PC juga smartphone. Aplikasi Gerai CNI di
smartphone tak memberatkan device, hanya 742 KB, artinya aplikasi ini sangat
ringan.
Wajah baru CNI dengan hadirnya www.geraicni.com Foto: Dok. Pribadi |
Dengan hal ini, aksesibilitas produk atau barang yang ada
di CNI dapat dibeli kapan dan di mana saja, tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Teknologi mobile digital memberikan peluang-peluang besar untuk CNI terus
bertumbuh dan mem-branding usaha dan perusahaan secara luas dengan jangkauan
mendunia. Branding CNI melalui media sosial dan website berhasil menurut saya.
Salah satu fitur "Produk Favorit CNI" dalam apps gerai CNI Foto: Dok. Pribadi |
Keberhasilan CNI dalam mem-branding usaha dan perusahaan
terbukti dengan hadirnya ini http://www.cni.co.id/index.php/products-info
. Banyak kemudahan akses yang diberikan. Tak perlu repot-repot harus ke toko
nyata kalau ada toko maya yang lebih komplit dan terpercaya.
Fitur "Produk Baru" di apps gerai CNI Foto: Dok. Pribadi |
Branding tak akan pernah selesai untuk diurai. Antusiasme
para blogger mendengar dan menyimak setiap kalimat yang keluar dari pegiat
dunia digital, semakin menguatkan diri saya
untuk terus mengikuti ilmu dan pengetahuan yang tak saya peroleh dari
sekolahan. Inilah branding yang sesungguhnya, hadir dan praktik nyata di depan
mata.
Branding meliputi beragam aspek Foto: Dok. slideshare.com |
Branding sebagai alat untuk mengembangkan dan
mempertahankan keunggulan kompetitif. Dalam dunia media yang serba digital, branding
tetap menjadi barang yang kompetitif bahkan lebih dari sekadar tantangan.
Sebuah brand yang didefinisikan dengan baik sangat
penting untuk membedakan produk atau jasa dari yang lainnya. Brand memiliki
sedikit kontrol atas apa yang dikatakan orang-orang mengenainya, terutama
secara daring. Pengguna memiliki akses ke pengguna lain untuk memberi komentar
kepada brand yang sangat mempengaruhi keputusan membeli atau tidak dari
seseorang.
Branding tidak hanya tentang produk atau jasa kita--ini
tentang keterlibatan sosial kita, layanan pelanggan, proses penjualan, karyawan,
dan segala sesuatunya--berpikir tentang bagaimana digital telah mengubah segalanya.
Branding selalu tentang keterhubungan. Digital mempertinggi keterhubungan brand
dan hal-hal yang berhubungan dengan orang-orang.
“Personal branding sebagai cara-cara seseorang dalam
memasarkan diri dan kariernya sebagai brand (merek). Kita harus mengetahui
tentang gambaran citra diri kita, misi, nilai, dan visi yang akan kita bangun”,
urai Dewi dalam paparannya kepada Blogger.
Suksesnya Branding seseorang meliputi banyak faktor Foto: Dok. previews.123rf.com |
Nah, bagaimana kita sebagai pribadi dapat melihat diri
sendiri. Apa yang baik dan layak ditonjolkan untuk publik. Sebenarnya kita itu
ingin dilihat sebagai apa, siapa, bagaimana, dan mengapa? Oleh karenanya, di
media sosial, apa yang kita tulis, itu menjadi cerminan diri kita. Berhati-hatilah
dengan jari jemari kita saat di depan
perangkat. Kondisi emosional yang tak bersahabat, justru akan mengenyahkan impian yang Anda
idam-idamkan lenyap dalam sekejap.
Alih-alih ingin membranding diri, tetapi badai bencana
datang menerpa. Kita harus paham apa yang akan disematkan dalam diri agar
orang-orang terus mengenang kita sebagai pribadi yang memang pantas untuk
diingat. Dan perlu diketahui tentang hal ini, Are you the NEGATIVE NATHAN? Are
you the IRRELEVANT IRENE? Dan Are you
the ALL STAR ANNA?
Sembilan puluh
tiga persen, seorang manager ketika akan mengambil calon karyawan untuk
bekerja, mereka melakukan stalking media sosial yang dimiliki calon. Di situ akan
terlihat, apakah Anda termasuk orang yang suka berkeluh kesah, suka menggosip,
senang pamer, menyebarkan berita positif, atau bahkan memberikan dampak buruk
kepada media sosial yang Anda punyai sendiri. Hal ini dilakukan seorang manager
sebelum dia benar-benar ingin mengambil Anda untuk bekerjasama dengan Anda.
Dari sebagian kita pastinya kenal dan tahu tentang
brand-brand seperti Coca Cola (Innocent), Audi (Sage), Rolex (Ruler), Red Bull
(Magician), VW (Everyman), Virgin (Outlow), Volvo (Caregiver), Ben&Jerry’s
(Jester), juga Nike (Hero). Nah, brand-brand ini memiliki kekuatan
masing-masing untuk orang tetap mengingatnya. Kita pun harus tahu di mana
kekuatan diri kita sesungguhnya agar branding tentang kita terus tertancap dan
diingat.
Merek-merek ini tak akan dikenal jika tidak melakukan branding Foto: Dok. /image.slidesharecdn.com |
Ada bagian-bagian yang memang perlu diingat oleh kita
bagaimana agar personal branding diri dikenal luas. Tanyakan pada diri, 1) apa cerita Anda? 2)
Apa tujuan promosi Anda? 3) Apa target pasar Anda? Dan 4) Apa media yang cocok
untuk personal brand Anda? Keempat hal ini perlu kita pertanyakan untuk
menggali nilai potensi apa sebenarnya yang melekat pada diri. Itulah yang
seharusnya dipromosikan dengan sasaran dan media yang tepat pula.
Kalau saya compare dengan apa yang pernah saya peroleh seperti di bawah ini, rasanya tidak jauh berbeda, bahwa lima bagian penting yang harus dipahami
seseorang dalam membangun personal branding saat ini, yaitu:
1. Values; ada nilai yang kita pegang teguh sebagai bentuk integritas dalam berperilaku.
2. Attitude; sikap ketika menyikapi sesuatu hal atau masalah dan empati untuk orang lain.
3. Passion; apa yang membuat kita senang saat melakukannya.
4. Goal; tujuan atau visi pribadi.
5. Perspectives; sudut pandang kita terhadap
satu hal dan bagaimana menyesuaikannya dengan sudut pandang orang lain
untuk hal tersebut.
Dalam kesempatan itu juga Dewi menuturkan bahwa untuk
membangun personal branding ini perlu: Persiapan, Penyetingan, dan Tujuan. Akhir
dari ketiga hal itu akan muncul sikap Awarness,
Engagement, dan Selling.
Dalam hal ini, contoh yang dicuatkan Dewi adalah temannya
sendiri, Agnes Soryza.
Biasanya beauty blogger dikenal dengan wanita yang berambut
lurus panjang, kulit putih, mulus, kaki bagus, betis dan leher jenjang. Tetapi,
tidak demikian dengan Agnes. Justru, Agnes mencatatkan diri sebagai beauty
blogger dengan rambut yang kriwil-kriwil dan kulit teen (gelap manja). Artinya, Agnes melepas semua stigma yang
melekat tentang beauty blogger selama ini. Dia membangun branding untuk dirinya
seperti itu.
Bicara target market, tentu setiap orang berbeda-beda.
Zaman terus berganti, pastinya dari sisi bahasa, cara bergaul, dan hal-hal
lainnya berbeda dan berubah. Generasi baby boomer tentunya tak sama dengan Gen
X di era tahun 1965-1980. Apalagi masuk kepada generasi milenial, yang
notabenenya mereka gadget minded. Mau
tidak mau, kita harus segera dan cepat beradaptasi agar branding yang ingin
kita bangun sampai ke targetnya.
Agar personal branding kita kena ke publik, sangat
diperlukan membangun media sosial yang
dimiliki. Semakin banyak dukungan untuk Anda, kemungkinan sukses akan
semakin besar. Bicara secara human to human atau personal. Hal ini akan lebih
meningkatkan citra diri dan approach kepada orang lain. Buatlah Media Sosial
kita terintegrasi, bukan terpisah-pisah. Contohnya, buat dengan nama
yang sama akun-akun media sosial yang Anda punyai.
Akun-akun media sosial dengan nama yang sama, akan mudah
diingat orang dan terngiang. Memberdayakan orang-orang dalam artian positif
untuk membuat keputusan. Orang-orang yang berada di dekat kita pastinya akan
dapat memberi dampak nyata, ketimbang mereka yang belum Anda kenal untuk membuat Anda jadi dikenal.
Biarkan orang-orang yang berada di dekat Anda bersosial.
Samakan nama akun media sosial yang dipunyai agar lebih mudah membuat branding nama Anda Foto: Dok. http://smallbizpublicrelations.com/ |
Ada beberapa kemungkinan dari hal ini, pertama, dengan
mereka melakukan “pekerjaan
bersosialisasi”, mereka pun akan mengenalkan Anda kepada publik. Kedua,
sosialisasi yang mereka lakukan, bukan semata-mata kepentingan sesaat, tapi
justru memberikan peluang untuk Anda agar dapat masuk pula ke dalam lingkungan
sosial yang mereka punyai. Ketiga,
keberadaan lingkungan sosial mereka justru akan dapat membawa angin segar terhadap
keterlibatan aktivitas Anda di lingkungan sosial mereka. Simbiosis mutualisme!
Aturan-aturan baku yang perlu kita pahami bersama dalam
Social media team work adalah, No Magic
Solution (tidak ada sesuatu yang
instan). Jadi, memang perlu bekerja keras dan cerdas untuk membuat
aturan-aturan baik dan benar dalam kapasitas seseorang yang sedang mem-branding
dirinya. Melepaskan atau menanggalkan branding tidaklah mudah. Apalagi jika
branding sudah terpatri jauh ke dalam ingatan. Perlu usaha keras untuk
membelokkan agar orang terpana dan terkesima dengan branding baru yang dibuat.
Jadi, apapun media sosial yang kita miliki, ada hal-hal
yang mesti dilakukan. Seperti yang diuraikan Dewi: Dapatkan secara cepat apa yang menjadi nilai atau poin Anda.
Tetap melakukan secara tangkas dan singkat, meskipun apa yang Anda lakukan itu
tanpa batas. Pertimbangkan gambar dan buatlah tulisan-tulisan yang cocok
berkaitan dengan gambar atau video tentang Anda. Pertimbangkan pula nada dan rasa
(kira-kira apa yang dapat membuat orang ingin me-retweet atau membagikan kepada
yang lain tentang Anda.
Jangan pernah Anda melakukan rasis, menyebar kebencian,
menyebar HOAX, dan bicara secara sepihak.
Hindari rasis, kebencian, dan hoaks Foto: Dok. www.theindonesianinstitute.com |
Jaga media sosial yang kita miliki dari tulisan-tulisan
tak berguna. Hal itu semata-mata untuk menghindari diri Anda dari cercaan yang
bisa jadi tak berkesudahan. Jika Anda memiliki media sosial seperti Facebook,
media ini menjadi ajang yang cocok untuk Anda melakukan posting panjang. Akan
tetapi, perlu hati-hati, jangan sampai posting panjang atau posting yang
terlalu sering Anda lakukan justru mengganggu fans-fans Anda.
Di Facebook memang tidak memiliki keterbatasan karakter,
tetapi postingan-postingan pendek yang Anda lakukan justru lebih baik daripada
postingan panjang membosankan. Lakukan dialog melalui
pertanyaan. Buatlah engagement bukan sebagai intruder. Jadi, siapapun yang
mengenal Anda, branding Anda adalah Anda. Bukan siapa-siapa.
Sementara, jika Anda sering bercuit-cuit dengan menggunakan twitter, perlu dipahami bahwa
twitter hanya punya 140 karakater. Jadi, sampaikan cuitan poin-poin yang buat
orang ingin RT atau share. Cerita-cerita yang Anda buat di Twitter dapat dibuka
dengan multiple tweets. Buatlah hastag, karena hastag akan sangat membantu
dalam proses pencarian dan juga percakapan. Keterlibatan yang Anda buat dalam
satu atau beberapa hal di twitter, bukan sebagai pengganggu.
Bagaimana jika Anda ingin mem-branding diri Anda melalui
platform Instagram? Kita tahu, IG tak perlu cerita panjang, tetapi gambar
dengan sedikit caption-lah yang akan bicara.
Buatlah cerita-cerita tentang Anda melalui gambar, karena melalui
gambar bisa banyak bercerita. Hastag akan sangat membantu dalam pencarian
dan trend yang terjadi terhadap diri Anda. Keterlibatan Anda dalam satu dua hal
juga bukan sebagai pengganggu.
Karena itu, carilah sumber-sumber yang benar dan bisa
membuat Anda semakin dikenal. Keyword (kata kunci) sangatlah penting. Karena itu
akan mempermudah kerja Anda. Orang tak perlu repot-repot mengetik nama-nama
panjang. Sematkan pula gambar di Google. Google akan membantu siapapun orang
yang sedang mencari Anda melalui gambar. Siapa yang membicarakan Anda? Tentunya
akan tahu pula siapa orang-orang di balik website yang Anda miliki hingga
terlihat cantik dan indah.
Anda senang membuat breaking news di Twitter? Lakukan
sesuai petunjuk dan tanpa membuat efek apa-apa kepada branding diri Anda. Beritahu
cerita tentang Anda yang sedang terjadi. Sebisa mungkin capture moment-moment
yang Anda anggap penting dan ampuh, sampaikan pada follower-follower Anda yang
belum mereka tahu dari Anda. Jangan lupa, gunakan hastag yang dapat membantu pencarian
cerita dan percakapan.
Hastag branding yang Anda gunakan sebaiknya hastag yang
benar-benar belum pernah dipakai siapapun. Pakailah hastag pendek karena akan
mempermudah orang mengingat. Coba lakukan penelusuran terhadap hastag yang Anda
buat, sebelum hastag tersebut Anda sampaikan ke publik.
Untuk Anda yang ingin melakukan personal branding, perlu
kiranya membuat rencana atau jadwal di media sosial yang Anda miliki. Mengorganisir
rencana melalui Editorial Plan sangatlah perlu. Misalnya Anda membuat jadwal
sehari dua kali posting tentang aktivitas yang Anda lakukan.
Rencana Editorial tidak hanya tanggal dan topik yang
ingin dibicarakan, tetapi juga tugas-tugas penulisan, penyebaran berita di media
sosial, dan menjalankan ide-ide yang sudah masuk daftar tunggu. Ada dua strategi
konten yang perlu dibuat, sebagai pendekatan bab, meliputi:
1. Bab 1 Konten yang terencana atau direncanakan (Planned
Content)
·
Biasanya berisi topik
penting industri atau tentang usaha Anda
·
Dapat melingkupi semua
hal yang Anda ketahui, baik yang diperlukan sebagai masukan maupun untuk tindak
lanjut, seperti pengumuman produk, kegiatan perusahaan, dan juga launching
program.
2. Bab 2. Keterlibatan Langsung (Live
engagement)
·
Topik: terkadang Anda
dapat mengantisipasi tetapi lebih sering terjadi secara tiba-tiba.
Undang-Undang ITE Pasal 27 Ayat 3 perlu menjadi acuan
manakala Anda bermedia sosial. Banyak kasus-kasus yang menjerat pelaku melalui
pasal itu. Oleh karenanya, perhatikan tulisan-tulisan yang ingin Anda sebar
melalui medsos. Jangan pernah lupakan, medsos juga punya kode etik, ingatlah
aturan-aturan dalam bermedsos, dan perhatikan dengan saksama konflik-konflik
yang terjadi di media sosial. Jangan sampai menyeret Anda dalam berita bingkai 17
atau 45 inci (baca = Televisi).
Hindarilah komen-komen negatif yang dapat membahayakan
diri sendiri, utamanya kredibilitas diri. Hati-hati dengan haters, cintai saja
haters Anda karena mereka itu sesungguhnya fans berat kita. Berikanlah
jawaban-jawaban cerdas tetapi tidak menggurui, tetap stay calm. Jangan pernah
menghapus mereka dari kontak media sosial Anda, dan jangan menjadi defensive.
Hadapi setiap komentar negatif dengan kepala dingin dan tetap memperlakukan hater sebagai teman bicara yang baik. Dari merekalah kita belajar banyak cara memperlakukan diri kita sendiri. Sudah baik dan benarkah kita? Tanyakan pada diri sendiri sebelum memberi imbas pada orang lain.
Branding di Era Digital baik personal maupun melalui website disampaikan oleh pembicara yang kompeten di bidangnya Foto: Dok. CNI-ISB |
4 comments:
seneng banget kemaren ikutan acara ini juga mas Jun. Aku belajar banyak dari para pembicara dan dari CNI juga soal sosmed.. langsung pengen serius ngebranding diri dan blog nih..
Branding tak sekadar branding ya, perlu memadatkan konten agar bisa bermanfaat untuk orang lain :)
waah, panjang sekali, Om Jun, ulasannya :D. Posisi Indonesia sebagai pengguna facebook masih belum bergeser ya, kalau nomor satu masih Amerika Serikat, Om?
Iya Mba Diin... Tapi Indonesia ini termasuk negara yang cepet banget utk namanya Social Media Influenced. Surganya, memang orang-orang di Indonesia sih. Ga heran kalo kadang2 kita ikut2n "latah" punya banyak medsos tapi maintainnya kewalahan. Terus peruntukkannya juga campur aduk. Apa buat apanya masih amburadul. Heheheh
Post a Comment