Perjalanan akan terasa
menyenangkan apabila segala sesuatunya sudah dipersiapkan. Keadaan aman pun
akan senantiasa menghampiri kita. Jika kondisi kendaraan sudah diperiksa dan
dibawa ke ahlinya, tentunya menempuh jarak jauh dan berkendara tidak perlu
waswas.
Michelin sebagai produsen ban [Foto: Dok http://www.bojanglesmuseum.com/] |
Selain itu, pengetahuan
pengemudi terhadap seluk beluk jalan sudah sangat dikuasai. Terutama
tanda-tanda dan marka jalan. Tahun, kapan harus belok kanan maupun kiri,
memberi lampu sein, memberi lampu dim, juga tahu kapan harus membunyikan
klakson pendek dan klakson panjang.
Berkendara di malam dan
siang hari pun terama aman. Semua ditunjang oleh pengetahuan, keahlian, dan
siap siaganya seorang pengemudi. Pengemudii yang baik adalah orang yang mengerti tata tertib lalu lintas di
jalan raya. Dalam keadaan bagaimana seorang pengemudi harus menggunakan
refleksnya, dia mesti paham benar.
Jika seorang pengemudi
sudah tertib berlalu lintas, tentunya itu menjadi cerminan seorang yang punya
budaya di jalan raya. Negara tempat dia tinggal pun tentunya Negara yang tertib
dengan peraturan, patuh, taat, dan disiplin dengan segala macam bentuk
peraturan di jalan. Peraturan ada bukan untuk dilanggar, tetapi untuk
dijalankan agar tidak melanggar.
Banyak kejadian
kecelakaan di jalan raya akibat ketidaktahuan dan ketidakmengertian seorang
pengemudi dengan tata tertib di jalan raya. Akibat ugal-ugalan mengendarai
kendaraan pun menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan.
Intinya, jika mau aman dan nyaman berkendara di jalan raya, patuhi, terapkan,
disiplin berkendara, kunci aman sampai di tujuan. Berharap, kita semua berlaku
disiplin dan tertib berlalu lintas.
Sebagaimana kita
ketahui, di Indonesia kecelakaan yang terjadi di jalan raya rata-rata dialami
anak-anak remaja usia 15-24 tahun. Kejadian yang sama pun dialami oleh
orang-orang yang berkendara di jalan raya tanpa Surat Izin Mengemudi dengan
sekitar 8.700 kejadian.
Berdasarkan hal itulah,
pada hari ini, Rabu(4/10/2017) Michelin, IMI, Korlantas RI, dan Kementerian
Perhubungan memberikan pembelajaran kesadaran dan keamanan berkendara di
kalangan pelajar SMA yang sudah cukup umur untuk memperoleh SIM.
Kalau kita lihat, 1,25
juta orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Korban yang meninggal
dunia akibat kecelakaan tersebut berada di kisaran umur 15-29 tahun. Dan tiga dari empat orang yang mengalami
kecelakaan tersebut meninggal dunia.
Disayangkan pula, 60%
kematian karena kecelakaan lalu lintas
itu tadi terjadi di negara-negara dengan tingkat penghasilan rendah dan
menengah.
Data kecelakaan yang
terajadi selama tahun 2016 menurut Dirjen Perhubungan Darat Kementerian
Perhubungan RI, bahwa jumlah kecelakaan sebanyak 108.374, meninggal dunia
berjumlah 25.495, dan luka-luka sebesar 143. 852.
Setiap harinya, di Indonesia,
70-71 orang atau 2-3 orang setiap jam tidak pulang ke rumah karena meninggal
dunia dalam kecelakaan lalu lintas.
Jika kita lihat data dan
fakta di Indonesia, jumlah kecelakaan lalu lintas berdasarkan usia korban tertinggi
di usia produktif, 16-30 tahun. Sedangkan kalau dilihat dari tingkat
pendidikan, korban tertinggi ada di SMA & SMP.
Ki-Ka: Frederick Mueller III; Hindro Surahmat; Aldo Siahaan, dan Dodi Irawan [Foto: DokPri] |
Seperti yang dikatakan
Bapak AKBP Aldo Siahaan, S.IK., Kepala Kasi
Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas RI, “Pengendara pemula
rentan terhadap pelanggaran lalu lintas dan kecelakaan lalu lintas kalau mereka
tidak dikenalkan bagaimana etika berkendara yang baik dan benar. Atau mereka
tidak memahami peraturan lalu lintas.
Dalam hal ini, Korlantas
RI sangat mendukung program kemitraan
yang dijalin antara Korlantas RI dan Michelin. Hal ini sebagai upaya
dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas di jalan raya, utamanya pelajar SMA.
“Banyak kasus kecelakaan
bermula dari pelanggaran lalu lintas. Michelin Safety Academy menjadi pintu gerbang
yang sangat cocok dengan program Korlantas yang punya tujuan menanamkan
nilai-nilai budaya keutamaan keamanan, keselamatan, dan ketertiban berkendara
di jalan raya untuk generasi muda
Indonesia,” lanjut AKBP Aldo.
Program ini juga
mendapat dukungan dari Federasi Otomotif Internasional (FIA). FIA sebagai
organisasi otomotif global yang mendukung mobilitas orang dan barang. Tentunya
secara aman dan berkelanjutan. FIA, di Indonesia diwakili oleh IMI (Ikatan
Motor Indonesia).
Di MSA ini juga peserta
juga akan mendapat informasi seputar persiapan dasar rutin yang dilakukan
sebelum berkendara. Contoh cek tekanan angina ban dan kelengkapan kendaraan
lainnya. Program edukasi MSA ini akan dilangsungkan di Pusdik Lantas Polri
Serpong, Tangerang pada 7 dan 14 Oktober 2017. Instruktur dari IMI Jakarta akan
melatih murid dan demo teknik mengerem , cara belok di tikungan tajam benar dan
aman.
Presdir Michelin Indonesia, Fredrick Mueller III [Foto: DokPri] |
“Satu kebanggaan dapat
berpartisipasi mendukung penanaman budaya berkendara aman untuk generasi muda .
MSA sebagai perwujudan fokus perusahaan di Indonesia, Perfection in Safety
berdasarkan tiga pilar, keamanan melalui edukasi berkelanjutan untuk berkendara
aman, inovasi produk dan pelayanan, juga
dukunga purna jual”, ucap Frederick Mueller III, selaku Presdir Michelin
Indonesia.
Frederick menambahkan, “Komitmen Michelin mendukung pergerakan
manusia dan barang secara lebih mudah
dan keamanan di jalan raya sebagai hal
penting strategi perusahaan. Juga sebagai usaha untuk menciptakan ban aman
dengan program edukasi ini. Michelin berusaha mencetak pengendara muda agar menjadi pengendara
bertanggung jawab.”
Ki-Ka: MotoMobi; Diandra Gautama; & Fitra Eri [Foto: DokPri] |
Dalam kesempatan itu
pula hadir pembalap muda Fitra Eri sebagai pembalap rofesional dan jurnalis
otomotif, Diandra Gautama pembalap wanita untuk lokal, dan MotoMobi, pengulas
otomotif yang jadi seleb via medsos. Ketiga akan menjadi pelatih pula.
Sementara itu, IMI dalam
hal ini diwakili Sekjen IMI Pusat, Bapak Dodi Irawan, menyampaikan bahwa jalan di kota besar yang banyak dipadati jutaan kendaraan setiap hari, kalau anak
pengemudi muda tidak dibekali dengan pengetahuan yang memadai akan menyulitkan
mereka. Adanya pelatih dapat memberi inspirasi ke murid dengan cara
profesional.
Dalam sesi tanya jawab [Foto: DokPri] |
Sejalan dengan itu,
Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan, Bapak Hindro Surahmat, ATD,
MSi, (Plt), berucap, “Pengguna jalan punya hak dan kewajiban. Murid-murid
sangat penting menyadarinya. Michelin sudah membantu pemerintah melalui MSA
(Michelin Safety Academy) untuk mempromosikan budaya berkendara yang aman dan
berharap ada program ini di tahun berikutnya.”
Output program yang
dibuat Michelin ini adalah bagaimana nantinya para generasi muda dilatih
berkendara yang baik dan benar dengan memperhatikan faktor keselamatan,
selanjutnya akan dilakukan ujian untuk mendapatkan SIM A dan C secara resmi
pada 14 Oktober 2017 di Satpas CIM, Daan Mogot, Jakarta Barat.
Michelin, ini merupakan
gelaran keempat dengan menambah jumlah siswa yang ikut dan memperluas area.
Michelin ini tak berhenti berinovasi menciptakan ban. Berkendara aman semua
dimulai dari ban. Oleh karenanya, Michelin memberikan ban-ban dengan kualitas
terbaik di kelasnya untuk keselamatan dan keamanan berkendara. Jadi, selalu
mawas diri dan waspada saat berkendara, menjadi faktor utama keselamatan.
Selamat berkendara!
0 comments:
Post a Comment