Thursday, November 2, 2017

Azerbaijan, Party on the Plate



Azerbaijan was one of the constituent republics of the Soviet Union (1922 -1991). This country has very beautiful scenery. Unfortunately, it has been rarely exposed. Many foreigners do not know where Azerbaijan is actually. In fact, a lot of tourists have come there. I have found in some references (books,  journal  or an article also Internet) that the country is really amazing. 



Ingredients [Photo: Doc Eurovision.TV]
You can find beautiful places, nightclubs, markets, and dense forests as well. The forests are just for air protection. The citizens do not exploit them as a commodity. You can find many natural resources there.

It is my first time to get to see Ruslan Nasibov, the Counsellor or Deputy Chief of Mission Embassy of the Republic of Azerbaijan, Emil Ahmadov, the Third Secretary (Consul) of Embassy of the Republic of Azerbaijan, and Ms Imas as the facilitator of blogger gathering with the embassy.

Ruslan Nasibov (right) [Photo: Personal Doc]

Ruslan told the bloggers a lot about Azerbaijan. He told that the diplomatic relations between Indonesian and Azerbaijan have been 25 years. The first time I stepped foot in the ambassador’s house, it was big enough; the atmosphere was so peaceful and cozy. The security guard welcomed the guesses warmly and kindly. People smiled and introduced their selves to me. Then, Ms Imas said, "Welcome to Azerbaijan Embassy and please, have a seat!” 

 
Emil Ahmadov [Photo: Personal Doc]
I took some pictures of the president of Azerbaijan statue for my documentation. It’s so beautiful, like a podium. I looked around inside the house, wide and cozy.  A few minutes later, my friends (bloggers) came one at a time. We were wearing Indonesian national dress, batik. It was interesting!  

Ruslan was very happy with our arrival. He said that Azerbaijan has a lot in common with Indonesia, such as toleration.  There are many Muslims in Azerbaijan even though it is a secular country. We discussed many things, but it was not in-depth discussion. We just talked casually. 

Together Bloggers [Photo: Personal Doc]
Azerbaijan is the largest country and most densely populated in the Southern Caucasus region. In 1924 the USSR built the autonomous province of Nagorno-Karabakh, whose population was predominantly Armenian in Azerbaijan.
Polemik Armenia

Bicara Nagorno-Karabakh tentu tak lepas dari keributan yang terjadi antara Azerbaijan dan Armenia. Provinsi itu menjadi provinsi yang penuh dengan sejarah perjuangan. Menjadi pusat politik, budaya bahkan spiritual penting di Azerbaijan. Armenia yang selalu mengklaim teritori Nagorno sehingga muncul istilah “Karabakh Problem”. Ya, Karabakh menjadi satu kesatuan di bagian utara dari Azerbaijan.

Map of Armenian Aggression [Photo by Azerbaijan Embassy]
Hingga saat ini, kasus sengketa teritori tersebut masih berlangsung. Apakah mungkin ada tendensi politik dari Armenia yang tak ingin Nagorno lepas begitu saja, atau ada hal lain yang memang Azerbaijan telah memiliki Nagorno sejak sebelum lepas dari Uni Soviet. Masing-masing negara tetap pada kekuatannya. 

Membaca peta sejarah Armenia, konflik Nagorno ini telah berlangsung selama 35 tahun. Keinginan sepihak dari warga Armenian yang berada di Nagorno-Karabakh untuk bisa merdeka, atas dukungan secara sepihak  dari Azerbaijan. Maksudnya tak lain  ingin disatukan dengan Republik Armenia.  

Jika ditilik lebih jauh, permasalahan ini didorong pula oleh warga Armenia yang berada di Karabakh untuk pisah dari Azerbaijan atas hasutan Armenia. Armenia sepertinya sengaja ingin membuat Greater Armenia untuk memperluas wilayahnya. 

Sebagaimana yang Ruslan sampaikan ketika satu pertanyaan saya ajukan tentang hal ini, bahwa Armenia mengingkari sendiri kesepakatan yang pernah dirundingkan. Armenia melanggar sendiri kesepakatan yang sudah dibuat bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa. Itu artinya, Armenia membohongi sendiri kesepakatan yang sudah sama-sama dirundingkan.

Resolusi PBB pun tak menuai hasil, padahal penarikan pasukan Armenia yang ada di wilayah teritori tanpa syarat. Sengketa Armenia dan Azerbaijan ini memang renyah untuk dikuliti lebih jauh. Apa sebenarnya permasalahan mendasar di antara kedua negara tersebut. Apakah fasilitasi PBB tidak representatif? Atau ada ego yang bermain? Kita lupakan sejenak Armenia. 

Saya lebih tertarik menguliti kuliner Azerbaijan yang eksotis dan seksi ketimbang bicara banyak soal perang. Negeri yang boleh dibilang banyak bangunan-banguna kuno bersejarah dan disukai banyak orang ini menyimpan ragam makanan sangat seksi. Mengapa negara ini kaya dengan ragam kulinernya?

Pesta di Atas Piring

Ya, Azerbaijan sebagai salah satu negara dari 11 musim dengan 9 musim dipunyai. Hal inilah yang menyebabkan Azerbaijan kaya ragam makanan. Beberapa jenis masakan Azerbaijan masih menggunakan keramik (gerabah). Masak dengan menggunakan keramik atau gerabah memang memiliki panas yang awet dan konstan. Makanan pun cepat matang.

Nah, di Negeri Api ini, terdapat keramik yang sudah berumur 3.000 tahun lebih. Keramik itu menjadi catatan sejarah besar untuk kuliner Azerbaijan.  Di Azerbaijan, sudah menjadi tradisi bahwa tamu yang datang selalu disambut dengan masakan nasional negara tersebut. 

Ruslan menjelaskan, sebagai makanan favorit di Negeri Api ini hampir sama dengan Turki juga Iran, itu tak lain Kebab. Kebab jadi makanan pertama kali yang ada sejak zaman dulu Azerbaijan. Kebabnya pun punya tempat masak khusus. 



How to make Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]
Tika Kebab salah satunya. Tika kebab terbuat dari Ribs (Iga), atau tulang belakang anak domba (lamb). Nama orijinal kebab di Azerbaijan itu “Shishlik”. Dinamakan Shishlik karena, teknik memasaknya dengan cara membungkus daging cincang ke Shishas lantas dipanggang di atas bara api. 


Lamb chop for Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]

Nah, ada juga ikan sturgeon. Sturgeon yang sudah dikuliti di fille, lalu diberi garam, lada hitam, dan di-seasoning dengan menggunakan pasta tomat, krim asam, minyak zaitun, dan diaduk jadi satu. 



Sturgeon Fish [Photo by Azerbaijan Embassy]
Lalu dipanggang. Oya,  sayuran kebab, seperti paprika, terung, tomat, juga beberapa cabe hijau membantu proses pencernaan makanan yang mengandung lemak. 


Baked Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]
Untuk membuat kebab sayuran, misalnya terung, terung dibelah tidak sampai putus, bagian belahan dalam terung diberi garam, dan dimasukkan lemak (suet) kemudian ditusuk dan dipanggang.


Vegetables Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]

Eggplant for Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]

Baked Kebab and Vegetables Kebab [Photo by Azerbaijan Embassy]
Makanan lainnya dari tepung beras Sheki yang digiling kemudian dibuat adonan lantas dimasukkan dalam wadah jala-jala (saringan) tembaga. Adonan yang dimasukkan ke dalam saringan tembaga itu tadi dinamakan Irishta.




Irishta [Photo by Azerbaijan Embassy]
Bumbu-bumbu untuk makanan ini terdiri atas  cardamom (kapulaga) ada juga ketumbar, dan tambahan kacang ke dalam bumbu. Nah, Irishta tadi disusun berlapis 4-5 lapis, jadilah Halva. Untuk menghias Halva, beberapa saffron direbus, halva siap dimasak bersama Sherbet.


Irishta with Saffron [Photo by Azerbaijan Embassy]

Sherbet on the tin [Photo by Azerbaijan Embassy]

Sherbet with Irishta [Photo by Azerbaijan Embassy]
Salah satu hidangan paling tua juga di Azerbaijan adalah Piti. Bahan-bahan piti antara lain peas (kacang Arab), daging dari bagian lunak lamb, bawang bombay, lemak, chestnut, plum, dan garam. Wadah tempat masaknya pun khusus juga, bone stock. 




Piti, the ancient Azerbaijan Dishes [Photo by Azerbaijan Embassy]
Biasanya, setelah musim dingin yang membuat seluruhnya membeku, musim semi yang tiba  memungkinkan orang-orang di Azerbaijan memasak makanan musiman. Biasanya, tetua-tetua (kakek dan nenek) yang membuat atau memanggang Yukha, Khamaraly, atau Fasali. 





Hunter and Shepperd Cooking [Photo by Azerbaijan Embassy]
Kalau pemburu dan penggembala di hutan, cara masak mereka pun unik. Ada semacam batu yang dipanaskan untuk memasak daging, lalu daging ditumpuk lagi di atasnya dengan batu. 

Nah, Arzuman Kofte adalah bagian utama masakan dari Nachivan dan Azerbaijan Barat. Bahan-bahannya terdiri atas bawang bombay, telur, beras, herbs, mentega cair, daging kambing atau daging sapi yang sudah dicacah, dan ditebarkan di kain katun tipis (kassa). Ayam yang sudah diisi dengan levengi lantas dibungkus dengan daging yang sebelumnya sudah diletakkan secara menyebar di atas kain kassa. Siap dimasak!

Arzuman Kofte [Photo by Azerbaijan Embassy]
Kalau musim dingin tiba, telur goreng yang dicampur madu dibuat dengan cara menambahkan madu ke dalam telur, lalu digoreng dengan mentega, menjadi salah satu makanan orang-orang Azerbaijan. 


Dash Koftesi menjadi salah satu hidangan kuno Azerbaijan. Berbahan dasar daging, peas (kacang Arab) ke dalam daging, kemudian dicincang di atas batu. Nah, daging dan peas yang sudah dipukul-pukul tadi, dibentuk dan dimasukkan telur di dalamnya lalu dimasak hingga matang.


Dash Koftesi [Photo by Azerbaijan Embassy]
Biasanya, makanan yang satu menjadi makanan kebanggaan orang-orang Azerbaijan, yaitu Azerbaijan Plov, secara historis berdasarkan filosofi dalam dunia perhotelan. Teknik masaknya air direbus dalam panci, masukkan sedikit garam, tambahkan beras hingga asin merata. Setelah beras merata, diberi butter dan ditambah saffron. 

Plov (up) with rice (down) [Photo by Azerbaijan Embassy]
Beras di Azerbaijan ini khas, panjang dan langsing. Terlihat seperti beras pera’ (buyar keras tetapi tidak keras). Biasa, orang Azerbaijan memasak Dovgha untuk tamu-tamu yang datang setelah makan makanan berlemak. Cara memasaknya dengan menambahkan yoghurt dan telur yang diaduk jadi satu lalu ditambahkan beras setelah telur larut dalam yoghurt. Sembari diaduk ditambahkan herbs. 

Dovgha [Photo by Azerbaijan Embassy]
Nah, hidangan yang satu ini bukan berasal dari daun ganja. Tetapi memang namanya Ganja Pakhlava. Terbuat dari adonan tepung, diberi mentega cair, walnut kernels, dan gula lalu di gulung. Penggulangan disusun ulang tujuh kali. Lantas adonan dipotong-potong dan di atasnya diberi taburan sherbet saffron. Terakhir, tambahkan di atasnya almond kernels. 






Ganja Pakhlava [Photo by Azerbaijan Embassy]
Dalam keluarga Azerbaijan, turun temurun memasak makanan memang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Salah satunya pembuatan Dolma. Dolma berasal dari ata “Doldurmaq” (diisi) yang sangat populer di Azerbaijan, utamanya di Qarabagh dan Shirvan. 

Campuran bahannya terdiri atas bawang bombay, herbs, nasi, jahe kuning, garam, lada, dan daging kambing yang sudah dihaluskan sebelumnya.
Dolma [Photo by Azerbaijan Embassy]
Kemudian dibungkus menggunakan daun Vine (daun anggur) dan dimasak bersama yoghurt serta bawang putih. Ada juga yang menggunakan kol atau kubis (cabbage dolma). Dimasak dengan tambahan saus manis atau saus asam, sesuai dengan selera saja.

Fruits Dolma [Photo by Azerbaijan Embassy]
Dolma  ini dapat juga dibuat dari aneka buah-buahan, seperti terung, paprika, tomat, juga apel yang diisi dengan daging kambing kemudian dipanggang. Masakan ini punya rasa yang spesial dan memberikan banyak warna di kulinaria Azerbaijan.

Ada juga hidangan yang berasal dari Lenkeran, yaitu Chicken Levengi. Berbahan dasar bawang putih yang dimemarkan, ayam, kenari cincang dicampur dengan bawang putih, ditambah pula turshu (turshu ini semacam jus buah, biasanya dari buah-buahan yang berasa asam), garam, dan lada hitam.  Jangan lupa, sebelumnya ayam diberi garam. Ayam yang dipakai berukuran sedang dan utuh. Bagian dalam ayam diisi dengan bumbu-bumbu itu tadi, lantas ditusuk seperti sate dan dimasak.




Chicken Levengi [Photo by Azerbaijan Embassy]
Cara memasaknya pun unik. Menggunakan tungku terbuat dari batu dan ayam dimasukkan ke dalamnya (dipanggang menggunakan bara api yang ada di dalam tungku itu tadi). Selain bumbu-bumbu tadi, bisa juga ditambahkan bubuk kayu manis. Selain dengan dimasak di dalam tungku, juga bisa menggunakan Tendir (kendi).

Fish Levengi with Tendir [Photo by Azerbaijan Embassy]
Di musim panas, Levengi bisa juga dibuat dari ikan. Bahannya terdiri atas parsley, bawang bombay, paprika, dan tomat. Untuk perasa, orang-orang Azerbaijan sudah terbiasa dengan garam-lada. Ditambah pula cherry plum dan buah delima. Ikan diberi garam luar dalam. lantas bagian dalam diisi dengan bahan-bahan tersebut dan dipanggang hingga matang.





How to cook Fish Levengi [Photo by Azerbaijan Embassy]
Nah, hidangan yang ini juga sepertinya enak dan segar, namanya Shah Plov. Dibuat dengan cara menyusun roti yang terbuat dari adonan gandum tanpa garam secara rata dan menyebar dan dipanggang menggunakan butter. Di dalamnya ditambahkan nasi, aprikot kering, chestnut, dan daging. Lalu di atasnya ditambahkan lagi nasi dan ditutup dengan Lavash. Dimasak  di dalam tendir selama dua jam. 


Shah Plov [Photo by Azerbaijan Embassy]
Luar biasa!! Makanan Azerbaijan ini menggugah selera. Sementara, minumannya terbuat dari Yoghurt yang dicampur garam, biasa disebut Ayran. Saya pernah mencoba Ayran di salah satu tempat  di bilangan Jakarta Selatan
Kalau diperhatikan, cara memasak makanannya rerata menggunakan tungku. 

Tepatlah jika dibilang bahwa negara ini sebagai tempat untuk perapian atau tungku pertama yang terkenal. Termasuk tempat pemukiman manusia purba dalam sejarah manusia 700 ribu-500 ribu tahun lalu. Gua Azikh sebagai gua terbesar di Azerbaijan sekitar 8 ribu meter menjadi salah satu situs manusia purba di negara ini. Jadi, menikmati Azerbaijan sama dengan menikmati  Kebab, Plov, Dolma, Kutab, Dushpara, Piti, Dogha, dan Pahlawa.

Pencak Silat, Bahasa Indonesia
Bicara seni, salah satu seni bela diri yang ada di Indonesia, yaitu Pencak Silat pun ada di negara ini. Mereka sering mengadakan laga/turnamen dengan kelas internasional. Bagaimana dengan bahasa Indonesia. Eits, jangan salah, bahasa Indonesia pun di salah satu Universitas Azerbaijan diajarkan. Begitu lekat dan dekatnya negara ini dengan Indonesia. Apalagi, Indonesia dengan jumlah muslim terbesar, begitu pula Azerbaijan. 95% persen penduduk negeri ini beragama Islam. 

Untuk itu, pemerintah setempat mulai mengembangkan wisata halal. Menurut Survei GMTI (Global Muslim Travel Index) 2016, mencakup 130 destinasi wisata, Azerbaijan ada di posisi 20 di antara negara-negara OKI (Oranisasi Konferensi Islam). 

Mereka mulai mengembangkan wisata halal, memisahkan beragam alat makan halal dengan yang haram.  Jadi, sebagai muslim mesti membedakan mana yang haram dan halal, kan? Jangan semua dihajar.

Keindahan alam negara di perbatasan Laut Kaspia ini sungguh mengagumkan. Rasa penasaran kalau suatu saat nanti bisa berkunjung ke Azerbaijan seperti apa? Mulai dari urusan visa atau aplikasi di kedutaan. Ternyata, tidak sulit. Dari laman site Kementerian Luar Negeri RI, visa elektronik bisa diajukan mulai awal tahun ini (2017). 

Akses
Tak perlu waktu lama, hanya perlu tiga hari, selesai. Biayanya pun sangat murah, hanya 23 Dollar saja dari 40 Dollar kalau kita mengurus secara elektronik. Di area publik, pemerintahnya menyediakan akses wifi secara cuma-cuma. Hal itu menjadi semacam daya tarik tersendiri yang dibuat pemerintah Azerbaijan. 

Tak terlalu sulit untuk mencapai negara ini. Ya, hanya transit di beberapa tempat saja, itu pun tak banyak. Kita bisa melakukan penerbangan  dari Indonesia ke Azerbaijan dengan transit di Dubai, Istanbul,  atau Qatar. Untuk selanjutnya lanjut melalui jalan darat (bus) atau juga melalui udara dalam kurun waktu setengah hari untuk sampai di Baku, ibukota Azerbaijan. Hotel dan hostel juga murah. Banyak sarana transportasi publik yang  memudahkan pelancong singgah di Azerbaijan.

Azerbaijan dan Minyak

Azerbaijan punya banyak sumber daya alam, salah satunya minyak bumi yang dikenal dengan nama Naftalan. Ini merupakan jenis minyak yang sudah sangat jarang ditemui dan hanya ada di Azerbaijan. Minyak tersebut dapat digunakan untuk pengobatan. Para dokter di negeri ini menggunakan minyak tersebut untuk keperluan pengobatan, mulai dari penyakit kulit, persendian, penyakit tulang seperti psoriasis, artrtitis, juga rematik.

Di kota Naftalan tempat minyak bumi ini berasal punya pusat perawatan khusus yang terkenal di seluruh Uni Soviet. Pusat-pusat perawatan itu sebagian besar dipakai untuk menanmpung pengungsi perang Karabakh. Dari naftalan inilah eldar Abbasov, selaku Direktur Pusat Radang Ilmiah Azerbaijan menjelaskan cara dokter di Azerbaijan menggunakan naftalan dan bagaimana orang di seluruh penjuru dunia bisa memanfaatkan naftalan menjadi sumber penghasilan sebagai bahan terapeutik.

Naftalan hanya diekstraksi dari satu tempat di Azerbaijan bagian utara, dan bagian tengah negara ini, tidak jauh dari kota Ganja. “Emas Hitam” (naftalan) sekarang menjadi andalan ekonomi Azerbaijan.  Selain emas hitam, Azerbaijan juga  sebagai tempat 350-an lebih lumpur vulkanis dari 800 fenomena yang ditemukan di seluruh dunia. Lumpur tersebut sangat unik. Unik karena komposisi menyamai tanah Martian. Salah satu yang terkenal adalah Garasu Volcano yang dapat menyemburkan lumpur di atas ketinggian 1000 meter ke udara.

Beruntungnya Baku, kota yang mirip Dubai ini dengan beragam sumber daya alam, keramahtamahan penduduk (toleransi), juga ragam makanan yang mendunia. Arsitektur kota Baku yang sangat terkenal adalah Heydar Aliyev Center. Di desain oleh Zaha Hadid, SOCART Tower Kaca, dan gedung pencakar langit Flame Tower yang mendeskripsikan cadangan minyak dan gas di Azerbaijan.

Jadi, siapapun bisa ke negeri sembilan musim ini tanpa susah. Mencicipi kulinernya, berendam di minyak, berkeliling kota Baku, menikmati ragam keindahan alamnya. Azerbaijan… Wait me!

Azerbaijan Map [Photo by Azerbaijan Embassy]



















9 comments:

Andri Mastiyanto said...

Wah makananannya sepertinya patut dicoba. Negara dengan 9 musim pastinya cita rasa nya beda

https://www.junjoewinanto.com said...

Ayooo Bro @Andri... nyobain.

gita siwi said...

Alakmakjan Iristha. Like it! Semoga kita dapat menikmati di negara asalnya nya kelak. Ameen.

https://www.junjoewinanto.com said...

Hahaha... Mba Gita lapeer kaan jadinya. Menggairahkan banget yaa.

Valka said...

Mupeng lihat makanan-makanan Azerbaijan! :9

Sapa Dunia said...

Menu ala Azerbaijan sungguh kaya dan menggoda

Bozz Madyang said...

di setiap peradaban...budaya kulinernya sll menarik dan bikin penasaran tuk icip2 dan tau sejarah dibaliknya... nyoossss

Bang Dzul said...

It's long story I think. Better to keep it first for reading later. Well done

ayahblogger said...

baca dari atas sampai bawah, jadi fokus kemakanannya. Pembuatan makanan yang diajarkan secara turun temuran. menjaga tradisi kuliner mereka ya.