Yes, dunia ini
tempat tinggal seluruh makhluk. Tempat hamparan rezeki paling berlimpah, apalagi kalau bukan bumi. Kalau dilihat-lihat, baca berita, atau beberapa
grup share, beberapa wilayah di belahan ujung dunia terjadi kekeringan.
Kesulitan sumber pangan, bahkan antri
makan di tengah terik panas.
Kekhawatiran
saya pun semakin terjawab tatkala banyak hutan-hutan dibalak. Semata-mata untuk
memenuhi isi perut. Tetapi, pembalakan liar yang terjadi dan tak bertanggung
jawab yang dapat menghancurkan ekosistem hewan dan tumbuhan.
Keprihatinan
saya terhadap lingkungan sebenarnya sudah sejak kecil. Saat usia delapan atau
sembilan tahun, melihat plastik di tanah yang tak hancur dalam jangka waktu
lama. Bakteri tak mampu mendegradasi (menghancurkan). Begitu pula dengan styrofoam.
Selain tak terdegradasi juga berbahaya untuk masa depan bumi.
Penghentian
penggunaan styrofoam pun sudah mulai digalakkan, salah satunya pemerintah
Provinsi Jawa Barat. Pemerintah setempat telah melarang penggunaan bahan
tersebut sebagai wadah atau tempat makanan. Karena dapat memicu timbulnya kanker.
Saya pribadi
masih bergairah untuk terus menjaga dan
merawat lingkungan tempat tingga saya. Juga untuk kenikmatan generasi penerus
dunia selanjutnya. Merawat lingkungan dapat menjadi hal
yang sangat mudah dilakukan, hanya perlu sedikit perhatian tetapi dapat
meng-kover kehidupan orang banyak.
Ya, ada banyak
hal yang dapat kita lakukan untuk melestarikan dan melindungi lingkungan agar
bumi kita tetap lestari. Mengurangi konsumsi sumber daya, menggunakan kembali
produk dan bahan, juga mendaur ulang apa
yang dibuang menjadi berguna kembali itu penting untuk keberlangsungan kehidupan lingkungan.
Nah, yang
paling penting mesti kita lakukan untuk lingkungan kita itu adalah “jatuh
cinta”. Jatuh cinta pada apa? Baik itu makanan lokal, bahan organik, vegetarian/vegan,
dan sebagainya.
Ada konsensus di antara mayoritas ilmuwan dunia, pemerhati lingkungan, pemerintah, perusahaan besar, dan banyak lainnya bahwa perubahan iklim dalam bentuk pemanasan global sebagai masalah lingkungan yang paling penting yang dihadapi kehidupan di Bumi. Membawa tas reusable, mengganti bola lampu hemat energi, menghemat air, dan mengemudi lebih sedikit adalah hal yang sangat bagus untuk dilakukan. Saya pribadi berusaha melakukan semua yang saya bisa untuk menjalani kehidupan yang berkelanjutan.
Berikut beberapa tip kehidupan pribadi
saya untuk menyayangi lingkungan sehingga kalian juga bisa membantu
menyelamatkan planet bumi dan lingkungan.
1. Daur ulang (recycle)
Ini salah satu kebiasaan termudah yang bisa
kalian lakukan. Contohnya penggunaan kantung belanja berkali-kali dan awet.
Saya menyimpan tempat sampah tambahan di dapur
untuk bahan daur ulang agar lebih mudah.
2. Berhenti menggunakan bahan kertas
Meminimalisir penggunaan barang-barang sekali pakai, seperti panties, handuk kertas, piring, dan serbet kertas. Itu hanya akan membuat penuh tempat sampah kalian saja. Pilih barang-barang yang dapat dipakai lagi, seperti piring keramik atau gelas keramik yang bisa dicuci berulang.
3. Jangan Nyampah (buang sampah sembarangan)
Entah sengaja
atau tidak, terkadang tangan-tangan kita melempar sampah dari jendela, baik
dari dalam jendela mobil maupun dari dalam jendela rumah. Pada akhirnya,
sampah-sampah tersebut berlabuh di selokan. Lantas mengalir ke sungai,
mencemari perairan, dan ujung-ujungnya got mampat, sungai meluap.
4. Manfaatkan limbah hewan peliharaan
Mungkin terlihat agak berbahaya, ekskresi hewan peliharaan sedikit banyak bisa juga mencemari lingkungan dan menyebabkan kontaminasi pada arus sungai atau tubuh. Tetapi, jika tahu caranya, limbah hewan besar manfaatnya untuk pupuk alami tanaman. Contohnya kotoran ayam, kambing, sapi, atau kerbau.
Rumah saya di Jambi memelihara ayam dan bebek. Biasanya dengan
menggunakan masker dan sepatu boat, kotoran ayam dan bebek saya gali dengan
cangkul dan dimasukkan ke dalam lubang yang sudah diberi sisa tumbuhan dan sisa
sayuran. Lantas diberi garam dan ditutup. Jadilah kompos. Ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk kebun singkong di rumah.
5. Kurangi penggunaan minyak
Mengurangi penggunaan minyak goreng dalam masakan. Nah, kalau masakan berminyak masih bersisa, jangan pernah membuangnya ke dalam wastafel. Minyak atau “gemuk” yang dibuang akan membeku dan membuat saluran air tersumbat.
Akibatnya
sistem pembuangan akan meluap. Solusinya, biarkan minyak menjadi dingin, lalu
masukkan ke dalam wadah pembuangan di tong sampah kalian.
6. Berjalan atau bersepeda, bukan menyetir
Saya sudah mulai mengurangi penggunaan sepeda motor untuk bepergian. Justru milih berjalan kaki. Hal ini juga sebagai upaya melindungi lapisan ozon dari kebocoran akibat gas buang. Juga sebagai satu gerakan untuk menggunakan transportasi bersih di lingkungan.
7. Memakai pembersih yang ramah lingkungan
Produk pembersih yang ramah lingkungan, selain membantu melindungi diri kita, juga menjaga kesehatan keluarga.
8. Tidak menggunakan pestisida
Beberapa serangga mungkin baik untuk tumbuhan, lebah contohnya. Nah, penggunaan pestisida mesti dengan petunjuk dan sangat hati-hati. Karena, pestisida dan pupuk juga mengandung bahan kimia berbahaya untuk kesehatan, juga kehidupan tanaman dan hewan. Mesti bijak menggunakan kalau perlu hindari.
Bantar Gebang menjadi tempat pembuangan sampah terpadu (atas), langkah-langkah komposting [Foto: Dok Djarum Foundation] |
Nah, kalau ngomongin cerita sampah nih ya, kalian tahu tidak berapa jumlah sampah yangdihasilkan di kota Jakarta per harinya? Waste of Change mencatat bahwa dalam
satu hari Jakarta menghailkan 7.500 ton sampah dan ironisnya 4.050 ton adalah
sampah makanan.
Enam puluh lima persen sampah yang
dihasilkan di kota Jakarta adalah sampah makanan yang berasal dari perumahan. Banyaknya
produksi sampah makanan ini berhubungan erat dengan perilaku masyarakat.
Sampah-sampah yang dihasilkan ini
biasanya karena pola konsumsi yang boleh dibilang berlebihan. Mereka cenderung
menyisakan makanan. Orang-orang tidak sadar terhadap yang mereka lakukan,
justru membuat lingkungan
makin tercemar. Selain itu, proses industri pangan mulai dari transportasi
hingga standar kualitas dari buah atau sayuran masih rendah.
Jika masyarakat sadar lingkungan,
tentunya sampah tidak akan menggunung. Kalian juga perlu tahu fakta sampah
makanan di Indonesia, lho. Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta lebih
otomatis kebutuhan makanan terus naik. Kebutuhan makanan penduduk Indonesia itu
190 juta ton per tahun. Dan total makanan yang terbuang selama satu tahun
sebesar 13 juta ton. Hal ini sama artinya dengan jumlah kebutuhan 11% populasi
Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk. Fantastis!
Sungai bersih dambaan semua [Foto: Dok Djarum Foundation] |
Kerugian yang Ditimbulkan
Penumpukan sampah makanan atau
organik di TPA berpotensi menimbulkan gas metana yang berkontribusi pada
pemanasan global. Nah, hati-hati jika di sekitar tepat tinggal kalian banyak
tumpukan sampah. Metana dapat membuat suhu naik. Di satu sisi, dapat
menyebabkan terjadinya krisis pangan yang berdampak pada keberlanjutan manusia.
So, bijak ya dalam kehidupan kita. Ada
baiknya kalian belanja pun secara bijak. Demikian juga dengan makanan. Ambil secukupnya
dan mesti dihabiskan. Untuk tidak membuat sampah semakin banyak dalam kulkas
kalian, sering-sering periksa secara rutin masa berlaku makanan yang dibeli
dalam kemasan agar tidak mubazir.
Dengan demikian, untuk mengurangi
dan menjadi solusi aga sampah tak banyak menumpuk, pilahlah sampah dari
sumbernya. Misalnya, sampah anorganik disatukan dengan sampah anorganik, begitu
pula yang organik. Kalian juga dapat memproses makanan menjadi kompos yang
bermanfaat untuk tanaman. Sadar Lingkungan sangat penting untuk
keberlangsungan kehidupan.
Coba kalian lihat apa yang dilakukan
@siapdarling sebagai salah satu komunitas yang sangat peduli dengan lingkungan
dan sampah. Kalian bisa belajar banyak darinya. Cerita Sampah-nya begitu
menginspirasi. Orang-orang semakin peduli dengan tayangan video yang dibuatnya.
Siap Darling menjadi penggerak kepedulian dengan caranya. https://www.instagram.com/tv/ BuOVl8Pg-Mv/?utm_source=ig_ share_sheet&igshid= 1vswunf2san3v
Sama halnya dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation dengan penanaman pohon dalam jumlah besar untuk
memberi kontribusi paling penting di negeri ini, yaitu mencegah polusi. Jutaan pohon
ditanam untuk penghijauan. “Jika bumi adalah Ibu, maka pohon adalah anak
tercintanya. Bagitulah Bakti Djarum memandang pepohonan. Memupuknya untuk
berkembang baik. Memeliharanya agar kuat penuh manfaat. Melestarikannya agar
tegak bertahan & menyebar kebaikan.
Djarum Trees For Life percaya,
setulus-tulusnya rasa cinta, akan lebih sempurna dengan tindakan nyata. Dengan
misi menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan, Djarum Trees For Life
yang berada di bawah naungan Djarum Foundation telah terbentuk pada 1979.
Diawali dengan penghijauan di kota Kudus, kini telah menanam lebih dari 2.000.000
pohon.
Sebuah pusat pembibitan tanaman juga
kami dirikan untuk mendukung program penanaman trembesi, konservasi di sekitar
pantai dan juga konservasi hutan. Berbagai program dijalankan berkesinambungan
dan saling melengkapi, demi masa depan lingkungan yang lebih baik.
Ada 2.000.000 + pohon telah ditanam di Indonesia. 2.150 KM
jalur Jawa, Madura, Lombok dan Sumatera telah ditanami trembesi. 600.000
+
mangrove telah ditanam di Pantai
Utara Jawa Tengah. 72.800 +
ragam jenis tanaman telah ditanam
di Gunung Muria. Mau tahu program Bakti Lingkungan Djarum Foundation? Silakan ceki-ceki di SINI.
Mulailah dari diri sendiri dan
lingkungan sekitar kalian untuk menyelamatkan
lingkungan. Saya yakin, ini sangat bermanfaat. Oleh karena itu silakan
bagikan untuk teman-teman kita yang lainnya.
0 comments:
Post a Comment