Thursday, November 23, 2017

Ini Dia Institusi Pendidikan Sekaligus Tempat Wirausaha di IIEE 2017




Banyak kekhasan dan keunikan stan di International Islamic Eucation Expo 2017 ini. Selaian sebagai satu lembaga pendidikan, mereka juga dituntut untuk mampu mandiri dan menghasilkan “Sesuatu” yang dapat menghidupi kampus. 

Tak ayal, seribu satu macam cara untuk terus dapat mempertahankan keberlangsungan pendidikan dilakukan. Salah satunya usaha. Ya, usaha yang dapat menopang kehidupan kampus agar tetap bertahan di tengah gempuran zaman. 

Jiwa-jiwa entrepreneur muda pun bermunculan di sekolah-sekolah yang mereka geluti selain menimba ilmu. Di pameran kali ini, saya akan mengangkat beberapa lembaga pendidikan yang selain tempat untuk kuliah, juga mampu menghasilkan produk yang dicari banyak orang. Berikut pilihannya.

UIN Mataram
Kampus ini punya tiga nilai utama yang ditekankan, yaitu cendekia, terbuka, dan keunggulan. Cendekia, sebagai nilai keulamaan yang didasari oleh integritas dan sikap inovatif-kreatif, baik pada aspek akademik, dan lingkungan serta tata kelola. Terbuka, sebagai sifat persona dan tata kelola yang menakar inklusi dan keterlibatan aktif (engagement) warga UIN Mataram. Sementara itu, keunggulan merupaka supra nilai yang diusung UIN Mataram.

 

Saya sempat mampir ke stand ini dan melihat-lihat benda-benda yang dipajang di atasnya. Menuju ke salah satu meja, terdapat semacam “klonengan” atau kalung sapi besar. Menurut penjaganya benda itu bernama Grotok. Ya, ternyata benar, Grotok ini dilambangkan sebagai kalung sapi. 


Grotok, oleh mahasiwa UIN Mataram dibuat jadi seperti kerajinan yang menjanjikan. Kerajinan itu, dibuat dari tanah liat yang dibentuk, kemudian dijemur, lantas dibakar agar mengeras dan tidak mudah pecah.



Selain grotok, ada juga hiasan dinding yang dibuat dari tanah liat, kemudian dilukis dan dilakukan proses yang sama, dijemur, kemudian dibakar agar keras. Bentuk-bentuknya saja yang berbeda, ada segi empat, bulat seperti cangkir, dan seperti setengah mangkuk.
Nah, saya juga sempat mencicipi kue khas dari Mataram. Bahan-bahannya sangat simpel dan rasanya enak. Namanya pun unik, Manjareal



Eh, ternyata benar, manis-manis manja gimana gitu. Terbuat dari tepung terigu, kacang tanah, dan gula. Nah, kacang tanahnya direbus hingga lembut, lalu kulit luar kacang tanahnya dihilangkan. Kacang kemudian digiling halus dan dicampur ke semua bahan.

Ada juga permen susu. Permen susunya juga bukan permen susu sembarangan. Terbuat dari susu kuda liar. Aah, sayang, permennya sudah habis saat saya datang ke sana. Padahal, kita ketahui susu kuda liar itu punya khasiat yang luar biasa. 

IAIN Palangkaraya
IAIN Palangkaraya dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan program studi Biologi, pun punya usaha. Mas Dede dalam penuturannya menjelaskan beragam jenis tanaman obat yang langsung dihasilkan oleh hutan Kalimantan.


Menurutnya, hutan Kalimantan Tengah yang luas ini menyimpan beragam jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk penyembuhan. Tanaman-tanaman obat tersebut memang masih dikonsumsi secara tradisional.

Tanaman obat tradisional itu digunakan oleh masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakatnya masih sangat kuat memegang adat dan budaya dengan aturan-aturan adat yang ketat pula mengenai pengobatan tradisional. 



“Kami punya misi mengenalkan Kalimantan Tengah ke tengah-tengah masyarakat Indonesia, apa saja jenis tanaman obat yang dihasilkan dan dapat digunakan. Itu yang kami lakukan sekarang. Dan kami juga punya beberapa produk, salah satunya pembuatan tempe dari biji nangka dan produk olahan seperti keripik jamur crispy.Ini beberapa produk yang dibuat di laboratrium, khususnya laboratorium Biologi,” paparnya.


Saat melihat produk lainnya juga terdapat bakso jamur. Di sini, IAIN Palangkaraya jugan ingin mengenalkan, bagaimana hidup sehat dengan mengonsumsi sayur-sayuran. Di rak pajang yang saya lihat terdapat toples-toples ukuran kecil yang berisi beragam nama tanaman khas Kalimantan Tengah beserta bahan-bahannya, sebut saja Bawang Kalimantan, Kayu Pasak Bumi, Saluang Belum, Kedaung, dan lain-lainnya. 


“Saluang Belum contohnya, digunakan untuk obat pasca melahirkan, atau menghentikan perdarahan. Saluang Belum juga dapat dicampur dengan tanaman Tabat Barito untuk mempercepat proses penghentian perdarahan menurut kepercayaan orang Dayak,” ucap Dede.


Proses pembuatan obat tradisional ini sangat simpel, semua bahan dicuci bersih, lantas direbus, air rebusannya didinginkan, lantas diminum. Selain, bahan-bahan tanaman obat, UIN Palangakaraya juga memiliki herbarium.


Herbarium ini sebagai spesimen tumbuhan yang diawetkan dan terdata. Dimanfaatkan untuk penelitian ilmiah. Spesimen herbarium dapat berupa tanaman utuh atau beberapa bagian tanaman saja dalam bentuk kering yang direkatkan di selembar kertas dan data ilmiah dari nama tumbuhan digantung di bagian tanaman dengan menggunakan benang. Herbarium dapat disimpan dalam kotak atau alkohol sebagai pengawet. Spesimen di herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam menggambarkan taksonomi tanaman.



Di atas rak pajang juga terdapat beberapa tanaman yang diawetkan menggunakan alkohol 70% dan formalin 40%. Nah, ada juga kopi yang terbuat dari biji kedaung. Proses pembuatannya cukup mudah, biji kedaung dicuci bersih, kemudian di oven dan digiling. Untuk kopi ini ditambah dengan beberapa bahan lain, seperti cengkih dan kayu manis.

Ponpes Al Ashriyyah
Lembaga pendidikan yang satu ini multikultural. Terletak di Parung, Bogor. Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang didirikan oleh Abah (Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin Salim) beserta istrinya Umi Waheeda, memiliki formula pendidikan yang khas yaitu dengan mengkombinasikan unsur pendidikan agama dan umum secara terpadu dengan porsi yang semestinya.


Sistem ini memungkinkan terbentuknya generasi santri yang dinamis dan tangguh dalam menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap dilandasi kemampuan spiritual yang memadai. Di samping itu, santri juga difasilitasi pembelajaran keterampilan khusus seperti komputer, menjahit, teknisi, bahasa asing, dan lain-lain. 



Tidak berhenti di situ, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School-pun mengedepankan pendidikan entrepreneurship santri, dengan mendirikan koperasi yang membawahi berbagai macam bidang usaha diantaranya roti, air dalam kemasan, tahu, tempe, susu kedelai, pupuk organik, percetakan, studio, daur ulang sampah, dan membentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang membawahi pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan siap di ketika harus terjun ke lapangan, baik secara teoretis maupun praktis.

 Sebagaimana yang dikatakan Ridwan Saleh, salah satu mahasiswa Fakultas Hukum yang memegang Marketing di Yayasan Al-Ashryyah Nurul Iman Islamic Boarding School, bahwa ada 33 unit bisnis di Nurul Iman. Beberapa bisnis tersebut juga dari kerjasama antara pemilik Yayasan dengan beberapa partner bisnisnya.


“Di antara sekian banyak bisnis yang dipunyai, usaha bisnis yang pertama kali dikelola adalah daur ulang sampah. Melihat populasi manusia yang makin bertambah, makin banyak pula sampah yang dihasilkan,” ucap Ridwan.
 
Di sekita parung, terdapat tumpukan sampah yang sangat banyak. History awalnya, sang guru besar melihat tumpukan sampah tersebut, dan terpikir bagaimana sampah itu dapat berguna untuk masyarakat banyak. Mulailah para mahasiswa dan siswa memilah sampah yang ada. Sampah-sampah tersebut dikelompokkan, disortir, dijemur, dan finishing. Selama 19 tahun berjalan, Yayasan ini masih terus berjalan berkat daur ulang sampah. Terbaru, di tahun 2017, Yayasan ini memenangkan tender dari salah satu Bank di Indonesia, sebagai fasilitator untuk sistem pengelolaan sampah dari bank tersebut.



“Produk terbaru dari Yayasan ini berupa Kenaf, yaitu sejenis tumbuhan bunga sepatu (Hibiscus), dengan masa tumbuh hanya empat bulan. Bagian yang dipanen berupa batang. Nah, bagian kulit batang dapat diolah menjadi fiber kenaf dan core chip (isi)-nya dapat dijadikan composite block, sebagai pengganti batu bata. Keunggulan dari composite block kenaf ini tahan bakar 2000 derajat Celcius. Sementara, fiber yang ditanam sebagai fondasi rumah tahan gempa hingga 8,3SR,” papar Ridwan.


Produk unggulan lainnya air heksagonal bernama Ointika. Air heksagonal yang dimiliki yayasan ini melalui delapan kali proses penyaringan dengan teknologi reverse osmosis nano mikro. Oleh karenanya, logam berat yang tergantung di dalam air hilang dan air lebih jernih, sehat, dan berkhasiat.


Mereka juga melakukan inovasi di bidang argobisnis, yaitu berni. Berni ini merupakan beras campuran antara jagung dan beras. Dengan campuran itu, nilai gizi lebih tinggi. Ada juga green coffee bean. Green Cooffee Bean ini sebagai hasil dari pemilik yayasan yang memiliki tanah di Lampung dan ditanami kopi. Jenis kopinya memang kopi hijau.
 
“Kopi hijau yang dihasilkan berkualitas baik. Sekalipun direbus, warnanya tetap hijau. Satu kantong ukuran 1 kg, dijual seharga IDR200K. Khasiat kopi hijau ini, menurut Ridwan, mampu membakar lemak tubuh, mengurangi kolesterol, dan mencegah diabetes.”

Yayasa ini juga punya usaha di bidang peternakan, yaitu penggemukan sapi, kambing, juga domba, sertan ternak kambing Etawa. Produksi lainnya sabun mandi, juga paving block.

“Sebenarnya, kami masih banyak lagi produk yang dihasilkan, tetapi tidak dibawa semua. Kami juga punya public entertainment yang bisa dipanggil, seperti hadroh, marawis, tari saman, juga Malaidance, 8 tari tradisional. Kami juga memenangkan kejuaraan Tae Kwo Ndo di Columbia sebagai juara ke-3. Percetakan juga kami miliki dan  buku-buku kami hasilkan sendiri, bahkan barber shop pun kami miliki,” tutup Ridwan.

1 comments:

Kanianingsih said...

Banyak karya yang bisa diperhitungkan anak pesantren smoga dg adanya pameran seperti IIEE gaungnya makin terasa, makin dikenal Dan dimanfaatkan karyanya oleh masy.