CEO Muda Indonesia [Foto: Dok Pri] |
Masih mengandalkan
ijazah untuk menemukan talenta yang ada dalam diri? Masih bergantung pada
“Beasiswa Ayah Bunda” untuk pergi ke mana-mana, sementara usia sudah dianggap
mampu secara finansial untuk mandiri? Ah, NO untuk saya! Sepertinya usia-usia
masuk kategori bisa “mandiri” sudah saatnya lepas jadi beban orang tua.
Sudah saatnya
mengembangkan diri dan bukan jadi beban orang tua lagi. Mesti berpikir,
“Bagaimana cara memenuhi finansial secara personal.” Itulah perlunya cara-cara
berpikir entrepreneurship yang akan membawa seseoran pada penemuan jati diri.
Mau ke arah mana jalan hidup yang akan dijalani. Bukan, besok mau kerja apa.
Mencari apa yang jadi
keinginan itu sebagai sebuah proses panjang memang. Bukan semata-mata hadir di
depan mata. Mengenyam bangku pendidikan sebagai bentuk formalitas agar tak
tertinggal, bukan sekadar dianggap intelek. Tetapi, mampu berpikir untuk
mendapatkan wawawan, pengetahuan, juga ilmu lantas mempraktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Begitulah anak muda
tanah air semestinya. Pola berpikir “manja” mesti dienyahkan. Memberikan
manfaat untuk orang banyak harus didatangkan. Indonesia, banyak anak-anak muda
bertalenta dan punya kemauan kuat untuk mengembangkan dan berbagi dengan sesam.
Tak lepas hanya bisnis semata. Tetapi, memberikan kebermanfaatan untuk orang
banyak sebagai satu langkah nyata yang diabdikan untuk negeri.
Dari sinilah kita
belajar semangat daya (kekuatan) anak-anak muda Indonesia yang mau bangkit
untuk menggali potensi diri, terkhusus dalam dunia usaha (entrepreneur). Dalam
satu kesempatan itu, saya hadir atas invitasi Kementerian BUMN dalam Sinergi
Muda “Anak Muda Bangkit dan Berdaya untuk Indonesia” di kawasan Jakarta
Selatan.
Pada kesempatan itu,
dalam nuansa Hari Kebangkitan Nasional, ada beberapa anak muda Indonesia yang
hadir dari latar belakang pendidikan berbeda dengan usaha berbeda pula. Siapa
saja mereka? Mari kita kulik satu per satu.
William
Utomo Founder IDN Media
IDN Media, Beragam Berita untuk
Millenials
William Utomo, tak
berlatarbelakang pendidikan media. Tetapi, dia beserta kakaknya begitu tertarik
dengan dunia media. Mempelajari segala bentuk keinginan anak-anak muda jaman now yang serba digital.
“Sekitar 60 juta
audiens itu unik dengan beragam
platfrom IDN Media fasilitasi”, ungkap
William.
Peluang dunia digital
anak-anak muda Indonesia diriset panjang olehnya. Pada Juni 2014, IDN Media
lahir untuk generasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Turunannya cukup banyak,
seperti IDN TIMES berisi beragam News & Entertainment Media dengan skup
News, Health, Food, Community, Sport, Hype, Business, dan Travel.
Begitu pula dengan
POPBELA.com yang fokus pada dunia wanitan(18-24 tahun) seperti beauty, Fashion,
Career, juga Relationship. Ada pula POPMMA.com. Popmama lebih kepada ibu-ibu
muda yang bermain sosmed pula. Isinya pun seputar Pregancy, Baby, Parenting,
Toddler, dan Lifestyle.
Masih di dalam Lini IDN
MEDIA, Willian tak mau ketinggalan dengan bentuk model online news lainnya yang
berisi khusus makanan. Dia pun menelurkan apa yang disebut Yummy. Media yang
fokus pada makanan milenial, seperti Recipe, Video, Cooking Tutorial, dan
Culinary Exploration. Di Yummy banyak interaksi pembaca.
IDN pun terus
mengembangkan sayapnya dengan membuat IDN CREATIVE berupa agency dan IDN EVENT.
“Kita sebagai pelaku
media mesti cepat beradaptasi, di mana letak audiennya yang ada di Indonesia,”
tutur Willian.
Satu, dua, atau lima
tahun ke depan kita tidak tahu, orang Indonesia mengonsumsi medianya seperti
apa. Satu hal yang bisa kita sepakati bersama, ketika platformnya berpindah,
kita juga harus mengikuti platform tersebut.
Di zaman dahulu, paling
enak buat postingan di FB. Tekan tombol share, twitter masuk, instagram masuk.
Kalau kita ada intention di satu platform, kita mesti tahu di dalam platform
tersebut ada apa saja dan ada di mana, format/bentuk, dan sukanya seperti apa.
Twitter sangat berbeda
dengan Line. Kalau kita posting status galau di Line, yang nge-like sangat
banyak. Tetapi, ketika kita posting status galau di Twitter, yang maki kita banyak. Indonesia sebagai
Mobile Only Country.
Pembaca zaman sekarang
maunya di-involve. Jangan sampai kalau kita buat postingan, post, publish, dan
selesai, bukan begitu. Orang-orang suka kalau ditanya. Kita buat caption dengan
kalimat terakhirnya, “Menurut teman-teman bagaimana?” Jadi, ada
interactiveness.
IDN Media fokus pada
tiga hal:
1.
Multiplatform
2.
Indonesia,
Mobile Only Country
3.
Interactiveness
“Mulailah dari hal kecil
kalau kita ingin menjadi besar” –BYME--
2 comments:
Aih, kepengen banget punya jiwa enterpreneur yang kreatif dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Mesti kita bangun sendiri ya Mba Annisa. Kita gali potensi diri Mba.
Post a Comment