Thursday, November 27, 2014

Terima Kasih, Sayang...

Pagi ini, aku masih ingin mencari bagian-bagian yang terserak semalam. Butiran-butiran putih kental bening yang mengalir  semalam itu masih mengingatkanku padanya. Pagutan-pagutan bibir itu… aahhh… hingga pagi ini masih merasuki sukma hingga ke sumsum tulang belakangku. Permainannya sungguh luar biasa.

Dia satu-satunya yang bisa menundukkan aku di malam itu hingga lunglai dan lemah terjatuh. Hingga tetes-tetes terakhir yang bisa aku rengkuh bersamanya. Aku tak munafik manakala dia menatapku penuh tahu dan menggoda diriku. Menggoda dan tergoda aku pikir sudah biasa. Butiran-butiran kental putih berkilau itu masih terus membayangi diriku. Entah sudah berapa banyak kenikmatan yang aku raih bersama dirinya selama ini.

Mataku terpejam dan terbuka dibuatnya. Permainan-permainan cantik dia hanyutkan bersama diriku. Semilir angin dari air conditioner tak menjauhkanku darinya. Justru semakin menambah erat dan hangat dalam dekapanku. Geliat liarnya terkadang sulit aku taklukan. Begitu kencang menyerang bertubi-tubi ke dalam organ lisanku. Menyambung dua tiga bagian rasanya belum terpuaskan. Entah berapa kali di malam itu dia menjamahi lisanku.


Menjadi pertempuran hebat yang tak perlu mengeluarkan banyak keringat. Kemilau semburat yang memancar tak sanggup aku elakan. Menjadi kenangan indah yang akan terus melekat dalam ingatan. Aku ingin berucap, mungkin hanya dalam beberapa kali kecupan. Bagiku itu sudah cukup. Diapun akan mengucapkan hal yang sama untukku. Aku masih merasakan apa yang terjadi di malam itu untukku pagi ini. Dia telah menemaniku hingga pagi menjelang. Terima kasih permainanmu susu putih kental manis untukku. Love J