Monday, March 4, 2019

Prudential Indonesia dan YOAI Hadirkan Tempat Ini




 


Menteri Kesehatan RI, Nila Moeloek bersama representatif RSKD, YOAI, & Prudential Indonesia [Foto: Dok Pri]
Saya tak menyangka, salah satu anggota keluarga kami—Mba—terkena hal ini. Padahal, pola hidup sehat diterapkan. Tidak ada pernah masuk makanan yang sifatnya  merusak sel-sel tubuh. Konsumsi sayuran, buah, ikan, juga daging pun seimbang orang tua kami berikan. Mba pun tidak merokok. 

Kesehariannya pun wajar dan tidak pernah mengeluh sakit ini itu. Aktivitas yang dijalankannya pun lancar-lancar saja. Bahkan, olahraga pun rutin dilakukan hampir tiap pagi. Kondisi tubuhnya pun sehat bugar dan berseri. 

Konsumsi susu pun rutin. Pokoknya, makanan sehat ala keluarga benar-benar dijaga. Hal ini terjadi begitu cepat. Suatu hari, Mba ada mengeluh sakit di bagian dada kanan dan kiri. Katanya terasa panas dan nyeri. Namun, saat itu bapak dan ibu tidak membawanya langsung ke dokter spesialis. Menunggu keesokan harinya. 

Masuk esok harinya, bapak dan ibu bawa mba langsung ke dokter spesialis penyakit dalam. Dokter kasih rujukan untuk di rontgen. Selanjutnya menungg hasil besok harinya. Tepat sekitar pukul 5 sore, hasil rontgen diambil. Di paru-paru kanan dan kiri ada serabut-serabut menonjol seperti gumpalan benang. 

Cukup banyak memang, ada di kiri dan kanan lagi. Hal yang dirasakan itu tadi, nyeri, panas, dan kadang mau muntah. Kondisi mba pasca pemeriksaan mulai berubah. Wajahnya semakin tirus, nafsu makan terus berkurang. Lama kelamaan badannya kurus. 

Sebelum semua terlambat, sempat dilarikan ke rumah sakit. Sembilan hari tak kunjung sembuh. Ibu tak tega melihat penderitaan mba, alhasil dibawa lagi pulang ke rumah. Keluarga sudah mengikhlaskan. Tiga hari di rumah, Allah SWT berkata lain, tepat pada 27 April 2007, Mba menghadap kepada Illahi Rabbi. 

Pada saat di rumah sakit, Mba berada di ruang perawatan semacam bangsal yang berisi enam orang. Kondisi bangsal bersih dan seluruh pasien tetap dalam pengawasan perawat. Keluarga yang jaga diberi tempat khusus agar pasien tak terganggu.

Perlakuan memang dibedakan antara anak-anak, remaja, dan dewasa penderita kanker. Ketika itu, Mba masuk kategori dewasa, jadi memang khusus bangsal dewasa. Saya jadi tergelitik, apa itu kanker paru dan mengapa sangat berbahaya.

Ternyata, kanker paru-paru yang mba saya derita ini punya ciri, yaitu ada pertumbuhan sel yang tidak bisa kita kontrol pada jaringan paru-parunya. Kalau tidak dirawat, pertumbuhan sel itu dapat menyebar ke luar paru-paru melalu satu proses yang disebut metastasis ke jaringan yang terdekat dengan tubuh lainnya.

Keluarga pun bertanya pada dokter yang menangani, menurut penjelasan dokter bahwa ada ketidakteraturan perjalan hormon yang membuat tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau biasa dikenal dengan tumor ganas.

Ada juga gejala yang namanya neoplasma ganas dan ditandai dengan kelainan siklus sel khas yang membuat sel mampu tumbuh tidak terkendali (pembelahan sel yang melebihi batas normal), menyerang jaringan biologis yang berada di dekatnya, dan bisa bermigrasi ke jaringan tubuh lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik itu tadi.

Tiga karakter ganas inilah yang membedakan kanker dari tumor jinak. Sebagian besar kanker membentuk tumor, tetapi sebagian lagi tidak, seperti leukemia. Cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan studi, diagnosis, perawatan, dan pencegahan kanker disebut onkologi

Terlepas dari itu semua, ketika saya mendapat satu kesempatan berkunjung ke Rumah Sakit Kanker Dharmais (27/02/2019) untuk melihat langsung Bangsal Remaja yang diresmikan hari itu. Bangsal yang hadir tersebut merupakan kerjasasama antara Prudential Indonesia dan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) bersama Rumah Sakit Kanker Dharmais. 

Bangsal Remaja Kanker Hadir

Terkait perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bahwa perlakuan anak-anak penderita kanker dengan remaja penderita kanker itu berbeda. Ada perlakuan khusus. Jadi tidak bisa dicampur aduk. Semua memang perlu penanganan serius.

Bangsal Remaja ini menjadi rumah, tempat remaja berbagi cerita dan pengalaman, dan tentunya ini sebagai perwujudan dari konsentrasi Prudential Indonesia seperti yang selalu didengungkan, #WeDoGood.

Hal tersebut tertuang dalam program Prudential Indonesia itu sendiri, yaitu Community Safety. Hadirnya bangsal Remaja penderita kanker dan anak-anak di RSK Dharmais sebagai salah satu upaya Prudentisial untuk membantu pasien kanker memberikan dan menciptakan iklim lingkungan yang membuat mereka lebih kondusi selama dirawat, juga membantu proses percepatan penyembuhan mereka. 
 
Presidient Director Prudential Indonesia, Jens Reisch [Foto: Dok Pri]
Inti dari Program Community Investment Prudential Indonesia ini sendiri adalah Kesehatan dan Keselamatan sebagai upaya Prudential Indonesia menciptakan Indonesia lebih sehat, sebagaimana yang dikatakan Bapak Jens Reisch, selaku President Director Prudential Indonesia. 

Selain itu, Bangsal Remaja di Rumah Sakit Kanker Dharmais ini juga  hadir berkat  kerjasama Prudential Indonesia dengan Yayasan Onkologi Anak Indonesia. Keduanya telah berkolaborasi  selama hampir 16 tahun, tepatnya pada 2003. Renovasi Bangsal Remaja ini dari Prudential dan YOAI menyerahkan dana sebesar 4.5 miliar dari dana perusahaan untuk setiap pembelian polis PRUSyariah di 2017. Hal tersebut dalam rangka 10 tahun hadirnya Unit Usaha Syariah Prudential Indonesia.

Fasilitas Bangsal

Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Kanker Dharmais, Prof. dr. H. Abdul Kadir, Ph.D., SP.THT KL (K), MARS peresmian bangsal remaja ini sebagai puncak peringan World Cancer Day di RSKD. Fasilitas yang ada di dalamnya ada ruang konsultasi, psikiatri, teen lounge (ruang kumpul pasien remaja), dan multi media corner. 


Ibu Menteri Kesehatan, Nila Moeloek menjelang peresmian Bangsal Remaja RSKD [Foto: Dok Pri]

Harapan Direktur Utama RSKD sendiri bagaimana fasilitas yang ada dapat membantu memberi semangat untuk pasien anak-anak dan remaja agar segera sembuh.  Saya ketika melihat dan menyaksikan mereka secara langsung, diam-diam menitikkan air mata. 

Allah SWT memang punya rencana lain dari makhluk hidup yang diciptakanNYA. Saya yakin itu! Jalan kesembuhan untuk mereka Insya Allah ada. Inilah pertolongan yang Allah SWT berikan, melalui tangan Prudential Indonesia dan YOAI, bergandeng bersama RSKD bersatu mewujudkan tempat yang layak bagi anak-anak dan remaja penderita kanker. 

Dalam kesempatan yang sama juga, Ibu Rahmi Adi Putra Tahir, selaku Ketua Umum YOAI mengatakan, melalui kerjasama semua pihak, baik pemerintah juga swasta, YOAI sudah melakukan inisiatif untuk memberikan pengobatan pada anak-anak penderita kanker di Indonesia. 
 
Ibu Rahmi Adi Putra Tahir, selaku Ketua Umum YOAI [Foto: Dok Pri]
Menurutnya juga, YOAI punya komitmen yang terus dijalankan untuk memberi informasi dan meningkatkan kesadaran betapa penting deteksi dini kanker dan memberikan pendidikan pada orang tua mengenai kanker anak. YOAI pun berharap dengan kontribusi yang diberikan untuk penyediaan fasilitas perawatan lebih baik pada anak-anak dan remaja penderita kanker di masa depan.

Melihat data yang dipublikasi oleh WHO, insidens kanker anak usia 0-14 tahun ada sekitar 175.300/tahun dengan angka kematian sekitar 94 ribu/tahun. Di Jakarta dan sekitarnya denga jumlah penduduk 12.5 juta jiwa diperkirakan ada ada 700 pasien kanker anak baru/tahun.

Sementara itu, di seluruh Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa diperkirakan ada lebih kurang 14 ribu kasus/tahun. Sebagian besar dari keluarga prasejahtera. Sedangakan data dari KPAI pada 2015, di Indonesia ada sekitar 4.100 kasus kanker anak-anak/tahun, sebagian besar terkena Leukemia. 

Dari Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi kanker anak umur 0-14 tahun sekitar 16.291 kasus.  Kemenkes sendiri mengungkapkan setiap tahun ada lebih 175 ribu anak di dunia didiagnosis mengidap kanker. Sekitar 90 ribu di antaranya meninggal dunia. Oleh karenanya, deteksi dini kanker pada anak perlu digalakkan. Banyaknya penderita kanker anak yang meninggal tersebut karena kurangnya deteksi dini dari orang tua. 
 
Menteri Kesehatan-Prof . Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) [Foto; Dok Pri]
Menteri Kesehatan-Prof . Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Sp.M (K) pun dalam hal ini sangat mendukung inisiatif dari lembaga atau perusahaan yang mau membantu memberi pengobatan pada penderita kanker, terutama anak-anak dan remaja. Artinya, pemerintah juga dapat diajak bekerja sama untuk saling membantu. 

Ibu Menteri juga mengatakan bahwa anak-anak dan remaja penderita kanker perlu support agar cepat sembuh. Mereka masih dalam masa pertumbuhan yang semestinya bisa belajar, bermain, bersenda gurau dengan teman-teman. Hadirnya bangsal itu tadi, penderita kanker dapat lebih bersemangat dan bergairah, menggapai sembuh selama dirawat. 

Satu dari banyak hal lainnya yang perlu diberi catatan adalah Kolaborasi Prudential dan YOAI ini telah memberi donasi mesin Apheresis. Mesin ini untuk memisahkan sel-sel darah, baik untuk pasien yang sedang menjalani terapi juga melakukan transfusi darah. 

Donasi mesin tersebut diberikan untuk RSCM & RSKD Jakarta, RSUD Dr. Soetomo Surabaya, RSUP Sanglah  Denpasar, Bali; RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, RS Universitas Hasanuddin Makassar, dan RSHS Bandung. Jauh sebelum bangsal remaja ini hadir, Prudential Indonesia juga telah memberi bantuan untuk renovasi bangsa ana-anak.
 
Ibu Menteri Kesehatan di tengah-tengah anak dan remaja penderita kanker di RSKD [Foto: Dok Pri]
Apa yang dilakukan Prudential Indonesia menjadi wujud nyata #WeDoGood Perusahaan kepada banyak orang, terutama lembaga kesehatan (rumah sakit). Sebagai bukti nyata kepedulian Prudential Indonesia kepada kesehatan anak-anak bangsa, karena mereka adalah aset terbesar negara di masa depan, terutam juga keluarga. 

Kepedulian Prudential Indonesia dan YOAI perlu mendapat apresiasi tinggi. Menjadi catatan bersama, bahwa Prudential Indonesia dari 2003 s.d. 2018 sudah mendukung pendanaan 6.642 pasien anak-anak dari penggantian biaya medis dan penggunaan mesin apheresis. Di 2013-2018, seminar & sosialisasi kesadaran terhadap kanker anak sudah dilakukan pada 12.342 orang melalui YOAI. 

Inilah bukti nyata Community Investment Prudential Indonesia yang memberikan dampak positif pada semua orang. Selain itu juga memberikan pengajaran literasi keuangan untk perempuan di Indonesia bagian Timur agar melek keuangan, juga pemberian bantuan untuk mereka yang terkena bencana alam. 

Kapan lagi We Do Good kita lakukan, kalau tidak dari sekarang. Bersama, pasti kita bisa!