Memang ya, rasa itu tak pernah bohong. Soalnya ini
masalah rasa. Tentunya, lidah setiap orang beda-beda soal cicip mencicip rasa. Untuk
saya pribadi, rasa itu memegang peranan penting untuk setiap makanan atau
masakan. Kalau boleh juga saya bilang, Don’t judge book by its cover. Nah, sama
halnya dengan rasa. Saya tidak akan bilang kalau makanan atau minuman yang
disajikan dengan “berantakan”, belum tentu rasanya juga berantakan. Akan
tetapi, terkadang rasa dan penampilan tidak linier.
Rasa tak pernah bohong Foto: Dok. secure5.domainit.com |
Apalagi, lidah ini terlatih
untuk mencecap rasa selama beberapa tahun belakangan. Kembali lagi, tampilan
kadang bisa menjadi “topeng” rasa. Teman-teman saya yang memang penggila
kuliner sering berkata, “Tampilan kadang menipu”. Eeh benar juga. Saya termasuk
orang yang mudah sekali jatuh cinta dengan tampilan makanan yang cantik
memesona. Tetapi, terkadang juga membuat
saya kecewa. Tahunya, setelah indera pencecap saya merasakannya.
Bagian-bagian pencecap untuk merasakan rasa Foto: Dok. http://www.diwinetaste.com/ |
Beberapa tempat makan
yang pernah saya singgahi dan coba, dari sisi penyajian biasa-biasa saja. Namun,
begitu lidah saya menjajal satu per satu setiap hidangan, saya makin berdecak.
Dalam hati sempat berkata, “Tampilannya tak meyakinkan, tetapi rasanya juara”.
Nah, kolaborasi antara tampilan dan rasa memang perlu menurut saya. Itu semua
agar rasa dan tampilan dapat seiring sejalan. Orang pun akan semakin
bersemangat untuk mendekat dan menjadi penikmat.
Rasa ini berikat erat
dengan persepsi gustatori manusia sebagai salah satu panca indera yang dimiliki
oleh sistem gustatori. Bicara rasa, pastinya bicara sensasi. Ya, sensasi yang
dihasilkan oleh suatu zat dalam mulut ketika bereaksi dengan makanan yang masuk
secara kimiawi dengan sel-sel reseptor rasa yang terletak pada selera rongga
mulut, terutama di lidah.
Sensasi rasa ini terdiri
atas lima unsur dasar, manis, asam, pahit, asin, dan getir (umami).Secara
ilmiah sudah dibuktikan bahwa rasa itu
berbeda-beda satu sama lain. Ujung lidah mampu mendeteksi rasa meski
terjadi interaksi dengan molekul atau ion yang berbeda. Dan rasa ini memberikan
kontribusi terbesar dalam sejarah kehidupan manusia. Akan tetapi, persepsi rasa
mulai memudar sekitar 50 tahun belakangan karena papila lidah manusia
menghilang. Juga terjadi penurunan produksi air liur.
Nah, pada hari Kamis
(9/3/2017) lalu, saya berkesempatan mengikuti cooking class dari salah satu
perusahaan penyuplai powder dan spices untuk goreng-gorengan, yaitu PT Diva
Mitra Bogatama. Diva Mitra Bogatama ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufacturing makanan
olahan yang sudah ada sejak 1999.
Sudah sejak lama Diva
Boga menjadi supplier salah satu
perusahaan waralaba restoran ayam goreng kenamaan, sebut saja PT Mc Donald’s
Indonesia, Nugget So Good (PT So Good Food Manufacturing, Foodcourt supermarket seperti Carefour, Giant,
Ramayana, Lions Superindo, LotteMart Indonesia, PrimaFood Restoran, dan
catering yang tersebar luas di area Jabodetabek.
Beberapa produk Diva Boga Foto: Dok. Pribadi |
Jadi, sudah banyak
aplikasi produk dari Diva Boga ini ternyata. Seperti untuk Fried Chicken, Nugget, filler, Snack, Keripik Kentang,
Keripik Pisang, Keripik Singkong, Drumstick, Chicken katsu, Udang, Sayuran,
Cumi-Cumi, Seafood, Tempe, Daging Ayam, Daging Sapi, Soup, Bubur Ayam, Tumisan
Perkedel, Tumisan Capcay, Soto, Opor Tumisan, Spaghetti, Chicken Teriyaki, Beef
Teriyaki, Steak, Chicken Mushroom, Chicken Black Papper, Gorengan, Bakso, juga
Masakan Tradisional.
Jadi,
tak perlu diragukan lagi memang produk
yang dihasilkan Diva Boga. Nah, sementara, para blogger dan mahasiswa yang
diundang untuk cooking class pada 9 Maret 2017 itu bertujuan untuk memberikan
pelatihan kepada para blogger dan mahasiswa khususnya dalam bidang memasak. Juga
memberikan peluang untuk berwirausaha.
Chef Nurulita, saat memeragakan masak di depan Blogger Foto: Dok. Pribadi |
Di kesempatan
cooking class itu, blogger dan mahasiswa dipandu oleh chef Diva Boga, bernama
Chef Nurul. Beliau memperagakan bagaimana membuat sosis panggang dengan
beberapa bahan tambahan lain, seperti paprika dan bawang Bombay. Teknik grill
yang diberikan adalah, setelah semua bahan ditusuk ke dalam tusukan sate,
lantas dilumuri mentega. Pan-nya pun dipanaskan terlebih dahulu kemudian diberi
mentega.
Grilled Barbeque Sausage Foto: Dok. Pribadi |
Tetapi,
menurut saya jika pan dilumuri mentega tanpa tambahan bahan lain, seperti
minyak goreng, kemungkinan sate sosis akan cepat gosong. Atau Chef Nurul memang
sengaja untuk membuat cepat “gosong” bahan-bahan sate tersebut. Kisaran waktu
untuk grill tergantung dari yang diinginkan. Sate sosis ini sebagai menu
pertama yang dibuat. Rasa yang dihasilkan
terbilang enak.
Selanjutnya
adalah menu Rice Bowl. Bahan-bahan rice bowl terdiri dari daging sapi, bawang
putih, bawang Bombay, jamur kancing yang diiris tipis, paprika merah dan hijau
yang diiris memanjang, saus blackpepper Diva Mitra, air, dan minyak untuk
menumis.
Rice Bowl Foto: Dok. Pribadi |
Nah,
dari sisi rasa memang lidah tak pernah bohong. Untuk ukuran orang Asia terutama
Indonesia, lada hanya dipakai seperlunya saja. Karena, kebanyakan lada terasa
pedas di tenggorokan. Semua kemanbali lagi pada selera masing-masing orang. Ada
yang suka banyak lada, dan sebaliknya. Saus lada hitamnya memang enak dan
representatif di lidah. Anak-anak pastinya suka
dengan rice bowl yang berwarna-warni. Karena hal itu dapat mengundang selera
makan. Rasanya, mungkin untuk ukuran anak-anak ada yang memang suka pedas merica ada pula yang tidak.
Rice bowl menurut saya dapat diadaptasi sesuai keinginan anak.
Kroket kentang isi daging Foto: Dok. Pribadi |
Menu
ketiga yang diperagakan adalah kroket kentang instant isi daging. Nah, bicara
kroket instant ini, ternyata Diva Boga punya produk tepung perkedel. Jadi,
sebenarnya untuk yang doyan masak secara cepat dan instant, apalagi yang suka
makanan dari kentang, pas rasanya dengan produk ini. Buatnya gampang dan tak
perlu waktu lama. Kroket ala Diva Boga ini menurut saya dapat dikombinasi
dengan isi apa saja yang dimaui selain daging.
Bisa
juga isian sayur, ikan, ayam, abon, dan lainnya. Semua tergantung dari cara
cerdas kita mengolah makanan yang ada.
Putar otak sedikit bahasa saya. Bahan-bahannya
cukup mudah untuk buat kroket ini. Pastinya
ada tepung perkedel Diva Boga, air panas yang berfungsi untuk menyatukan tepung
perkedel agar saat diadoni langsung kalis dan tidak lengket. Ada juga daging
giling, bawang putih yang sudah di-chop (cincang) begitu pula bawang Bombay.
Kecap asin, saus yakiniku, gula pasir, lada hitam, air, dan minyak goreng untuk
menumis. Sementara bahan pencelupnya terdiri dari tepung breadcrumb, putih
telur yang dikocok lepas. Kroket instant isi daging
ini cukup enak dan gurih. Dagingnya berasa dan krispi dari tepung breadcrumb terasa
kriuk di lidah.
Nah,
menu terakhir yang dibuat (menu ke-4) adalah Fried Chicken ala Diva Boga.
Selama ini mungkin karena faktor ketidaktahuan atau juga enggan untuk “ngulik”
lebih jauh agar bagaimana ayam yang digoreng menghasilkan “tepung keriting”.
Memang ada teknik-teknik khusus dan jam terbang untuk menghasilkan keriting
tepung tadi saat digoreng.
Fried Chicken Foto: Dok. Pribadi |
Bahan-bahannya
cukup simpel, satu ekor ayam bisa dipotong 9 atau 10. Kemudian di-marinasi
dengan bumbu marinasi Diva Boga dan didiamkan
dalam kulkas 1 x 24 jam. Bisa juga kalau ingin digoreng cepat didiamkan
sekitar 1-2 jam. Marinasi juga berguna untuk menghilangkan bau amis ayam. Teknik
lain pun bisa, diberi perasan jeruk lemon atau nipis, taburi garam dan lada. Bahan
pelengkap lainnya adalah air dingin atau air es. Kemudian tepung bumbu serba
guna MitraQu.
Ayam yang
sudah dimarinasi tadi dimasukkan ke dalam tepung bumbu sembari ditekan-tekan
dengan jari-jari tangan. Cukup satu tangan saja yang melakukan pekerjaan “meremas-remas”
daging ayam tersebut. Selanjutnya, setelah semua ayam terbaluri dengan tepung,
pukul-pukul untuk meluruhkan tepung, dan masukkan ke dalam air dingin
hanya beberapa detik. Lantas diangkat
dan masukkan kembali ke tepung sembari ditekan-tekan kembali untuk menghasilkan
tepung keriting di ayam.
Diva Boga dalam Bingkai Foto: Dok. Pribadi |
Memang,
jam terbang akan menentukan keberhasilan pembuatan Fried Chicken ini. Ada juga
yang sudah dilumuri tepung tetapi hasilnya datar-datar saja. Tetapi, ada pula yang
karena jam terbang, hasilnya tepung yang menempel pada ayam menjadi keriting. Rasa kriuk tepung di ayam memang enak dan kresss.
Chef
Nurul pun tak “pelit” memberikan teknik-teknik memasak dan cara-cara untuk
menghasilkan ayam yang digoreng menjadi krispi. Di sinilah fungsinya chef untuk
proaktif pula kepada audiens, tidak pelit pengetahuan dan ilmu.
Bapak Mulyono Direktur Diva Boga dalam sambutan penutupnya Foto: Dok. Pribadi |
Dari
hasil cooking class ini Diva Boga berharap muncul wirausaha-wirausaha berbakat
yang dapat difasilitasi oleh Diva Boga ke depannya. Pastinya, ada hal-hal baru yang saya peroleh seputar teknik
memasak makanan di Diva Boga. Saya sudah melakukan dan mempraktikkan langsung
di Diva Boga, Anda kapan?