Dulu, saat sekolah koperasi jadi
bagian penting untuk siswa/i juga orang tua. Keberadaannya pun punya peran dalam
kehidupan. Tak hanya itu, koperasi seakan menjadi salah satu penolong ketika
tanggal sudah masuk “tua”.
Koperasi sebagai dewa penolong
emak-emak yang lagi kepepet karena kemudahannya. Menjadi tempat mengadu ketika
lembaran-lembaran di kantung sudah melayang satu per satu untuk memenuhi
kebutuhan. Lebih dari itu, emak-emak kita bisa dengan mudah beroleh
barang-barang murah dari sini.
Namun, seiring bergulir waktu,
koperasi seakan mati,tenggelam oleh zaman. Suaranya pun sudah tak menggaung
seperti dulu kala. Orang seakan melupakan jasa dan kebesarannya karena majunya
teknologi. Bayangkan saja, generasi muda sekarang, mungkin kalo ditanya apa itu
koperasi, bisa jadi hilang makna.
Namun, tak selamanya perkembangan
zaman dan pesatnya perkembangan teknologi membawa dampak buruk di kehidupan.
Berita bagusnya adalah di lima tahun terakhir ini koperasi menunjukkan gejala
peningkatan kualitas yang luar biasa berkat kerja sama dari berbagai pihak.
Terjadi reformasi besar-besaran di
dalam tubuh koperasi itu sendiri. Hal ini demi mengikuti perkembangan
teknologi. Reformasi total koperasi telah berhasil meningkatkan PDB Koperasi
terhadap PDB Nasional. Bila tahun 2014 PDB Koperasi hanya 1,71%, pada tahun
2018 sudah meningkat menjadi 5,1%. Kemudian juga berkembangnya
koperasi-koperasi besar yang memiliki usaha dan mutu layanan yang lebih baik
dan mendapatkan apresiasi dari organisasi dunia menjadi inspirasi bagi kita
semua bahwa koperasi bisa hidup di dalam perekonomian modern yang sarat
teknologi.
Saat ini isu revolusi industri 4.0 menuntut
setiap badan usaha untuk mampu mengikuti perkembangan. Revolusi terjadi dengan
fokus pada Internet of Things (IoT) dan Artificial Intellegence
(AI). Oleh karena itu, diperlukan gebrakan untuk mendorong kalangan milenial
memberikan terobosan baru di dunia koperasi dan bisnis model yang memanfaatkan teknologi
untuk mengembangkan usaha ke depannya.
“Kami percaya bahwa koperasi akan
selalu menjadi pilar ekonomi bangsa Indonesia. Bahkan, saat ini terasa sangat
relevan dengan esensi bisnis zaman now,
yaitu Ekonomi Kolaborasi. Oleh karena itu, menjadi sangat strategis untuk bisa
memahami dan menempatkan koperasi dalam konteks tantangan kekinian dengan
melakukan transformasi organisasi,” ujar Chairman
Multi Inti Sarana (MIS) Group Tedy
Agustiansjah pada acara Peluncuran PRAJA 2019 di JW Marriott, Rabu (28/8).
Diakui oleh Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM RI Prof. Dr. Rully Indrawan bahwa koperasi saat ini tengah berada
dalam fase menghadapi tantangan untuk melakukan reposisi. Fase ini menjadi
sangat penting sebagai persiapan berikutnya menghadapi tantangan reinkarnasi
eksistensi organisasi koperasi.
“Koperasi tidak lagi hanya bercirikan
berbentuk badan hukum koperasi, namun harus dikembangkan dalam spirit
kolaborasi yang menjadi pondasi perubahan model bisnis yang sedang terjadi saat
ini: Ekonomi Kolaborasi. Memanfaatkan teknologi digital adalah model bisnis
kekinian yang banyak dilakukan oleh kalangan milenial,” jelas Prof. Rully yang
juga Ketua Dewan Juri PRAJA 2019.
Bisa segera diwujudkan nih koperasi
digital yang benar-benar memanfaatkan
teknologi. Teknologi aplikasi tepat guna yang bermanfaaat untuk orang banyak.
Mengembalikan kejayaan koperasi di lingkup eksternal yang tak semata-mata
menjadi tanda hidup saja. lebih dari itu. Koperasi mampu menjadi penunjang
industri dan UKM.
Chief Information Officer MIS & CEO Multi Inti Digital Bisnis (MDB) Subhan Novianda menegaskan, arahan Presiden Joko
Widodo yang mendorong kegiatan
perekonomian berbasis teknologi (digital
economic) harus dijawab dengan mengubah paradigma bisnis jika koperasi
masih ingin bertahan dan eksis di era digital.
Persaingan bisnis bagaimanapun telah bergeser menjadi kemitraan bisnis, di mana peluang bisnis digarap melalui kemitraan yang mengedepankan value chain.
“Koperasi di era industri 4.0 harus memiliki website atau aplikasi yang
memudahkan anggota dan pengurusnya saling berhubungan. Pelayanan kepada
anggotanya dilakukan secara online.
Pembelian barang, peminjaman, cek SHU, dan sebagainya saatnya dipermudah dengan
layanan online,” sebut Subroto, anggota Dewan Juri PRAJA 2019.
Selaras dengan Subroto, Subhan mengatakan bahwa MDB mengembangkan aplikasi
finansial bagi koperasi secara online bernama coopRASI. Melalui aplikasi ini
anggota dapat melihat simpanan, pinjaman, hingga Sisa Hasil Usaha (SHU) melalui
smartphone. Diharapkan dengan aplikasi ini operasional koperasi dapat
dilakukan secara digital dan praktis.
Berbagai kisah sukses koperasi dan
kewirausahaan telah bermunculan dari berbagai penjuru Tanah Air. Lebih dari 400
karya jurnalistik pernah terkumpul dari puluhan media massa di Indonesia
melalui ajang kompetisi PRAJA 2018 yang diinisiasi oleh Multi Inti Sarana Group
(MIS Group), sebuah kelompok usaha yang juga memiliki komitmen mendorong
tumbuhnya koperasi digital di Indonesia.
Kini kompetisi PRAJA 2019 hadir
kembali untuk menjadi jendela informasi dan inspirasi gerakan perkoperasian di
Indonesia dalam merespons proses transformasi ekonomi di Indonesia; yang
ditandai oleh ketersediaan infrastruktur yang baik serta semangat transparansi
pemerintahan yang semakin kuat dalam mentransformasi etos kerja bangsa
Indonesia melalui revolusi mental agar kualitas dan kemampuan anak bangsa bisa
sejajar bahkan lebih dari negara lain.
“PRAJA 2019 menyuguhkan sisi bisnis positif
koperasi yang selama ini luput dari pengamatan masyarakat. Bagi generasi
milenial, koperasi bisa menjadi alternatif terhadap penumbuhan iklim bisnis
yang baru karena basisnya sudah lebih dulu tumbuh di tengah mereka, yaitu
kekuatan komunitas,” jelas Irsyad
Muchtar, Pakar Koperasi yang juga anggota Dewan Juri PRAJA 2019.
Pada ajang kompetisi PRAJA 2019 terdapat lima
kategori yang dikompetisikan, yaitu Karya Tulis Jurnalistik, Karya Foto
Jurnalistik, Karya Video Kreatif, Karya Tulis Blog, dan Ide Bisnis Koperasi. Karya
yang diikutsertakan harus sudah dipublikasikan di media massa dan/atau media
sosial peserta selama periode 1 November 2018 hingga 20 Oktober 2019. Pendaftaran
dan pengiriman karya dimulai sejak 28 Agustus sampai dengan 22 Oktober 2019 melalui
microsite praja2019.multiintisarana.com.
Total hadiah mencapai 204 juta rupiah.
Pemenang kompetisi PRAJA 2019 akan diumumkan
melalui akun media sosial PRAJA 2019, yaitu Instagram @praja.misgroup, Twitter
@prajamisgroup, dan Facebook PRAJA MIS GROUP, serta website
multiintisarana.com.
Dewan Juri PRAJA 2019 terdiri dari:
1. Prof. Dr. Rully Indrawan – Sekretaris Kementerian Koperasi & Usaha
Kecil dan Menengah RI
2. Asnil Bambani – Ketua AJI Jakarta & Redaktur Tabloid
Kontan
3. Hariyanto
Boejl – Kepala
Divisi Foto dan Artistik Media
Indonesia
4. Irsyad Muchtar – Pakar Koperasi & Pemred Majalah Peluang
5. Ita Luthfia – Head of Corporate & Marketing
Communication MIS Group
6.
M Kh. Rachman – Pakar Koperasi dan
Kewirausahaan & CMO Sygma Innovation
7. Saptono Soemardjo – Senior Photo Editor ANTARA
8. Sheila Timothy – Produser Film, Pendiri Lifelike Pictures
9. Subroto – Redaktur Pelaksana Republika
Malam Penganugerahan PRAJA 2019 akan diadakan
pada tanggal 28 November 2019 di The Sultan Hotel Jakarta dan akan disebarkan
melalui situs web multiintisarana.com dan media sosial PRAJA MIS Group.
Maju koperasi Indonesia!