Monday, October 30, 2017

CNI Ginseng Coffee: Nikmat Kopinya Mudah Dapatnya Banyak Manfaatnya




Kopi, hmmm… dari aromanya saja sudah terbayang kelezatannya. Warna hitamnya itu menggugah selera. Kelihatan jantan sekali. Kopi menjadi salah satu minuman paling mendunia, tak saja untuk pria, tetapi juga bisa singgah di lidah wanita. 

CNI Ginseng Coffee beredar lebihh dari 23 tahun [Foto: DokPri]
Kopi yang ada di dunia ini sebenarnya dapat ditelusuri warisannya dari beberapa abad yang lalu di sekitaran hutan kopi kuno dataran tinggi Ethiopia. Di tempat itu, legenda mengatakan bahwa ada penggembala kambing, Kaldi yang pertama kali menemukan biji kopi hitam.

Kaldi melanjutkan ceritanya, bahwa setelah kambing yang digembalakannya itu menelan biji-biji kopi, kambing-kambingnya menjadi sangat enerik dan di malam hari pun kambing-kambingnya tak ingin tidur.

Akhirnya, Kaldi membicarakan hal itu kepada biarawati setempat. Biarawati itu membuat beberapa gelas minuman dari biji kopi tersebut dan memberikan kepada yang lain. Hingga biarawati yang lainnya tetap terjaga hingga larut malam. Kepala biarawati itu lantas membagikan penemuannya kepada biarawan lain di Vihara itu. Akhirnya hal-hal tentang buah yang sangat mengandung energi itu mulai menyebar.

Nah, cerita ini menyebar hingga ke Semenanjung Arab dan biji-biji kopi itu mulai dibawa. Tentunya, semua orang tahu bahwa kopi dihasilkan dari biji kopi tua maupun yang masih berwarna hijau, dibuang kulit, lantas dijemur, dan disangrai (dimasak tanpa minyak), hingga kehitaman.

Untuk menghasilkan biji-biji kopi yang besar, biasanya pohon kopi dipangkas agar aliran makanan tidak sampai ke daun. Selain itu, juga membantu petani untuk tidak menggunakan tangga saat panen tiba. Tinggi pohon kopi dapat mencapai 9 meter (30 kaki). Setiap tanaman kopi ditumbuhi daun hijau yang saling bertautan dan berpasangan. Karena tumbuh pada siklus yang terus menerus, alhasil terkadang kita melihat bunga, buah yang masih hijau dan buah yang matang ada dalam satu pohon. 

Perlu waktu sekitar setahun untuk berbuah setelah bunga pertama. Sedangkan pertumbuhan maksimal untuk mencapai produksi buah penuh sekitar lima tahun. Hebatnya lagi, tanaman kopi ini bisa hidup hingga usia 100 tahun lho. Perlu diketahui juga, bahwa tanaman kopi  usia produktif pada tujuh hingga 20 tahun. Perawatannya yang tepat dapat mempertahankan dan meningkatkan hasil selama bertahun-tahun. Akan tetapi, semua bergantung pada varietas yang ditanam. 

Seluruh kopi yang diperdagangkan di dunia ini berasal dari salah satu wilayah dunia yang biasa disebut Coffee Belt. Pohon kopi tumbuh sangat baik di tanah yang subur, suhu udara ringan, hujan sedang, dan matahari hangat.
Kopi bermula dari genus tanaman bernama Coffea. Di genus itu ada sekitar 500 marga dan 6.000 jenis. Para ahli memperkirakan ada sekitar 25 hingga 100 jenis tanaman kopi.

Carolus Linnaeus seorang ahli botani berkebangsaan Swedia, menjelaskan tentang genus kopi pada abad ke-18 dan juga mendeskripsikan tentang jenis kopi Coffea arabica pada 1753. Tetapi ahli botani lainnya menolak dengan penjelasan Linnaeus dikarenakan tanaman kopi memiliki jangkauan yang luas. Bisa saja sebagai herba atau pohon tinggi, dengan daun berukuran satu hingga 16 inci, dan warnanya ungu, atau kuning ke hijau gelap yang dominan.
Dalam industri kopi komersial, ada dua jenis kopi penting, yaitu Arabika dan Robusta. Coffea arabica memiliki varietas Bourbon, Typica, Cattura, Mundo Novo, tico, San Ramon, juga Gunung Biru Jamaika. C. arabica seabgai keturunan dari pohon asli kopi yang ditemukan di Ethiopia. Pohon tersebut menghasilkan kopi aromatik ringan serta mewakili 70% dari produksi kopi dunia. Bijinya lebih datar dan memanjang dibanding robusta, selain itu rendah kafein.

Dalam pasar dunia, kopi Arabica dapat mencapai harga tertinggi. Contohnya Arabas, sebagai kopi yang sangat baik dan pertumbuhannya pun sangat tinggi. Umumnya tumbuh di ketinggian 2.000 hingga 6.000  kaki atau 610 m hingga 1830 m dpl. 

Pohon kopi Arabika  terbilang mahal untuk diolah karena tempat tumbuhnya berada di daerah yang cenderung curam dan aksesnya sulit. Selain itu, lebih rentan terhadap penyakit dibanding Robusta, sehingga Arabica perlu perawatan dan perhatian ekstra.

Coffea canephora - C. canephora var. Robusta. Sebagian besar Robusta di dunia tumbuh di Afrika Tengah dan Barat, sebagian Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Vietnam, dan Brasil. Produksi Robusta meningkat, meski hanya menyumbang sekitar 30% pasar dunia.

Bagian-bagian dari satu biji kopi [Foto: Dok http://www.ncausa.org]
Robusta terutama digunakan dalam campuran kopi instan. Biji kopi Robusta sendiri cenderung sedikit lebih bulat dan lebih kecil dari biji kopi Arabica.
Pohon kopi Robusta lebih sehat dan lebih tahan terhadap penyakit dan parasit. Oleh karenanya, Robusta lebih mudah dan murah untuk diolah. Robusta juga punya keuntungan dapat bertahan di iklim yang lebih hangat, dengan suhu konstan antara 75 dan 85 derajat Fahrenheit, yang memungkinkannya tumbuh pada ketinggian jauh lebih rendah dari Arabika.

Robusta membutuhkan sekitar 60 inci curah hujan setahun, dan tidak tahan dengan es. Dibandingkan dengan Arabika, biji Robusta menghasilkan kopi dengan cita rasa khas dan 50-60% lebih banyak kafein.

Ngobrolin kopi, dulu saya itu orang yang tak bisa minum kopi. Pernah satu kali nyoba, eh dada jadi berdebar-debar, mata juga enggan terpejam. Selalu, kalau mau minum kopi saya campur dengan susu kental manis. Dulu mana ada yang namanya kopi instant dengan tingkat kekentalan yang bisa diatur.

Tapi, rasa penasaran saya dengan kopi tak berhenti sampai di sini. Hanya karena dada berdebar-debar, lantas mata enggan terpejam, minum kopi saya hentikan? Tidak! Hingga bertanya-tanya, apa iya kopi buat dada atau jantung berdebar-debar, mata susah terpejam? Ah, rasa penasaran saya semakin terjawab.

Entah kenapa, satu kali teman memberikan kopi dengan aroma berbeda. Dia bilang, kopi ini beda dari yang lain. Rasanya lembut dan tidak keras saat diminum. Dada juga tidak berdebar-debar. Pun kalau mau tidur habis minum kopi ini, ya tidur saja. 

Saat saya buka bungkusan pertamanya, aroma wangi langsung menebar. Baunya juga tidak menyengat dan soft  . Beda dari kopi kebanyakan yang ketika dibuka langsung tercium bau menyengat. Ya, kopi ini perpaduan antara kopi bubuk instan dan bubuk ginseng. Komposisi yang unik membuat kopi ini jadi idola, harum, dan rasanya juga enak, apalagi kalau bukan CNI Ginseng Coffee.
 
CNI Ginseng Coffee dalam kemasan [Foto: DokPri]
Kopinya pun tidak terlalu strong. Di seduh dalam keadaan panas, hangat, atau dingin juga enak. Saat sruputan pertama, benar-benar berbeda, begitu pula sruputan kedua, ketiga, dan seterusnya, hingga tuntas dalam cangkir saya.
Saya rasakan sendiri bahwa CNI Ginseng Coffee ini memang berbeda dari beberapa kopi yang pernah singgah di pencecap saya. Kopinya tidak nempel di lidah juga tidak meninggalkan aroma asam di mulut. Menurut saya, ini CNI Ginseng Coffee terbaik yang pernah saya nikmati. 

Dulunya ketika saya minum kopi langsung berdebar-debar, justru CNI Ginseng Coffee ini tidak membuat dada saya berdebar-debar.  Dengan CNI Ginseng Coffee, saya jadi tambah bersemangat. Dalam takaran yang pas di cangkir kopi saya setiap pagi, CNI Ginseng Coffee ini jadi minuman spesial untuk saya dan keluarga.

Minum kopi tidak sekadar minum, tetapi ada nilai-nilai kesehatan yang perlu diketahui dari CNI Ginseng Coffee tersebut. Semua yang berlebihan juga tentu tidak baik, ya. Makanya, di CNI Ginseng Coffee ini ada ukuran yang pas. Semata-mata itu untuk memberikan kenikmatan dan nilai kesehatan dalam satu cangkir kopi.

Seperti yang dikatakan ahli sekaligus pakar gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dokter Saptawati Bardosono, bahwa kopi ternyata dapat merangsang kerja otak dan sistem saraf. Itu karena, kafein yang terkandung di dalamnya dapat menstimulasi sistem saraf pusat. Oleh karenanya, jika seseorang  dapat berpikir jernih dan cemerlang, tidak mengantuk, dan konsentrasi tetap terjaga. Hal itu tidak lain karena sistem saraf kita terstimulasi. 

Nah, beberapa tahun yang lalu, saya juga sempat mengalami sakit kepala yang berkepanjangan. Sekitar 1.5 tahun kepala saya sering nyut-nyutan juga serasa ditusuk-tusuk jarum. Ketika saya coba minum satu cangkir CNI Ginseng Coffee, braaak! Sakit kepala saya lenyap. Hingga saat ini sakit kepala tak pernah menyerang saya. 

Ternyata, kafein yang ada di kopi dapat mempersempit pembuluh darah ke otak (vasokonstriksi), sehingga pelebaran pembuluh darah di daerah otak yang menjadi penyebab sakit kepala dapat diatasi, seperti yang disampaikan Dr. Seymour Diamond, M.D., Chicago’s Diamond Headache Clinic. 

Anak saya, ketika berumur  2 tahun, saya berikan sekitar lima sendok kopi ini. Alhamdulillah, napasnya menjadi lega dan jarang mengalami batuk. Seperti yang dikatakan Dokter Chiara Trombetti dari Lembaga Humanitas Gavazzeni, Milan. Kopi dapat melegakan napas untuk penderita asma. Ya, CNI Ginseng Coffee bisa melebarkan saluran bronkial yang menghubungkan kerongkongan dengan paru-paru.

Sebagai mana kita ketahui juga, Ginseng sebagai tumbuhan pendek yang merambat dan akarnya mengandung daging. Ginseng dipercaya dapat mengembalikan dan meningkatkan kesejahteraan dan menjadi obat herbal yang paling populer hingga saat ini.

Ginseng ini menjadi primadona dalam dunia medis. Banyak penelitian yang mengambil objek tentang khasiat ginseng secara lebih lanjut. Ginseng bagus dan sangat bermanfaat untuk suplemen.  Ginseng dapat meningkatkan energi. Artinya, ginseng bisa membantu merangsang aktivitas fisik dan mental seseorang.  Hasil penelitian membuktikan bahwa ginseng menunjukkan hasil yang sangat baik dalam membantu pasien kanker dari kelelahan. 

Ginseng [Foto: Dok https://rampages.us]
Efek ginseng dapat terlihat dari orang yang sedang menjalani perawatan, tetapi bukan berarti orang yang sehat tidak memiliki efek dari konsumsi ginseng. Justru dapat memberikan energi tambahan dan cocok untuk orang yang punya aktivitas padat karena perlu tambahan energi. Ginseng juga dapat meningkatkan fungsi kognitif yang signifikan. Artinya, dengan mengonsumsi ginseng  ada efek terhadap daya pikir, memang perlu penelitian lebih lanjut.  Ginseng dapat memperbaiki proses berpikir dan kognisi. Penelitian di Cochrane Library meneliti keakuratan klaim ini.

Dari studi tersebut dikatakan bahwa ginseng terlihat menunjukkan manfaat untuk kognisi, perilaku, dan kualitas hidup. Richard Brown, M.D, seorang profesor psikiatri klinis di Columbia University mengatakan tentang penelitian tersebut, “Penelitian ini sebagai satu tinjauan yang sangat hati-hati. Seperti juga ramuan dan perawatan China lainnya, sedangkan ginseng sudah digunakan oleh jutaan orang, memang tidak banyak penelitan modern yang ketat mengenai hal ini.”

Studi lain yang diterbitkan dalam Journal of Diary Science, mengeksplorasi apakah mungkin menggabungkan ginseng Amerika ke dalam makanan. Para peneliti mengembangkan susu yang diperkaya ginseng dengan kadar ginseng yang cukup untuk memperbaiki fungsi kognitif. 

Ginseng juga memiliki efek anti inflamasi. Ginsenosida yang terkandung di dalam ginseng memberikan hal ini berdasarkan hasil eksperimen Journal of Translational Medicine. Sering dipakai untuk mengurangi peradangan. Peneliti menyarankan bahwa ginsenosida mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan dapat mengurangi peradangan. 

Pria, dapat mengonsumsi ginseng untuk mengobati disfungsi ereksi. Satu penelitian di Korea pada 2002 mengungkapkan bahwa 60% pria mengonsumsi ginseng untuk melihat gejala yang mereka alami. Penelitian itu dipublikasikan di British Journal of Clinical Pharmacology yang juga mengklaim dan memberikan bukti terhadap efektivitas ginseng merah dalam pengobatan disfungsi ereksi.

Beberapa penelitian  menunjukkan bahwa ginseng dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan mengobati diabetes. Ginsenosida dapat mempengaruhi produksi hormon insulin di pankreas dan memperbaiki resistensi insulin dengan menggunakan mekanisme lain.


Nah, kopi ginseng juga bagus untuk kesehatan, kan. Kopi mampu menangkal radikal bebas karena banyak mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk membantu tubuh membuang zat-zat radikal berbahaya dan molekul perusak sel serta DNA yang dapat menimbulkan penyakit kanker dan jantung, berdasarkan penelitian Norway Svlass A. DII. (2004) dalam Jurnal Nutrisi, Volume 134, hlm 562-567.


Dari studi yang dilakukan Harvard School of Public Health, bahwa kafein ternyata mampu membuat badan tidak cepat capek. Kafein mampu mempertahankan bahan bakar yang dipakai otot bisa lebih lama. Otomatis, hal itu tidak membuat seseorang menjadi cepat lelah. Kita juga bisa melakukan aktivitas fisik jadi lebih lama.

Buat saya, CNI Ginseng Coffee ini memberikan bukti bukan janji. Buktinya memang saya buktikan sendiri dan aman untuk lambung. Sejak mengonsumsi CNI Ginseng Coffee, aktivitas saya semakin lancar, keluhan sakit kepala hilang, dan dada saya juga sudah tidak lagi berdebar-debar. 

CNI Ginseng Coffee ini sebagai produk yang memang diunggulkan di CNI. Bayangkan saja, sudah ada di pasaran sejak 1994. Diketahui juga sebgai pioner (pelopor) kopi plus ginseng, dengan aroma dan cita rasa yang khas dan nikmat. Oleh karena itu, bagaimanapun juga, CNI Ginseng Coffee ini tetap menjadi pilihan bagi pencinta kopi. Selama 23 tahun lebih sejak beredarnya, CNI Ginseng Coffee berhasil menjadi TOP Brand di kategori Kopi Ginseng. 

Apa saja kandungan di dalam CNI Ginseng Coffee ini? Ternyata, ada perpaduan kopi arabika dan robusta, ekstrak ginseng, dan krimer nabati yang kualitasnya benar-benar terjaga juga terjamin. Wajar kalau berhasil menyabet TOP Brand di kelasnya, karena bahannya diproduksi sesuai standar GMP (Good Manufacturing Practice) atau CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), sehingga punya standard mutu tinggi sekaligus aman dikonsumsi.

Sebagaimana yang sudah saya sebutkan, bahwa selain nikmat, khasiat CNI Ginseng Coffee ini tidak perlu diragukan. pH CNI Ginseng Coffee ini hampir mendekati netral, otomatis kan aman untuk lambung dan orang-orang yang terkena maag. Jadi, saya yang dulunya boleh dibilang tidak begitu suka kopi, pas ketemu CNI Ginseng Coffee jadi makin suka, bahkan beli beberapa boks untuk stok di rumah. Kemasannya juga praktis dan bisa di bawa ke mana-mana. Pencinta kopi, kalau mau coba kopi dengan sensasi rasa berbeda, saya rekomendasikan CNI Ginseng Coffee. Bisa beli di sini https://geraicni.com/product/FD%2

Di sini, GeraiCNI.Com menjual dan melayani beragam produk CNI [Foto: DokPri]
Secangkir kopi nikmat bakal  membekas dan menguat dalam ingat. Tetap CNI Ginseng Coffee akan selalu setia dalam perjalanan saya kapan dan di  manapun. CNI Ginseng Coffee, aku mencintaimu, itu sebabnya aku tidak akan pernah usai membawamu ke mana aku mau.

Sekilas tentang CNI
CNI lahir di Bandung pada tanggal 1 Oktober 1986 dengan produk pertama  Sun Chlorella A dari Jepang. Seiring bergulirnya waktu, CNI terus memasarkan produk-roduknya yang berkualitas tinggi. Hingga kini, CNI telah memiliki puluhan kantor cabang dan cabang pembantu,serta ratusan Distribution Center yang tersebar di seluruh tanah air.

Logo CNI [Foto: DokIst]

Bekerja sama dengan PT Sukses Abadi Farmindo yang berlokasi di Tangerang dengan luas 12.600 m2 dan telah memiliki standar Hazard's Analysis Critical Control Point (HACCP) & Cara Pembuatan Obat yang Baik (P013), sudah lebih dari 80% produk CNI diproduksi di dalam negeri. Beberapa produknya bahkan sudah diekspor ke manca negara.

Dalam rangka memperluas jaringan di pasar internasional, didirikanlah CNI Corporation di  Malaysia untuk melakukan ekspansi ke manca negara. seperti Singapura, Hong Kong, India, Brunei, Filipina, Taiwan, China, Nigeria, dan Thailand.  Juga akan menyusul negara-negara lainnya.

Untuk menunjang kualitas produk, CNI Corporation telah mendirikan pusat riset dan penelitian di berbagai negara. Untuk menunjang produksi di luar negeri,  CNI juga telah membangun pabrik-pabrik di Malaysia, China, dan Taiwan.
Sosmed CNI [Foto: DokPri]

Sunday, October 29, 2017

Dompet Dhuafa, Dari Wakaf untuk Kesejahteraan Ummat



Tak akan ada ikan di meja makan, tanpa ada jasa para nelayan. Mungkin  juga tak akan terhidang nasi dan lauk pauk yang enak, tanpa ada jasa para petani. Indonesia yang digembar-gemborkan sebagai negara agraris, penghasil beras, nyatanya pernah impor beras. Negara agraris yang miris, mungkin. Dalam kenyataan hidup, petani-petani tanah air, masih ada yang hidup dalam kondisi kekurangan. Lahan garapan bahkan “minjam” alias tak punya sendiri. 

Buah naga, sistem tanam tumpang sari [Foto: DokPri]

Jika pun berhasil, rerata memang harus hidup prihatin. Kalau field trip (kunjungan lapangan), tapi ke daerah yang paling terpencil, dalam hati kecil berkata, “Sampai kapan mereka terus begini?” Bukan bagaimana-bagaimananya. Dalam keprihatinan hidup dan sahajanya, mereka masih mampu bertahan. Bertahan menepis keadaan. Uluran tangan dermawan untuk pengembangan lahan jika mereka punya, jadi barang langka dan berharga.
Mengalami sendiri itu jadi satu pengalaman yang sangat berharga. Bagaimana tidak, melihat mereka menanam padi, dari pembibitan hingga panen. Bagaimana menyiangi di tengah terik hari bolong. Panas hujan mungkin sudah kebal hinggap di badan mereka. Demi apa? Demi hidup layak dan keluarga bisa makan. 


Kebun Nenas Desa Cirangkong, Kab. Subang, Jawa Barat [Foto: DokPri]
Sama halnya dengan petani-petani di Desa Cirangkong, Kecamatan Cijambe, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Ini entah kali ke berapa saya turun lagi ke lapangan dan melihat secara langsung kehidupan petani buah Naga dan buah Nenas. Kebun Petani Binaan dari Dompet Dhuafa (DD) dengan dana berasal dari Wakaf Ummat. 


Nenas Madu dari Kebun Binaan DD di Desa Cirangkong [Foto: DokPri]
Dalam helatan bernama Panen Raya DD, beberapa orang blogger dan media diajak serta oleh yang punya acara, DD, bertandang ke sana, menyaksikan secara langsung buah naga dan nenas siap panen di kebun yang dibina DD.
Dalam cakupannya, kebun tersebut punya luas sekitar 8 hektar. Tanaman utamanya buah Naga dan Nenas. Untuk menambah variasi hasil, dilakukanlah yang namanya tumpang sari. Di sela-sela pohon nenas dan buah naga, ditanam pepaya Calina juga jambu biji dari jenis crystal. 


Buah Naga pudar warna, terkena penyakit stem cancer [Foto: DokPri]
Petani-petani marginal yang memang tak seberuntung petani tetangganya, mungkin, tertangkap mata oleh DD. DD sebagai lembaga yang menangani zakat, infak, sadakah, juga wakaf, tergerak untuk membebaskan mereka dari kesulitan. 

Buah Naga mulai menua [Foto: DokPri]
Tak dinyana, apa yang dilakukan DD bak gayung bersambut. Melihat lahan yang sangat potensial untuk dikembangkan, DD dan para petani setempat semakin bersemangat. Notabenenya juga, lahan yang dikelola tersebut sebagai bekas lahan perkebunan yang dulu dikelola oleh PT Moreli, akan tetapi bangkrut. Kebangkrutan PT Moreli membuat petani setempat seolah tak punya harapan.

Bersama salah satu petinggi DD, Mas Salman [Foto: DokPri]
Inisiatif DD ini menjadi satu cahaya kehidupan petani di Desa Cirangkong. Mengapa DD memilih desa ini sebagai tempat contoh perkebunannya? Salah satu alasan DD adalah desa tersebut sebagai salah satu desa marjinal dan banyak penduduk miskin.

Melalui dana wakaf dari sumbangsih donatur, DD mampu mengangkat kembali kehidupan mereka. Wakaf di tanah air sebenarnya sangat potensial. Sebelumnya, Badan Wakaf Indonesia (BWI) pernah mengukur lahan wakaf. Hasilnya,  banyak lahan wakaf di tanah air belum secara maksimal dikelola. Titik-titik wakaf itu ditemukan dalam jumlah besar, sekitar 450 ribu titik. Sementara itu, luas lahannya sendiri sekitar 3,3 miliar meter persegi bernilai 600 triliun. 

Melihat hal tersebut, memang ironis. Wajar jika bangsa ini belum menjadi satu bangsa yang ‘apa-apa’, padahal limpahan materi sumber daya alam begitu banyak. Saya bukan skeptis, mungkin juga sumber daya manusia yang mau mengelola dan expert tak memenuhi kriteria alias tidak ada. Tapi, tak mungkin kalau tidak ada. Masalahnya, siapa yang ingin bergerak dan tergerak. 

DD menjadi salah satu lembaga yang komit dengan hal-hal yang dilakukan. Dari dana wakaf DD mampu membesarkan mereka. Dari dana wakaf pula DD mampu menyejahterakan mereka. Mereka pun kembali bersemangat dan giat. There is a will, there is a way!

Berangkat dari hal-hal tersebut, kalau kita sadar, sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim, mestinya mampu menaikkan dan meningkatkan derajat kesejahteraan penduduknya melalui zakat, infak, sadakah, juga wakaf.
Bukan tak mungkin, jika wakaf dikelola secara baik, benar, juga amanah, akan terdapat perputaran dana yang sangat besar. Tak hanya bergulir di antara orang-orang the have, tetapi turun ke fakir miskin dan kaum dhuafa. Ya, di tanah air, wakaf hanya terlihat sedikit, sehingga bisa dibilang seperti gunung es. Di balik itu semua ada hal-hal yang tak terduga dan kita tidak tahu. Maka dari itu, DD terus mendengungkan dan menggalakkan mengenai pentingnya wakaf.

Boleh dilihat hasil dari wakaf yang diinisiasi oleh DD di desa Cirangkong Kabupaten Subang ini dalam bingkai kebun buah naga dan kebun nenasnya. Petani-petani mulai berhasil memanen buah naga dan nenas dengan hasil yang sangat memuaskan.

Model pertanian tumpang sari yang diterapkan pun berujung pada hasil ganda. Betapa tidak, jarak tanam buah naga yang cukup lebar, masih dapat ditanami dengan pepaya Calina dan pohon jambu Crystal. Lahan yang juga dimanfaatkan tak sekadar tanam, petani setempat memelihara kambing.

Di sini, terjadi fungsi multiple simbiosis antara buah, lahan, dan hewan  untuk menghasilkan buah dengan produksi tinggi dan hewan-hewan dengan kategori baik. Kotoran kambing yang dipelihara dijadikan bahan pupuk kebun buah. Begitu pula buah-buah yang busuk, jatuh ke tanah menjadi pupuk juga kulit buah hasil kupasan. Semua kembali ke alam. 


Kmbing Satria, salah satu jenis kambing yang diternakan petani setempat [Foto: Dok Lita Chan Lai]
Baik kulit buah naga, kulit nenas, dan kotoran kambing, semua termanfaatkan di lahan pertanian ini. Tepat mungkin peribahasa ini diberikan, “Tak ada rotan akar pun jadi”. Ya, tak mesti mengharapkan atau mencari-cari yang tidak ada. Sementara, di sekitar masih banyak yang dapat dimanfaatkan.

Buah naga atau pitaya (Inggris) sebagai buah dari jenis kaktur bermarga Hylocereus dan Selenicereus berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Akan tetapi, kini banyak dibudidayakan di hampir semua negara di dunia, terutama di Asia (Filipina, Indonesia, bahkan Taiwan). Bunganya dapat ditemukan mekar di malam hari. Di Israel, Australia, dan Jepang (Okinawa), bahkan di Tiongkok Selatan, buah naga bisa ditemukan.
Sekitar 1870, buah naga dibawa oleh orang Perancis dari Guyana ke Vietnam yag menjadi tanaman hias. Nah, menurut cerita, orang Vietnam dan China beranggapan bahwa buah naga sebagai buah yang membawa berkah. Karenanya, buah ini diletakkan di antara dua ekor patung naga warna hijau. Warna merah buah yang sangat terlihat menonjol di antara warna-warna lainnya. 

Buah Naga, buah dengan banyak nutrisi [Foto: DokPri]
Menurut kebiasaan tersebut, terutama di kalangan orang Vietnam yang memang terpengaruh banyak kultur China dikenal sebagai buah naga (Thay Loy). Lantas diterjemahkan di Eropa dan beberapa negara lain dalam bahasa Inggris menjadi buah naga (dragon fruit).

Varian buah naga merah [Foto: DokPri]
Di Desa Cirangkong ini, kebun buah naga yang ditanam terdiri atas dua warna buah, yaitu merah dan putih dan nenasnya dari jenis nenas madu (honey). Mengapa tanaman ini yang dipilih? Buah naga  dan nenas sebagai salah satu buah yang banyak dicari dan disukai masyarakat sekarang. Selain  kandungan vitamin yang tinggi, juga mudah ditanam.

Proses produksi pengolahan nenas [Foto: DokPri]
Apalagi kedua tanaman ini tak memerlukan banyak air. Seminggu sekali tanaman disiram. Tidak disiram setiap hari bukan tanpa alasan, buah naga yang masuk ke dalam golongan kaktus-kaktusan ini biasa hidup di lahan kering. Jika terlalu banyak air, kemungkinan pohon buah dan akar akan mengalami pembusukan. Begitu pula nenas. Nenas termasuk tanaman yang mampu hidup di lahan kering. Jadi, untuk pemeliharaan tak terlalu sulit.
Memelihara buah naga dan nenas memang tak terlalu sulit. Kesulitan masih dapat diatasi. Sejauh ini, penyakit yang sering menyerang buah naga berupa stem cancer (kanker batang). 

Biasanya hama yang dijumpai di dalam buah naganya sendiri berupa bug bertepung (Hemiptera: Pseudococcidae) dari spesies Pseudococcus jackbeardsleyi, Ferrisia virgata, dan Planococcus sp, kutu daun (Hemiptera: Aphididae). Spesies Aphis gossypii, Branchycaudus helichrysi, dan Toxoptera odinae, semut (Hymenoptera: Formicidae) spesies Oecophylla sp, Camponotus sp, Euprenolepis sp, dan Polycharis sp, belalang (Orthoptera: Acrididae) spesies Valanga sp, Oxya sp, dan Atractomorpha sp, tungau (Acarina: Tetranycidae); bekicot (Acathina fulica), dan burung. 

Ayam tidak dianggap sebagai hama, namun mereka dapat menyebabkan kerusakan parah pada buah jika masuk ke kebun. Penyakit yang ditemukan dalam buah naga adalah ganggang merah karat (Cephaleuros sp.), Anggur oranye (Fusarium sp.), Anggur putih (Botryosphaeria sp. dan Phomopsis sp.), Batang hawar (Helminthosporium sp.) dan antraknosa (Colletotrichum sp.), Dothiorella spot, kecokelatan busuk batang, batang menguning, busuk buah (Colletotrichum sp. dan Helminthosporium sp.).

Ada penyakit tentu ada langkah pencegahannya yang dapat dilakukan, antara lain mengusahakan kebun selalu bersih dari gulma dan sampah, tidak ada air hujan yang menggenang, dan pemberian fungisida secara berkala untuk mencegah serangan jamur. 

Agung Karisma, pendamping petani di Desa Cirangkong [Foto: DokPri]
Agung Karisma, dalam keterangannya menyampaikan, “Dari hasil tanam di kebun ini, setiap tahun menghasilkan sekitar 10 ton buah naga. Sedangkan satu pohon, bisa menghasilkan hingga 10 kg buah. Panen buah dapat dilakukan pada Oktober akhir hingga April.”

Sementara, di lahan yang mencapai luas 8 hektar tersebut, produksi nenas juga dihasilkan. Nenas-nenas tersebut saat ini masih dikupas secara manual. Buah yang dihasilkan pun masuk ke dalam tempat pengolahan yang ada tak jauh dari kebun buah. Hasil akhir dikirim ke Tangerang untuk dibuat semacam jam/selai sebagai isian roti. 

Nenas Madu hasil dari kebun binaan DD Desa Cirangkong [Foto: DokPri]
Melalui dana wakaf itu tadi, dengan niat membantu ummat, DD berhasil mengembangkan kebun buah naga dan nenas untuk petani di Cirangkong ini. Saat ini, petani mulai dapat menikmati hasilnya. Saya pun sempat memanen sendiri hasil dari perkebunan DD di Kabupaten Subang ini berupa buah naga dan nenas madu. 
 
Sebagai bentuk kepedulian DD dari wakaf, taraf hidup masyarakat mulai meningkat. Ya, wakaf menjadi instrumen ekonomi yang sangat potensial untuk ummat Islam. 

“Wakaf produktif menjadi aset wakaf yang dikelola secara produktif hingga menghasilkan surplus wakaf beserta hasil pengelolaanya. Dari wakaf produktif ini juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat kalau dikelola secara baik dan benar. Sasarannya mengembangkan aset atau menyewakannya tetapi kalau aset tidak potensial, maka akan merugi,” ucap Ahmad Shonhaji, selaku Direktur Mobilisasi Wakaf Dompet Dhuafa. 

Sejujurnya, memang banyak tanah wakaf yang tidak dikelola secara baik dilihat dari potensial produktif lahan yang dapat diberdayakan untuk kebermanfaatkan ummat. Semestinya, hal ini  dapat dihindari dengan mengajak lembaga juga instansi seperti DD dalam pengelolaan yang profesional hingga bisa produktif dan membantu masyarakat sekitar, baik secara ekonomi juga sumber daya manusia. 

Oleh karenanya, sebagai lembaga nirlaba punya masyarakat Indonesia, DD bersungguh-sungguh ingin mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum Dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sadakah, dan Wakaf), juga dana lainnya yang halal dan legal dari perseorangan, kelompok perusahaan/lembaga. Selama 24 tahun, DD sudah memberikan kontribusi lebih terhadap layanan perkembangan ummat di bidang sosial, kesehatan, ekonomi, dan kebencanaan (CSR). 

Keinginan DD dalam meningkatkan sektor wakaf untuk memberikan supporting yang semakin kuat dalam program pemberdayaan, baik dengan cara membuka lapangan pekerjaan, stimulasi tumbuhnya sektor ekonomi produktif, juga meningkatkan sumber penghasilan lembaga untuk dana santunan kepada para mustahik.