Tuesday, April 17, 2018

2nd International Conference and Expo On Indonesian Sustainable Palm Oil 2018: Dari Isu Merusak Lingkungan, Uni Eropa yang Menjegal, hingga ISPO Sawit Indonesia Perlu Percepatan


2nd International Conference and Expo On Indonesian Sustainable Palm Oil [Foto: Dok Pri]

Industri minyak sawit merupakan industri strategis dalam perekonomian Indonesia, baik untuk sekarang maupun untuk masa depan. Dikatakan industri strategis karena kontribusi industi minyak sawit yang cukup besar, baik dalam ekspor nonmigas, kesempatan kerja, pembangunan daerah pedesaan, dan pengurangan kemiskinan.

Selain itu, industri minyak sawit ke depan juga akan menjadi bagian penting dari sistem kedaulatan energi Indonesia. Tidak banyak sektor ekonomi apalagi pada level komoditas yang dapat berkontribusi besar, inklusif, dan meluas seperti industri minyak kelapa sawit.

Di beberapa dekade terakhir ii, berbagai isu sosial, ekonomi, dan lingkungan dipakai oleh beberapa LSM anti sawit sebagai kampanye  negatif atau hitam terhadap industri sawit Indonesia. Jika hal ini didiamkan, selain menyesatkan banyak orang, juga dapat merugikan industri minyak sawit Indonesia itu sendiri.

Oleh karena itu, kita memerlukan edukasi publik untuk mengoreksi pandangan-pandangan yang telanjur keliru di masyarakat mengenai industri minyak sawit. Kampanye negatif tentang industri sawit sudah ada sejak lama. Sejak Indonesia mulai mengembangkan pola Perkebunan Inti Rakyat (PIR) Kelapa Sawit di awal tahun 1980-an.

Kekhawatiran produsen minyak kedelai kalah bersaing dengan minyak sawit sebagai pemicu intensifnya kampanye negatif untuk minyak sawit.

Awalnya, tema kampanye hanya terbatas isu gizi atau kesehatan yang mempengaruhi konsumen, tetapi 15 tahun terakhir kampanye negatif telah melebar pada aspek ekonomi sosial, dan lingkungan khususnya yang terkait dengan perhatian masyarakat global.

Skenario baru dibuat untuk mengentikan pertumbuhan bahkan menghancurkan industri sawit itu sendiri. Strategi kampanye yang ditempuh juga makin terstruktur, sistematis, dan massif. Melibatkan LSM anti sawit trans-nasional dan lokal. Secara intensif menggunakan media massa baik nyata maupun maya.

Kampanye tidak lagi sekadar mempengaruhi opini publik global, tetapi juga menggunakan semua jalur mulai dari jalur konsumen, produsen, industri, dan kelembagaan pendukung, hingga jalur pemerintah.

Baca Juga:



Lembaga pemerintah pun mendapat pressure keras untuk mengeluuarkan kebijakan yang mengekang industri minyak sawit. Pandangan keliru yang terhadap industri minyak sawit dapat mengancam masa depan industri minyak sawit  nasional sebagai salah satu industri strategis dalam perekonomian Indonesia.

Ekonomi minyak sawit yang menjadi sumber pendapatan jutaan  penduduk, melibatkan  jutaan unit usaha keluarga, usaha kecil dan menengah setidaknya di 190 kabupaten dan penyumbang terbesar devisa negara nonmigas, merupakan taruhan dampak  kampanye hitam LSM anti sawit.
 
Peserta Konferensi ISPO 2018 [Foto: Dok Pri]
Sejalan dengan hal ini, pada tanggal 11-12 April 2018, dilaksanakan 2nd International Conference and Expo On Indonesian Sustainable Palm Oil 2018 yang di gagas oleh Media Perkebunan.

Kita ketahui, bahwa nilai ekspor minyak sawit Indonesia pada tahun 2017 mencapai titik  puncaknya. Hal ini tidak lain karena hubungan industrial yang sangat baik terjalin secara dinamis, harmonis, juga adil.
 
Beberapa perusahaan penerima penghargaan [Foto: Dok Yulia Rahmawati]
Sebagaimana yang disampaikan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Dirjen PHI dan Jamsostek) Kemenaker Haiyani Rumondang, mewakili Menaker Hanif Dhakiri yang menjadi pembicara di  2nd International Conference and Expo on Indonesian Sustainable Palm Oil (ICE-ISPO) 2018 di Balai Kartini, pada Jumat (13/4/2018), di Jakarta.




Beberapa perusahaan peserta pameran Konferensi [Foto: Dok Pri & Yulia Rahmawati]

"Dalam rangka meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar dunia, Pemerintah telah menetapkan standar nasional minyak sawit yaitu Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) dengan menetapkan beberapa prinsip dan kriteria," ucapnya.

Prinsip ke-4 ISPO tersebut, ucapnya,  mengatur mengenai tanggung jawab terhadap pekerja. Hal itu, meliputi keselamatan dan kesehatan kerja, kesejahteraan dan peningkatan kemampuan pekerja, serta larangan perusahaan perkebunan mempekerjakan anak di bawah umur, dan melakukan diskriminasi sesuai peraturan perundang-undangan.

"Selain itu prinsip ke-4 ISPO juga mengatur perusahaan perkebunan harus memfasilitasi terbentuknya Serikat Pekerja. Dalam rangka memperjuangkan hak-hak pekerja dan perusahaan perkebunan juga harus mendorong dan memfasilitasi pembentukan koperasi pekerja dan karyawan,"  terangnya.



Kultur Jaringan Kelapa Sawit [Foto: Dok Pri]

Budidaya kelapa sawit berkelanjutan menurut “cara” Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) hanya perlu percepatan  dan bukan penguatan. Oleh karenanya CPO yang dihasilkan dapat mencapai 100% bersertifikat ISPO.

Seperti yang disampaikan Sekretaris Jenderal  Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (GAPPERINDO), Bapak Gamal Nasir dalam pembukaan International Conference and Expo – Indonesia Sustainable Palm Oil (ICE-ISPO), di Balai Kartini beberapa waktu lalu.

Pak Gamal mengatakan, bahwa yang diperlukan bukan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai hal-hal teknis ISPO serta perubahan struktur organisasinya, tetapi yang diperlukan Instruksi Presiden (Inpres) untuk  Menteri Pertanian, Menteri Lingkungan Hidup, dan Kehutanan, Menteri Agraria dan Tata Ruang, juga Menteri Keuangan untuk mempercepat pelaksanaan ISPO.

Fakta tentang sawit [Foto: Dok Pri]

“Hal yang diperlukan itu bagaimana seluruh produk kelapa sawit dapat tersertifikasi ISPO melalui Inpres,” jelas Pak Gamal.

Di laih hal  Pak Gamal mengingatkan, sertifikat ISPO berbeda dengan sertifikat SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu),  karena SVLK sebagai sertifikasi produk akhir. Pohonnya ditebang, kayunya diambil dan disertifikasi. Sementara itu, tempat pohon ditanam sudah tidak dipedulikan lagi.

Sertifikat ISPO itu setelah crude palm oil (CPO)-nya diambil, pohonnya harus dipelihara sesuai peraturan dan prinsip-prinsip dalam ISPO. Peran pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Jenderal Perkebunan (Ditjetbun) menjaga dan mengawal bagaimana tata kelola perkebunan kelapa sawit bisa dilakukan.

“Oleh karena itu, kalau Komisi ISPO menjadi lembaga independen (tak memihak) di luar Ditjebun, Kementerian Pertanian, tidak tepat. Apalagi nantinya lembaga sertifikasi dikasih mandat penuh mengeluarkan sertifikat tanpa melalui sidang Komisi ISPO. Prinsip dan kriteria ISPO semuanya ada dalam UU. Bahkan, cara kerja dan metode lembaga independen juga harus mengacu pada UU,” urai Pak Gamal.

Hal yang sama juga disampaikan  Aziz Hidayat selaku Ketua Sekretariat ISPO. Bahwa tujuan ISPO itu telah melingkupi seluruh hal yang diinginkan oleh dunia internasional, yaitu, mendorong usaha perkebunan untuk mematuhi semua peratuaran pemerintah, meningkatkan kesadaran pengusaha kelapa sawit untuk memperbaiki lingkungan dan melaksanakan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan untuk meningkatkan daya saing.

“Sekarang yang perlu dilakukan upaya meningkatkan keberterimaan ISPO di dunia internasional karena apa yang mereka mau sama dengan tujuan kita,” jelas Azis.

Dengan adanya keberterimaan ISPO di dunia,  mau tidak mau Uni Eropa yang ingin menjegal  produk sawit Indonesia, melek mata. Sawit Indonesia telah memiliki standar ISPO yang tidak main-main dan dapat dipertanggungjwabkan. Uni Eropa seringkali menghembuskan angin-angin kontradiktif terhadap sawit Indonesia di dunia internasional. Ini yang mesti dihalau.
 
Pusat Penelitian Kelapa Sawit [Foto: Dok Pri]
Dikatakan mereka,  sawit merusak lingkungan dan adanya pelanggaran HAM, karena mempekerjakan anak di bawah umur di perkebunan. Isu-isu tak beralasan ini yang membuat sawit Indonesai dalam keadaan terancam. Jadi, pemerintah sudah saatnya bertindak tegas demi kepentingan negara dan bangsa dan meningkatkan daya saing sawit Indonesia di mata dunia. 


Derivat (produk turunan) Kelapa Sawit [Foto: Dok Pri]



Dato’ H. MD Radzi Saleh Tokoh Di Balik Sukses K-Link Indonesia hingga Mendunia


 
Coffee time with Pak Radzi [Foto: Dok MB Communnication]

Sebelum K-LINK besar seperti sekarang ini, ada sosok orang yang dulunya hidup jauh dari kata cukup, Dato H. MD. Radzi dia bernama. Dalam salah satu petikan kalimat dia yang membuat saya merenung dikatakannya, “Kemarin  adalah pengalaman, besok adalah tujuan, hari ini adalah anugerah. Nikmati dan hargai anugerah yang diberi dengan melakukan yang terbaik dalam hidup kita.”
 
Pak Radzi dalam sambutannya di ultahnya yang ke-59 [Foto: Dok Siti Mudrikah]
Sejak kecil, Dato H. MD. Radzi telah dihadapkan pada persoalan dan pengalaman hidup yang sungguh pahit. Alamlah yang mendewasakannya melalui pengajaran hidup yang tidak dialami banyak orang.

Masa-masa kecilnya telah kehilangan kasih sayang. Kisah hidupnya justru benar-benar mengajarkan untuk menghargai kasih sayang, jika itu hampir hilang dari hidup seseorang.

Segala hidup yang telah beliau lalui, benar-benar membuat insaf dan sadar betapa pentingnya kasih sayang yang mampu membentuk kehidupan seseorang menjadi kuat luar biasa.

Dato’ Radzi sebagai orang keturunan Yaman. Beberapa keluarganya masih ada yang berdiam di perkampungan keluarga Arab di Bagan Serai, Perak. Rerata, orang Yaman sebagai pedagang. Jadi, tak heran jika jiwa pedagang ada dalam diri Dato’ Radzi. 

Kesukaan masa kecilnya membaca buku novel dan buku-buku motivasi atau kiat-kiat sukses. Dato’ Radzi, dalam keluarga dikenal sebagai bapak yang pemurah dan penyayang. Dirinya juga termasuk orang yang pemaaf. Tidak pernah menyimpan dendam.

Dato’ Radzi begitu mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Bahkan sering berkata kepada istrinya bahwa dirinya tidak punya ayah, jadi sekarang semuanya dicurahkan untuk anak-anak dan keluarga.

Baca juga

15 Tahun K-Link: From Zero toHero, Konsisten Member15olusi Hidup, Bersyariah, hingga Digital Marketing

Kepada karyawannya, Dato Radzi terbilang cerewet. Hal itu bukan tanpa alasan. Dirinya menginginkan segala sesuatu lebih  baik dan bagus, kalau boleh dibilang sempurna. Akan tetapi, itu menjadi kelemahan sekaligus kelebihannya. Kelemahannya, orang jadi tidak suka. Kelebihannya, karyawan jadi lebih baik. Kepada perusahaan pun beliau termasuk orang yang loyal.

Untuk menjadi seperti sekarang ini, perjuangan Dato’ Radzi tidaklah mudah. Banyak persoalan hidup yang dia hadapi. Pria kelahiran 4 April 1959 di Kampung Rasau, Perak, Malaysia ini berasal dari keluarga Arab miskin. Tinggal dalam rumah sederhana beratap nipah, berdinding dan berlantai bambu. Ibu dan kakek dari ibunya sebagai penyadap getah karet. Sementara ayahnya penebang kayu di satu daerah bernama Raub, Pahang.

Karena jarak yang jauh, ayahnya terkadang harus berpisah beberapa waktu dengan diri dan keluarganya. Saat Dato’ Radzi lahir, ayahnya tidak  sempat melihatnya. Pun ibunya dalam ucap cinta dan sayang sering mengatakan, bahwa ibu belum lepas rindu ayahnya sudah kembali bekerja.

Baru beberapa hari Dato’ Radzi dilahirkan, Ibunya mendapat kabar duka cita, bahwa suaminya meninggal di Rumah Sakit Raub. Lagi-lagi, karena kemiskinan yang mendera, hingga beberapa hari jenazah sang ayah masih di rumah sakit. Untuk kemudian, karena tidak ada pihak keluarga yang belum datang, pihak rumah sakit mengebumikan sang ayah.

Baru setelah dana terkumpul ibu, kakek dari pihak ibu, dan nenek dari pihak ayahnya bisa berangkat. Tak jarang, setelah ayahnya meninggal Dato’ Radzi banyak pula mendapat celaan. Dirinya pun sering mendapat perlakuan tak mengenakkan.

Kebahagiaan sesaat yang pernah dicecap pun tak berlangsung lama.
Kakeknya yang mengatakan bahwa ayahnya akan keluar dari hutan akan segera datang. Tetapi, Radzi yang ingin sekali melihat sang ayah, dihalang oleh sang kakek. Ayahnya yang datang bukan ayah kandungnya, tetapi laki-laki yang akan menikahi ibunya dan menjadi bapak tirinya.

Setelah ibunya menikah, Dato Radzi pun tak tinggal bersama ibu. Padahal, selama ini ibunyalah yang merawat dan membesarkannya. Ibunya dibawa oleh ayah tirinya ke Behrang Ulu. Sementara, dia dan kakeknya tetap tinggal di Kampung Rasau Slim River. Hingga menjelang remaja dan bersekolah di sana.

Saat usia sembilan tahun, Dato’ Radzi tinggal bersama ibu dan ayah tirinya di Kampung Muda, sekitar 10 Km dari Kampung Rasau. Itu menjadi pertama kali beliau kumpul bersama keluarga. Ya, pekerjaan orang tuanya sebagai buruh penyadap getah tak mampu mencukupi kebutuhan. Alhasil, ibu, adik, dan ayah tirinya ingin merantau ke Kuala Lumpur. Sementara, dia diminta tinggal bersama kakeknya.

Kakeknya yang bekerja di hutan, sementara sang nenek sibuk dan hanya memperhatikan anak-anaknya sendiri. Dato’ Radzi benar-benar merasa hidup sendirian. Hampir setahun beliau tinggal di rumah kakek-nenek dari pihak ibu. Hingga satu hari, Dato’ Radzi ingin ke rumah nenek dari pihak ayah kandungnya yang jaraknya hanya dua kilo dan letak rumahnya di tengah sawah.

Beliau mau menginap rencananya. Neneknya menyiapkan masakan yang enak untuknya. Selang berapa lama, paman yang seumuran dirinya datang  memberi tahu bahwa ibu dan ayah tirinya datang. Jadilah Dato’ memacu sepeda dengan kencang untuk menjumpai ibu dan ayah tirinya. Tapi, bukan kegembiraan yang ditemui, justru tangis haru dan tak sepatah kata pun bisa terucap karena bahagia.

Ayah tiri dan ibunya hanya satu minggu berada di kampung lalu berangkat lagi ke Kuala Lumpur. Terpenting bagi Dato’ Radzi dia masih melihat ibunya hidup.
Dato’ Radzi tak mudah memperoleh yang dia capai sekarang. Belajar mengolah kehidupan,  di K-Link inilah dia ingin berbagi sebagian pencapaian dia agar termotivasi dan memberi inspirasi dalam meraih hidup lebih baik. Dante bilang, “Kalau Anda memberi orang cahaya, ia akan menemukan jalannya sendiri.”

Belajar dari kemiskinan itu sudah lekat di diri Dato’ Radzi. Saat hidup dalam kemiskinan dan penderitaan, dia pernah meragukan kebesaran kasih illahi. Dia mengadu kepada sang pemberi hidup dan kematian. Dato’ Radzi adalah orang yang tidak tahan melihat orang lain menderita dan tidak suka melihat orang lain termenung meratapi nasib.

Dia percaya ucapan Denis Waitley, “ There are two primary choices in life: to accept conditions as they exist or accept the responsibility for changing them”.

Benar adanya, dalam hidup ini ada dua pilihan: menerima keadaan hidup kita sebagaimana adanya atau menerima tanggung jawab untuk mengubah keadaan itu. Dato Radzi memilih yang kedua, bahkan dia support untuk siapapun  menerima tanggung jawab mengubah hidup.

Dirinya punya tiga impian yang mendorong untuk berjuang dalam kehidupan. Pertama, membuat ibunya bahagia. Sedari kecil dia melihat ibunya tersenyum dan tertawa. Ya, tersenyum pahit dan tertawa getir. Dato’ Radzi memang punya tekad menghapus duka lara tersebut.

Impian kedua Dato’ Radzi membahagiakan keluarganya, istri dan anak-anaknya. Tuntutan pekerjaan mengharuskan Dato’ Radzi terpisah anak dan istri. Anak-anak dan istri di Malaysia, Dato Radzi di Jakarta. Untuknya, keluarga sebagai sumber kehidupan dan energi yang tak ada bandingannya.

Impian Dato’ Radzi ketiga berharap agar orang-orang yang berjuang bersamanya mengerti makna perjuangan hidup dan berjuang tanpa putus asa sehingga semua dapat menikmati kesuksesan dalam hidup. Kelihatannya memang sederhana, tetap pada kenyataannya tidak.
Terkadang, sikap pasrah menggelayuti dirinya. Akan tetapi, tekad yang besar untuk mengubah hidup sangatlah besar untuk dikalahkan oleh kepasrahan.
Dato’ Radzi mulai berbisnis di usia 20 tahun. Mulanya di bisnis konstruksi. Pemula yang memang tidak punya instinct bisnis.

Seandainya saja, beliau bisa membaa tanda, tentu dapat menangkap tanda krisis ekonomi yang melanda negerinya. Beliau kesulitan mendapat proyek, sedangkan biaya operasional mesti berjalan. Akhirnya, dia keluar dari bisnis itu dan sisa uang yang masih ada dibelikan rumah di sekitar Kuala Lumpur. Ya, pil pahit harus ditelan.

Di usia 23 tahun dia bekerja di perusahaan bergengsi di KL menjadi Assistant Property Officer. Berkenalan dengan seorang Datuk sekaligus tokoh bisnis terkemuka. Datuk itu tertarik dengan cara kerja Dato’ Radzi. Pergaulannya dengan sang Datuk membuat kepribadian Dato’ Radzi semakin matang. Pada 1985, dirinya mendapat surat dari seorang yang sangat berpengalaman di bisnis MLM. Alhasil, dari situ Dato Radzi ditunjuk sebagai General Manager, usianya 26 tahun.

Dato’ Radzi bersiap untuk launching perusahaan MLM dan promosi produk. Akan tetapi, takdir berkata lain, di saat yang hampir bersamaan, kakeknya meninggal dunia. Ya, pikian Dato Radzi saat itu jadi galau tak karuan. Pikirannya terpecah antara tanggung jawab perusahaan dan kesedihan yang mendera.

Seiring bergulirnya waktu, Dato’ Radzi semakin mengenal MLM. Bisnis MLM menjadi peluang untuknya. Hanya sedikit mengeluarkan uang, seseorang bisa menjadi pengusaha sukses. Di perusahaan itu dia membuat beragam program. Akibat kesalahan kecil, perusahaan yang dia kerjakan bersama leader lainnya merugi. Pemilik mengambil keputusan menutup usaha itu.

Akan tetapi, niat Dato’ Radzi bersama leader lainnya yang memikirkan nasib orang-oang yang sudah bergabung di tempat itu, sungguh besar. Beliau meminta kepada pemilik dengan dua penawaran, yaitu pemilik tidak usah mengeluarkan uang untuk perusahaan tersebut tapi hanya memberi komisi saja dua persen dari omzet yang dihasilkan.

Alhasil Dato’ Radzi dengan produk yang tersedia, dia kembali jalankan bisnis itu. Pemilik memberikan syarat bahwa, baik karyawan dan General Manager mau dibayar sesuai komisi, yang tidak bisa dan tidak mau dipersilakan mengundurkan diri. Kerja keras siang malam itu sedikit demi sedikit berhasil.

Sang pemilik pernah menawari Dato Radzi bersekolah di Amerika Serikat, tapi diurungkannya. Apa pasal? Ya, sang pemilik ketika memarahi karyawan yang lain, selalu dibandingkan dari keberhasilan beliau. Otomatis, suasana di perusahaan jadi tidak kondusif.

Akhirnya Dato Radzi undur diri dari tempat itu. Jatuh bangun dirinya  bekerja dan membangun usaha sudah biasa. Hingga satu ketika, Dato’ Radzi bekerja di bawah Mr. Darren Goh. Tapi hanya sebentar saja, lantas mengundurkan diri dan mendirikan K-Link International Sdn. Bhd. Dari sinilah, di 2002, K-Link International mau ekspansi ke Indonesia. Dato’ Radzi ditugasikan memimpin perusahaan sebagai Direktur Utamanya.

Mulanya berat hati Dato’ untuk menerima tawaran itu karena harus meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil. Dato’ Radzi minta pendapat istri. Semua dilakukannya untuk masa depan keluarga.

Alhasil dirinya dan Mr. Darren Goh serta dua orang leader Bumiputera Malaysia, Abd. Kadi bin Hj. Mohd Shariff dan Muhammad bin Jaffar ke Indonesia. Keberadaan K-Link di Indonesia setelah empat tahun makin berkibar. Satu per satu anak-anak bangsa maju dan sukses di bisnis ini.

“Bisnis MLM memang tak sekadar mengejar uang. Tetapi, bagaimana membangun karier. Kalau niatnya hanya  mengejar uang, orang tidak akan punya kesabaran dan disiplin dalam hidupnya,” ucap Dato’ Radzi di sela-sela pertemuannya dengan para blogger.

Lama kelamaan, Dato’ Radzi berpikir untuk mensyariahkan K-Link ke Majelis Ulama Indonesia. Nyatanya berhasil mendapat sertifikat halal dan syariah dari MUI tersebut.

K-Link sebagai  MLM Syariah
Bicara syariah, artinya produk-produk yang dikeluarkan mestilah berbahan dasar halal dan sesuai syariat Islam. Ekonomi Syariah MLM yang diterapkan K-LINK sebagai dasar membangun kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan bisnis dan produk yang dikembangkan untuk dikonsumsi masyakarat luas yang dipastikan halal sesuai ketentuan Islam.

Ekonomi syariah berusaha mewujudkan tatanan perekonomian sesuai syariat Islam: Al-Quran dan Hadits. Belajar dari Ekonomi Rasulullah yang telah banyak meningkatkan kehidupan perekonomian terutama di Jazirah Arab. Dari sinilah K-LINK mengacu sebagai Multi Level Marketing berbasis syariah.

Hal ini juga sebagai wujud paradigma Islam. Ekonomi syariah bukan sebagai kompetitor atau menyaingi ekonomi kapitalis atau sosialis. Akan tetapi, diupayakan untuk mengkover kekurangan dari sistem ekonomi yang sudah ada. Sejalan dengan hal ini, K-LINK MLM Syariah, segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan semata-mata didasarkan pada Al-quran dan Hadits atau  syariat Islam. Artinya, dalam kegiatan  jual beli dan produksinya, setiap orang punya kewajiban untuk melakukan  aktivitas berdasarkan ajaran Islam tanpa ada pembohongan.

K-LINK MLM Syariah punya etika agama sangat kuat yang melandasi hukum-hukumnya. Etika yang diberikan sebagai bentuk ajaran bisnis baik & buruk, benar & salah, bahkan ajaran mengenai moral khususnya berperilaku dan tindakan ekonomi, bersumber dari ajaran agama. 

Baca Juga

K-Link MLM:Bersyariah Membangun Negeri untuk Berbagi

K-LINK IndonesiaGandeng PT XL Axiata Tbk Kembangkan Sarana Komunikasi Bisnis Digital MarketingMLM Syariah

Oleh karena etika yang dibuat sebagai pedoman kegiatan bisnis MLM K-LINK, maka segala hal yang berbau bisnis berpegang pada etika Islam. Etika bisnis MLM K-LINK menurut ajaran Islam yang juga diambil dari Al-Quran dan Hadits Nabi. Contohnya, ada larangan riba, maka owner (pemilik modal) atau siapapun itu yang berkecimpung di dalamnya, bertanggung jawab kepada jalannya perusahaan yang dimiliki maupun orang-orang yang menjalankan bisnisnya.

Etika bisnis MLM K-LINK syariah harus benar-benar mengedepankan untuk saling percaya, jujur, dan adil. Sementara itu, pemilik perusahaan beserta orang-orang yang ada di dalamnya menjaga spirit kekeluargaan. Contohnya, bila penjualan yang dilakukan para donwline meningkat pesat, tentunya bonus yang diberikan sesuai kesepakatan harus diberikan. Sebaliknya, jika penjualan menurun, bonus yang diberikan pun disesuaikan pula.

Apa yang dilontarkan Presiden Direktur K-LINK ketika bertemu para blogger di K-Link Tower tepat dan benar adanya. Beliau menginginkan K-Link MLM ini sejalan dengan syariah Islam. Semua tunduk pada peraturan Islam.
“Saya, benar-benar menjalankan K-Link ini mengacu pada syariat Islam. Jadi, semua bersumber pada hokum Islam. Begitu pula kehalalan produk yang dihasilkan”, ucap Dato’ Radzi.

Memang sudah hukumnya, bahwa bisnis sebagai bentuk komitmen membangun sesuatu  yang sangat serius. Sejahtera dari bisnis itu bukan untuk pemilik semata, tetapi bagaimana seluruh orang-orang yang ada dan terlibat di dalamnya ikut merasakan. Dari sinilah dibuktikan, K-LINK yang mampu terus bertumbuh hingga mencapai dua juta anggota lebih di kota-kota hampir di seluruh Indonesia.

Tak dapat dipungkiri, banyak pula MLM di Indonesia yang beredar, tetapi baru K-LINK yang menyandang syariah. K-LINK menjadi salah satu pioner MLM Syariah yang telah memperoleh sertifikat syariah dari Dewan Syariah Nasional MUI (DSN-MUI) pada 2009, dan telah diperpanjang dua kali, pada 2013 dan 2016. Meskipun  K-LINK bukan MLM pertama memperoleh sertifikat MLM Syariah dari DSN-MUI, tetapi K-LINK menjadi MLM Syariah yang paling bertahan lama. Selain itu punya omzet terbesar di banding MLM Syariah lainnya.

Pun diketahui, dari bisnis K-Link MLM ini, pendapatan terbesar dari seluruh yang ada itu ada di leader-leader K-Link Indonesia. Ini jadi satu kebanggaan Dato’ Radzi tersendiri. Begitu pula Dato’ Radzi sampaikan, bahwa di K-Link ini bukan tempat untuk mencari profit, tetapi bagaimana kita membangun karier bersama-sama.

Pak Radzi selalu mengobarkan semangat dengan pesan-pesan yang membuat orang bangkit. Seperti ucapan beliau ini.


“Kemiskinan adalah penyakit yang bisa membunuh batin kita, mematikan rohani kita. Anehnya, kalau saya menceritakan kemiskinan  kita kepada orang lain, mereka akan memandang rendah kita, tetapi kalau kita tidak menceritakannya, orang tidak akan membantu kita. Padahal kita sangat membutuhkan uluran tangan demi kelangsungan hidup kita. Saya benar-benar terpanggil untuk memerangi penyakit itu. Negeri ini...ya di negeri ini, panggilan itu datang dan butuh bantuan kita untuk membuat orang-orang tidak berpenyakit miskin”.


“Tidak ada keberhasilan tanpa membantu orang lain agar berhasil. 'Bantulah orang lain dengan tulus  untuk meraih sukses, maka langsung dan tidak langsung kita akan terbantu untuk meraih sukses...!"


Sebagaimana diketahui bahwa bisnis syariah yang ada di Indonesia resmi diformalkan pada 1990-an dengan berdirinya Bank Syariah yang terdiri atas keinginan masyarakat muslim di Indonesia. Hal itu disetujui pula oleh pemerintah. Bermula dari Bank Syariah inilah selanjutnya bisnis syariah di Indonesia mulai berkembang dengan lahirnya industri Keuangan NonBank Syariah, seperti asuransi syariah dan leasing syariah. Lantas bisnis syariah semakin berkembang dengan lahirnya pasar modal syariah.

Islam menganjurkan umatnya selalu bekerja. Tidak ada saran untuk orang-orang  Islam yang beriman menganggur, karena menganggur itu perilaku setan. Sangat penting tingkah laku yang menjunjung tinggi semangat kerja agar manusia selalu bekerja. Rasulullah SAW bersabda dalam satu hadits yang artinya, “Bahwa bekerja mencari rezeki yang halal sebagai kewajiban, setelah kewajiban ibadah. (HR. Ath Thabrani dan Baihaqi). Lantas, hadits ini diperkuat dengan firman Allah SWT  dalam Surat Al-A’raff ayat 10 yang artinya, “Sesungguhnya, Kami menempatkan kalian sekalian di muka bumi dan Kami memberikan kalian di bumi itu (sumber) penghidupan”.

Tak hanya itu, K-LINK sebagai salah satu bisnis MLM Syariah pun menjadi tolok ukur dalam bisnis menurut Islam. Bahwa, apa yang dilakukan Dato’ Radzi ini didukung oleh hadits berikut: Dari Rafi bin Khadij berkata, “Ya Rasulullah, usaha apakah yang paling baik? Beliau menjawab: Pekerjaan seseorang dengan tangannya, (Produksi/industri) dan setiap jual beli yang mabrur (didistribusikan/trading) (HR. Ahmad).

Benar, bahwa K-LINK diproduksi dengan tangan-tangan sendiri melalui satu industri. Lantas didistribusikan atau didagangkan ke penjuru negeri secara syariah. Dari sini jelas terlihat, bahwa bisnis dalam Islam yang sesuai syariah Islam itu sebagai bentuk bisnis yang dibatasi oleh cara memperoleh dan memberdayakan harta agar selalu halal dan menolak hal-hal yang sifatnya haram dan menjerumuskan. Hal ini ada di K-LINK.

Dari perjalanan syariah ini, agar bisnis K-LINK tetap berada di jalur syariah dan memenuhi prinsip-prinsip syariah (syariah compliance), maka K-LINK memiliki tiga orang Ulama dari Majelis Ulama Indonesia yang menempati posisi sebagai  Dewan Pengawas Syariah (DPS) untuk PT K-LINK Indonesia, yaitu Prof. Dr. H. Isih Mubarak, SE, M.H., M.Ag., sebagai ketua DPS; H. Iing Solihin Norgiana, S.E, M.B.A, sebagai anggota DPS; dan H. M. Sofwan Jauhari, Lc, M.Ag, anggota DPS.

Mereka memantau jalannya K-LINK, baik dari sisi kehalalan produk, ada izin BPOM atau tidak, rencana pasar yang benar atau tidak, atau ada pembohongan atau tidak. Mereka bertiga memberikan nasihat atau masukan kepada Presiden Direktur K-LINK apabila ada hal-hal yang mesti diperbaiki dari sistem usaha K-LINK itu sendiri.

Dari data APLI (Asosasi Penjualan Langsung Indonesia) tercatat bahwa di Indonesia, ada sekitar 600 perusahaan MLM, hanya 68 yang menjadi anggota APLI. K-LINK sebagai satu-satunya perusahaan MLM yang memperoleh sertifikat syariah setelah MUI mengeluarkan fatwa tentang Penjualan Langsung Berjenjang pada 2009. 

Dengan kehadiran sertifikat itu mampu memberi pengaruh kepada kenaikan kinerja perusahaan. Optimistis yang dibangun dari semua anggota dan berkenaan dengan omzet dari produk K-LINK akan meningkat tajam karena ada catatan kepastian perdagangan halal dan prinsip usaha yang tidak melakukan konsep eksploitasi.

Selain itu, K-LINK juga memiliki konsultan yang bertugas melihat jalannya produk K-LINK, antisipasi produk K-LINK ke depan seperti apa, dan memberi masukan agar keberlangsungan produk, kualitas, bisnis tetap terjaga.

Selayaknya, K-LINK yang  notabenenya bergerak untuk penjualan produk yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk kesehatan manusia dapat memberikan sumbangan terbesar di tanah air dan dunia. Dengan kesehatan, pastinya dapat melakukan aktivitas dan ibadah secara baik, benar, dan sempurna, juga membantu orang lain yang memerlukan tenaga mereka. Orang mukmin yang kuat lebih baik dari  seorang mukmin yang lemah. 

Di antara produk kesehatan yang dijual K-LINK berupa produk yang berasal dari bahan-bahan yang memang dianjurkan oleh syariah, seperti siwak, minyak zaitun, habbah sauda, madu, susu, dan beragam produk lain yang bermanfaat untuk kesehatan. Terlebih produk K-LINK aman dikonsumsi dan halal tentunya.

Saya melihat, K-LINK benar-benar menjadi sebuah MLM yang memikirkan kebahagiaan dan kesejahteraan secara bersama. Indahnya K-LINK yang mampu membuat orang lain bisa sejahtera.

K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On
Salah satu produk dari K-Link Syariah ini adalah K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On. Deodorant ini bebas dari alkohol dengan aroma yang tahan lama dan tidak menyebabkan ketiak menghitam. Kegunaannya untuk melindungi aktivitas seharian dari keringat dan bau badan sehingga Anda tetap dapat tampil segar dan harum sepanjang hari. K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On ini juga mengandung antiperspirant, tidak membuat ketiak Anda perih saat dipakai.
 
K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On [Foto: Dok Pri]
Cara pemakaiannya pun sangat mudah, terpenting ketiak Anda dalam keadaan kering. Cukup oleskan secara merata di bawah ketiak Anda. Perlu juga diingat, jangan mengoleskan K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On ke bagian kulit yang terluka. Saya sudah memakai dan membuktikannya sendiri, K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On ini sangat nyaman dipakai. Kesegaran dan wangi sepanjang hari saya dapatkan, percaya diri meningkat, badan bebas bau, dan tentunya aktivitas sehari-hari saya makin lancar. Rahasia ini pula yang membuat Dato’ Radzi selalu tampil percaya diri dan penuh antusias.

K-Care Honey & Goat Milk
Selain K-Care Honey & Goat Milk Deodorant Roll On, ada juga produk yang sudah saya pakai dan buktikan sendiri keampuhannya, yaitu K-Care Honey & Goat Milk. Produk ini berguna untuk membersihkan kulit wajah dari debu dan kotoran selama beraktivitas di luar ruangan. Membantu merawat dan melembapkan kulit sehingga kulit tetap halus dan tampak cerah.
 
K-Care Honey & Goat Milk [Foto: Dok Pri]
Cara memakainya pun cukup mudah. Basahi wajah, lalu tuangkan facial wash ke telapak tangan. Usapkan secara merata ke seluruh wajah hingga berbusa sembari dipijat-pijat lembut. Lantas bilas dengan air hingga bersih. Enaknya lagi, K-Care Honey & Goat Milk ini dapat digunakan setiap saat kapan kita mau. Sehatnya produk ini karena mengandung madu dan susu kambing. Salah satu kunci cerah  wajah Dato’ Radzi pun ada di produk ini.
 
Dua produk K-Link ini yang selalu menemani saya beraktivitas [Foto: Dok Pri]
Menapak usia 59 tahunnya, Dato’ Radzi semakin sehat dan enerjik. Rentetan panjang perjalanannya membangun K-Link menjadi catatan tersendiri di Indonesia. Jiwa dan semangatnya terus berkobar dan memberikan nilai-nilai positif kepada orang-orang yang bergabung di dalam maupun di luar perusahaannya. 
Pak Radzi yang selalu disayangi di ulang tahunnya yang ke-59 dalam suasana Coffee Time di Ballroom Lt 5 PT K-Link Indonesia, Jalan Gatot Subroto [Foto: Dok Siti Mudrikah]
Di sela-sela acara Coffee Time Let’s Talk About FUTURE AND SPIRIT with Pak Radzi itu, beliau memberikan nuansa berbeda kepada tetamu undangan dengan banyolan yang senyum tersungging di bibirnya. Penuh semangat dan antusias beliau menghampiri dan menyalami tamu-tamu kehormatannya.
 
Banyak doa dan ucapan baik terucap untuk Dato' Radzi di usianya yang ke-59 dari berbagai kalangan. Tapak usia yang telah banyak mengenyam asam garam berusaha membersarkan K-Link Indonesia [Foto: Dok Siti Mudrikah]
Tak lepas pula beliau berpesan tentang bisnis yang telah dibangun bersama-sama ini, "Klink berkomitmen membangun bisnis yang saling menyejahterakan sesuai prinsip syariah. Kami berharap K-Link Indonesia bisa menjadi MLM syariah nomor satu. Kami juga sangat memperhatikan peran perempuan yang banyak memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa. Bangsa yang maju hanya bisa terbentuk dari keluarga. Dan, perempuan berperan vital untuk membangun keluarga yang sejahtera. Karena itu, kami memiliki banyak program untuk mengoptimalkan dan memberdayakan perempuan, salah satunya Rumah Cantik K-Link yang baru saja kami luncurkan di Bandung. Menyusul kemudian di Medan, Yogyakarta dan kota-kota lainnya.
 
Dato' Radzi membacakan kartu ucapan selamat yang dikirim dari beberapa daerah yang menjadi rekanan dan mitra K-Link Indonesia di ulang tahunnya yang ke-59 [Foto: Dok Siti Mudrikah]
Dato’ Radzi pun menyampaikan,  untuk bisa membuat K-Link kuat dan besar seperti sekarang, bukanlah hal  mudah, banyak tantangan yang harus di hadapi. Tapi dengan menjalankan business plan yang baik, berdasarkan syariah, dan tujuan menyejahterakan banyak orang, maka K-Link bisa terus bertahan dan berkembang.

K-Link merupakan perusahaan Multi Level Marketing “murni” tanpa ada permainan perputaran uang atau money game. Distributor yang bergabung bisa mendapat hasil maksimal dengan menjual produk, bukan hanya dari merekrut banyak orang untuk bergabung.

K-Link menjadi tempat membangun karier dengan rumus perhitungan bonus yang jelas. Setiap orang yang bekerja dengan giat akan mendapat kesempatan sukses lebih besar.

Program K-Link berupa  LSO, yaitu:
L : Ladies ( membuka peluang bagi perempuan untuk maju dan sukses, agar bisa membantu perekonomian keluarga) / Market Ladies.
S : Syariah, maksudnya memakai prinsip syariah dalam kegiatan bisnis. Menerapkan bagi hasil dengan rumus perhitungan yang jelas.
O : On Line, karena sekarang K-Link sudah mulai memasarkan produknya secara online.

K-Link marketing plan  sangat mudah dimengerti. Untuk bergabung menjadi distributor, cukup daftar dengan biaya Rp. 200,000 atau Rp. 50,000 saja.

Jika bergabung dengan biaya Rp. 200,000 maka Anda akan mendapatkan ID keanggotaan, paket starterkit lengkap dengan panduan, produk Non BV dari K-Link, yang sudah ditentukan dan di-bundling dengan pendaftaran.

Jika bergabung dengan biaya Rp. 50,000 maka Anda akan  mendapatkan : ID keanggotaan, starterkit dan info pendukung yang dapat di download di web www.k-link.co.id menu member area. Blogger memiliki peluang bisnis di K-Link, apalagi saat ini  K-Link sudah dapat di akses secara online sehingga mempermudah untuk memperkenalkan K-Link. Bisnis ini juga bisa dilakukan di mana dan kapan saja secara fleksibel.


Dalam bisnis MLM, seringkali para leader terpecah menjadi kelompok-kelompok yang saling bersaing. Di K-Link Pak Radzi adalah pemimpin yang bisa menyatukan leader-leader bukan kepada satu leader, tetapi kepada satu perusahaan. Dia membangun support system. Pak Radzi adalah arsiteknya yang melahirkan ide-ide secra garis besar, karywan adalah para engineer yang mengurusi detail flowchart dan hitungannya, dan para leader adalah pelaksananya (kontraktornya). Semangat!