Thursday, October 11, 2012

MENGAYAKAN PEMILIK atau MEMISKINKAN KARYAWAN?

Owwh..huufffttt... bener-bener deh, kalo jadi pekerja buku (bukan keluhan nih yah), kayak kulit pisang molen, giling atas, giling bawah, giles atas, giles bawah... lama-lama tipis, hihihi...

Mesti sadar betul yah, kalo gawe di penerbitan itu "angka"-nya ga bisa tembus sampe tujuh or delapan digit. Jadi, kalo yang baru keluar dari "oven" siap-siap nerima uang bulanan "sedikit" di atas UMR.  Hahaah...Soalnya penerbit bukan kayak perusahaan swasta lainnya atau BUMN gitu.

Terus, kalo di penerbit, peluang itu ada di bagian redaksi alias  bahasa. Mau bahasa Inggris kek, bahasa Jepang kek, atau bahasa Tarzan sekalipun. Ceritanya ke mana-mana baliknya tetep kemampuan bahasa kita yang ditengok. Itu jadi The main point.Nah, dari sekarng toh nyiapin diri untuk lebih mencintai dunia tulis menulis alias belajar nulis, cinta sama buku,  banyak baca.

Biar bukunya enak dibaca, sudah tentu kerjaannya penata letak alias layouter yang nyusunin biar bukunya oke punya. Kalo bukunya sudah bagus, tapi tatanannya acak kadul, orang juga ogah ngebacanya.

Lingkaran setan di penerbitan itu adalah ini: Redaksi--Produksi--Distribusi. Jantungnya di Redaksi. Semua-muanya di Redaksi. Sampe jadi "kambing hitam" pun redaksi. Redaksi kudu mati-matian nyari naskah yang oke punya. Trus diajuin ke pemilik atawa sidang redaksi. Di sidang naskah oke, sampe owner dibalikin lagi... maboooooooook!!! Nyari lagi... ga terbit-terbit deh bukunya. Alesannya   pemilik buku ga bagus, sotoy!! Emangnya dibaca apa naskah yang disodori?? Paling-paling dijadiin bantal. Pengen punya penerbit tapi ogah-ogahan, asal nempel punya nama. Capeeek deh... (eeh, kok malah ngelantur). Oya, kalo dari redaksi ga ada yang dihasilin, marketingnya ga jualan. Enaak doonk, tidur puleeess.!!! hihihi. Yah, palingan penerbitnya "dehidrasi dan kurang gizi". Ujung-ujungnya, modiaaarrr alias tewas!


Tugas utama redaksi itu cari naskah, rajin-rajinlah berburu, browsing di internet, termasuk tobuk konvensional. Banyak peluang buku yang bisa dialihbahasakan, seperti buku berbahasa Arab, Inggris, atau juga Jepang ke bahasa Indonesia. Bisa juga sih maen ke kedutaan "bergaul' dan akrab2 ria sama kedutaan asing di Indonesia. Kulik deh perpustakaannya, biasanya sih mereka sering buka perpustakaan dengan menampilkan buku-buku baru yang akhirnya, "gue harus bilang waaaaawww". Perpustakaan yang mereka buka itu sebagai salah satu bentuk pengenalan budaya ke masyarakat Indonesia.

Kalo memang bener-bener tertarik nyemplung ke penerbitan, rajin aja ngesot ke pameran buku ato kalo modalnya kuat, ikut mamerin buku-buku yang kita punya. Bisa juga cari dan berkenalan sama orang-orang yang dapat ngarahin kita ke portal  atau link penerbitan. Terus, kita pelajari aja tuh kenapa sebuah penerbit bisa jadi gede, sedang yang lain "mandek".

Jadi pegawe di penerbit siap stress coy! Soalnya, permainan bisnis dan profit perusahaan bergantung sama jadwal terbit buku. Kalo tepat waktu yah oke. Lah kalo kagak?? Rasain deh. Tapi, ada juga sih yang menghambat terbit buku, dari pemiliknya sendiri. Entah maunya gimana, bolak-balik ga ada yang sreg sama buku yang mau diterbitin. Artinya sih mau-maunya dia. Lah kacawww kalobegitu. Apa si redaksinya yang kagak bisa nerjemahin kalimat si bossnya.


Yah, dari sekarang kudu berani nentuin sikap, berubah jadi batman atau powe ranger...hahaha. Kalo ga begitu, bakalan ketindas-tindas... soalnya ga mampu berinovasi, apalagi ngambil keputusan make hati nurani. Tapiiiiiiiiiiii... (panjang nih tapinya), ada juga yang sengaja "ngegantungin" penerbitan. Kayaknya itu cari kambing hitam deeh. Yaah sulit deh, karyawannya mau majuin, bossnya mundurin, ujung-ujungnya yang disalahin redaksinya. Dibilang ga bergeraklah, melempemlah, ga produktiflah, atau ada perkataan lain, "Makan Gaji Buta", ga ada kerjaan.. yang sakit hatinya lagi, kalo sampe urusan dalam negeri kita-kita dibawa-bawa. Berabe kaaan?? Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Sok... buruan ambil keputusan. Insya Allah ada jalan deh! Amiiin.

RENUNGAN


"Jadilah orang yang gembira. Jangan
memikirkan kegagalan hari ini, tapi
pikirkan sukses yang mungkin datang
di hari esok. Anda bisa jadi
mendapatkan tugas yang sulit, tapi
Anda akan sukses jika tekun dan
gigih, dan merasakan kesenangan dalam
mengatasi hambatan. Ingatlah, tidak
ada hal yang sia-sia untuk meraih
sesuatu yang indah" - Helen Keller

"Siapapun yang bergosip padamu, akan
bergosip tentang dirimu"- Pepatah Spanyol

 "Aku peringatkan kalian terhadap kata
'nanti', karena kata ini telah banyak
menjebak para pelaku untuk terhalang
dari kebaikan dan menunda-nunda
proses perbaikan diri" – Ulama

"Kesuksesan hidup tidak ada
hubungannya dengan apa yang Anda
dapatkan atau raih demi diri sendiri.
Kesuksesan hidup berhubungan dengan
apa yang Anda lakukan pada sesama
(untuk orang lain)" - Danny Thomas

"Kebenaran dasar tentang kehidupan
adalah bahwa setiap orang selalu
mendekat pada mereka yang
meningkatkan mereka, dan menjauh dari
siapapun yang merendahkan mereka" 
- John C. Maxwell

"Terus memendam amarah sama seperti
menggenggam bara panas untuk
dilontarkan kepada seseorang, Andalah
yang akan terbakar"-  Sidharta Gautama

SUKSES VERSUS GAGAL

Aku tahu kunci menuju sukses
Tapi kunci menuju gagal adalah: berusaha memuaskan semua orang
-----Bill Cosby-----

Benar, setiap orang dikaruniai insting atau intuisi, kira-kira apa yang bakal terjadi (bukan bermaksud mendahului takdir illahi). Biasa disebut sebagai indera keenam. Nah, sebagian manusia punya indera tersebut. Tetapi, tidak semuanya dapat digunakan secara jitu. Indera keenam tersebut perlu dilatih dan diasah agar dapat berdaya guna, terutama untuk diri sendiri, syukur-syukur bisa diaplikasi ke orang lain.

Dari situ muncul ilmu-ilmu yang bernama "ramalan", "tarot" (ramalan kartu), metafisika, dan sejenisnya. Perkembangan ilmu-ilmu tersebut dewasa ini semakin pesat. Banyak faktor yang memengaruhinya, antara lain: keinginan melihat kondisi diri di masa datang, rezeki, jodoh, rumah tangga, dan sebagainya. Entah bagaimana cara mengolah hal itu, hanya diri yang bersangkutan yang tahu.

Pun kesuksesan seseorang dapat dilihat dari " ilmu ramalan" yang berkembang. Memang sih, terkadang sering disalahgunakan. Ujung-ujungnya jadi musyrik. Tetapi, kita bicara lain di luar musyrik. Sukses dan gagalnya seseorang ditentukan oleh orang itu sendiri. Mau berusaha dengan giat, Insya Allah sukses menghampiri. Bermalas-malasan duduk di kursi goyang, alamat gagal bakal datang.

Ketekunan seseorang pun menjadi kunci sukses menggapai harapan. Kemalasan jadi bumerang gagal menggapi kesuksesan. Semua  kembali kepada diri masing-masing. Sekaya apapun seseorang, tetapi jika dia tidak dapat me-maintance kekayaannya itu, alamat kebangkrutan menghampiri. Sadar akan kemiskinan, berusaha untuk mendapatkan yang diinginkan dengan bekerja keras, insya Allah, akan terasa pada waktunya.

Barengi dengan D.U.I.T ( baca Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Takwa). Mencontoh dari kemiskinan seseorang. Dengan kemauan dan tekad kuat, dia dapat menghidupi banyak orang. Berperilaku santun dan rendah hati. Menjadi pemimpin sejati yang dinanti-nanti karyawan dan karyawati. Pemimpin sukses itu masih "nongkrong" di dunia pertelevisian Indonesia.

Gagal pun dapat diseting. Sangat mudah membuat diri gagal dalam segala hal. Contoh mudah, letakkan telur dengan sedikit benturan di atas meja besi, tentunya akan retak atau malah pecah. Berarti, Anda gagal meletakkan telur secara hati-hati. Tidak hati-hati + malas = G.A.G.A.L.

Tapi, tak salah memang, manfaatkan jatah gagal sedini mungkin untuk meraih sukses besar di masa datang.
Terapkan dalam diri, tidak mau pernah gagal, semoga Allah SWT memberkahi setiap gerak langkah kita menuju kesuksesan, amin, amin, amin ya rabbal alamin.