Saturday, January 19, 2019

Jalanin Bareng PRUCritical Benefit 88 Proteksi Terjamin


 
#JalaninBareng PRUCritical 88, Proteksi Terjamin [Foto: promiseland.com]

“Apa? Sakit jantung?” 
 
“Ahh, ga percaya saya, beneran ga percaya. Kan selama ini dia sehat-sehat aja. Saya lihat dia bangun pagi, rajin olahraga, gaya hidup sehat, dan rajin konsumsi sayur buah. Beneran ga nyangka.” 
 
Dari Ki-Ka: Dokter Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA; Himawan Purnama (Product Development Prudential Indonesia; dan Jens Reisch (Presiden Direktur Prudential Indonesia). [Foto: Dok TWP]
Sekelumit penggalan obrolan seorang teman yang memberi tahu kepada saya tentang teman yang terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit karena serangan jantung. Notabenenya, teman yang terkena serangan jantung itu rajin olahraga dan menganut gaya hidup sehat. Who knows!

Kita tidak tahu, Sang Khalik punya rencana lain, tetapi tetap  berusaha dan berupaya menjalankan kehidupan sehat, bebas dari bahan-bahan makanan yang mengancam kesehatan jiwa raga. Pun, barengi olahraga setiap pagi sebelum beraktivitas.

Zaman yang semakin maju, penyakit pun ikut maju. Itulah, salah satu solusi cegah penyakit itu olahraga, makan makanan sehat, sering check up dokter. Ya siapa yang mau dikasih sakit. Tapi sakit itu salah satu kenikmatan yang mesti disyukuri. Pun kalau bisa dicegah kenapa tidak.

Kalau mendengar dan melihat langsung ragam penyakit yang ada di negara di dunia, merinding bulu roma ya. Terkhusus lagi di Indonesia. Banyak banget penyakit yang memang tidak kita kehendaki kehadirannya. Pola makan pun memberi pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh kita.

Namun, kalau melihat orang-orang tua kita dulu, kalau ada yang masih hidup—semoga tetap panjang umur—itu terlihat sehat-sehat. Saya sempat bertanya kepada nenek saya yang ketika hidupnya begitu sehat, apa rahasianya. Beliau menjawab, jalan pagi, makan sayuran, konsumsi air putih, dan puasa. 

Owwh… ternyata ini rahasia nenek saya hingga mampu mencapai usia lebih kurang 100 tahun sebelum meninggal dunia. Rahasia  tubuh kita itu hanya kita yang tahu. Ada alarm tersendiri yang memberikan tanda-tanda kalau sudah melewati ambang batas.  Tetapi, mampukah orang tersebut mengenali tanda-tanda tersebut. Itu kuncinya.

Tubuh boleh dimanjakan dengan beragam makanan enak-enak, tetapi perlu diingat, tubuh kita juga punya hak untuk berhenti dari rutinitas “menggiling” makanan yang masuk. Itulah fungsinya puasa. Menghentikan sejenak dari kebiasaan-kebiasaan yang dapat membuat mesin dalam tubuh aus. 

Dari makanan biasanya segala penyakit timbul. Bukan mengambinghitamkan apa yang kita konsumsi. “Mencegah lebih baik kan daripada mengobati.” Hal ini sudah jadi harga mati. Sama halnya, bukan saat hujan baru kita mengeluarkan payung, justru sebelum hujan datang sudah siap-siap payungnya. 

Nah, menurut data dari WHO terungkap bahwa PTM atau Penyakit Tidak Menuluarlah yang membuat orang-orang meningga dunia. Ada sekitar 73% penyebab kematian di negara kita (Indonesia). Data dari RISKESDAS  Kementerian Kesehatan  2018 pun mencatat, PTM seperti  kanker, stroke, ginjal kronis, dan hipertensi jumlahnya meningkat. 

Bayangkan saja, penyakit hipertensi malah naik menjadi 34.1%  dari 25.8%, stroke dari 7% menjadi 10.9%;  ginjal kronis dari 2% naik 3,8%; dan prevalensi kanker naik dari 1.4%  jadi 1.8%.

Nah, kalau ditilik lebih jauh, penyakit tidak menular inilah menjadi salah satu permasalahan keuangan terbesar hampir di seluruh dunia. Utamanya di negara ASEAN. Dari riset ASEAN Cost Oncology (ACTION), terungkap dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih lanjut, sekitar 50% bangkrut, 29% meninggal dunia, data ini dilakukan selama satu tahun, dari 2014 hingga 2015.

Nah, bangkrutnya kenapa keluarga pasien ini? Karena harus mengeluarkan biaya harian, belum termasuk biaya obat, rumah sakit, dan biaya-biaya lainnya. Oleh karena itu, sakit kritis yang dialami oleh salah satu anggota keluarga kita itu sangat menyita banyak hal. 
 
Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch [Foto: Dok Pri]
Tentunya, kita tidak ingin apa yang sudah kita kumpulkan bertahun-tahun, lenyap tanpa bekas begitu saja. Bukan dilema, tetapi ini semata-mata untuk pertolongan nyawa manusia. Di satu kesempatan, ini menjadi hal yang paling berharga dalam hidup saya—mengikuti peluncuran salah satu produk perlindungan diri dari penyakit kritis, yaitu PRUCritical Benefit 88 dari Prudential pada Senin, 14 Januari 2018, di salah satu kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Di kesempatan itu, Bapak Jens Reisch, selaku Presiden Direktur Prudential Indonesia, mengatakan, “Berjuang melawan penyakit kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat mengganggu perencanaan keuangan. Melalui PRUCrititcal Benefit 88, Prudential berharap dapat memberikan ketenangan pikiran untuk nasabah dan keluarganya. Nasabah dapat memanfaatkan uang perlindungan untuk membantu biaya pengobatan rumah sakit, juga biaya hidup. Produk ini melengkapi portofolio solusi kesehatan dan proteksi Prudential  karena kami terus melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah. Kami percaya, PRUCritical Benefit 88 dapat menjadi solusi untuk masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi dan mengelola dampak keuangan yang ditimbulkan oleh penyakit kritis.”

Dokter Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA [Foto. Dok TWP]
Bicara kesehatan tubuh, itu bicara hidup jangka panjang. di sela-sela acara, hadir pula salah seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, yaitu Dokter Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA. Beliau mengatakan, tantangan dalam menerapakan pola hidup sehat itu dari kesibukan dan tuntutan pekerjaan. Merokok, olahraga jarang, makan buah dan sayur yang jarang, dan makan tak teratur  sebagai penyebab utama penyakit tidak menular. Usia muda pun bukan jaminan seseorang bebas dari penyakit kritis. 

Menurutnya lagi, masyarakat memang mesti menaruh perhatian karena dampak dari penyakit kritis tidak saja kematian dan kecacatan, tetapi beban keuangan berupa biaya rumah sakit dan biaya hidup. 

Nah, agar nafsu makan tidak menggila, Dokter Vito pun memberikan tips-nya.
1.    Nikmati makanan dengan mengunyah hingga halus, dengan begitu Anda akan cepat merasa kenyang dan segera berhenti makan makanan.
2.    Sebelum makan minum air terlebih dahulu, otomatis lambung terasa fresh dan cepat kenyang.
3.    Dahului dengan makan yang manis-manis seperti buah-buahan. Hal ini akan membuat perut terasa lebih cepat kenyang.  

Product Development Prudential Indonesia, Himawan Purnama [Foto. Dok TWP]
 Di kesempatan yang sama, Himawan Purnama, selaku Product Development Prudential Indonesia memaparkan fakta-fakta kondisi kritis. Menurutnya, 9 dari 10 orang meninggal dunia karena kondisi kritis. Lantas, bagaimana dengan biaya kehidupan keluarga, bagaimana kelanjutan biaya sekolah anak-anak? 

Proteksi Terjamin

Di sinilah peran PRUCritical Benefit 88: Proteksi Terjamin Uang Pasti Kembali. Penyakit kritis yang diderita bisa dijalanin bareng bersama PRUCritical Benefit 88. Bagaimana Anda atau saya dengan PRUCritical Benefit 88 ini Proteksi Terjamin secara baik dengan kebermanfaatan yang sangat diperlukan? 

Proteksi Terjamin dengan memberikan perlindungan secara menyeluruh (komprehensif) untuk yang meninggal atau 61 kondisi kritis tahap akhir, termasuk angioplasti tanpa periode masa bertahan hidup (suvival period). Premi tunggal 5 tahun, 10 tahun atau 15 tahun. Lalu tiga kali uang pertanggungan untuk meninggal dunia akibat kecelakaan. 

Di Proteksi Terjamin ini 10 % uang pertanggungan (UP) untuk angioplasti tanpa mengurangi UP PRUCritical Benerfit 88 dengan maksimal 200 juta rupiah. Nah, 200% tambahan UP akan dibayarkan kalau tertanggung  meninggal karena kecelakaan sebelum usia 70 tahun. Perlindungan diberikan hingga usia 88 tahun dengan jangka waktu pembayaran premi yang bisa dipilih sebagaimana yang telah saya sebutkan. 

Bagaimana dengan Uang Pasti Kembali?

Kalau tertanggung masih hidup di usia 88 tahun, 100% uang pertanggungan akan kembali atau dibayarkan dan polis masih aktif atau jaminan manfaat 100% pengembalian premi pada tahun polis ke-20. Jika nasabah memilih premi, maka polis akan berakhir. Jadi tertanggung hanya mendapatkan pengembalian uang saja. 

Jadi, adanya PRUCritical Benefit 88 ini seiring sejalan dengan komitmen Prudential dalam mengusung brand baru-nya yaitu Listening. Understanding. Delivering., jug berfokus pada We Do Health. Seperti yang disampaikan Jens Reisch bahwa dengan komitmen baru itu tadi Prudential Indonesia mempertegas tujuan perusahaan untuk selalu memberikan dan mendampingi nasabah di setiap kehidupan. 

Kalau kita lihat secara integral, bahwa Prudential yang sudah ada selama 170 tahun lebih ini telah melayani lebih dari 26 juta nasabah di dunia, berpusat di London. Sementara itu, di wilayah Asia (PCA) telah beroperasi selama 95 tahun, ada sekitar 15 juta nasabah yang telah terbantu di 12 pasar seluruh Asia. Nasabah mengejar impian mereka untuk melindungi keluarga, menjaga tetap sehat, bekal tabungan masa depan dan kekayaan, juga sebagai perencanaan keuangan ketika mereka sudah tidak lagi bekerja. 

Sementara itu, ada 2,3 juta nasabah di Indonesia yang telah terbantu melalui Prudential selama 23 tahun beroperasi. Nasabah dilayani dengan beragam inovasi dan pemecahan masalah untuk mendapatkan proteksi masa depan lebih baik. 
 
Bersama Presiden Direktur Prudential Indonesia, Jens Reisch [Foto. Dok Pri]
Saya sudah menggunakan produk-produk Prudential sejak anak pertama saya lahir hingga saat ini. Mendapatkan kemudahan dalam segala hal, itu yang saya dan keluarga harapkan. Jadi, tunggu apalagi, kita tidak tahu kapan hidup kita akan berakhir, tetapi mengantisipasi sebagai bentuk proteksi diri itu sangat penting. Jangan tunggu lama-lama sebelum menyesal kemudian.