Wednesday, February 27, 2019

Begini Cara Jaga Lingkungan Bebas Sampah


"Mengais" rezeki dari sampah [Foto: Dok Djarum Foundation]
Yes, dunia ini tempat tinggal seluruh makhluk. Tempat hamparan rezeki paling berlimpah, apalagi kalau bukan bumi. Kalau dilihat-lihat, baca berita, atau beberapa grup share, beberapa wilayah di belahan ujung dunia terjadi kekeringan. Kesulitan sumber pangan, bahkan  antri makan di tengah terik panas.

Kekhawatiran saya pun semakin terjawab tatkala banyak hutan-hutan dibalak. Semata-mata untuk memenuhi isi perut. Tetapi, pembalakan liar yang terjadi dan tak bertanggung jawab yang dapat menghancurkan ekosistem hewan dan tumbuhan.

Keprihatinan saya terhadap lingkungan sebenarnya sudah sejak kecil. Saat usia delapan atau sembilan tahun, melihat plastik di tanah yang tak hancur dalam jangka waktu lama. Bakteri tak mampu mendegradasi (menghancurkan). Begitu pula dengan styrofoam. Selain tak terdegradasi juga berbahaya untuk masa depan bumi.

Penghentian penggunaan styrofoam pun sudah mulai digalakkan, salah satunya pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pemerintah setempat telah melarang penggunaan bahan tersebut sebagai wadah atau tempat makanan. Karena  dapat memicu timbulnya kanker.
 
Pengangkutan sampah dengan mobil truk [Foto: Dok Djarum Foundation]
Saya pribadi masih bergairah untuk  terus menjaga dan merawat lingkungan tempat tingga saya. Juga untuk kenikmatan generasi penerus dunia selanjutnya. Merawat lingkungan dapat menjadi hal yang sangat mudah dilakukan, hanya perlu sedikit perhatian tetapi dapat meng-kover kehidupan orang banyak.

Ya, ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk melestarikan dan melindungi lingkungan agar bumi kita tetap lestari. Mengurangi konsumsi sumber daya, menggunakan kembali produk dan bahan, juga mendaur ulang apa yang dibuang menjadi berguna kembali itu penting untuk keberlangsungan kehidupan lingkungan.

Nah, yang paling penting mesti kita lakukan untuk lingkungan kita itu adalah “jatuh cinta”. Jatuh cinta pada apa? Baik itu makanan lokal, bahan organik, vegetarian/vegan, dan sebagainya. 

Ada konsensus di antara mayoritas ilmuwan dunia, pemerhati lingkungan, pemerintah, perusahaan besar, dan banyak lainnya bahwa perubahan iklim dalam bentuk pemanasan global sebagai masalah lingkungan yang paling penting yang dihadapi kehidupan di Bumi. Membawa tas reusable, mengganti bola lampu hemat energi, menghemat air, dan mengemudi lebih sedikit adalah hal yang sangat bagus untuk dilakukan. Saya pribadi berusaha melakukan semua yang saya bisa untuk menjalani kehidupan yang berkelanjutan.
 
Dia pun ikut memilah [Foto: Dok Djarum Foundation]

Berikut  beberapa tip kehidupan pribadi saya untuk menyayangi lingkungan sehingga kalian juga bisa membantu menyelamatkan planet bumi dan lingkungan.

 1. Daur ulang (recycle)
Ini  salah satu kebiasaan termudah yang bisa kalian lakukan. Contohnya penggunaan kantung belanja berkali-kali dan awet. Saya menyimpan tempat sampah tambahan di dapur  untuk bahan daur ulang agar lebih mudah.

 
2. Berhenti menggunakan bahan kertas
Meminimalisir penggunaan barang-barang sekali pakai, seperti panties, handuk kertas, piring, dan serbet kertas. Itu hanya akan membuat penuh tempat sampah kalian saja. Pilih barang-barang yang dapat dipakai lagi, seperti piring keramik atau gelas keramik yang bisa dicuci berulang.

 3. Jangan Nyampah (buang sampah sembarangan)
Entah sengaja atau tidak, terkadang tangan-tangan kita melempar sampah dari jendela, baik dari dalam jendela mobil maupun dari dalam jendela rumah. Pada akhirnya, sampah-sampah tersebut berlabuh di selokan. Lantas mengalir ke sungai, mencemari perairan, dan ujung-ujungnya got mampat, sungai meluap.

4. Manfaatkan limbah hewan peliharaan
Mungkin terlihat agak berbahaya, ekskresi hewan peliharaan sedikit banyak bisa juga mencemari lingkungan dan menyebabkan kontaminasi pada arus sungai atau tubuh. Tetapi, jika tahu caranya, limbah hewan besar manfaatnya untuk  pupuk alami tanaman. Contohnya kotoran ayam, kambing, sapi, atau kerbau.

Rumah saya di Jambi memelihara ayam dan bebek. Biasanya dengan menggunakan masker dan sepatu boat, kotoran ayam dan bebek saya gali dengan cangkul dan dimasukkan ke dalam lubang yang sudah diberi sisa tumbuhan dan sisa sayuran. Lantas diberi garam dan ditutup. Jadilah kompos. Ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk kebun singkong di rumah.

5. Kurangi penggunaan minyak
Mengurangi penggunaan minyak goreng dalam masakan. Nah, kalau masakan berminyak masih bersisa, jangan pernah membuangnya ke dalam wastafel. Minyak atau “gemuk” yang dibuang akan membeku dan membuat saluran air tersumbat.

Akibatnya sistem pembuangan akan meluap. Solusinya, biarkan minyak menjadi dingin, lalu masukkan ke dalam wadah pembuangan di tong sampah kalian.

6. Berjalan atau bersepeda, bukan menyetir
Saya sudah mulai mengurangi penggunaan sepeda motor untuk bepergian. Justru milih berjalan kaki. Hal ini juga sebagai upaya melindungi lapisan ozon dari kebocoran akibat gas buang. Juga sebagai satu gerakan untuk menggunakan transportasi bersih di lingkungan.

7. Memakai pembersih yang ramah lingkungan
Produk pembersih yang ramah lingkungan, selain membantu melindungi diri kita, juga menjaga kesehatan keluarga.

8. Tidak menggunakan pestisida
Beberapa serangga mungkin baik untuk tumbuhan, lebah contohnya. Nah, penggunaan pestisida mesti  dengan petunjuk dan sangat hati-hati. Karena, pestisida dan pupuk juga mengandung bahan kimia berbahaya untuk kesehatan, juga kehidupan tanaman dan hewan. Mesti bijak menggunakan kalau perlu hindari. 

Bantar Gebang menjadi tempat pembuangan sampah terpadu (atas), langkah-langkah komposting [Foto: Dok Djarum Foundation]
Nah, kalau ngomongin cerita sampah nih ya, kalian tahu tidak berapa jumlah sampah yangdihasilkan di kota Jakarta per harinya? Waste of Change mencatat bahwa dalam satu hari Jakarta menghailkan 7.500 ton sampah dan ironisnya 4.050 ton adalah sampah makanan.

Enam puluh lima persen sampah yang dihasilkan di kota Jakarta adalah sampah makanan yang berasal dari perumahan. Banyaknya produksi sampah makanan ini berhubungan erat dengan perilaku masyarakat.

Sampah-sampah yang dihasilkan ini biasanya karena pola konsumsi yang boleh dibilang berlebihan. Mereka cenderung menyisakan makanan. Orang-orang tidak sadar terhadap yang mereka lakukan, justru membuat lingkungan makin tercemar. Selain itu, proses industri pangan mulai dari transportasi hingga standar kualitas dari buah atau sayuran masih rendah.

Jika masyarakat sadar lingkungan, tentunya sampah tidak akan menggunung. Kalian juga perlu tahu fakta sampah makanan di Indonesia, lho. Indonesia dengan jumlah penduduk 250 juta lebih otomatis kebutuhan makanan terus naik. Kebutuhan makanan penduduk Indonesia itu 190 juta ton per tahun. Dan total makanan yang terbuang selama satu tahun sebesar 13 juta ton. Hal ini sama artinya dengan jumlah kebutuhan 11% populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk. Fantastis!
 
Kendaraan operasional pengangkut sampah DKI Jakarta [Foto: Dok Djarum Foundation]


Sungai bersih dambaan semua [Foto: Dok Djarum Foundation]

Kerugian yang Ditimbulkan


Penumpukan sampah makanan atau organik di TPA berpotensi menimbulkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global. Nah, hati-hati jika di sekitar tepat tinggal kalian banyak tumpukan sampah. Metana dapat membuat suhu naik. Di satu sisi, dapat menyebabkan terjadinya krisis pangan yang berdampak pada keberlanjutan manusia.

So, bijak ya dalam kehidupan kita. Ada baiknya kalian belanja pun secara bijak. Demikian juga dengan makanan. Ambil secukupnya dan mesti dihabiskan. Untuk tidak membuat sampah semakin banyak dalam kulkas kalian, sering-sering periksa secara rutin masa berlaku makanan yang dibeli dalam kemasan agar tidak mubazir.

Dengan demikian, untuk mengurangi dan menjadi solusi aga sampah tak banyak menumpuk, pilahlah sampah dari sumbernya. Misalnya, sampah anorganik disatukan dengan sampah anorganik, begitu pula yang organik. Kalian juga dapat memproses makanan menjadi kompos yang bermanfaat untuk tanaman. Sadar Lingkungan sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan.

Coba kalian lihat apa yang dilakukan @siapdarling sebagai salah satu komunitas yang sangat peduli dengan lingkungan dan sampah. Kalian bisa belajar banyak darinya. Cerita Sampah-nya begitu menginspirasi. Orang-orang semakin peduli dengan tayangan video yang dibuatnya. Siap Darling menjadi penggerak kepedulian dengan caranya. https://www.instagram.com/tv/BuOVl8Pg-Mv/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=1vswunf2san3v

Sama halnya dengan Bakti Lingkungan Djarum Foundation dengan penanaman pohon dalam jumlah besar untuk memberi kontribusi paling penting di negeri ini, yaitu mencegah polusi. Jutaan pohon ditanam untuk penghijauan. “Jika bumi adalah Ibu, maka pohon adalah anak tercintanya. Bagitulah Bakti Djarum memandang pepohonan. Memupuknya untuk berkembang baik. Memeliharanya agar kuat penuh manfaat. Melestarikannya agar tegak bertahan & menyebar kebaikan.

Djarum Trees For Life percaya, setulus-tulusnya rasa cinta, akan lebih sempurna dengan tindakan nyata. Dengan misi menanam pohon untuk menjaga kelestarian lingkungan, Djarum Trees For Life yang berada di bawah naungan Djarum Foundation telah terbentuk pada 1979. Diawali dengan penghijauan di kota Kudus, kini telah menanam lebih dari 2.000.000 pohon.

Sebuah pusat pembibitan tanaman juga kami dirikan untuk mendukung program penanaman trembesi, konservasi di sekitar pantai dan juga konservasi hutan. Berbagai program dijalankan berkesinambungan dan saling melengkapi, demi masa depan lingkungan yang lebih baik.

Ada 2.000.000 +  pohon telah ditanam  di Indonesia. 2.150 KM
jalur Jawa, Madura, Lombok  dan Sumatera telah ditanami trembesi. 600.000 +
mangrove telah ditanam di Pantai Utara Jawa Tengah. 72.800 +
ragam jenis tanaman telah ditanam di Gunung Muria. Mau tahu program Bakti Lingkungan Djarum Foundation? Silakan ceki-ceki di SINI.

Mulailah dari diri sendiri dan lingkungan sekitar kalian untuk menyelamatkan  lingkungan. Saya yakin, ini sangat bermanfaat. Oleh karena itu silakan bagikan untuk teman-teman kita yang lainnya.
 

Wednesday, February 6, 2019

Wakaf, Beri Manfaat hingga Akhir Hayat


“Asuransi bukan melawan takdir, asuransi justru percaya takdir”
- Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, M.Sc. Guru Besar IPB & Ketua Umum Badan Zakat Nasional”.-

Jens Reisch President Director Prudential Indonesia.[Foto: Dok Pri]
Islam secara jelas mengatur aturan-aturan terkait ajaran yang diberikan untuk pengikutnya, berupa pilar filantropi Islam, yaitu Zakat, Infak, Sedakah, dan Wakaf.

Zakat, Infak, Sedakah, dan Wakaf sebagai filantropi Islam punya peran cukup besar, utamanya  dalam perkembangan Islam dan peradaban manusia secara global. M. Arnaut seorang Sejarawan menyatakan bahwa, Islam selama sejarahnya berlangsung dan begitu sulitnya dibicarakan tanpa wakaf.

Di zaman Rasulullah, zakat, infak, sedakah, dan wakaf juga para khalifah sesudahnya dikatakan bahwa, empat bagian ini menjadi sumber keuangan negara ketika itu. Tanpa keempat hal tersebut, negara justru bisa sulit keuangan.

Kalau kita kembali pada negara yang sudah modern, negara yang tidak  berdasarkan hukum Islam yaitu Indonesia, peran empat pilar ini tidak lagi sebagai sumber keuangan negara, namun menjadi sumber dana untuk gerakan warga sipil.

Wakaf, menjadi salah satu filantropi yang kini digalakkan. Dalam dua dasawarsa terakhir, begitu banyak lembaga-lembaga filantropi bermunculan. Mereka melihat, ada potensi yang belum dimaksimalkan dari empat filantropi Islam itu tadi. Manajemen risiko pengelolaan wakaf pun belum ada di Indonesia, ini pun perlu dibuat.

Kebutuhan masyarakat saat ini memang perlu diakomodir tanpa syarat, proses panjang, dan berliku. Banyaknya masyarakat yang ingin berwakaf tetapi mungkin masih banyak pula informasi yang belum mereka dapatkan. Sejalan dengan itu, literasi keuangan asuransi yang hanya diketahui 15% saja dari masyarakat Indonesia dan hanya 1.9% saja masyarakat Indonesia yang mengerti dan paham tentang literasi asuransi keuangan syariah.

Oleh karena itu, dengan hadirnya program wakaf yang dapat diasuransikan ini, menjadi satu terobosan baru dalam dunia asuransi keuangan berdasarkan syariah Islam. Masyarakat tak perlu lagi khawatir tempat bisa berwakaf sekaligus berasuransi di negeri ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada Jumat (1/02/2019) saya berkesempatan hadir dalam satu acara peluncuran Program Wakaf dari PRUsyariah  PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Program ini memberikan tawaran pilihan untuk nasabah juga calon nasabah yang ingin menyalurkan harta bendanya atau ingin berwakaf.

Sesaat jelang peluncuran Program Wakaf dari PRUsyariah Prudential Indonesia [Foto: Dok Pri]


Program Wakaf PRUsyariah dari Prudential Indonesia ini sesuai Fatwa MUI No.106/DSN-MUI/X/2016 tentang Wakaf Manfaat Asuransi dan Manfaat Investasi pada Asuransi Jiwa Syariah, yang membolehkan masyarakat berwakaf dalam bentuk asuransi.

Nah, wakaf itu sendiri sebagai bentuk kedermawanan dalam Islam yang memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat sehingga menjanjikan pahala yang tidak terputus. Apa tidak ingin memperoleh pahala yang mengalir terus-menerus tanpa henti? Rasa-rasanya tentu sangat ingin ya. Apalagi, tentunya wakaf ini menjadi kekayaan terpendam umat Islam yang belum dikelola secara maksimal.

Jadi, kesempatan kita mengumpulkan pahala melalu wakaf ini sangat terbuka lebar. Tinggal kekuatan niat kita untuk menjalankan dan bagian harta benda mana yang ingin diwakafkan segera. Di kesempatan peluncuran Program Wakaf ini juga hadir Presiden Director Prudential Indonesia, Jens Reisch.

Dari ucapan beliau tercermin jelas bahwa, nasabah atau calon nasabah dari PRUsyariah Prudential punya kesempatan sangat besar mewakafkan harta yang dimiliki tanpa pengecualian. Apalagi didukung oleh produk-produk PRUsyariah lainnya.  

Selain itu, hadir pula Dr. Irfan Syauqi Beik, SP, MSc., EC, Pengamat Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. Beliau mengatakan bahwa wakaf umumnya dipakai untuk membangun fasilitas umum seperti rumah ibadah, sekolah dan rumah sakit. Selama fasilitas tersebut dimanfaatkan, pahala wakaf tidak terputus. Kini, wakaf juga dapat berupa uang (cash waqf), seperti melalui manfaat asuransi dan manfaat investasi dari polis asuransi jiwa syariah.

Ditambahkannya lagi bahwa Pengelolaan dana wakaf secara profesional sangat penting untuk memastikan nilai harta wakaf tetap terjaga dan hasil usaha wakaf terus memberikan manfaat bagi masyarakat.” Oleh karena itu, Prudential Indonesia bermitra dengan tiga lembaga wakaf atau nazhir yang terpercaya, yaitu Dompet Dhuafa, iWakaf, dan Lembaga Wakaf Majelis Ulama ndonesia (LW-MUI). Nasabah dapat memilih nazhir di antara ketiga lembaga tersebut.
 
Narasumber dalam peluncuran Program Wakaf PRUsyariah Prudential Indonesia. Kiri: Nini Sumohandoyo, Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia; Dr. Irfan Syauqi Beik, SP, MSc., EC, Pengamat Ekonomi Syariah Fak. Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor; & Afdhal Aliasar, S.T., M.M., Direktur Bidang Promosi dan Hubungan Eksternal Komite NAsional Keuangan Syariah (KNKS) [Foto: Dok. Pri] 
Sementara itu, Afdhal Aliasar, S.T., M.M., Direktur Bidang Promosi dan Hubungan Eksternal Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), menyatakan hal yang sama. Dia mengatakan, menurut  Badan Wakaf Indonesia (BWI), masyarakat telah mewakafkan  tanah seluas 2.700 KM2 di lebih dari 366 ribu lokasi.

Sementara itu, ada sekitar 180 triliun wakaf tunai per tahun menjadi satuu potensi. KNKS sendiri menyambut baik Program Wakaf dari PRUsyariah karena program ini akan turut menggali potensi wakaf di Indonesia yang sedemikian besar. Manfaat dan keutamaan wakaf juga harus terus disosialisasikan sehingga masyarakat bisa menyalurkan dermanya lebih tepat guna.

Ya, harta yang kita wakafkan bertujuan menyedekahkan manfaat untuk kebajikan umat, siapapun itu, kepentingan agam atau kepada orang yang menerima wakaf pun telah ditentukan oleh pewakaf.

Di sini pun orang yang mewakafkan hartanya artinya mereka telah melepas kepemilikan atau kepunyaan atas harta yang bermanfaat dengan tidak mengurangi bendanya untuk diserahkan kepada perorangan, kelompok, atau lembaga untuk dimanfaatkan dengan tujuan tidak bertolak belakang dengan syariat.

Wakaf pun menjadi solusi untuk mengatasi beragam masalah sosial untuk kemaslahatan umat secara kontinu tanpa menghilangkan harta asal, baik dari sisi ekonomi, pendidikan, kesehata, tempat ibadah, sarana kegiatan dakwah, dan lainnya. Melalui wakaf nilai kekayaan yang kita miliki kekal adanya, sedangkan manfaat kebaikannya akan terus bertambah.

Dalam peluncuran Program Wakaf ini juga, Nini Sumohandoyo selaku Government Relations and Community Investment Director Prudential Indonesia, mengatakan program wakaf ini mendukung nasabah yang mencari solusi modern dan cerdas untuk menunaikan wakaf, sekaligus memastikan diri  dan keluarga mendapat proteksi dan perencanaan investasi yang tepat.

Menurutnya juga program wakaf ini fokus pada kemudahan nasabah menyalurkan wakaf asuransinya. Hal itu sejalan dengan slogan, “Selalu Berbagi, Selamanya Berarti,” yang mengajak untuk terus berderma semata-mata untuk manfaat abadi.

Dalam bincang dengan representatif Dompet Dhuafa [Foto: Dok Pri]

Bu Nini juga menyampaikan bahwa program ini menjadi bagian dari Prudential Indonesia berkomitmen turut serta mengatasi tantangan sosial ekonomi Indonesia sekarang.

Oya, untuk nasabah yang sudah punya polis asuransi unit link Prudential,
mereka dapat mewakafkan hingga 95% dari manfaat asuransi dengan membeli polis asuransi syariah baru. Sedangkan nasabah baru dapat mewakafkan hingga 45% dari manfaat asuransinya. Enak dan mudah banget.  

Jadi, jalanin bareng bersama asuransi syariah dari Prudential Indonesia itu menenteramkan kehidupan saya dan keluarga. Ingat, muslim yang mengeluarkan hartanya untuk wakaf tak saja beroleh pahala saat memberikan wakaf, tetapi akan terus mendapat aliran pahala selama benda yang diwakafkanny itu dimanfaatkan oleh orang banyak meskipun yang memberikan wakaf sudah meninggal dunia. Insya Allah.


“Kami sangat senang menghadirkan Program Wakaf dari PRUsyariah sebagai wujud dari komitmen Prudential yang baru yaitu, ‘WE DO GOOD’ atau ‘Kami Mewujudkan Kebajikan’. Program ini memberikan solusi terhadap kebutuhan nasabah dalam melaksanakan wakaf dan membantu mereka mewujudkan kebajikan secara berkelanjutan. Program ini melengkapi serangkaian produk dan layanan asuransi berbasis syariah yang komprehensif dari Prudential.” --Jens Reisch-- [Foto: Dok Pri]