Pizza? Siapa sih yang
tak kenal makanan satu ini. Salah satu bentuk flatbread yeasted yang bagian
atasnya diisi dengan saus tomat dan keju lantas dipanggang dalam oven.
Biasanya, tutupan bagian atas atau topping diisi pula dengan beragam pilihan
daging, sayuran, dan bumbu-bumbu khas pilihan. Istilah ini pertama kali ada
pada catatan naskah Latin dari Gaeta di abad ke-10 yang berada di Italia Tengah. Sementara, Pizza modern
ditemukan di Naples, Italia. Untuk hidangannya dengan beragam varian sudah
menjadi menu populer yang banyak ditemukan di belahan dunia.
Fakta berbicara Foto: Dok. http://www.todayifoundout.com/ |
Pada 2009, atas
permintaan Italia, bahwa Neapolitan Pizza harus sangat terjaga sebagai hidangan
khusus tradisional dan terjamin. Oleh karenanya, The Associazione Verace Pizza
Napoletana (True Neapolitan Pizza Association) menjadi satu organsasi non-profit
yang berdiri pada 1984 dengan kantor pusat di Naples bertugas mempromosikan dan
melindungi keaslian Neapolitan Pizza.
Pizza dapat dijual
secara segar dan beku, baik sebagian maupun secara keseluruhan. Pizza ini
menjadi salah satu item makanan cepat
saji yang sudah sangat umum ada di Eropa dan Amerika Utara. Ada beragam jenis
oven untuk memasak Pizza juga berbagai jenis bahan campuran untuk membuat pizza,
seperti Calzone dan Stromboli.
Kata “Pizza” (dalam
bahasa Italia = Pittsa) pertama kali ada dalam teks Latin dari Italia Selatan di
kota Gaeta yang masih dalam bagian Kekaisaran Bizantium pada 997 AD (Ano
Domini). Di dalam teks tersebut dinyatakan bahwa, untuk yang menyewa properti tertentu harus
memberikan Uskup Gaeta Duodecim Pizza
(Dua belas Pizza) setiap Hari Natal, dan dua belas pizza lainnya setiap hari
Minggu Paskah. Jadi, Pizza ini dapat diperlakukan sebagai makanan yang sangat
dikagumi di negeri asalnya.
Nah, makanan yang mirip
dengan pizza sudah ada sejak zaman Neolitikum. Beberapa catatan, bahwa sebagian
orang menambahkan bahan-bahan lain untuk roti yang mereka buat. Hal itu agar
roti tersebut lebih beraroma.Hal ini dapat ditemukan pada sejarah-sejarah kuno
tradisi neolitik.
Orang Yunani Kuno,
ketika membuat roti, roti tersebut direndam dalam minyak, ditambah bumbu-bumbu,
dan keju. Pada abad ke-6 sebelum masehi, prajurit-prajurit dari Raja Darius Persia, memanggang roti
bulat yang datar dengan tambahan keju
dan kurma di atas perisai tempur mereka. Hal ini demi keinginan untuk memakan
roti beraroma keju dan bumbu lainnya.
Sementara itu, pizza
modern di Naples Italia terus mengalami evolusi dari jenis roti datar yang ada
pada awal abad ke-18 dan 19. Di atas roti datar itu tadi (flatbread) diberi tambahan bahan seperti bawang putih, garam, lemak
daging, keju, dan daun basil. Sedangkan tomat yang ditambahkan hanya terkadang
saja. Hingga sekitar tahun 1830, pizza dijual secara terbuka dan masuk ke dalam gerai-gerai toko roti dan
pizza. Tradisi neolitik itu tetap hidup hingga saat ini.
Salah satu legenda kontemporer yang sangat populer
menyatakan bahwa, pola dasar pizza itu berasal dari Pizza Margherita yang
diciptakan pada 1889, saat Royal Palace
of Capodimonte menugaskan Neapolitan Pizzaiolo (pembuat Pizza), Raffaele Esposito sebagai
pencipta pizza membawakan pizza saat mengunjungi Ratu Margherita. Dari tiga
pizza berbeda yang dia ciptakan, Ratu sangat menyukai Pizza yang berbalut bendera
Italia, yaitu warna merah untuk tomat, hijau untuk kemangi, dan putih untuk
keju mozzarella. Selanjutnya, ada jenis pizza yang dinamai sebagai nama ratu,
meski penelitian terbaru masih meragukan legenda tersebut.
Pizza dibawa ke Amerika
Serikat melalui imigran Italia di akhir abad ke-19. Pertama kalinya muncul di
tempat para imigran Italia tersebut terkonsentrasi, Pizzeria sebagai negara
pertama, Lombardi yang dibuka pada 1905. Setelah perang dunia ke-2 para veteran
yang kembali dari kampanye diperkenalkan dengan masakan Italia itu. Setelahnya,
terbukti di pasaran bahwa makanan Italia ini meledak hebat dan pizza menjadi
makanan spesial.
Oleh karenanya, sejak
saat itu pizza tenar di Amerika, salah satunya Pizza Domino. Di hari-hari
tertentu, orang-orang di Amerika, sekitar
13% mengonsumsi Pizza. Berkenaan dengan ini, secara umum jika
diperhatikan, rata-rata topping umum pizza di Amerika diisi dengan daging sapi,
jamur, bawang Bombay, pepperoni, nenas, bawang putih, ayam, dan juga sosis.
Variasi pizza dalam
bentuk lain adalah pizza panggang yang dibuat cukup tipis berbentuk bulat,
terkadang juga tak beraturan dari lembaran yeasted adonan pizza. Pizza biasanya
langsung dipanggang di atas api, kemudian diisi topping hingga pizza matang dan
terasa krispi.
Topping tersebut dapat
diiris tipis-tipis agar cepat matang. Isian atau topping ini berupa sosis juga
paprika yang bisa dimasak sebelum ditempatkan di atas pizza. Bawang putih,
jamur, keju, maupun daging sapi bisa pula ditambahkan untuk memaksimalkan rasa
hidangan.
Nah, kali ini saya
berkesempatan menyaksikan dan menikmati langsung tujuh varian baru dari
Domino’s Pizza dan tiga dessert serba cokelat. Acara ini berlangsung pada Kamis
(16/3/2017) bertempat di Domino’s Pizza Senayan City, Jakarta. Hadir di acara
tersebut rata-rata Food Blogger dan pecinta kuliner.
Domino’s Pizza
mengenalkan tujuh varian baru dengan bahan-bahan dan cita rasa lokal khas Indonesia, dipadu
bebebapa rasa khas Asia, seperti Pizza Ayam Bakar, Beef Rendang, Loaded Meatzza,
Spicy Garlic Prawn, Tandoori Chicken, Grand Extravaganza, dan Veggie Deluxe.
Tiga dessert yang dihadirkan serba cokelat berupa Chocolate Brownie, Martabak
Chocolate Cake, dan Chunky Choc-Chip Cookie.
Bukan hal asing lagi
untuk kita tentang Domino’s Pizza ini. Sebagai perusahaan pizza terbesar kedua
di dunia memang punya segudang cerita. Sejarah mula berdirinya pada 1960 di
Ypsilanti, daerah Michigan yang dimulai oleh dua saudara kembar Tom dan James
Monaghan. Mula pertama kali kedua saudara kembar ini membeli pizza, lantas
menjualnya kembali dengan nama Dominick. Mereka hanya bermodalkan US$ 1.400.
Setelah delapan bulan berlangsung, Tom mengambil pengawasan secara penuh. Hal
itu disebabkan James tak ingin berhenti
bekerja sebagai postman.
Bisnis mereka berkembang
sangat pesat. Tom membuka dua gerai di sekitar
tempatnya pada 1965. Akan tetapi, Dominick, sebagai pemilik asli tidak
mengizinkan Tom menggunakan nama itu di tempatnya yang baru. Alhasil, diubahlah
nama Dominick ini menjadi Domino oleh
Tom.
Hebatnya hingga
sekarang, ada lebih kurang 13.200 cabang yang tersebar di lebih dari 80
negara. Setiap harinya, sekitar 1,5 juta pizza dijual. Menilik jauh sejarah
Domino, tahukah kita ada lambang tiga titik di logonya? Ya, itu diambil oleh
Tom dari ketiga toko pertamanya saat dia buka. Sementara untuk mengantarkan Domino’s Pizza ini ke
temapt-tempat pemesanan, Tom menggunakan VW Beetle tua kepunyaan James
Monaghan.
Logo Domino's Pizza
Foto: Dok. https://i.ytimg.com
|
Menu-menu di Domino’s
Pizza, sepanjang tahun 1960 hingga 1980 tidak pernah diubah. Mereka tetap punya
menu utama satu pizza dengan sebelas topping pilihan dan dibarengi minuman
seperti Cola. Menu Domino’s Pizza ini baru ditambah sekitar tahun 1989.
Yuk, mari kita mulai
petualangan rasa saya mencicipi menu-menu yang dihadirkan dari Domino’s Pizza
ini.
Saya mulai dengan pizza
pertama, Tandoori Chicken. Untuk sebagian orang, rasa khas Timur Tengah dengan
bumbu-bumbu yang sangat aromatik mampu membangkitkan rasa. Cita rasa masakan
ini unik menurut saya. Di negara asalnya, India, Tandoori Chicken direndam
dalam yoghurt dengan campuran rempah-rempah tandoori masala. Biasanya ada
tambahan cabe rawit, cabe merah bubuk atau kashmiri. Fungsi cabe merah bubuk di
sini untuk memberikan warna merah yang menyala. Ditambah pula kunyit (turmeric)
untuk menghasilkan warna oranye yang cantik.
Tandoori Chicken Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Rasa tandoori chicken
pizza saat lidah saya mencecap, bukan main! Hebat. Eksotisme bumbu yang meresap
tak mengalahkan rasa pizza yang nikmat, irisan-irisan paprikanya masih
memberikan rasa “kres” saat digigit. Tingkat kematangan ayam sempurna. Cita
rasa Asia yang tepat mengena di lidah orang Indonesia. Kenikmatan spices tandoori ini mengingatkan saya
pada cita rasa bumbu nasi kebuli. Aroma kunyit, adas, jintan, kapulaga, bunga
pekak, kayu manis, dan bumbu lainnya masih sangat melekat.
Adonan pizza-nya juga
lembut dan tak lengket di gigi. Saat dikunyah secara bersamaan, ayam, pizza,
mayo, dan paprika, memang sedikit menonjol rasa ayam tandoori-nya. Tetapi, tak
mengalahkan dari sisi bahan lainnya. Ada harmonisasi rasa manakala gigi geligi saya mulai mengunyah jadi satu. Kombinasi saus kari, ayam tandoori, saus rahitta, paprika hijau, bawang bombay, dan keju mozzarella, menyatu lekat dalam rasa.
Ayam Tandoori sebagai bentuk hidangan yang berasal dari anak benua India. Menu ini memang sangat populer di
India juga negara-negara Asia Selatan lainya. Sangat populer di bagian dunia
lainnya seperti Inggris, termasuk Asia Tenggara-Indonesia. Sebagai mana yang
dijelaskan oleh Bapak Nevin, representatif Domino’s Pizza, bahwa Tandoori
memang cocok untuk lidah tak hanya India, tapi Indonesia.
Hidangan kedua, Beef
Rendang Pizza. Ahaa… bicara rendang memang sudah tak asing di telinga saya. Saya
berpikir, ini kolaborasi cantik Domino’s Pizza menciptakan hidangan nusantara
naik ke kelas dunia. Hebat!
Beef Rendang Domino's Pizza Foto: Dok.Pribadi |
Rendang, sebagai makanan
tradisional Indonesia yang sudah mendunia. Olahan rendang berpadu cantik dengan
Domino’s Pizza khas Chef Eko. Perpaduan rasa gurih dan pedas rendang khas
Minang ini, “nampol” di pencecap saya. Aroma dari topping-nya melesat keluar
saat saya membuka boks. Irisan daging yang diresapi bumbu sangat terasa nikmat.
Paduan bawang Bombay, membuat cita rasa Beef Rendang Pizza ini makin sulit saya
lepaskan dari gigitan.
Aromatik bumbu rendang
Domino’s Pizza berbeda dari yang lainnya yang pernah pula saya coba. Di
Domino’s Pizza, Beef Rendang Pizza-nya, saya temukan cita rasa yang penuh
sensasi di lidah. Bagaimana tidak, ketika pizza masuk dalam gigitan saya secara
bersamaan dengan daging rendangnya, dagingnya sangat lembut, bumbu-bumbu
rendangnya lesap ke dalam daging. Hebatnya lagi, daging rendangnya tidak hancur
meski teksturnya sangat lembut. Aroma rempah dalam rendang pizza sangat
menggoda. Sensasi pedas rendang bercampur rempah menantang lidah saya. Lelehan
keju Mozzarella, waw, semakin menambah kenikmatan pencecap saya. Ini rasa pizza
paling juara.
Chef Domino’s Pizza
berhasil mengangkat cita rasa rendang kembali menjadi kelas bertaraf
internasional. Buat saya yang orang Sumatera, ini sangat cocok di lidah saya.
Beef rendang ini buat saya nagih. Rasa tak pernah bohong, bukan hanya soal
selera. Tapi cita rasalah yang menentukan Domino’s Pizza jawara di bidangnya.
Chef internal Domino's Pizza, Chef Eko Foto: Dok. Pribadi |
Menu Pizza ketiga yang
saya cicipi adalah Ayam Bakar Pizza. Aroma ayam bakarnya cukup tajam, berasa gurih.
Hebatnya lagi, ayamnya lembut, potongannya tetap utuh, dan tidak hancur. Paduan
cantik antara bawang Bombay, ayam bakar, parsley, dan keju mozzarella membuat
hidangan ayam bakar naik kelas.
Ayam Bakar Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Gigitan demi gigitan
yang saya kolaborasikan dengan seluruh topping yang ada, tak ada yang dominan.
Keseimbangan rasa saya temukan. Keunikan pun saya dapatkan. Pizza lembut dengan
ayam bakar, membuat lidah saya semakin membara untuk terus memangsanya. Lagi-lagi,
Domino’s Pizza mampu memenuhi selera konsumen di Indonesia yang benar-benar
bercita rasa Indonesia, tetapi naik ke kelas yang lebih tinggi lagi. Selalu ada
cara, bagaimana Chef internal Domino’s Pizza (Chef Eko) mengenalkan rasa
Indonesia kepada lidah tak hanya untuk orang Indonesia, tetapi juga untuk lidah
orang asing. Keren!
Pizza keempat yang hadir
di hadapan saya adalah Spicy Garlic Prawn.
Dari namanya sudah bisa saya tebak. Ya, rasa-rasa pedas dipadu aroma bawang
putih berpadu cantik dalam ikatan udang, dan potongan dadu tomat merah penuh
cinta, serta Bombay yang mesra manja saat lidah mencecap.
Spicy Garlic Prawn Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Betapa tidak, udangnya
benar-benar terasa segar dan “kres” saat saya gigit. Hebatnya lagi, tak tercium
bau amis seperti kebanyakan olahan udang. Bawang putihnya pun tak menyengat
penciuman saya. Bombay, pun tak menebar aroma tajam. Hebatnya, aroma
masing-masing topping tak ada yang dominan. Tomat yang dipotong dadu
menghasilkan juice yang membuat lembut adonan pizza. Pizza yang dihadirkan
terasa juisi, dan ‘bleber”.
Hal yang membuat saya
mengenang jauh Spicy Garlic Prawn ini
adalah, cita rasa pizza yang krispi berbalut topping-topping cantik dengan rasa
menggoda. Rustic Sauce memberikan
cita rasa memanjakan lidah saya. Juara! Rustic
Sauce, ada paduan tomat, bawang putih, dan bahan-bahan lainnya hingga
tercipta saus berkelas internasional dan sejalan dengan lidah-lidah lokal. Chef
Domino’s Pizza, jempol dua!
Hidangan pizza kelima
yang saya cicipi adalah Loaded Meatzza Pizza. Nah, kenikmatan saat menyantap
pizza itu ketika keju meleleh. Tetapi buat saya tak hanya itu. Kenikmatan
menyantap pizza Domino’s ini tatkala beef pepperoni, beef rasher, beef
blackpapeer, beef crumble, dan Barbeque Sauce bersatu dalam jalinan kompak
pizza yang singgah di mulut saya.
Loaded Meatzza Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Saya termasuk pecinta
daging. Meatzza memberikan sensasi baru untuk jenis pizza dengan cita rasa
daging bersaus. Lembut dan mudah ditarik. Daging berkelas premium ini memang
pantas bersanding dengan Domino’s Pizza yang punya kelas premium pula di
bidangnya.
Tak heran, saat saya
mencecap, gigitan pertama, kedua, ketiga dan seterusnya enggan berpaling dari
gigi saya. Duuh… ada pelet cinta pizza Domino’s yang memanah hati dan mata saya
untuk tidak lekas melepas loaded pizza ini. Chef Internal Domino’s memberi cita
rasa yang aduhai. Wajar jika Domino’s punya hati di pecintanya. Tak heran pula
kalau Domino’s mampu mengejar jenis-jenis lain pizza di kelasnya menjadi
terbaik.
Daging beef pepperoninya
punya rasa yang gurih dan enak. Beef yang lembut berpadu bawang Bombay,
mengeluarkan aroma manja di lidah. Sulit untuk saya melepaskan dari gigitan
begitu saja secara sia-sia. Loaded Meatzza, I wanna dating with you again!
Pizza keenam yang
singgah di lidah saya adalah Grand Extravaganza. Saya memang pecinta daging.
Dari beberapa varian daging pizza yang pernah singgah di lidah saya, Grand
Extravaganza Domino’s Pizza berbeda dari yang lainnya. Daging beef rasher
terasa lembut dengan bumbu yang sangat meresap ke dalam. Beef Pepperoninya pun
tak kalah lezat. Yang membuat Domino’s Pizza Grand Extravaganza ini berbeda
dari yang lainnya adalah, ada zaitun hitam dengan rasa aduhai.
Grand Extravaganza Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Aduhai rasa ini saya
peroleh dari perpaduan beef rasher, beef pepperoni, zaitun hitam, paprika
hijau, bawang Bombay, tomat, parsley, nenas, dan mozzarella cheese yang coba
saya makan sekaligus. Benar-benar memberikan sensasi rasa yang menakjubkan di
pencecap saya. Rasa ini tak pernah bisa hilang dari ingatan saya. Masih tetap
melekat jauh hingga ingin kembali lagi untuk bersenang-senang bersama Grand
Extravaganza secara vaganza. Domino’s Pizza Grand Extravaganza Party for the
next!!
Last but not least, sajian
istimewa Domino’s Pizza mengisahkan cinta para pecinta sayuran. Veggie Deluxe. Bukan
hal yang mustahil, percampuran karbohidrat (adonan pizza) dengan beragam jenis
sayur, membuat lengkap sajian ini. Ada kelezatan yang tak pernah saya bayangkan
sebelumnya ketika jamur, zaitun hitam, paprika hijau, nenas, bawang Bombay,
bersama keju feta dan mozzarella sebagai isian (topping) menghinggap tepat di
pencecap.
Veggie Deluxe Domino's Pizza Foto: Dok. Pribadi |
Hal yang membuat saya
tertarik jauh dengan Veggie Deluxe ada pada sajian keju feta. Keju ini, pada
zaman Yunani dibuat dari susu domba secara pasteurisasi, terkadang ditambahkan
pula dengan susu kambing. Keju ini telah diproduksi di Yunani sejak zaman
purbakala, bahkan sudah menyebar ke seluruh Balkan. Feta memiliki warna putih
dan disimpan di dalam air asin atau air dadih.
Veggie Deluxe dalam Bingkai Rasa Foto: Dok. Pribadi |
Feta Cheese ini, setelah
diberi rennet dan menggumpal, segera ditiriskan hingga terbentuk gumpalan
keras. Rasanya gurih dan segar. Di sinilah letak nikmatnya Veggie Deluxe. Satu hal
yang tak dapat dipisahkan lagi adalah mozzarella yang memberikan rasa
menakjubkan. Tingkat kekenyalan Domino’s Pizza berbeda. Adonannya lembut dan
tidak lengket di gigi.
Semua percampuran
bahan-bahan diolah secara sempurna dengan tingkat kematangan yang sempurna pula.
Tingkatan rasa yang memiliki standar rasa
internasional. Tak hanya kena di lidah Indonesia, tetapi mencapai rasa berkelas mancanegara. Rasanya tak berhenti sampai di sini petualangan saya menikmati
Domino’s Pizza.
Sajian yang memberikan
cita rasa berbeda dari Main Course ke
hidangan penutup (dessert) yang diracik dari tangan dingin Chef Domino’s Pizza,
dalam olah rasa serba cokelat pun berhenti sejenak di lidah dan gastronomi
saya. Dessert ini sebagai daftar dessert terbaru Domino’s Pizza. Ada apa saja? Mari kita lanjutkan petualangan Gastronomi ini.
Meluncur di hadapan saya
pertama kali Chocolate Brownie. Bentuknya memang Brownie. Dengan kekentalan
cokelat yang lezat. Paduan rasa yang seimbang antara tingkat kekeringan bagian
bawah Brownie-nya dengan oili sauce
berbahan cokelat juga. Ini merupakan percampuran bahan yang membuat luluh
kerasnya hati. Saya merasakan lembutnya Chocolate Brownie laksana Sabayon yang
dilingkari es krim, dan membuat saya terpenjara rasa. Kehangatan yang berasal
dari Chocolate Brownie ini mampu menenangkan jiwa. Sulit untuk memalingkan
wajah dari godaan cokelat yang mengundang hasrat.
Chocolate Brownie Domino's Pizza Dessert Foto: Dok. Pribadi |
Tingkat kematangan
brownie-nya pun sempurna. Menurut saya, tidak lengket di lidah dan gigi.
Siraman saus cokelatnya pun menambah lezat dan tak akan terlupakan sepanjang lidah
mencecap.
Masih dessert berbahan
cokelat yang menghinggap di lidah saya. Dessert ini mengambil inspirasi dari
Martabak Indonesia yang memang populer.
Cara cerdas Chef Domino’s Pizza menghadirkan bentuk lain dessert, berupa
Martabak Chocolate Cake. Bahan dasar martabaknya lembut dengan tingkat
kematangan mendekati sempurna. Rasa cokelat dengan bahan martabak berpadu
seimbang, tidak ada rasa yang paling dominan.
Martabak Chocolate Cake dalam Bingkai Foto: Dok. Pribadi |
Martabak Chocolate Cake Domino's Pizza Dessert Foto: Dok. Pribadi |
Bahan-bahan cake yang
dimasukkan sesuai porsinya. Baking Powder/Soda Kue sebagai pengembang cukup
signifikan dengan rasa. Martabak Chocolate Cake ini menjadi satu hidangan
penutup spesial di hati saya. Racikan resep di tangan dingin Chef memberi
nuansa baru untuk percokelatan Dominos Pizza.
Berhenti sampai di sini?
Tidak! Saya masih mencicipi Chunky Choc-Chic Cookie. Ini merupakan kue dengan
cokelat chips yang berada di dalamnya. Membayangkan lumernya cokelat dengan
chips lembut yang masuk ke dalam mulut itu benar-benar beda. Ini kenyataannya,
di hadapan saya hadir Chunky Choc-Chic Cookie yang lembut. Chips-nya lembut
sangat berasa. Siapa sih yang mau mendustai rasa yang hadir dengan keikhlasan
di mulut sang pencinta kulinaria?
Chunky Choc-Chic Cookie Domino's Pizza Dessert Foto: Dok. Pribadi |
Apa yang dijelaskan
McMichael benar, “Semua orang menyukai cokelat dan dessert sebagai makanan
penutup yang lezat setelah makanan utama. Domino’s Pizza menghadirkan dessert barunya sebagai penutup makan dengan rasa manis. Seperti
halnya Pizza yang ada di Domino’s Pizza, baru akan dibuat setelah dipesan.
Dessertnya pun hangat karena fresh from the oven.
Tak perlu risau, seluruh
bahan yang diracik dalam pengawasan Majelis Ulama Indonesia dan berlabel HALAL.
Jadi, bahan-bahan lokal punya taste di lidah internasional juga, kan.
Semoga Domino’s Pizza mampu membawa bahan-bahan lokal ke mancanegara dengan rasa. Saya sudah mencoba beragama rasa, kamu kapan?
2 comments:
wah, jadi pengen makan pizza
Domino's Pizza memang enak. Doughnya tipis dan lembut :)
Post a Comment