STABILO merupakan pembuat stationary asal Jerman untuk kebutuhan menulis, mewarnai, juga kosmetik. Menjadi produsen terbesar di
dunia untuk spidol, pulpen, pena, juga Stabilo Boss. Alat-alat tulis ini
kebanyakan digunakan untuk kebutuhan kantor, sekolah, juga kuliah.
STABILO men-doodle di Stasiun Bogor Foto: Dok. Pribadi |
Meski telah memiliki nama, tetapi STABILO tak ingin
berhenti mendengungkan dan menghasilkan bentuk-bentuk lain dari beragam alat
tulis yang sudah
ada. Mereka terus melakukan terobosan agar lebih dikenal
lagi masyarakat luas.
Sebagaimana kita ketahui, STABILO didirikan sebagai
perusahaan Grossberger & Kurz Bleistiftfabrik atau perusahaan pensil di
Nuremberg pada 1855 bersama produsen pensil lain seperti Staedtler dan
Faber-Castell, karena daerah tersebut dilingkupi oleh grafit dan tanah liat tambang.
Marker, salah satu produk STABILO Foto: Dok. Pribadi |
Kemudian diakuisisi oleh keluarga Schwanhäusser pada 1865.
Mengambil bagian pertama dari nama keluarga, perusahaan ini berganti nama menjadi
Schwan Bleistift Fabrik dan mulai menggunakan logo angsa sebagai salah satu
merek dagang yang paling pertama. Pada 1909 Dermatograf Kosmestik pena telah
diciptakan, yang terutama digunakan oleh ahli bedah untuk menandai kulit.
Selama beberapa waktu, Schwan memiliki tiga merek; pensil premium Stabilo untuk
pengguna yang paling menuntut kekuatan pensil, pensil Othello untuk pasar missal,
dan Swano pensil bebas bahan beracun untuk anak-anak.
Contoh Pensil produk STABILO Foto: Dok. Pribadi |
Mulanya, nama perusahaan ini adalah Schwan Bleistift
Fabrik lantas berganti nama menjadi Schwan-Stabilo pada 1976 untuk menghormati
keluarga Schwanhäußer. Pada 1992, Schwan-Stabilo dibagi menjadi dua perusahaan
terpisah, yaitu Schwan-Stabilo Kosmetik dan Schwan-Stabilo (alat tulis).
Kantor pusat perusahaan ini berada di Heroldsberg, Jerman
dan memiliki tiga anak perusahaan produksi: 1) Weissenburg di Bayern, Jerman
tempat stabilo diproduksi, didirikan pada 1986; 2) Johor Bahru, Malaysia tempat
bolpoin diproduksi, didirikan pada 1976
sebagai Swan Malaysia; 3) Český Krumlov, Republik Ceko, tempat pensil berbasis
kayu diproduksi, didirikan pada 1992.
Untuk meluaskan informasi kepada masyarakat, STABILO
menggandeng Doodler cantik asal Tangerang, Tanti Amelia. Tanti Amelia, mempelajari
doodle secara mendalam sejak tahun 2011. Selama ini dirinya, memang fokus
mengerjakan ilustrasi (sketsa) gambar biasa. Dia membuat ilustrasi pertama kali
ketika berada di Palembang. Saat itu Budenya (Jawa-red) minta dibuatkan desain baju, padahal usianya kala itu
masih sangat belia, 11 tahun.
Tanti Amelia--Neng Doodle sedang doodling dengan STABILO Foto: Dok. Pribadi |
Lantas, pada 1994, dirinya mulai menekuni dunia gambar
menggambar secara serius ketika di Nestle, saat sang boss pindah ke negara
Swiss, dia membuat gambar Pabrik Permen. Kenapa Tanti Amelia boleh dibilang
tergila-gila dengan gambar? Sepenggal kalimat terucap langsung dari bibirnya, “Aku,
sejak mulai bisa bicara permintaanku pertama kali adalah spidol. Aku suka
banget sama spidol”.
Tak dapat dipungkiri bahwa bakat yang terus menerus
digali, lama kelamaan memunculkan sesuatu yang spektakuler. Melihat cara Neng—biasa
Tanti Amelia disapa—menorehkan setiap goresan
alat tulis STABILO, goresan-goresan itu seolah bernyawa dan memiliki kekuatan.
Doodle yang dibuatnya pun terasa hidup. Ini kali ya yang memang disebut BAKAT!
Mba Neng Doodle bersama para blogger pserta doodle Foto: Dok. Pribadi |
Untuk yang belum tahu mungkin, doodle merupakan gambar
yang cukup simpel, akan tetapi punya makna yang mewakili bentuk-bentuk yang tak
begitu nyata. Hal itu dapat kita lihat di lukisan abstrak dinding gua, coretan
di buku catatan sekolah, atau di tembok-tembok rumah tepi jalan karena ulah
iseng anak-anak yang tak punya niat masuk kelas alias bolos.
Alexander Puskhin memenuhi buku catatannya dengan banyak
coretan sketsa tangan dan kaki teman-temannya. Pushkin membuat doodle dalam
berbagai kesempatan. Beberapa doodle-nya pun dibuat film animasi oleh Andrei
Khrzhanovsky dan Yuriy Norshteyn pada 1987 dengan judul My Favorit Time.
Pemenang Nobel (sastra,
1913) penyair Rabindranath Tagore membuat sejumlah besar coretan di naskahnya. Penyair
dan juga seorang dokter, John Keats mencoret-coret di pinggiran catatan medisnya;
Sastrawan lain seperti Samuel Beckett dan Sylvia Plath juga membuat doodle. Matematikawan,
Stanislaw Ulam mengembangkan Ulam spiral untuk visualisasi bilangan prima dan mencoret-coret
catatannya saat menghadiri presentasi membosankan di sebuah konferensi matematika. Banyak
Presiden Amerika (termasuk Thomas Jefferson, Ronald Reagan dan Bill Clinton) pun
membuat coretan-coretan selama pertemuan berlangsung. Di buku catatan Leonardo
da Vinci pun ditemukan beberapa doodle dan gambar.
Salah satu doodling peserta Foto: Dok. Pribadi |
Doodling kali ini mengambil tempat di Stasiun Bogor dengan
tema yang disesuaikan pula dengan tempatnya. Pada kesempatan itu, hadir Kepala
DAOPS I Stasiun Bogor, Bapak John Berto beserta staf, Founder Kriya Indonesia Astri
Damayanti beserta Tim, Komunitas Tau Dari Blogger, M. Sobari; perwakilan dari
STABILO sebagai sponsor utama, Pak Rey dan Mba Irene, dan peserta doodle yang
kebanyakan para blogger.
Sebelum para peserta membuat doodle, mereka diajak
berkeliling stasiun Bogor oleh Kepala DAOPS 1 Stasiun Bogor. Mereka melihat ruang
VIP stasiun bogor yang berada di lantai
atas. Setelahnya, mereka kembali ke ruang VIP bawah untuk memulai doodling.
Kepala DAOPS 1 Stasiun Bogor (memegang Mik) Bapak John Berto Foto: Dok. Pribadi |
Tanti Amelia mengawali pembuatan doodle dengan menorehkan
garis sesuka hati pada kertas di satu white board. Sementara, para peserta
(blogger) mengikuti dan membuat coretan sesuai keinginan mereka pula.
Masing-masing peserta berkreasi menciptakan doodle sebagus yang mereka
inginkan.
Torehan garis Neng Doodle seolah bernyawa Foto: Dok. Pribadi |
Ada banyak torehan-torehan bermakna doodle yang dibuat
peserta. Mba Neng pun kembali menunjukkan kebolehannya. Sembari peserta membuat
doodle, dia membacakan setiap bentuk goresan peserta tersebut. “Doodle itu juga
dapat menunjukkan watak seseorang lho”, ucap Mba Neng.
Neng Doodle saat diabadikan Video: Dok. Pribadi |
Ada doodle yang menunjukkan bahwa seseorang itu tegas,
lembut, juga diantaranya. Mba Neng tak sekadar men-doodle, tetapi dia juga
mempelajari watak dan karakter goresan tersebut. Dengan adanya hal ini, semoga
Doodle dan Mba Neng Doodle terus berkarya dan menghidupkan doodle di negeri
ini.
Tim KRIYA INDONESIA bersama STABILO Foto: Dok. Pribadi |
2 comments:
pertamax kakak !
deg2an ihhh waktu mak neng tanti mulai bacain karakter doodle beberapa peserta, ajaib dari sebuah garis bisa terbaca karakter seseorang
acaranya seru yah :)
Post a Comment