Pagi-pagi sekali, tak seperti biasa, Si Sulung, Cheo,
bangun lebih awal. Biasanya dia bangun pukul enam pagi saat istri saya beres-beres menyiapkan baju
dan peralatan sekolahnya. Sementara saya, sibuk ngoprek-ngoprek
dapur menyiapkan makanan untuk sarapan mereka. Dunia saya dan istri seperti
dunia terbalik.
Si Sulung setengah berteriak memanggil istri saya, “Ibuuu…
Ibuuu… Ibuuu….” Panggilan tiga kali Si Sulung tak terdengar oleh istri. Di
panggil lagi oleh Si Sulung, “Ibuuuuu…
Cheo laper nih,” ucapnya. Saya yang
mendengar lantas menjawab, “Cheo, bapak
sudah buatin orak-arik telur susu, keju, dan brokoli. Kalau Cheo mau makan, itu
sudah bapak siapkan di atas meja”, kata saya.
Entah kenapa, tiba-tiba Si Sulung berteriak cukup kencang sambil ngomong, “Bapaaak.. Cheo ga mau telor yang diancur-ancurin,
Cheo mau makan yang lain,” terangnya. Lhaa… saya kaget. Ini anak tidak
biasanya minta sarapan yang macam-macam.
Saya tanya Si Sulung, “Cheo mau
makan yang lain itu apa?” terang saya.
Kembali Si Sulung menjawab, “Cheo mau bapak buatin mie,” pintanya. Makin kaget saya. Lhaa minta buatin mie dadakan.
Ini mesti saya jelaskan ke dia. Saya bilang saja, “Kalau bapak buat mie sekarang, Cheo bakalan terlambat masuk sekolah
hanya gara-gara nungguin bapak buat mie. Buat mie itu lama nak. Bapak perlu
waktu setidaknya dua jam. Apa Cheo mau terlambat sekolah? Terus, bapak juga
harus buat adonan, digepengin, baru dicetak. Kebayang, kan nak repotnya buat
mie?”
Eeh, ini anak sepertinya tak kehabisan akal, malah
bilang, “Bapak kan bisa beli mie udah
jadi di pasar?” bawelnya keluar. Duuh, saya mesti mutar otak jelaskan lagi
bahwa mie di pasar itu kita tidak tahu kandungannya apa saja. Warnanya juga
dari pewarna apa, terus ada minyak-minyaknya juga yang kita tidak tahu itu
minyak apa. "Lebih baik Cheo makan aja sarapan yang sudah bapak buat ya. Besok bapak
buatin mie yang enak untuk Cheo".
Yaaah… sembari selesaikan pekerjaan yang lain, saya mikir lagi… Ini kalau saya
buat mie, mau nyetaknya bagaimana pake apa? Kalau digepengin sih mungkin masih
bisa sama botol bekas sirup. Apa iya, saya pakai gunting, digunting kecil-kecil
sebelumnya guntingnya dilumuri terigu? Haduuh duuuh duuh… mikir juga saya
jadinya. Tidak tahu saya, mie sebesar apa yang akan dihasilkan dari adonan mie yang
digunting-gunting itu. Dalam hati ngakak-ngakak sendiri.
Adaaaa ajaaa… Mie oh mie… pagi-pagi tragedi mie. Ya,
itulah kenyataan, setangkai cerita keluarga saya, gegara Si Sulung minta mie, hingga saat ini masih
geli kalau saya ingat-ingati. Yah, lupakan sejenak ya.
Mie memang disukai siapa saja, mulai anak-anak hingga
orang dewasa. Kalau dilihat dari proses pembuatannya, mie sebagai makanan pokok
di beberapa negara yang dibuat dari adonan tanpa ragi dan dapat memanjang atau
direnggangkan, digulung, juga dipotong-potong
menjadi beragam bentuk. Tetapi bentuk umumnya pipih dan panjang. Ada juga
yang memang dibuat bentuk lain seperti bentuk gelombang, tabung, kerang, atau
dilipat.
Mie sehat pink dari pewarna buah naga (atas) dan mie sehat hijau dari daun selada [Foto: Dok Pri] |
Biasanya, mie kita masak dengan air mendidih, ditambah
garam dan minyak goreng agar tidak lengket. Pengolahannya pun bisa direbus
dengan memakai bumbu racik atau digoreng. Ada juga mie yang dimasak dengan
menggunakan saus tertentu atau dibuat sup.
Nah, mie juga bisa didinginkan untuk dibuat makanan di
hari berikutnya, tetapi ini untuk mie jangka pendek saja. Bahkan dikeringkan
untuk pemakaian jangka panjang.
Komposisi bahan atau asal geokultural mie perlu kita tahu
juga. Ternyata, kata “noodle” itu berasal dari bahasa Jerman, yaitu “nudel”. Mie
sendiri sudah sangat terkenal dari negeri tirai bambu (China). Hal ini tercatat
dalam satu buku di masa periode Han pada 206 SM -220 M. Mienya dibuat dari
adonan gandum yang memang sudah menjadi makanan pokok penduduk di zaman Dinasti
Han tersebut. (206 SM-220 M).
Dalam salah satu artikel ‘Nature’, mengklaim bahwa
konsumsi mie tertua ada pada 4.000 tahun lalu di China. Pada 2005, tim Arkeolog
menemukan mangkuk gerabah yang berisi mie berumur 4.000 tahun di situs
arkeologi Lajia. Mie itu dikatakan mirip lamian.
Yaitu semacam mie China yang dibuat secara berulang-ulang dengan menarik-narik
menggunakan tangan sampai meregang dan panjang.
Nah, kalau di Jepang, mie atau udon sebagai hasil
adaptasi dari resep-resep negeri tirai bambu oleh salah seorang biksu Buddha di
abad ke-9. Misalnya mie Reshteh yang
dimakan dan dibuat oleh orang Persia di abad ke-13.
Lantas, inovasi mie terus berlanjut, seperti mie yang terbuat
dari soba (naengmyeon). Mie ini
dibuat ketika Dinasti Joseon di Korea memerintah (1329-1897). Mie Ramen yang
berdasarkan mie China pun populer sejak tahun 1900 di Jepang hingga sekarang.
Sementara, mie instan yang ada di Jepang ditemukan oleh
Momofuku Ando juga dijual pada 1958. Menurut Ando, satu ikat mie segar lebih
digemari. Sementara, mie kering dibuat untuk bahan makanan jangka panjang.
Ternyata, kalau kita perhatikan secara saksama, proses pembuatan mie zaman
dahulu lebih sulit. Mesti digebuk-gebuk, dipukul-pukul, bahkan
dibanting-banting, dan ditarik-tarik hingga meregang panjang. Akan tetapi kini,
buat mie cukup lima menit. Mie yang dibuat pun mie sehat tanpa pengawet dan
bahan pewarna buatan melalui mesin pembuat mie bernama Re-Noodle Noodle Maker.
Mesin pembuat mie ini dapat mengaduk, mencampur, dan
mencetak mie sesuai selera kita dengan delapan cetakan yang tersedia. Bahkan mie yang dibuat bisa
panjang hingga delapan meter tanpa putus.
![]() |
Mie sehat yan dibuat dari mesin pembuat mie (Re-Noodle) dengan bahan pewarna alami dari buah dan sayur yang bisa mencapai panjang 8 meter tanpa putus [Foto: Dok Pri] |
Saya, sebagai bapak yang memang suka masak, cocok banget
dengan mesin pembuat mie ini. Bagaimana tidak? Beratnya hanya 7.5 kg dengan
dimensi panjang 455mm x lebar 285 mm x tinggi 397 mm berbahan metal dan plastik
food grade yang aman untuk bahan-bahan makanan. Listriknya pun tidak boros,
sangat hemat.
Mesin pembuat mie sehat Re-Noodle Noodle Maker Tipe RN88 [Foto: Dok Pri] |
Untuk Anda atau keluarga Anda pencinta mie, mesin pembuat
mie sehat ini menjadi barang yang wajib dimiliki. Begitu simpel dan mudah
dioperasikan untuk penggunaan rumah tangga. Selain mie yang dihasilkan sehat
dan dibuat di rumah, juga murah, praktis, dan tentunya lezat hanya dalam waktu
lima menit saja.
Nah, mesin pembuat mie dengan tipe atau model RN88 ini
dilengkapi dengan fitur-fitur yang fuzzy logic. Fuzzy logic ini sebagai
fungsi otomatis mesin yang berhenti ketika adonan terigu sudah habis di dalam
wadah. Jadi, kita tak perlu khawatir adonan lengket atau tersisa. Semua benar-benar
bersih menjadi mie dari mesin pembuat mie sehat ini.
Apalagi, bahan-bahan pembuat mie tanpa pengawet. Kita membuat
mie hanya bahan dasar saja, seperti tepung terigu, air, dan telur. Sementara,
untuk warnanya bisa dipakai dari warna-warna sayuran dan buah. Warna hijau mie
berasal dari sayuran--yang dipakai ketika saya mengikuti cooking demo di Readboy RBSHOP ini--menggunakan selada organik yang memang ditanam sendiri oleh
pemilik RBSHOP, Ibu Jenny Widjaja.
Ibu Jenny Widjaja dalam keterangannya untuk teman-teman Blogger [Foto: Dok Pri] |
Sementara, warna merah atau pink, kita dapat menggunakan
buah naga. Warna hitam, juga bisa dipakai charcoal khusus makanan. Sementara itu, warna
oranye bisa berasal dari wortel. Jadi,
semua mie yang dihasilkan benar-benar mie sehat.
Kalau kita ingin membuat 600 gram saja dari tepung
terigu, akan dihasilkan enam hingga tujuh porsi mie sehat. Relatif banyak
jumlah porsinya. Dan mie sehat Re-Noodle mesin pembuat mie ini bisa jadi idola
lho di rumah Anda. Terutama anak-anak kita yang sangat doyan mie.
Sebagai orang tua tentunya tidak perlu khawatir lagi akan
kesehatan makanan anak-anaknya kalau mereka ingin mengonsumsi mie. Karena mie
yang dihasilkan adalah mie buatan sendiri. Asyiknya lagi, bentuk-bentuknya pun
bisa disesuaikan dengan selera kita, mengapa? Karena ada delapan macam cetakan. Ternyata,
ada juga cetakan penne atau macaroni serta kulit pastel atau gyoza. Semakin asyik
kan tentunya. Kita bisa leluasa bereksperimen dengan mesin pembuat mie
ini melalui cetakan yang ada.
Oleh karena itu, tak perlu ragu ataupun khawatir tak bisa
membuat mie. Anda tentu bisa, siapapun itu. Bahan-bahan berbahaya yang mungkin
kalau beli mie jadi ada di dalam mie, dengan adanya alat ini kita
bisa buat mie sehat tanpa air abu, pengental, pengawet, emulsifier, dan pewarna
yang sangat mencolok (ngejreng).
Nah, itulah sebabnya saya lebih prepare membuat mie
sendiri ketimbang beli. Ada keyakinan saya bahwa mie yang berada di pasar
ketika proses pembuatannya ditambah bahan-bahan makanan berbahaya agar
memperoleh warna, tekstur, dan ciri-ciri tertentu yang diingini.
Enaknya lagi, mesin pembuat mie ini dilengkapi dengan
buku resep, gratis timbangan digital, dan dua buah gelas ukur. Tenang, buku resepnya berbahasa Indonesia yang berisi 50 puluh
resep mie lezat yang bisa Anda hidangkan untuk keluarga tercinta. Ada aneka mie
yang dimasak secara Asia juga Barat (Asian and Western Noodle Cuisine),
juga ada snack (makanan ringan).
Bagaimana dengan listriknya? Jangan takut, penggunaan listriknya
pun sangat hemat. Untuk sekali pakai
mesin pembuat mie yang menghasilkan tujuh porsi mie cuma Rp46, jauh lebih hemat
ketika kita menggunakan rice cooker saat menanak nasi. Juga paling hemat
dibanding kita beli mie instan yang ada di pasaran. Harga per prosi mie dari
Re-Noodle mesin pembuat mie tipe RN88 ini hanya Rp1.100. Sementara itu harga
sebungkus mie instan yang beredar di pasaran mencapai Rp2.200 hingga Rp15.000.
Masih mau pilih mie instan?
Kalau selama ini buat mie mesti ditaburi terigu biar
tidak lengket. Nah, untuk mesin pembuat mie dari RBSHOP ini tidak perlu, mengapa?
Karena mesin pembuat mie ReNoodle RN88 dilengkapi fitur Down Force. Dengan fitur ini, mie akan keluar dan turun dengan
sendirinya dari cetakan ke bawah, satu sama lain tidak saling berlekatan. Wadah-wadah
yang menjadi satu kesatuan di mesin pembuat mie ini sangat mudah dibersihkan. Jadi,
jangan takut untuk dicuci hingga ke bagian atau sudut-sudut terkecil.
Nah, dari Cooking Demo Chef Adrian dan Chef Dwi di RBSHOP
Sentra Bisnis Boulevard Artha Gading Blok A7D No. 17 Jakarta Utara hari ini,
Jumat (2 Februari 2018) untuk mesin pembuat mie bersama teman-teman blogger,
membuat tiga jenis mie dengan warna berbeda-beda.
Mie halus hijau dengan pewarna daun selada, mie pink
pewarna buah naga, dan mie hitam pewarna charcoal. Mie-mie ini diolah oleh para
chef dengan beragam rasa. Mulai dari Mie Goreng, Mie Tom Yum, Black Pasta
Carbonara, hinggaRed Noodle Flying Noodle.
Hasil olahan mie sehat dengan mesin pembuat mie. Black Pasta Carbonara (atas) dan Spaghetti Aglio Olio (bawah) [Foto: Dok Pri] |
Teman-teman blogger antusias dengan mesin pembuat mie ini
karena simpel, mudah dijalankan, mie yang dihasilkan beragam, sehat, dan
tentunya lezat. RBSHOP mampu memberikan nilai-nilai kearifan untuk kesehatan
umat manusia melalu pengolahan ragam sayur dan makanan menjadi makanan sehat
dan bernilai gizi tinggi.
Ketika saya mencicipi Mie Gorengnya, enak banget meski
sudah relatif lama di suhu kamar. Tetapi, cita rasanya tidak ada yang berubah. Begitu
pula dengan Mie Tom Yum-nya. Mie Tom Yum ini memberikan cita rasa sendiri dari
olahan tangan Chef-Chef andal RBSHOP.
Dari
tangan-tangan terampil Chef RBSHOP melalui mesin pembuat mie ini lahir beragam
resep mie sehat yang bisa dikonsumsi siapa saja dan kapan saja, seperti Aneka
Bakmie, Aneka Mie Goreng, Mie Udon Tempura, Penne Kung Pao, Mie Schotel, Gyoza,
Spaghetti Bolognaise, Mie Kocok Bandung, Mie Tom Yum, Siomay, Flying Noodle,
Black Pasta Carbonara, dan lain-lain.
Dari
mesin pembuat mie ini juga lahir bentuk-bentuk cantik mie sehat yang menggugah
selera, dengan cetakan mie berupa mie halus, mie standar, mie tipis, mie besar
1 & 2, Penne atau Macaroni, mie lebar 1 & 2, kulit pastel atau gyoza,
kulit pangsit tipis, dan sebagainya.
Ibu Jenny Widjaja menjelaskan pentingnya makanan sehat [Foto: Dok Pri] |
“Dari
mesin pembuat mie ini, kami menghasilkan mie-mie sehat untuk keluarga. Mie yang
dibuat bervariasi dan mencapai panjang hingga delapan meter tanpa putus. Pewarnanya,
seperti warna hijau diambil dari selada yang ditanam sendiri secara hidroponik,”
urai dan tutup Ibu Jenny Widjaja President Director PT Readboy Indonesia.
Mesin pembuat mie ini memang diperuntukkan bagi ibu rumah tangga, wanita karier, pemerhati kuliner, penyuka masakan, juga pencinta mie. Dibuat dalam skala rumah tangga untuk memenuhi beberapa porsi makan mie saja. Bisa jadi ke depannya, PT Readboy Indonesia dapat mengembangkannya untuk skala industri yang lebih besar lagi dengan teknologi semakin modern dan canggih.
Untuk
Anda yang ingin dan penasaran dengan produk dari Readboy RBSHOP dapat menuju
websitenya di www.rbshop.id. Atau melalu
call center (021) 296 36296 atau 453 5578
PT
Readboy Indonesia (Distributor Resmi)
Sentral
Bisnis Artha Gading Blok A7D No. 17
Jalan
Boulevard Artha Gading, Kelapa Gading Barat
Jakarta
Utara 14240, Indonesia (Showroom & Cooking Class)
Atau
bisa lihat akun media sosialnya
Youtube:
readboy shop
Facebook:
readboyshop
Instagram:
readboyshop
Twitter:
readboyshop
Bisa
juga melalui email di info@readboy.id
Ini keseruan Blogger Team bersama RBSHOP saat Cooking Class langsung di RBSHOP. Video keseruan Blogger Team dapat langsung diklik di bawah ini. Makanan sehat yang diproduksi melalui mesin-mesin canggih ini membuat saya semakin jatuh cinta untuk menerapkan pola hidup sehat berkelanjutan. Di RBSHOP ini, saya temukan sehat yang sesungguhnya.
Ini keseruan Blogger Team bersama RBSHOP saat Cooking Class langsung di RBSHOP. Video keseruan Blogger Team dapat langsung diklik di bawah ini. Makanan sehat yang diproduksi melalui mesin-mesin canggih ini membuat saya semakin jatuh cinta untuk menerapkan pola hidup sehat berkelanjutan. Di RBSHOP ini, saya temukan sehat yang sesungguhnya.