Halal adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, diterjemahkan
sebagai "diizinkan (permissible)" ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam Alquran, kata halal dikontraskan dengan haram
(terlarang). Oposisi biner ini dielaborasi ke dalam klasifikasi yang lebih
kompleks dikenal sebagai "lima keputusan", yaitu wajib,
direkomendasikan, netral, tercela, dan dilarang. Ahli hukum Islam tidak setuju pada apakah
istilah halal mencakup tiga pertama atau empat pertama kategori ini. Dalam beberapa waktu terakhir,
gerakan-gerakan Islam yang berusaha memobilisasi massa dan penulis yang menulis
untuk audiens populer telah menekankan perbedaan yang lebih sederhana antara
halal dan haram.
Istilah halal terutama terkait dengan hukum “diet” Islam,
dan terutama daging yang diproses dan disiapkan sesuai dengan persyaratan
tersebut. Kata-kata halal dan haram adalah istilah yang biasa digunakan dalam
Al-Qur'an untuk merujuk kategori-kategori yang sah atau diizinkan dan melanggar
hukum atau dilarang.
Beberapa perusahaan makanan menawarkan makanan dan produk
olahan halal, termasuk foie gras halal, lumpia, nugget ayam, ravioli, lasagna,
pizza, dan makanan bayi. Makanan siap saji halal adalah pasar konsumen yang
berkembang bagi Muslim di Inggris dan Amerika dan ditawarkan oleh semakin
banyak pengecer. Pun dengan masakan vegetarian adalah halal jika tidak
mengandung alkohol.
The Biggest and Most Comprehensive Islamic & Halal Lifestyle Festival [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest] |
Contoh makanan haram (non-halal) yang paling umum adalah
daging babi (termasuk produk olahan daging babi dan turunannya). Sementara,
daging babi adalah satu-satunya daging yang secara kategori tidak boleh
dikonsumsi oleh umat Islam (Al-Quran melarangnya, Surat 2: 173 dan 16: 115 [7]. Makanan lain
yang tidak dalam keadaan murni juga dianggap haram (seperti sosis yang
mengandung lemak babi) . Kriteria untuk barang-barang non-babi termasuk
sumbernya, penyebab kematian hewan, dan bagaimana makanan tersebut diproses.
Toko pasar halal untuk bahan makanan di Woodbury,
Minnesota di Amerika Serikat memastikan bahwa, seluruh produk yang masuk ke
dalam gerai mereka berlabel halal. Muslim
juga harus memastikan bahwa semua makanan (terutama makanan olahan), serta
barang-barang non-makanan seperti kosmetik dan obat-obatan, halal. Seringkali,
produk-produk ini mengandung produk sampingan hewan atau bahan-bahan lain yang
tidak diizinkan untuk dimakan atau digunakan oleh umat Islam di tubuh mereka.
Makanan yang tidak dianggap halal untuk dikonsumsi umat
Islam termasuk darah dan minuman keras seperti
minuman beralkohol. Seorang Muslim yang sebaliknya akan mati kelaparan
diizinkan untuk makan makanan non-halal jika tidak ada makanan halal yang tersedia.
Selama penerbangan pesawat, Muslim biasanya akan memesan makanan halal untuk
memastikan hidangan pilihan mereka tidak mengandung daging babi.
Sertifikasi
Secara global, sertifikasi makanan halal telah dikritik
oleh kelompok lobi dan individu anti-halal menggunakan media sosial. Para
kritikus berpendapat bahwa praktik ini menghasilkan biaya tambahan; persyaratan
untuk secara resmi mensertifikasi makanan halal secara intrinsik menyebabkan
konsumen mensubsidi kepercayaan agama tertentu. Juru bicara Federasi Dewan
Islam Australia Keysar Trad mengatakan kepada seorang jurnalis pada Juli 2014
bahwa ini adalah upaya untuk mengeksploitasi sentimen anti-Muslim.
Sementara itu dari sisi bisnis, Kamar Dagang Dubai
memperkirakan nilai industri global dari pembelian konsumen makanan halal
menjadi $ 1,1 triliun pada 2013, menyumbang 16,6 persen dari pasar makanan dan
minuman global, dengan pertumbuhan tahunan 6,9 persen. Wilayah pertumbuhan
meliputi Indonesia (nilai pasar $ 197 juta pada tahun 2012) dan Turki ($ 100
juta). Pasar Uni Eropa untuk makanan halal diperkirakan memiliki pertumbuhan
tahunan sekitar 15 persen dan bernilai sekitar $ 30 miliar.
Industri Halal
Tak dipungkiri, Indonesia punya potensi yang sangat besar
untuk perkembangan Industri Halal dan syariah, mengapa? Hal ini terkait
Indonesia sebagai penduduk dengan mayoritas Islam terbesar di dunia. Menjadi
catatan bahwa, fokusnya negara-near a OKI terhadap pasar halal, seperti pendidikan,
pariwisata, pakaian, makanan, kosmetik, bahkan properti membuat tren halal
semakin menggema.
Lama kelamaan, gaya hidup halal pun semakin memberi
pengaruh nyata terhadap berputarnya roda ekonomi suatu negara. Hal ini jelas
akan dapat mendorong perekonomian nasional dan bergeraknya dunia usaha. Oleh karenanya,
tak pelak lagi, Halal lifestyle berlaku untuk berbagai pihak.
Indonesia menempati ranking 10 dari 15 negara untuk bidang
ekonomi syariah, menurut data Global Islamic Economy Repot 2016-2017 dan
2017-2018. Di satu sisi, perkembangan ekonomi dan keuangan syariah negara kita
juga tertinggal dari negara-negara mayoritas nonmuslim, seperti Australia dan
Thailand.
Membangun kesadaran dan pemahaman masyarakat untuk
menjalankan gaya hidup halal memang perlu effort, namun tetap harus dijalankan.
Oleh karena itu, dalam kaitannya dengan hal ini, LIMA Event akan melangsungkan
pameran industri dan gaya hidup di Indonesia Muslim Lifestyle Festival (Muslim
Life Fest) 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan Jakarta, mulai 30
Agustus hingga 1 September 2019.
LIMA Event
berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia, Perkumpulan Lembaga
Dakwah dan Pendidikan Indonesia, dan Yayasan Alumni Pesantren Islam Al Irsyad
Tengaran. Pameran ini hadir tentunya punya tujuan, yaitu mengembangkan industri
halal menjadi besar dan halal, dan menjadi gaya hidup. Pameran ini akan menampilkan produk-produk
halal dari 8 sektor, yaitu sekolah berbasis Islam, modest fashion, halal
food, halal travel, sharia property, halal cosmetic, halal media, dan
startup berbasis syariah.
Tak hanya mengembangkan industri
halal semata, acara ini hadir sekaligus juga sebagai wahana edukasi dan
sosialisasi umat Islam mengenali kembali hakikat konsep halal yang sepenuhnya dapat diaplikasikan
di semua lini kehidupan. Fakta yang tak bisa dipungkiri, ekonomi halal telah
diakui dunia dapat menggerakan perekonomian secara signifikan.
Pameran ini juga
menjadi salah satu kontribusi pengusaha muslim untuk Indonesia yang akan
bersiap menjadi tuan rumah ekonomi dan keuangan syariah di 2024 mendatang.
Di ajang pameran ini, pengunjung
bakal mendapatkan dan bisa mengikuti
rangkaian seminar dan workshop bisnis, seperti pelatihan ekspor, digital
marketing, konsultasi bisnis mengenai legalitas usaha, sertifikat halal, HAKI,
ISO, dan lain sebagainya.
Indonesia Muslim Life Fest ini tentu
dapat menyentuh seluruh aspek kehidpan masyarakat muslim Indonesia khususnya
dan dunia umumnya. Di sisi lain menjadi tempat
beragam bisnis syariah bisa berkumpul, bertatap muka bersama untuk
memajukan industri syarian Indonesia. Tentu
juga bisa menjadi trendsetter pameran industri halal di Indonesia.
Inspirasi MIHAS
MIHAS (Malaysia International Halal
Showcase) telah memberi inspirasi lahirnya Indonesia Muslim Life Fest. MIHAS,
yang notabenenya sebagai ajang pameran dagang industri halal bertaraf
internasional dan
selalu dinanti pelaku industri, produsen, distributor, dan pembeli produk
halal. Selama 12 tahun terakhir, MIHAS telah sanggup menarik lebih dari 31.2406
pengunjung dari seluruh dunia. Negara yang menjadi partisipan diantaranya : Indonesia,
Filipina, Korea Selatan, Jepang, China, Belgia, Iran, Perancis, India,
Palestina, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki. Lihat selengkapnya tentang
MIHAS https://marketing.co.id/mihas-kembali-akan-menggelar-pameran-produk-halal/.
Jadi, halal bukan sekadar ajaran
agama semata. Masuknya nilai-nilai Islam di dalam praktik bisnis menjadi tren
dan gaya hidup masyarakat dengan Halal Lifestyle. Saatnyalah masyarakat
Indonesia menjadikan halal sebagai gaya hidup dan hijrahnya umat Islam. Anda
bisa menikmati segera pameran terbesar ini dengan hadirnya 300 stand dan luas
area 13 ribu meter persegi dengan tiket masuk sebesar IDR 25K dan FREE lho di
hari Jumat. Tentunya, buat
startup yang mau ikutan, ini momen yang tepat, mengapa? Ya, bisa memanfaatka
kesempatan ikut ajang kompetisi social entrepreneurship.
Bagi
muslimah pun bisa ikutan pula di acara hijaber gathering yang
akan berorientasi global, PULDAPIA menghadirkan Islamic Education Fair yang
menampilkan lebih dari 50 sekolah berbasis Islam. Mantep banget kaan. Pun di pameran
ini Anda bisa mengenal lebih dalam
pendidikan tinggi Islam yang kini berkembang dinamis menjawab kebutuhan lapangan kerja yang lebih
meluas lagi dan sesuai perkemangan zaman.
Selain itu, pameran ini juga
menampilkan Pusat Jajanan Halal. Yang unik di sini, pengunjung akan diperkenalkan profesi khusus peracik
makanan halal yang ternyata juga telah mendapatkan sertifikasi kompetensi food handler.
Makin
penasaran kaan… Siap-siap meluncur yaa di tanggal 30 Agustus hingga 1 September
2019 di JCC, Senayan Jakarta. Bawa serta keluarga agar wawasan kita semakin
bertambah. Sampai ketemu di JCC semua. #HalalisMyLifestyle #MLF2019
Agenda Acara di Muslim Life Fest [Foto: Dok IG: indonesiamuslimlifefest] |
0 comments:
Post a Comment