Dokter Lily Sulistiyowati dalam paparannya Pekan KesadaranTiroid Internasional Foto: Dok. Pribadi |
Mungkin, selama ini kita tidak peduli dengan benda
yang letaknya di bagian depan leher di bawah jakun, atau di bagian tengah pas
di bawah leher. Bentuknya memang relative kecil, akan tetapi kelenjar tersebut memproduksi
hormone-hormon yang sangat dapat mempengaruhi sel-sel yang ada, jaringan,s
serta organ-organ dalam tubuh.
Jangan pernah menyepelekan hal-hal kecil seputar
tiroid yang kita miliki. Tiroid ini sangant menolong tubuh dalam pemakaian
energi agar tetap berasa hangat. Terpenting lagi, memuat otak, jantung, otot,
serta organ-organ lainnya bekerja sesuai dengan perintah.
Tiroid
pada Anak
Tiroid pada anak-anak memiliki peran sangat penting dalam perkembangan otak, juga
dalam tumbuh kembang mereka. Apabila anak-anak bermasalah dengan tiroid, dapat
terjadi beberapa permasalahan, antara lain kretin.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kretin
merupakan penyakit yang dapat menyebabkan seseorang mengalami keterbelakangan
mental. Dengan kata lain, kelainan hormonal yang terjadi pada anak-anak. Hal
tersebut karena gangguan hormon tiroid itu tadi. Akibat dari kurangnya hormon
tiroid iniu, seseorang akan mengalai
keterlambatan baik perkembangan fisik maupun mentalnya. Kretinisme ini dapat di
derita sejak anak-anak dilahirkan atau di masa kanak-kanak.
“Penderita kretinisme memiliki ciri khusus, seperti
tubuh pendek dengan ukuran tidak normal, lidah besar, lebar, dan menjulur,
pangkal hidung datar, tekstur rambut kasar dan kering, kulit kusam, otot-otot
lembek. Anak-anak yang mengidap kretin dapat mengalami gangguan pencernaan,
pendengaran, dan kelambanan bicara.
Apabila kelainan terjadi di bawah usia dua tahun, anak-anak akan
mengalami keterbelakangan mental. Jika
datangnya kretin setelah dua tahun, anak akan mengalami keterlambatan
pertumbuhan dan perkembangan fisik. Anak kretin, apabila rontgen tulang,
tulangnya memiliki berciri khas, umur tulang lebih muda dari umur yang
seharusnya”, jelas Dr. dr. Suryati Kumorowulan, M.Biotech dalam paparannya pada
Seminar Publik Waspada Gangguan Tiroid, Kemenkes RI (24/05/2016) bertempat di
Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat.
Doktor dokter Suryati Kumorowulan, M.Biotech paparannya tentang Tiroid dan beberapa studi kasus serta riset di Indonesia Foto: Dok. Pribadi |
Anak-anak yang mengidap penyakit ini, diberikan
terapi hormon tiroid setiap hari secara kontinu. Jika kelainan ada sebelum usia
dua tahun, pengobatan justru tidak akan memperbaiki keterbelakangan mental yang
dimunculkan.
Prevalensi
Gangguang Tiroid
Gangguan tiroid tidak mengenal jenis kelamin maupun
batasan usia. Sebanyak 17 juta penduduk Indonesia mengidap gangguan tiroid. Hal
ini menjadi fokus Kementerian Kesehatan RI dalam penanganannya agar gangguan
tiroid masyarakat Indonesia tidak membludak/meningkat.
Bayangkan saja, hampir setiap bayi yang baru lahir
di Indonesia, setiap tahunnya terakumulasi. Menurut dokter Aman Pulungan
(2015), di seluruh dunia prevalensi
hipotiroid congenital 1:3000. Dengan prevalensi 300—900 di daerah
endemik tinggi. Apabila angka kelahiran berjumlah 5 juta bayi per tahun dengan
kejadian 1:3000 kelahiran, maka ada lebih dari sekitar 1.600-1.700 bayi dengan
hipotiroid kongenital per tahun yang terkena akumulasi setiap tahunnya.
Dokter Aman Tanjung menyampaikan tentang prevalensi gangguan tiroid Foto: Dok. Pribadi |
Sementara
itu anak-anak di seluruh dunia prevalensi hipertiroid yang berusia kurang dari 15 tahun 8:1 juta dan
yang berusia kurang dari empat tahun 1:1 juta.
Kita lihat usia produktif atau dewasa ternyata, wanita lebih rentan
mengalami gangguan tiroid. Berdasarkan data Endocrinol Metab (Groot et al Clin,
2012) dan British Thyroid Association (2006), wanita sepuluh kali lebih rentan
mengalami gangguan hipotiroid ketimbang laki-laki. Tujuh persen wanita yang
baru saja melahirkan biasanya mengalami gangguan tiroid di tahun pertama
mereka.
Bagaimana
dengan manula atau usia lanjut?
Clinical thyrodoly (2015) menyebutkan bahwa lebih
dari 50% populasi penduduk dan sebagian besar sudah berusia lanjut nodul-nodul
tiroid dapat menghinggapi. Dari data ATA menyebutkan, kemungkinan orang dengan
usia di atas 70 tahun, 43%nya terkena nodul dibanding usia muda sekitar 20-29
tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa, kemungkinan kinerja kerja hormone tiroid
mulai berkurang karena asupa makanan yang juga berkurang.
Hipertiroid dengan simboli kupu-kupu merah muda Foto: Dok. Pribadi |
Semakin tua seseorang, kemungkinan makan dalam porsi besar tidak lagi menjadi tujuan. Jika
dibandingkan dengan orang-orang dengan usia 20—30 tahun, mereka masih dapat
makan dalam jumlah besar.
Hipotiroid dengan simbol kupu-kupu berewarna biru Foto: Dok. Pribadi |
Gangguan
Tiroid
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang diakibatkan
tiroid, yaitu hipertiroid dan hipotiroid.
Hipertiroid memiliki cirri-ciri seperti badan
kurus, gelisah dan terlalu aktif, mudah tersinggung dan gampang marah, sering
lapar dan makan banyak tetapi tetap kehilangan berat badan.
Sementara, hipotiroid dengan ciri-ciri bergerak dan
tumbuh tidak secepat teman-temannya, sering mengalami kelelahan dan terkadang
bergerak lamban, kulitnya dingin dan detak jantungnya lebih lambat.
Jika seseorang terlalu aktif, kelenjar tiroid yang
dimilikinya akan menghasilkan lebih banyak hormon tiroid. Hal seperti ini
disebut dengan hipertiroidisme. Kalau kelenjar tiroidnya tidak begitu aktif,
otomatis kelenjarnya tidak menghasilkan kecukupan hormon tiroid yang diperlukan
untuk menjaga metabolisme tubuh. Hal ini dapat kita sebut sebagai
Hipotiroidisme. Untuk pengecekan selanjutnya dapat dilakukan dengan pemeriksaan
darah pasien.
Struma atau gondok akibat pembesaran kelenjar
tiroid. Sedangkan nodul yang muncul karena kelainan tiroid yang masih jinak
atau ganas. Akan tetapi tidak ada gejala sama sekali. Bagaimana seseorang yang terkena kanker tiroid?
Kebanyakan, kanker tiroid merespons pengobatan yang diberikan, meski ada
beberapa bagian kecil yang bersifat agresif. Peradangan pada kelenjar tiroid
atau dikenal dengan istilah Tiroiditis.
Tiroid harus ditangani secara serius, mengapa?
Karena tiroid menyangkut kualitas hidup sehar-hari seseorang dan berpengaruh
kepada sisi psikologis mereka. Untuk kelompok-kelompok tertentu, tentunya,
gangguan tiroid ini akan memiliki pengaruh, contohhnya bayi baru lahir, mereka
dapat mengalami retardasi mental.
Bagaimana dengan anak-anak? Anak-anak, ketika
hormon tiroid mereka terganggu, itu akan berakibat pada tumbuh kembang dan berpengaruh pada perilaku mereka.
Ketika dewasa dan ternyata mengalami gangguan tiroid risiko gangguan kesehatan
serius akan menghinggapi mereka, antara lain kardiovaskular, osteoporosis, dan
infertilitas. Sementara, jika wanita hamil mengalami gangguan tiroid akan
mengalami risiko keguguran, bayi lahir prematur, pertumbuhan janin dan anak
terganggu.
Nah, untuk itu semua, dari sekarang waspada
terhadap gangguan tiroid. Kenali gangguan dan gejala-gejalanya sejak dini.
Lakukan penyebaran informasi ke semua lapisan masyarakat. Skrining hipotiroid
kongenital sangat penting dilakukan seperti yang disarankan Dokter Lukas.
Skrining tersebut sangat penting untuk menyelamatkan generasi. Saat bayi telah
dilahirkan, 48 jam kemudian segera lakukan skrining. Jika merasa ada gangguan
tiroid, jangan sungkan untuk segera berkonsultasi ke dokter. Melalui
pemeriksaan darah akan mudah didiagnosis, apakah seseorang terkena gangguan
tiroid atau tidak.
Para pemateri foto bersama Foto: Dok. Pribadi |
Bahaya tiroid jika sudah menyerang seseorang akan
berlangsung seumur hidup, tetapi bukan berarti tidak ada obat untuk itu.
Pengobatan yang baik sejak dini dan minum obat secara rutin akan mempercepat
proses penyembuhan. Jangan takut, pengobatan tiroid tidak mahal, selain itu
juga sangat efektif.
Satu hal lagi yang perlu dicatat, seperti yang
sering sekali Dokter Lily Sulistiyowati dengungkan, untuk melakukan perilaku
hidup CERDIK.
#ThyroidAwarness #KemenkesRI
0 comments:
Post a Comment