Mata, merupakan
sistem organ visual yang mampu memproses
secara lebih detail hal-hal secara visual. Juga memungkinkan beberapa fungsi
respons gambar bebas terhadap visi. Mata mampu mendeteksi cahaya dan
mengubahnya menjadi impuls elektro-kimia di neuron. Untuk makhluk hidup yang
lebih tinggi, mata merupakan sistem optik yang sangat kompleks yang dapat
mengumpulkan cahaya dari lingkungan sekitar, mengatur intensitas melalui
diafragma, lantas disesuaikan dengan lensa untuk membentuk satu gambar, mengonversi
gambar menjadi satu set
sinyal listrik, kemudian mentransmisikan sinyal-sinyal ke otak melaluk jalur
saraf kompleks yang menghubungkan mata melalui saraf optik ke korteks visual area lain dari otak.
Periksa mata secara teratur untuk mencegahh kebutaan Foto: Dok. Pribadi |
Mata juga
memiliki kekuatan untuk beradaptasi secara fundamental, dan 96% dari makhluk
hidup mempunyai sistem optik
yang sangat kompleks. Hal paling sederhana dari mata adalah mendeteksi apakah
ada cahaya terang atau gelap yang ada di sekitarnya. Dari kerja mata yang
begitu kompleks, retina sel ganglion fotosensitif mengirim sinyal sepanjang saluran retino hipotalamus ke inti
suprakiasmatik untuk efek penyesuaian sirkadian dan ke daerah pretektal untuk
mengontrol refleks cahaya
pupil mata.
Mata memberi
peran sangat besar dan berharga dalam kehidupan makhluk hidup. Tanpa mata,
semua tak terlihat (gelap). Tanpa mata, manusia khususnya hanya mampu meraba.
Tanpa mata, keindahan yang Tuhan ciptakan tak ternikmati dengan sempurna.
Karunia terbesar yang Tuhan berikan ini sebaiknya harus dijaga agar terus
berkelanjutan.
Fakta di dunia
menunjukkan bahwa 285 juta pendududk dunia mengalami masalah penglihatan. Hal itu tidak lain karena sekitar 90% penduduk hidup dengan tingkat ekonomi
yang rendah. Ditinjau dari usia pun rerata sudah berusia lebih dari 50 tahun. 80%
gangguan penglihatan dapat dihindari dengan diagnosis dan perawatan dini.
Artinya, melakukan tindakan sedini mungkin agar tidak terjadi penyesalan ke
depan.
Tindakan yang
dapat dilakukan seperti penyediaan layanan perawatan mata. Di setiap daerah
atau wilayah, perlu adanya tempat khusus atau rumah sakit khusus mata yang
dapat digunakan untuk pengobatan. Mengidentifikasi kebutuhan dan hambatan. Apa
saja yang menjadi kebutuhan terhadap tindakan untuk mencegah kebutaan atau
masalah penglihatan, dan hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam
pelaksanaannya.
Penyediaan
layanan perawatan mata yang terjangkau dengan kualitas tinggi untuk semua. Mata, sebagai
organ yang sangat vital dalam hidup manusia. Oleh karenanya, diperlukan layanan
yang prima dan terjangkau untuk siapa saja. Tak hanya untuk orang berpunya,
mereka dengan tingkat ekonomi rendah pun perlu mendapatkan layanan yang sama.
Pemberian
informasi pada masyarakat mengenai pencegahan dan perawatan. Dokter-dokter
spesialis mata, hendaknya turun ke lapangan. Cari tahu data dan fakta di
lapangan, berapa jumlah penduduk Indonesia yang mengalami gangguan penglihatan,
segera mengambil tindakan, dan melakukan pencegahan sejak dini. Bagaimanapun
juga, mencegah lebih baik dari mengobati. Bukan hal gampang memang untuk
mengetahui berapa banyak penduduk negeri ini yang bermasalah dalam penglihatan.
Pemberian edukasi
pentingnya cek mata teratur dan mengikuti preskripsi. Mata sebagai jendela
tubuh manusia untuk melihat dunia. Ya, sejalan dengan fungsi tubuh lainnya,
juga pertambahan usia, kemampuan penglihatan secara perlahan-lahan semakin
berkurang. Tak dipungkiri, gangguan penglihatan tidak saja terjadi di usia
dewasa menuju senja, anak-anak pun dapat mengalaminya juga.
Pemeriksaan mata
penting dilakukan untuk mendukung kegiatan kita sehari-hari. Hal itu menjadi
cara agar penglihatan kita tetap optimal, tindakan preventif penting dilakukan
untuk mengetahui ketajaman penglihatan mata, apakah mata mengalami sakit atau
gangguan.
Banyak penyakit
mata yang masuk ke dalam kategori berat, karenanya terkadang tidak terdapat
gejala, seperti glaukoma, katarak, makula, dan lainnya. “Penyakit mata yang
sering menghinggapi adalah katarak, retinopati diabetik”, menurut Dokter
Gitalisa, dokter spesialis mata RSCM yang
juga pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Ki-Ka: dr. Gitalisa Andayani Adriono SPM (K) Dra. Ratih Ibrahim, M.M. P.si Foto: Dok. Pribadi |
Katarak terjadi
akibat keruhnya lensa mata. Ini menjadi salah satu sebab utama kebutaan di
kalangan orang-orang dewasa lanjut usia.
Area penglihatan menjadi buram. Mayoritas, orang tua mengalami kekeruhan lensa
mata sebagai bagian normal dari salah satu proses penuaan. Akan tetapi, perlu
diwaspadai agar tak berlanjut menjadi kebutaan permanen.
Retinopati
Diabetik sebagai penyakit mata yang berhubungan dengan seseorang pengidap
diabetes. Penyakit diabetes dapat membuat seseorang mengalami komplikasi, yang
berujung pada kebutaan jika tidak ditangani secara benar dan serius. Dengan
melakukan kontrol teratur, kebutaan pada seseorang pengidap penyakit diabetes dapat
dihindari.
Dari hal-hal
tersebut kemungkinan-kemungkinan gangguan penglihatan dapat dihindari. 80%
gangguan penglihatan dapat dihindari dengan diagnosis secara cepat. Begitu pula
dengan anak-anak. 1,4 juta dari anak dapat memperoleh keuntungan dari sistem
rehabilitasi visual mata. Sudah tentu 120 miliar dolar dapat dikurangi dengan
memberikan layana perawatan mata yang berdaya guna secara tepat.
Kelainan refraksi
yang tidak terkoreksi akan mengalami gangguan aktivitas dan produktivitas
penderita. Khusus pada balita dan anak, kelainan refraksi yang tidak terkoreksi
berisiko menimbulkan gangguan penglihatan secara permanen. Gangguan ini terjadi
akinbat cahaya difokuskan tidak tepat pada makula sehingga terjadi keluhan
penglihatan buram.
Melalui
Kementerian Kesehatan, dalam rangka peringatan hari penglihatan sedunia (World Sight Day) tahun 2016, dengan tema
“Solid dan Sinergi Mencegah Kebutaan”, pemerintah berusaha mengurangi angka
kebutaan secara proporsional dan merata. Risiko penyakit mata, sudah tentu akan
memberikan dampak ekonomi kepada keluarga penderita. Untuk itu, kenalilah ciri-ciri
mata sehat Anda.
Ada beberapa ciri
mata sehat yang membuat Anda tetap terlihat segar. Kelopak mata dapat membuka
dan menutup secara baik, artinya mampu digerakkan turun naik. Bulu mata teratur
dan mengarah keluar. Kornea mata benar-benar terlihat jernih dan bening. Pupil
orang-orangan mata terlihat hitam yang akan bergerak jika mata terkena paparan.
Pemenang Lomba Fotografi Kesehatan Indera Penglihatan Kementerian Kesehatan Foto: Dok. Pribadi. |
Nah, dengan tetap
memenuhi aturan-aturan sinar atau cahaya. Dengan begitu, penglihatan seseorang
akan tetap jernih, fokus, dan jelas, yang berlaku mata perlu diberi kesegaran. Agar tak terjadi gangguan
penglihatan dan kebutaan, ada baiknya seseorang menghindari membaca dengan
jarak dekat, membaca disarankan di tempat yang terang atau tempat dengan
tingkat pencahayaan cukup, tidak membaca sembari tidur, tidak melihat televisi dengan jarak dekat, hindari
penggunaan alat elektronik (komputer) dengan jarak terlalu dekat, lakukan
gerakan olahraga mata agar menjadi lebih kuat dan elastis. Konsumsilah makanan
yang mengandung vitamin dan diet gizi seimbang, istirahat yang cukup, serta
hindari asap rokok.
Untuk itu,
periksakan mata Anda dari kebutaan di klinik atau rumah sakit terdekat seperti
posbindu melalui pemeriksaan sederhana, puskesmas, klinik mata, atau
pusat-pusat pemeriksaan mata.
Dengan kemajuan
teknologi yang semakin tak terbendung, anak-anak pun dihadapkan pada
permasalahan penglihatan.
“Anak-anak boleh
bermain gadget-nya, asal tetap didampingi oleh orang tua mereka dengan batasan
waktu tertentu”, demikian yang dituturkan Psikolog Ratih Ibrahim dalam
paparannya pada kesempatan yang sama di seminar kesehatan indera penglihatan
Kementerian Kesehatan RI.
Empat puluh
persen anak usia 2-4 tahun menggunakan telepon pintar. 90% orang tua mengatakan
anak mereka terpapar dengann layar gadget sejak di bawah usia 2 tahun. Data
dari Kaiser Family Foundation
menunjukkan bahwa dalam sehari, rata-rata anak menggunakan waktunya 7,5 jam
melihat ke layar gadget mereka. Hal ini menjadi satu keniscayaan bahwa kemajuan
teknologi tak dapat dihindari. Dampak sebagai akibat kemajuan pun perlu
diwaspadai.
Ratih pun
menyampaikan bahwa anak usia sekolahan menghabiskan sekitar 6 jam sehari
menggunakan media menonton TV, film, dan bermain game di media sosial. Sementara
itu, remaja menghabiskan 9 jam per hari mengonsumsi media untuk menonton TV,
film, bermain game, dan bermedia sosial. Dapat dibayangkan pula, sekitar 67%
remaja memiliki telepon pintar sendiri, 53% anak usia sekolah pun tak
tanggung-tanggung memiliki tablet sendiri.
Menurut saya, di
sinilah perlunya peran orang tua untuk terus mengawasi proses perkembangan teknologi
yang menghinggapi anak-anak kita. Bukan tidak mustahil, paparan layar gadget
atau monitor komputer yang berlangsung secara kontinu akan menyebabkan
berkurangnya daya akomodasi mata yang berakibat pada mata rabun bahkan
kebutaan.
Sebenarnya, apa
tugas perkembangan masa remaja tersebut? Disadari atau tidak dirinya harus
dapat menerima dan memahami perubahan yang terjadi dalam dirinya, memahami dan
menerima peran jender (maskulin dan feminin), mampu membina hubungan baik
dengan laki-laki dan perempuan, mengembangkan kemampuan dan potensi diri, serta
mengembangkan nilai diri mandiri, disiplin, tanggung jawab sebagai proses
menuju kedewasaan.
Orang tua perlu
waspada dampak yang terjadi akibat maraknya teknologi dewasa ini, terutama
dampak secara sosial. Phone snubbing,
menyakiti lawan bicara karena penggunaan gadget berlebih. Short Attention Span, tidak memahami informasi yang disampaikan
karena terdistak oleh gadget. Terisolasi dari lingkungan karena terlalu fokus
dengan gadget. Oleh karenanya, orang tua
perlu melakukan pengawasan atau kontrol terhadap penggunaan gadget.
Pembatasan
penggunaan gadget perlu dilakukan untuk menghindari hidup agar tak dikuasai
gadget. Orang tua sebagai role model
penggunaan gadget untuk anak-anak mereka. Otomatis, apa yang dicontohkan orang
tua akan ditiru. Membuat screen time terhadap penggunaan gadget itu penting. Maka
dari itu, sebelum terlambat anak-anak kita mengalami gangguan penglihatan, cegah dengan bijak penggunaan gadget
berlebih.
“Prevention is better than cure”
(Mencegah lebih baik daripada mengobati)
—Desiderius Erasmus--
0 comments:
Post a Comment