Sejarah mencatat, bahwa kain kulit kayu di Nusantara
sudah ada sejak ribuan tahun silam. Tradisi ini sudah dimulai sejak zaman
neolitikum hingga megalitikum. Bahkan, hingga hari ini, tradisi itu pun masih
berlangsung. Salah satu daerah yang masih mempertahankan tradisi megalitikum
tersebut adalah Lembah Bada, tepatnya di Provinsi Sulawesi Tengah, sekitar 360
Km dari Kota Palu.
Mesin Jahit BROTHER Tipe FS-101 Foto: Dok. Pribadi |
Lembah Bada menjadi pusat penelitian para arkeolog dan
peneliti kain kulit kayu di beberapa belahan dunia, sebut saja Jepang, Belanda,
Hongkong, juga Taiwan. Pada 2014, pemerintah menetapkan tradisi kulit kayu
menjadi warisan budaya tak benda, yang menjadikan tradisi pembuatan kain kulit
kayu masih hidup hingga beberapa waktu mendatang.
Beberapa bahan untuk membuat cluth Foto: Dok. Pribadi |
Hal pokok adalah melestarikan tradisi, juga melakukan
terobosan baru berkaitan dengan
peningkatan kehidupan ekonomi pembuat kain kulit kayu tersebut yang memang
lebih pantas untuk kehidupan di zaman modern. Contoh nyata dalam hal ini adalah
melalui Workshop Menjahit Bersama Brother dan
Pendiri Kriya Indonesia, Astri Damayanti untuk mengangkat kain kulit
kayu yang bernilai ekonomi tinggi.
Ibu Tati Murtati (Kerudung Kuning), salah seorang Master Pengajar Kriya Indonesia dan beberapa peserta Workshop kain kulit kayu Foto: Dok. Pribadi |
Tidak banyak yang tahu bahwa wastra kulit kayu tidak
hanya dipakai sebagai pakaian, tetapi selama berabad-abad sudah digunakan
sebagai media lukis di Bali dan pembuatan wayang beber di Ponorogo dan Pacitan
(Jawa), juga naskah-naskah yang
ditorehkan dalam beragam tulisan.
Kita patut bangga, bahwa negara di dunia yang masih
memproduksi kain kulit kayu adalah Indonesia. Sementara itu, negara-negara di
belahan dunia lain sudah tidak melakukan aktivitas ini sama sekali. Tradisi ini
sudah musnah di tempat mereka. Potensi kain kulit kayu di Indonesia masih
sangat banyak dan memang dinanti.
Peserta Workshop mulai menyeterika bahan Foto: Dok. Pribadi |
Indonesia, sebagai satu-satunya negara di dunia yang masih membuat dan mempertahankan
tradisi kain kulit kayu. Itu artinya, kain kulit kayu memiliki nilai ekonomi
yang sangat tinggi dan menjadi aset sekaligus devisa untuk negara dalam bidang
pariwisata. Oleh karenanya, kain kulit kayu yang masih dibuat di Lembah Bada
yang juga sebagai pusat prasejarah megalitikum dapat mendukung dan menunjang
ekonomi daerah setempat. Otomatis, hal itu akan dapat meningkatkan ekonomi
penduduk.
Menjahit pertama dengan mesin BROTHER tipe GS-2500 Foto: Dok. Pribadi |
Kain kulit kayu ini unik dan sangat menarik. Dapat diolah
menjadi beragam produk yang sangat modis. Ketika saya berkunjung ke Lembah
Bada, pembuatan kain kulit kayu masih dilakukan dengan cara-cara tradisional
dengan teknik standar. Oleh karena itu, sangat perlu dilakukan upaya untuk
dilakukannya percobaan mendapatkan hasil
pengolahan kain kulit kayu yang lebih baik.
Kain kulit kayu ini, menjadi barang yang sangat menarik
di tangan-tangan orang kreatif. Semisal dibuat tas, dompet, tempat HP, juga tas
laptop. Sisa-sisa kain yang sudah tidak terpakai lagi, dapat dibuat aksesoris,
seperti kalung, gelang, gantungan kunci, sandal,dan sebagainya.
Pindah mesin untuk menjahit lanjutan dengan BROTHER tipe FS-101 Banyak pilihan jahitan Foto: Dok. Pribadi |
Kain kulit kayu berpotensi untuk dibuat peralatan rumah.
Beberapa permukaan kain kulit kayu memiliki tekstur yang keras. Dapat saja
dibuat untuk wadah atau kap lampu, tikar, sajadah, atau alas meja. Memang,
selama ini yang masih menjadi kendala adalah kain kulit kayu jika kotor tidak
bisa langsung dicuci atau terkena air. Oleh karena itu, perlu diberikan jalan
keluar agar kain kulit kayu tahan terhadap air.
Warisan budaya ini sangat penting untuk dijaga dan
dilestarikan. Kain kulit kayu menjadi
barang bernilai ekonomi sangat tinggi. Tidak bisa tidak. Peran penting Kriya
Indonesia dan Brother untuk mengangkat kain kulit kayu menjadi barang bernilai
patut mendapat apresiasi. Kriya Indonesia melalui Pendiri sekaligus Master
Penguji, Astri Damayanti bersama Mesin Jahit Brother, melakukan aksi nyata.
Kain kulit kayu, melalui tangan terampil para Craft
Blogger dengan menggunakan mesin jahit Brother disulap menjadi Cluth yang
cantik dan bernilai ekonomi tinggi. Ya, pada satu kesempatan, para craft
blogger membuat cluth berbahan kain kulit kayu dengan padupadan kain batik atau
sejenisnya.
Kali ini, saya menggunakan mesin Jahit merek Brother tipe
FS-101. Hmm… mesin ini punya 100 jenis jahitan. Dengan lampu LED yang
difungsikan saat kita menjahit di malam hari agar terlihat lebih terang dan
jelas. Sementara itu, dengan mesin ini membuat lubang kancing hanya dalam satu
langkah saja. Yang lebih mengasyikan lagi, kita bisa membuat jahitan alfabet
yang memiliki 7 point feed (gigi atau gauge set).
100 macam jenis jahitan di mesin BROTHER tipe FS-101 Foto: Dok. Pribadi |
Memiliki pemasang benang otomatis dengna pengaturan
tekanan benang atas. Memiliki tombol pengaturan kecepatan jahit yang dapat
disesuaikan dengan maksimal lebar jahitan mencapai 7 mm. sementara panjang
jahitan hingga 5 mm. Nah, yang lebih membuat mesin ini enak dipakai tidak boros
listrik. Dayanya hanya 40 watt. Dengan dimensi mesin (P) 413 x (L) 178 x 317
(T) mm.
Jahitan cluth terlihat lebih rapi dan menakjubkan. Hanya
sekali tekan dan hitungan beberapa menit saja, jahitan cluth saya selesai.
Brother dan Kriya Indonesia memberi nuansa baru dalam dunia jahit menjahit dan
seni kerajinan di Indonesia.
Cluth Kain Kulit Kayu yang saya jahit dengan mesin BROTHER Tipe FS-101 Sangat rapi dan cantik Foto: Dok. Pribadi |
1 comments:
keren mas jun,,lanjutkan karyanya :)
Post a Comment