Banyak kekhasan dan keunikan stan di International
Islamic Eucation Expo 2017 ini. Selaian sebagai satu lembaga pendidikan, mereka
juga dituntut untuk mampu mandiri dan menghasilkan “Sesuatu” yang dapat
menghidupi kampus.
Tak ayal, seribu satu macam cara untuk terus dapat
mempertahankan keberlangsungan pendidikan dilakukan. Salah satunya usaha. Ya,
usaha yang dapat menopang kehidupan kampus agar tetap bertahan di tengah
gempuran zaman.
Jiwa-jiwa entrepreneur muda pun bermunculan di
sekolah-sekolah yang mereka geluti selain menimba ilmu. Di pameran kali ini, saya
akan mengangkat beberapa lembaga pendidikan yang selain tempat untuk kuliah,
juga mampu menghasilkan produk yang dicari banyak orang. Berikut pilihannya.
UIN Mataram
Kampus ini punya tiga nilai utama yang ditekankan,
yaitu cendekia, terbuka, dan keunggulan. Cendekia, sebagai nilai keulamaan yang
didasari oleh integritas dan sikap inovatif-kreatif, baik pada aspek akademik,
dan lingkungan serta tata kelola. Terbuka, sebagai sifat persona dan tata
kelola yang menakar inklusi dan keterlibatan aktif (engagement) warga UIN
Mataram. Sementara itu, keunggulan merupaka supra nilai yang diusung UIN Mataram.
Saya sempat mampir ke stand ini dan melihat-lihat
benda-benda yang dipajang di atasnya. Menuju ke salah satu meja, terdapat
semacam “klonengan” atau kalung sapi besar. Menurut penjaganya benda itu
bernama Grotok. Ya, ternyata benar,
Grotok ini dilambangkan sebagai kalung sapi.
Grotok, oleh mahasiwa UIN Mataram dibuat jadi
seperti kerajinan yang menjanjikan. Kerajinan itu, dibuat dari tanah liat yang
dibentuk, kemudian dijemur, lantas dibakar agar mengeras dan tidak mudah pecah.
Selain grotok, ada juga hiasan dinding yang dibuat
dari tanah liat, kemudian dilukis dan dilakukan proses yang sama, dijemur,
kemudian dibakar agar keras. Bentuk-bentuknya saja yang berbeda, ada segi
empat, bulat seperti cangkir, dan seperti setengah mangkuk.
Nah, saya juga sempat mencicipi kue khas dari
Mataram. Bahan-bahannya sangat simpel dan rasanya enak. Namanya pun unik, Manjareal.
Eh, ternyata benar,
manis-manis manja gimana gitu. Terbuat dari tepung terigu, kacang tanah, dan
gula. Nah, kacang tanahnya direbus hingga lembut, lalu kulit luar kacang
tanahnya dihilangkan. Kacang kemudian digiling halus dan dicampur ke semua
bahan.
Ada juga permen susu. Permen susunya juga bukan
permen susu sembarangan. Terbuat dari susu kuda liar. Aah, sayang, permennya
sudah habis saat saya datang ke sana. Padahal, kita ketahui susu kuda liar itu
punya khasiat yang luar biasa.
IAIN Palangkaraya
IAIN Palangkaraya dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan program studi Biologi, pun punya usaha. Mas Dede dalam penuturannya
menjelaskan beragam jenis tanaman obat yang langsung dihasilkan oleh hutan
Kalimantan.
Menurutnya, hutan Kalimantan Tengah yang luas ini
menyimpan beragam jenis tumbuhan obat yang dapat digunakan untuk penyembuhan.
Tanaman-tanaman obat tersebut memang masih dikonsumsi secara tradisional.
Tanaman obat tradisional itu digunakan oleh
masyarakat Suku Dayak dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakatnya masih sangat
kuat memegang adat dan budaya dengan aturan-aturan adat yang ketat pula mengenai
pengobatan tradisional.
“Kami punya misi mengenalkan Kalimantan Tengah ke
tengah-tengah masyarakat Indonesia, apa saja jenis tanaman obat yang dihasilkan
dan dapat digunakan. Itu yang kami lakukan sekarang. Dan kami juga punya beberapa
produk, salah satunya pembuatan tempe dari biji nangka dan produk olahan
seperti keripik jamur crispy.Ini beberapa produk yang dibuat di laboratrium,
khususnya laboratorium Biologi,” paparnya.
Saat melihat produk lainnya juga terdapat bakso
jamur. Di sini, IAIN Palangkaraya jugan ingin mengenalkan, bagaimana hidup
sehat dengan mengonsumsi sayur-sayuran. Di rak pajang yang saya lihat terdapat
toples-toples ukuran kecil yang berisi beragam nama tanaman khas Kalimantan
Tengah beserta bahan-bahannya, sebut saja Bawang Kalimantan, Kayu Pasak Bumi, Saluang
Belum, Kedaung, dan lain-lainnya.
“Saluang Belum contohnya, digunakan untuk obat
pasca melahirkan, atau menghentikan perdarahan. Saluang Belum juga dapat
dicampur dengan tanaman Tabat Barito untuk mempercepat proses penghentian
perdarahan menurut kepercayaan orang Dayak,” ucap Dede.
Proses pembuatan obat tradisional ini sangat
simpel, semua bahan dicuci bersih, lantas direbus, air rebusannya didinginkan,
lantas diminum. Selain, bahan-bahan tanaman obat, UIN Palangakaraya juga
memiliki herbarium.
Herbarium ini sebagai spesimen tumbuhan yang
diawetkan dan terdata. Dimanfaatkan untuk penelitian ilmiah. Spesimen herbarium
dapat berupa tanaman utuh atau beberapa bagian tanaman saja dalam bentuk kering
yang direkatkan di selembar kertas dan data ilmiah dari nama tumbuhan digantung
di bagian tanaman dengan menggunakan benang. Herbarium dapat disimpan dalam
kotak atau alkohol sebagai pengawet. Spesimen di herbarium sering digunakan sebagai bahan referensi dalam
menggambarkan taksonomi tanaman.
Di atas rak pajang juga terdapat beberapa tanaman
yang diawetkan menggunakan alkohol 70% dan formalin 40%. Nah, ada juga kopi
yang terbuat dari biji kedaung. Proses pembuatannya cukup mudah, biji kedaung
dicuci bersih, kemudian di oven dan digiling. Untuk kopi ini ditambah dengan
beberapa bahan lain, seperti cengkih dan kayu manis.
Ponpes
Al Ashriyyah
Lembaga
pendidikan yang satu ini multikultural. Terletak di Parung, Bogor. Yayasan
Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School yang didirikan oleh Abah (Habib Saggaf bin Mahdi bin Syekh Abi Bakar bin
Salim) beserta istrinya Umi
Waheeda, memiliki formula pendidikan yang khas yaitu dengan
mengkombinasikan unsur pendidikan agama dan umum secara terpadu dengan porsi
yang semestinya.
Sistem
ini memungkinkan terbentuknya generasi santri yang dinamis dan tangguh dalam
menghadapi tantangan globalisasi dengan tetap dilandasi kemampuan spiritual
yang memadai. Di samping itu, santri juga difasilitasi pembelajaran keterampilan
khusus seperti komputer, menjahit, teknisi, bahasa asing, dan lain-lain.
Tidak
berhenti di situ, Yayasan Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School-pun
mengedepankan pendidikan entrepreneurship
santri, dengan mendirikan koperasi yang membawahi berbagai macam bidang usaha
diantaranya roti, air dalam kemasan, tahu, tempe, susu kedelai, pupuk organik,
percetakan, studio, daur ulang sampah, dan membentuk Gabungan Kelompok Tani
(Gapoktan) yang membawahi pertanian, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Hal
ini dimaksudkan agar kemampuan wirausaha santri dapat terasah dengan matang dan
siap di ketika harus terjun ke lapangan, baik secara teoretis maupun praktis.
Sebagaimana yang dikatakan Ridwan Saleh, salah
satu mahasiswa Fakultas Hukum yang memegang Marketing di Yayasan Al-Ashryyah
Nurul Iman Islamic Boarding School, bahwa ada 33 unit bisnis di Nurul Iman.
Beberapa bisnis tersebut juga dari kerjasama antara pemilik Yayasan dengan
beberapa partner bisnisnya.
“Di
antara sekian banyak bisnis yang dipunyai, usaha bisnis yang pertama kali
dikelola adalah daur ulang sampah. Melihat populasi manusia yang makin
bertambah, makin banyak pula sampah yang dihasilkan,” ucap Ridwan.
Di
sekita parung, terdapat tumpukan sampah yang sangat banyak. History awalnya,
sang guru besar melihat tumpukan sampah tersebut, dan terpikir bagaimana sampah
itu dapat berguna untuk masyarakat banyak. Mulailah para mahasiswa dan siswa
memilah sampah yang ada. Sampah-sampah tersebut dikelompokkan, disortir,
dijemur, dan finishing. Selama 19 tahun berjalan, Yayasan ini masih terus
berjalan berkat daur ulang sampah. Terbaru, di tahun 2017, Yayasan ini
memenangkan tender dari salah satu Bank di Indonesia, sebagai fasilitator untuk
sistem pengelolaan sampah dari bank tersebut.
“Produk
terbaru dari Yayasan ini berupa Kenaf,
yaitu sejenis tumbuhan bunga sepatu (Hibiscus),
dengan masa tumbuh hanya empat bulan. Bagian yang dipanen berupa batang. Nah,
bagian kulit batang dapat diolah menjadi fiber
kenaf dan core chip (isi)-nya
dapat dijadikan composite block,
sebagai pengganti batu bata. Keunggulan dari composite block kenaf ini tahan
bakar 2000 derajat Celcius. Sementara, fiber yang ditanam sebagai fondasi rumah
tahan gempa hingga 8,3SR,” papar Ridwan.
Produk
unggulan lainnya air heksagonal bernama Ointika. Air heksagonal yang dimiliki yayasan
ini melalui delapan kali proses penyaringan dengan teknologi reverse osmosis nano mikro. Oleh
karenanya, logam berat yang tergantung di dalam air hilang dan air lebih
jernih, sehat, dan berkhasiat.
Mereka
juga melakukan inovasi di bidang argobisnis, yaitu berni. Berni ini merupakan
beras campuran antara jagung dan beras. Dengan campuran itu, nilai gizi lebih
tinggi. Ada juga green coffee bean. Green
Cooffee Bean ini sebagai hasil dari pemilik yayasan yang memiliki tanah di
Lampung dan ditanami kopi. Jenis kopinya memang kopi hijau.
“Kopi
hijau yang dihasilkan berkualitas baik. Sekalipun direbus, warnanya tetap
hijau. Satu kantong ukuran 1 kg, dijual seharga IDR200K. Khasiat kopi hijau
ini, menurut Ridwan, mampu membakar lemak tubuh, mengurangi kolesterol, dan
mencegah diabetes.”
Yayasa
ini juga punya usaha di bidang peternakan, yaitu penggemukan sapi, kambing,
juga domba, sertan ternak kambing Etawa. Produksi lainnya sabun mandi, juga
paving block.
“Sebenarnya,
kami masih banyak lagi produk yang dihasilkan, tetapi tidak dibawa semua. Kami juga
punya public entertainment yang bisa dipanggil, seperti hadroh, marawis, tari
saman, juga Malaidance, 8 tari tradisional. Kami juga memenangkan kejuaraan Tae
Kwo Ndo di Columbia sebagai juara ke-3. Percetakan juga kami miliki dan buku-buku kami hasilkan sendiri, bahkan
barber shop pun kami miliki,” tutup Ridwan.
1 comments:
Banyak karya yang bisa diperhitungkan anak pesantren smoga dg adanya pameran seperti IIEE gaungnya makin terasa, makin dikenal Dan dimanfaatkan karyanya oleh masy.
Post a Comment