Monday, July 30, 2018

CNI Against Cancer: Diet, Nutrisi, dan Pencegahan Kanker Menurut Pakar



 
Prof. Chau Chi Fai - NHC University Taiwan [Foto: Dok Pri dalam CNI]

Mendengar kata kanker, bergidik rasanya. Kata ini menjadi hal yang paling menyeramkan dan sangat menakutkan untuk saya secara pribadi. Entah berapa banyak nyawa melayang karena kanker. Memang, kita tak minta penyakit untuk datang, namun dia datang tak pernah kita undang. Entah karena tubuh kita menjadi salah satu tempat yang cocok untuk mereka berkembang biak, atau memang ada faktor pemicu yang membuat sel kanker di tubuh bisa tumbuh subur.

Sejumlah penelitian memberitakan, bahwa kanker menjadi pembunuh nomor wahid di dunia. Tak mustahil banyak merenggut nyawa. Kanker pun bisa menyerang siapa, kapan, dan di mana saja, mulai dari bayi, balita, remaja, hingga dewasa. Pertumbuhan sel kanker boleh dibilang lambat, tetapi akan terpacu dan cepat berbiak tatkala sel kanker menemukan “makanan” yang tepat untuk dirinya.

Benar adanya, kanker menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti warga dunia. Akan tetapi, kalau kita lihat kenyataannya lebih dari 30% penyakit ini dapat disembuhkan. Bagaimana caranya? Salah satunya dengan mengubah faktor risiko perilaku dan cara atau pola makan penyebab pemicu kanker. Meskipun kanker ditakuti, akan tetapi tidak berarti penyakit ini dapat terjadi dalam waktu singkat. Perlu waktu yang panjang untuk sel-sel kanker berkembang menjadi ganas atau jinak.

Deteksi dini penyakit ini otomatis akan memungkinkan kita memperoleh penanganan secara cepat dan lebih baik. Deteksi awal memang dari tubuh kita sendiri, apakah kemungkinan ada yang mencurigakan atau biasa-biasa saja. Perlunya general check up juga untuk mengetahui keadaan atau kondisi tubuh seseorang.

Memang, kalau dilihat secara garis besar gejala kanker yang ada masih bersifat umum dan dapat berbeda, tergantung lokasi, karakter keganasan, dan ada tidaknya metastasis. Tetap saja, memeriksakan diri di awal-awal dapat membuat perubahan besar dalam diri. Ada baiknya, sediakan waku untuk segera memeriksakan diri baik itu dengan gejala atau tanpa gejala sekalipun. Mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?

Jangan pernah berpikir dan bermain-main sepele dengan kanker. Di Indonesia sendiri, penyakit kanker masih sangat menghantui dan menjadi momok menakutkan. Mungkin tak hanya satu dua penyakit saja, beberapa penyakit kanker ada pada posisi paling atas sebagai pembunuh di Indonesia.

Menurut World Health Organization (WHO), menyebutkan pada  2012 ada 14 juta kasus baru dan 8,2 juta orang meninggal dunia karena kanker. Diperkirakan hal ini akan terus meningkat menjadi 24 juta di tahun 2035.

Berdasarkan data GLOBOCAN  2008, yaitu satu badan penelitian kanker internasional di bawah WHO, dikutip dari Global Cancer Statistics (2011), tingkat kejadian kanker di Asia Tenggara sebagai yang tertinggi di antara negara-negara di seluruh dunia, Indonesia masuk di peringkat teratas bersama Malaysia dan Singapura. Hal tersebut memang semakin mengerikan.
 
Apa itu kanker dan prosesnya [Foto: Dok Pri dalam paparan Prof Chau]
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kanker dan bagaimana cara pencegahannya, CNI, sebagai salah satu perusahaan MLM terbesar  di Indonesia yang berdiri sejak 1986 ikut serta dalam meningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dengan konsisten menyediakan produk berkualitas untuk kesehatan yaitu produk suplemen kesehatan.


CNI pun menyelenggarakan Seminar Kesehatan Nasional yang mengundang langsung pakar Bioteknologi dan Nutrisi dari National Chung Hsing University Taiwan, Profesor Chau Chi Fai sebagai pembicara. Seminar Kesehatan Nasional yang digelar CNI mengambil tema “Diet, Nutrition, & Cancer Prevention dalam kampanya #CNIAgainstCancer yang berlangsung di tiga kota besar di Indonesia, meliputi Makassar (27/7), Medan (28/7), dan Jakarta (29/7).




Prof Chau dan Peserta Seminar Kesehatan Nasional [Foto: Dok CNI]

Profesor Chau telah 20 tahun malang melintang untuk ilmu pangan dan bioteknologi. Beliau datang ke Indonesia dalam satu kesempatan untuk memaparkan mengenai konsep tata laksana perawatan kanker yang benar kaitannya dengan pola makan yang tepat. Kalau langsung dapat pengetahuan dari ahlinya itu, sudah tidak perlu diragukan lagi, ya.
 
Prof Chau [Foto: Dok CNI]
Dalam paparannya Prof Chau mengatakan bahwa di antara 14,1 juta  kasus kanker pada 2012, 7,4 juta diderita oleh pria sedangkan 6,7 juta-nya di derita oleh wanita. Angka ini akan dapat terus bertambah hingga tahun 2035 mencapai 24 juta. Disampaikan pula bahwa pada 2016 ada 10 penyebab kematian di negara dengan pendapatan tinggi, antara lain karena kanker trachea, bronkus, paru-paru, usus, rektum, dan kanker payudara.
 
Penderita kanker yang akan terus bertambah hingga 2035 [Foto: Dok Pri dalam paparan Prof. Chau]
Sementara itu, di negara dengan penghasilan rendah penyebab kematiannya karena infeksi saluran pernapasan bawah, diare, jantung, HIV/AIDS, stroke, malaria, TBC, komplikasi lahir, trauma lahir, dan kecelakaan di jalan.

Dari paparan beliau juga menyebutkan frekuensi terjadinya kanker di Indonesia, yaitu untuk wanita yang diserang berupa payudara ada di peringkat pertama  dan ginekologi pada wanita di peringkat kedua. Sementara, kanker kandung kemih (urologi) banyak menyerang pria ada di peringkat tujuh.
 
Frekuensi terjadinya kanker di Indonesia [Foto: Dok Pri dalam papapran Prof Chau]
Apa yang menyebabkan seseorang terkena kanker? Pertama adanya perubahan genetik dapat menyebabkan kanker yang diwariskan dari orang tua kita. Karena adanya kesalahan saat sel membelah akibat DNA yang rusak dari paparan lingkungan tertentu.
 
Faktor-faktor penyebab kanker [Foto: Dok Pri dalam paparan Prof Chau]
Selain hal tersebut, kanker juga bisa disebabkan adanya faktor inang, seperti genetik, keturunan, dan sejarah keluarga, umur, kesatuan metabolik, fungsi imun dan sebagainya. Faktor lingkungan pun memberi peran seperti makanan yang terkontaminasi aflatoksin, virus, radiasi UV, dan faktor lingkungan lainnya. Diet atau faktor gaya hidup. Bentuk diet dan gaya hidup seperti nutrisi, energi yang masuk ke dalam tubuh, fitokimia, alkohol,  aktivitas fisik, rokok, dan faktor gaya hidup lainnya. Diet (diet yang tidak benar terntunya) dapat juga menyebabkan kanker, sebesar 35%.

Pada dasarnya kanker dapat dicegah. Lebih dari 5% kanker karena faktor keturunan dan  menurut WHO 30-50% kanker dapat dicegah. Pencegahannya dari komponen makanan khusus atau nutrisi yang berhubungan dengan peningkatan atau penurunan risiko kanker.
 
Pencegahan kanker [Foto: Dok Pri dalam paparan Prof Chau]
Prof Chau lebih jauh memaparkan zat-zat nutrisi tertentu akan berhubungan dengan faktor risiko terjadinya kanker. Lebih lanjut Prof Chau menjelaskan bukti - bukti klinis beserta mekanismenya dalam tubuh berkaitan antara pola konsumsi makanan tertentu dengan faktor risiko kejadian Kanker.

Salah satu contoh hasil penelitian beliau adalah sumber pangan biji-bijian (wholegrain) yang baik untuk mengontrol level berat badan dan melalui teknologi pangan, pengolahannya tidak merusak enzim yang baik digunakan oleh tubuh.

Kanker sesungguhnya dapat dicegah dengan melakukan aktivita fisik, berat badan seimbang, makan makanan dari sumber wholegrain (biji-bijian), sayur, buah dan kacang-kacangan. Kurangi konsumsi makanan cepat saji atau makanan dengan proses dan lemak tinggi, tepung-tepungan, dan gula.

Batasi asupan daging merah dan daging yang diproses. Ada baiknya, kita membatasi konsumsi gula dan minuman dengan pemanis. Terpenting, batasi konsumsi alkohol. Untuk wanita: lakukan menyusui bayi melalui puting susu ibu sebisa mungkin.

Kalau kita sedang melakukan diet, diet menjadi salah satu sarana pencegahan kanker. Akan tetapi, diet yang dilakukan adalah diet sehat. Diet sehat dengan mengubah pola makan dan minum suplemen yang tepat dapat mencegah perkembangan  sel kanker. Kita, sangat perlu waspada kalau ada hal aneh pada tubuh agar kanker dapat dicegah/deteksi.  Kalau kita merasa ada yang tak wajar pada tubuh maka kans untuk disembuhkan lebih besar pula.

Ya, kanker memang tak bisa kita tolak juga keberadaannya. Hal ini pernah terjadi degan istri saya. Deteksi dini dokter membuat sembuhnya lebih cepat, karena belum parah. Hanya konsumsi obat atas saran dokter dan suplemen Sun Chlorella dari CNI yang diminum tiga kali sehari.


Sun Chlorella [Foto: Dok CNI]

Bersyukurnya tak sampai waktu satu tahun dinyatakan sembuh dan bebas. Kita tidak  tahu ya, padahal makanan dan gaya hidup sudah benar-benar dijaga pun masih bisa kena. Kanker tak pandang usia dan tempat.

Oleh karenanya, Sun Chlorella hampir selalu tersedia di rumah. Karena bayak sekali keuntungan yang bisa diperoleh dari Sun Chlorella ini. Dia mengandung Agaricus blazei, sejenis jamur  yang terbukti punya manfaat sebagai antikanker.

Jamur itu ditemukan oleh Dr. Inosuke Iwake (profesor di Departemen Pertanain, Mie Universitu, Jepang), dikembangkan oleh Dr. Hitoshi Ito (Direktur The Research Institute of Fungal Pharmacology di Jepang) yang memiliki hak paten sebagai formula original karena tidak semua Agaricus memiliki efek anti kanker.


Butir-butir Sun Chlorella [Foto: Dok CNI]

Sun Chlorella Agaricus sebagai suplemen yang dapat membantu melawan sel kanker. Tetap, tindakan seperti radiasi, operasi atau kemoterapi sebaiknya dilakukan. Dengan tambahan Chlorella Growth Factor (CGF), Sun Chlorella Agaricus menjadi suplemen antikanker yang aman untuk sel normal dan sehat, berbeda dengan obat kanker umumnya yang tidak hanya membunuh sel kanker tapi juga membunuh sel normal sehat.

Manfaat Sun Chlorella Agaricus ini dapat menyerang dan menghancurkan sel kanker dengan meningkatkan Natural Killer Cell. Mengoptimalkan hasil kerja obat dan terapi kanker seperti kemoterapi atau radioterapi. Mengurangi efek samping dari terapi kanker seperti muntah, kehilangan nafsu makan, dan kerontokan rambut, serta membantu memperbarui sel-sel yang rusak. Bila pasien diberikan obat dokter (di  luar kemoterapi), maka obat tersebut harus diminum sesuai anjuran dan diberi selang waktu 2-3 jam dengan konsumsi Sun Chlorella Agaricus.

Saya bersyukur ada suplemen yang bisa membantu istri saya sembuh dari kanker yang sempat menderanya. Sun Chlorella-lah sang penyelamat itu. Makanya, produk CNI sangat setia menemani saya dan istri di manapun dan kapan pun. Bisa di bawa pergi karena kemasannya sangat praktis. Aman lagi dikonsumsi.


Sun Chlorella boleh dibilang suplemen ajaib [Foto: Dok CNI]

Dari paparan Prof Chau ini ada pelajaran penting yang bisa dipetik, yaitu pencegahan dan melenyapkan kanker dalam beberapa kasus sangat mungkin dengan pola makan dan gaya hidup yang lebih baik. Diet dan nutrisi yang lebih baik akan sangat kondusif dalam mencegah kanker dan akan mendukung pemulihan kanker. Semoga, penyakit yang mematikan ini dapat segera diatasi dengan hal-hal yang sudah disebutkan tadi juga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

1 comments:

Vanya Health said...

Well Said! As we all are well aware of the fact that people face health issues to have an appetite during cancer treatment. To ensure the healthiest diet for you, there are certain instructions and recommendations by cancer specialists in India, listed that will help you cope with your treatment and come out healthier.