
#JalaninBareng PRUCritical 88, Proteksi Terjamin [Foto: promiseland.com]

“Apa? Sakit jantung?”
“Ahh, ga percaya saya, beneran ga percaya. Kan
selama ini dia sehat-sehat aja. Saya lihat dia bangun pagi, rajin olahraga,
gaya hidup sehat, dan rajin konsumsi sayur buah. Beneran ga nyangka.”
Sekelumit penggalan obrolan seorang teman yang
memberi tahu kepada saya tentang teman yang terpaksa dilarikan ke Rumah Sakit
karena serangan jantung. Notabenenya, teman yang terkena serangan jantung itu
rajin olahraga dan menganut gaya hidup sehat. Who knows!
Kita tidak tahu, Sang Khalik punya rencana lain,
tetapi tetap berusaha dan berupaya
menjalankan kehidupan sehat, bebas dari bahan-bahan makanan yang mengancam
kesehatan jiwa raga. Pun, barengi olahraga setiap pagi sebelum beraktivitas.
Zaman yang semakin maju, penyakit pun ikut maju. Itulah,
salah satu solusi cegah penyakit itu olahraga, makan makanan sehat, sering
check up dokter. Ya siapa yang mau dikasih sakit. Tapi sakit itu salah satu
kenikmatan yang mesti disyukuri. Pun kalau bisa dicegah kenapa tidak.
Kalau mendengar dan melihat langsung ragam
penyakit yang ada di negara di dunia, merinding bulu roma ya. Terkhusus lagi di
Indonesia. Banyak banget penyakit yang memang tidak kita kehendaki
kehadirannya. Pola makan pun memberi pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh
kita.
Namun, kalau melihat orang-orang tua kita dulu,
kalau ada yang masih hidup—semoga tetap panjang umur—itu terlihat sehat-sehat.
Saya sempat bertanya kepada nenek saya yang ketika hidupnya begitu sehat, apa
rahasianya. Beliau menjawab, jalan pagi, makan sayuran, konsumsi air putih, dan
puasa.
Owwh… ternyata ini rahasia nenek saya hingga mampu
mencapai usia lebih kurang 100 tahun sebelum meninggal dunia. Rahasia tubuh kita itu hanya kita yang tahu. Ada
alarm tersendiri yang memberikan tanda-tanda kalau sudah melewati ambang
batas. Tetapi, mampukah orang tersebut
mengenali tanda-tanda tersebut. Itu kuncinya.
Tubuh boleh dimanjakan dengan beragam makanan
enak-enak, tetapi perlu diingat, tubuh kita juga punya hak untuk berhenti dari
rutinitas “menggiling” makanan yang masuk. Itulah fungsinya puasa. Menghentikan
sejenak dari kebiasaan-kebiasaan yang dapat membuat mesin dalam tubuh aus.
Dari makanan biasanya segala penyakit timbul.
Bukan mengambinghitamkan apa yang kita konsumsi. “Mencegah lebih baik kan
daripada mengobati.” Hal ini sudah jadi harga mati. Sama halnya, bukan saat
hujan baru kita mengeluarkan payung, justru sebelum hujan datang sudah
siap-siap payungnya.
Nah, menurut data dari WHO terungkap bahwa PTM
atau Penyakit Tidak Menuluarlah yang membuat orang-orang meningga dunia. Ada
sekitar 73% penyebab kematian di negara kita (Indonesia). Data dari
RISKESDAS Kementerian Kesehatan 2018 pun mencatat, PTM seperti kanker, stroke, ginjal kronis, dan hipertensi
jumlahnya meningkat.
Bayangkan saja, penyakit hipertensi malah naik
menjadi 34.1% dari 25.8%, stroke dari 7%
menjadi 10.9%; ginjal kronis dari 2%
naik 3,8%; dan prevalensi kanker naik dari 1.4%
jadi 1.8%.
Nah, kalau ditilik lebih jauh, penyakit tidak
menular inilah menjadi salah satu permasalahan keuangan terbesar hampir di
seluruh dunia. Utamanya di negara ASEAN. Dari riset ASEAN Cost Oncology
(ACTION), terungkap dari 9.513 pasien pengidap kanker yang diteliti lebih
lanjut, sekitar 50% bangkrut, 29% meninggal dunia, data ini dilakukan selama
satu tahun, dari 2014 hingga 2015.
Nah, bangkrutnya kenapa keluarga pasien ini?
Karena harus mengeluarkan biaya harian, belum termasuk biaya obat, rumah sakit,
dan biaya-biaya lainnya. Oleh karena itu, sakit kritis yang dialami oleh salah
satu anggota keluarga kita itu sangat menyita banyak hal.
Tentunya, kita tidak ingin apa yang sudah kita
kumpulkan bertahun-tahun, lenyap tanpa bekas begitu saja. Bukan dilema, tetapi
ini semata-mata untuk pertolongan nyawa manusia. Di satu kesempatan, ini
menjadi hal yang paling berharga dalam hidup saya—mengikuti peluncuran salah
satu produk perlindungan diri dari penyakit kritis, yaitu PRUCritical Benefit
88 dari Prudential pada Senin, 14 Januari 2018, di salah satu kawasan Kuningan,
Jakarta Selatan.
Di kesempatan itu, Bapak Jens Reisch, selaku
Presiden Direktur Prudential Indonesia, mengatakan, “Berjuang melawan penyakit
kritis sangat menguras emosi serta fisik pasien dan keluarganya dan dapat
mengganggu perencanaan keuangan. Melalui PRUCrititcal Benefit 88, Prudential berharap
dapat memberikan ketenangan pikiran untuk nasabah dan keluarganya. Nasabah
dapat memanfaatkan uang perlindungan untuk membantu biaya pengobatan rumah
sakit, juga biaya hidup. Produk ini melengkapi portofolio solusi kesehatan dan
proteksi Prudential karena kami terus
melayani kebutuhan nasabah yang terus berubah. Kami percaya, PRUCritical Benefit
88 dapat menjadi solusi untuk masyarakat Indonesia dalam mengantisipasi dan
mengelola dampak keuangan yang ditimbulkan oleh penyakit kritis.”
![]() |
Dokter Vito Anggarino Damay, SpJP (K), M.Kes, FIHA, FICA [Foto. Dok TWP] |
Bicara kesehatan tubuh, itu bicara hidup jangka panjang. di sela-sela acara, hadir pula salah seorang dokter
spesialis jantung dan pembuluh darah, yaitu Dokter Vito Anggarino Damay, SpJP
(K), M.Kes, FIHA, FICA. Beliau mengatakan, tantangan dalam menerapakan pola
hidup sehat itu dari kesibukan dan tuntutan pekerjaan. Merokok, olahraga
jarang, makan buah dan sayur yang jarang, dan makan tak teratur sebagai penyebab utama penyakit tidak
menular. Usia muda pun bukan jaminan seseorang bebas dari penyakit kritis.
Menurutnya
lagi, masyarakat memang mesti menaruh perhatian karena dampak dari penyakit
kritis tidak saja kematian dan kecacatan, tetapi beban keuangan berupa biaya
rumah sakit dan biaya hidup.
Nah, agar nafsu makan tidak menggila, Dokter Vito
pun memberikan tips-nya.
1.
Nikmati makanan dengan mengunyah
hingga halus, dengan begitu Anda akan cepat merasa kenyang dan segera berhenti
makan makanan.
2.
Sebelum makan minum air terlebih
dahulu, otomatis lambung terasa fresh dan cepat kenyang.
3.
Dahului dengan makan yang manis-manis
seperti buah-buahan. Hal ini akan membuat perut terasa lebih cepat kenyang.
![]() |
Product Development Prudential Indonesia, Himawan Purnama [Foto. Dok TWP] |
Di kesempatan yang sama, Himawan Purnama, selaku
Product Development Prudential Indonesia memaparkan fakta-fakta kondisi kritis.
Menurutnya, 9 dari 10 orang meninggal dunia karena kondisi kritis. Lantas,
bagaimana dengan biaya kehidupan keluarga, bagaimana kelanjutan biaya sekolah
anak-anak?
Proteksi Terjamin
Di sinilah peran PRUCritical Benefit 88: Proteksi
Terjamin Uang Pasti Kembali. Penyakit kritis yang diderita bisa dijalanin
bareng bersama PRUCritical Benefit 88. Bagaimana Anda atau saya dengan
PRUCritical Benefit 88 ini Proteksi Terjamin secara baik dengan kebermanfaatan
yang sangat diperlukan?
Proteksi Terjamin dengan memberikan perlindungan
secara menyeluruh (komprehensif) untuk yang meninggal atau 61 kondisi kritis tahap
akhir, termasuk angioplasti tanpa periode masa bertahan hidup (suvival period).
Premi tunggal 5 tahun, 10 tahun atau 15 tahun. Lalu tiga kali uang
pertanggungan untuk meninggal dunia akibat kecelakaan.
Di Proteksi Terjamin ini 10 % uang pertanggungan
(UP) untuk angioplasti tanpa mengurangi UP PRUCritical Benerfit 88 dengan
maksimal 200 juta rupiah. Nah, 200% tambahan UP akan dibayarkan kalau
tertanggung meninggal karena kecelakaan
sebelum usia 70 tahun. Perlindungan diberikan hingga usia 88 tahun dengan
jangka waktu pembayaran premi yang bisa dipilih sebagaimana yang telah saya
sebutkan.
Bagaimana dengan Uang Pasti Kembali?
Kalau tertanggung masih hidup di usia 88 tahun,
100% uang pertanggungan akan kembali atau dibayarkan dan polis masih aktif atau
jaminan manfaat 100% pengembalian premi pada tahun polis ke-20. Jika nasabah
memilih premi, maka polis akan berakhir. Jadi tertanggung hanya mendapatkan
pengembalian uang saja.
Jadi, adanya PRUCritical Benefit 88 ini seiring
sejalan dengan komitmen Prudential dalam mengusung brand baru-nya yaitu
Listening. Understanding. Delivering., jug berfokus pada We Do Health. Seperti
yang disampaikan Jens Reisch bahwa dengan komitmen baru itu tadi Prudential
Indonesia mempertegas tujuan perusahaan untuk selalu memberikan dan mendampingi
nasabah di setiap kehidupan.
Kalau kita lihat secara integral, bahwa Prudential
yang sudah ada selama 170 tahun lebih ini telah melayani lebih dari 26 juta
nasabah di dunia, berpusat di London. Sementara itu, di wilayah Asia (PCA)
telah beroperasi selama 95 tahun, ada sekitar 15 juta nasabah yang telah
terbantu di 12 pasar seluruh Asia. Nasabah mengejar impian mereka untuk
melindungi keluarga, menjaga tetap sehat, bekal tabungan masa depan dan
kekayaan, juga sebagai perencanaan keuangan ketika mereka sudah tidak lagi
bekerja.
Sementara itu, ada 2,3 juta nasabah di Indonesia
yang telah terbantu melalui Prudential selama 23 tahun beroperasi. Nasabah dilayani
dengan beragam inovasi dan pemecahan masalah untuk mendapatkan proteksi masa
depan lebih baik.
Saya sudah menggunakan produk-produk Prudential
sejak anak pertama saya lahir hingga saat ini. Mendapatkan kemudahan dalam
segala hal, itu yang saya dan keluarga harapkan. Jadi, tunggu apalagi, kita
tidak tahu kapan hidup kita akan berakhir, tetapi mengantisipasi sebagai bentuk
proteksi diri itu sangat penting. Jangan tunggu lama-lama sebelum menyesal
kemudian.
3 comments:
Asuransi yang bisa jadi bahan pertimbangan nih
Saya belum punya asuransi jadi ingin daftar
Proteksinya sangat maksimal dan memang penyakit degeneratif seperti ini wajib difasilitasi oleh penyedia asuransi kesehatan mana pun
Post a Comment