Bukan karena
kurangnya pengetahuan teknis yang menghambat kita dalam memberikan perlawanan
jujur dan serius mengenai kejahatan, justru hambatannya lebih bersifat
ideologis dan politis. Apa yang di atas permukaan terlihat sebagai argumen teknis tentang apa yang bisa kita buat dan
tidak mengenai kejahatan. Tiba gilirannya menjadi sebuah argumen moral dan
politik terhadap hal-hal yang harus dan tidak boleh kita lakukan.
Kita punya tingkat
kekerasan kriminal karena kita sudah
menata kehidupan sosial ekonomi kita lewat cara tertentu dibanding cara
lain. Brutalitas dan kekerasan kehidupan Amerika menjadi tanda bahwa ada biaya
sosial yang sangat besar untuk mempertahankan penataan tersebut. Tetapi, dengan
mata yang sama, menggantikannya juga menjadi hal yang bernilai, dan jika kita
terus mentoleransi kondisi yang telah membuat kita menjadi masyarakat industri
yang paling keras, maka itu bukan karena masalahnya begitu misterius, atau
karena kita tidak tahu apa yang harus dilakukan, tetapi karena kita telah
memutuskan bahwa keuntungan yang diperoleh dari mengubah kondisi itu tidak
sebanding dengan biayanya.
Mengapa kita terus
bergulat dalam kematian dan penderitaan yang tidak bisa dicegah? Bagaimana kita
dapat memahami mengapa kita sebagai bangsa secara kolektif bertingkah seperti
protagonis terhadap suatu tragedi, membawa kekerasan dan kehancuran untuk diri
sendiri dan orang lain yang kita cintai, dan semuanya atas nama moralitas?
Hal itu karena
jalan memahami karakter, baik individu
maupun nasional melalui studi mitos
besar dan paradigma tragis yang menunjukkan bentuk pola dasarnya. Pendekatan
moral terhadap kekerasan tidak membantu kita memahami sebab dan pencegahan
kekerasan. Hal yang lebih buruk lagi, beberapa asumsi moral tentang kekerasan
sesungguhnya menghambat upaya kita dalam memelajari sebab dan pencegahan
kekerasan.
Cara pemikiran
moral yang paling populer terhadap kekerasan justru menimbulkan kesimpulan
keliru bahwa memahami perilaku kekerasan berarti memaafkannya. Bagaimana dengan
tindakan kekerasan yang telah melebihi batas? (JJW). Bisa dilihat juga di link berikut: www.migrantinstitute.net/kekerasan-sebagai-sebuah-tragedi.
0 comments:
Post a Comment