DAFTAR
ISI
Judul………………………………………………………………………. 1
Ringkasan Eksekutif …………………………………………………… 3
Latar Belakang ………………………………………………………….. 4
Hipotesis …………………………………………………………………. 5
Metodologi ………………………………………………………………. 6
Hasil Penelitian dan Pembahasan ………………………………….. 6
Strategi Branding ……………………………………………………… 9
Langkah-Langkah Penyelesaian Masalah ……………………….. 10
Daftar Pustaka …………………………………………………………. 11
Lampiran ………………………………………………………………… 12
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
sudah sepatutnya diwujudkan. Karena UMKM menghadirkan usaha ekonomi rakyat yang
bertumpu pada kekuatan sendiri dan mampu menjadi penyokong perekonomian. Dalam
konteks Indonesia
dengan jumlah tenaga kerja, langkanya modal, dan kurangnya infrastruktur
pendidikan untuk pelatihan dalam lingkup teknologi, sangat rasional bila
mengandalkan usaha mikro dibanding usaha padat modal. Konsep pengembangan usaha
kecil melalui strategi yang berfokus pada pengembangan kompetensi daerah
sebagai daerah wisata dan peningkatan perekonomian daerah setempat dengan
pengembangan kompetensi inti, pengetahuan, dan keunikan menciptakan keunggulan
melalui peningkatan dan penciptaan nilai tambah dalam mencapai daya saing
melalui pengembangan UKM, sehingga usaha
mikro tidak lagi mengandalkan strategi kekuatan pasar. Strategi ini
lebih murah dan ampuh untuk memberdayakan usaha kecil karena memanfaatkan
sumber daya lokal;
untuk mencipta produk inti yang unggul.
LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara maritim banyak
memiliki potensi sumber daya alam. Salah
satu Provinsi yang boleh dibilang memiliki pemandangan laut terindah dan
penghasil ikan adalah Kepulauan Riau. Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah
satu pintu gerbang Indonesia yang sangat strategis karena berbatasan langsung
dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Filipina.
Provinsi Kepulauan Riau adalah salah
satu provinsi termuda di Indonesia yang memiliki kekayaan pariwisata yang
sangat potensial. Kemegahan Jembatan Barelang atau disebut Tengku Fisabilillah
yang menghubungkan Pulau Batam, Rempang dan Galang, kemegahan Masjid Raya Pulau
Penyengat menjadi ikon provinsi Kepulauan Riau dan menjadi lambang cinta
sejati.
Dikelilingi oleh lautan, membuat Kepulauan Riau sebagai salah satu daerah
penghasil ikan yang cukup potensial. Bahkan, sekarang ini tidak hanya ikan
tangkap saja yang diandalkan masyarakat sebagai sumber pendapatan, namun mereka
mulai mengembangkan usaha budidaya serta pembenihan ikan untuk meningkatkan
perekonomian daerah setempat dan mendongkrak kapasitas ekspor hasil laut.
Contohnya seperti di Kabupaten Karimun, yang
belakangan mulai mengembangkan usaha budidaya ikan kakap, budidaya rumput laut, serta keramba jaring apung.
Sementara itu, di Kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, mulai dibangun pusat
pembenihan ikan kerapu yang setiap tahun dapat menghasilkan benih lebih dari
satu juta ekor. Selain itu, untuk mendukung pemasaran hasil laut di Kepulauan
Riau, telah dibangun sebuah Pelabuhan
Perikanan Swasta Telaga Punggur di kota Batam yang mulai beroperasi sejak tahun
2010 silam. Pelabuhan tersebut sebagai salah satu pintu ekspor hasil laut dari
daerah Batam ke beberapa negara tetangga, termasuk negara Singapura.
Kondisi perairan yang besar sangat
mendukung bagi Kepulauan Riau dalam pengembangan usaha budidaya
perikanan. Mulai dari pembenihan ikan, penangkapan ikan, pasar laut, hingga
pemanfaatan teknologi budidaya. Mata pencaharian utama penduduk Kepulauan Riau sebagai nelayan sehingga memungkinkan hasil tangkapan berupa ikan langsung dijual kepada
pembeli atau pemasok ikan dalam skala industri.
Sementara itu, untuk pengelolaan ikannya
hanya sebatas pada pembuatan ikan asin dan ikan segar yang dimakan sehari-hari
sebagai pelengkap lauk pauk seperti digoreng atau dibakar. Jika pun ada yang
lainnya, hanya sebatas pada pembuatan kerupuk ikan dengan mengambil daging
ikannya saja, sedangkan kulit dan tulangnya hanya menjadi limbah tak terpakai.
Kulit ikan masih belum dimanfaatkan secara optimal karena pemikiran masyarakat yang mengatakan bahwa itu sebagai
limbah yang tidak memiliki manfaat.
Menangkap dan melihat kondisi tersebut maka tentunya harus ada cara pengolahan kulit
ikan yang tak lagi disebut sebagai limbah tidak berguna, untuk diolah menjadi
makanan ringan tetapi bernilai gizi, dan sebagai peluang usaha masyarakat
sekitar Kepulauan Riau juga menjadi daya
tarik wisata.
Hal itu agar kerupuk kulit ikan semakin
dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Kepulauan Riau khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya. Peluang
Usaha Kecil Menengah melalui pemanfaatan kulit ikan dapat dijadikan sebagai
bentuk perwujudan makanan khas Indonesia, khususnya Kepulauan Riau.
Zaman yang semakin berkembang dan maju, cenderung menghilangkan keinginan
orang untuk membuat sesuatu yang bermanfaat, tidak terkecuali makanan.
Banyaknya makanan instan menyebabkan makanan-makanan tradisional yang sudah dan
belum dikelola sering terabaikan dan hilang di pasaran.
Kepulauan Riau yang notabenenya sebagai salah satu dari 10 destinasi yang
ditetapkan pemerintah sudah sepantasnya memiliki usaha kecil menengah dari
hasil lautnya.
HIPOTESIS
Membangkitkan, memperkenalkan, dan membuka peluang
usaha kecil menengah di kawasan Kepulauan Riau, selain sebagai daerah tujuan
wisata dengan produk olahan daerah berupa Kerupuk Kulit Ikan sebagai makanan
ringan berkualitas secara menarik dan dapat diterima masyarakat luas sebagai
makanan cepat saji juga camilan, dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat Kepulauan Riau.
1.
Usaha Kecil
Menengah olahan limbah kulit ikan sebagai produk olahan makanan ringan
berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat di
Provinsi Kepulauan Riau.
2.
Kesejahteraan
sosial masyarakat Kepulauan Riau berpengaruh signifikan terhadap kemandirian
ekonomi masyarakatnya melalui usaha pengolahan limbah kulit ikan.
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan dalam hal ini
adalah studi literatur deskriptif analitik.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
HASIL PENELITIAN
Memperkenalkan kerupuk kulit ikan sebagai produk
khas Kepulauan Riau kepada masyarakat luas dengan memanfaatkan bahan baku utama
kulit ikan sehingga menjadi makanan berkualitas, enak, dan digemari. Hasil
olahan kulit ikan ini dapat menjadikan masyarakat sekitar Kepulauan Riau
memiliki usaha kecil menengah yang dapat mengangkat derajat kehidupan mereka
dan mampu mengangkat nama Kepualuan Riau di ranah Pariwisata
Indonesia sehingga dengan kerupuk kulit ikannya mampu mendunia.
PEMBAHASAN
Proses produksi
yang dilakukan meliputi pemilihan jenis kulit ikan laut yang dihasilkan dari Kepulauan
Riau terdiri atas kulit ikan tuna, kulit ikan kakap, kulit ikan tenggiri,dan kulit ikan kerapu. Untuk melakukan
hal ini harus ada kemauan kuat dan terpenting peluang pasar dapat menerima
produk yang dihasilkan. Peluang pasar menjadi kunci penting dalam proses pemasaran
agar berjalan lancar karena pemasaran akan lancar jika sudah mendapatkan
peluang usaha yang diinginkan.
Sistem pemasaran
ini mampu menganalisis keunggulan dan kelemahan pesaing dan sejauh mana usaha
ini dapat berhasil diterapkan di Kepulauan riau dengan mempelajari kompetitor
yang ada, baik di dalam Kepulauan Riau sendiri maupun di luar Kepulauan Riau.
Hal-hal yang
menjadi sorotan usaha ini dari beberapa aspek, antara lain harga, kualitas,
rasa, ketertarikan orang dengan produk kerupuk kulit ikan, termasuk pelayanan
yang diberikan kepada konsumen.
Mensurvei dan
melakukan riset kepada kompetitor bagaimana cara mereka membuat kerupuk kulit
ikan agar memiliki perbedaan dengan kerupuk kulit ikan lain yang sudah pernah
beredar di luar Kepulauan Riau dan yang ada di pasar.
Tidak saja mengenai rasa yang harus berbeda, akan tetapi
membuat kerupuk kulit ikan Kepulauan Riau berbeda dari sisi packaging, termasuk cara-cara
memasarkannya. Tentunya harus lebih unik dari lainnya. Melalui cara-cara
tersebut, konsumen tidak akan pernah jenuh menikmati kerupuk kulit ikan Kepulauan
Riau.
Resto, Kafe, dan Hotel,
sebagai target pemasaran termasuk warung-warung kecil dan pusat perbelanjaan
modern. Dengan begitu, kerupuk kulit ikan Kepulauan Riau lebih cepat dikenal oleh
seluruh lapisan masyarakat termasuk wisatawan nusantara dan wisatawan
mancanegara.
Melalui analisis sistem SWOT yang
digunakan dapat dilihat sebagai berikut.
Strengths (Kekuatan)
o
Harga kerupuk kulit ikan dibuat cukup
terjangkau oleh kalangan masyarakat.
o
Kualitas kerupuk kulit ikan harus terjamin,
karena proses pembuatannya diutamakan higienitas dan kebersihan.
o
Kerupuk kulit ikan harus mempunyai rasa yang gurih dan enak.
o
Rasa yang bervariasi untuk memancing minat
pembeli.
o
Kerupuk kulit ikan Kepri dapat menjadi salah satu alternatif makanan ringan yang praktis,hemat,
sehat, dan tidak menguras kantong.
Weakness (Kelemahan)
o
Kulit ikan masih dipandang sebelah mata dan
tidak banyak orang yang tahu kebermanfaatannya sehingga perlu dilakukan promosi.
o
Bahan baku kerupuk kulit ikan yang mudah
rusak (cepat membusuk) dan harus segera diolah.
o
Kerupuk kulit ikan akan mudah rusak jika
penyimpanan yang dilakukan sembarangan atau ditumpuk.
Opportunity
(Peluang)
o
Kondisi masyarakat yang semakin konsumtif
sehingga mempermudah dalam memasarkan produk.
o
Permintaan pasar yang semakin meningkat
terhadap kekhasan makanan daerah tujuan wisata.
o
Banyak diminati setiap orang mulai anak-anak,
dewasa, maupun orang tua.
Threats
(Ancaman)
o
Jumlah kompetitor yang semakin meningkat.
o
Munculnya produk baru yang kemungkinan lebih
unggul.
o
Kenaikan harga bahan baku karena jumlahnya
semakin terbatas.
Jenis usaha yang dijalankan ini termasuk usaha rumahan. Usaha
kecil menengah yang dapat bersaing dengan usaha makanan ringan modern. Dalam penerapan usaha ini dilakukan
modifikasi untuk tampilan juga rasa.
Secara
garis besar untuk membuat kerupuk kulit ikan sebagai berikut:
Kulit Ikan
Kulit ikan yang dipakai harus memenuhi syarat, baik dari kesegaran,
ketebalan, dan keuletannya. Kulit ikan mentah itu dapat diperoleh dalam kondisi
basah juga kering.
Firming Agent (Bahan Pengeras)
Untuk mendapatkan hasil kerupuk kulit yang baik dan tidak lembek, sebelum proses penggorengan, kulit ikan dibuat keras atau kaku dahulu. Caranya dengan direndam dalam air kapur sirih. Air kapur sirih dibuat dengan melarutkan batu gamping seperlunya. Atau dapat diperoleh di pasar-pasar tradisional.
Untuk mendapatkan hasil kerupuk kulit yang baik dan tidak lembek, sebelum proses penggorengan, kulit ikan dibuat keras atau kaku dahulu. Caranya dengan direndam dalam air kapur sirih. Air kapur sirih dibuat dengan melarutkan batu gamping seperlunya. Atau dapat diperoleh di pasar-pasar tradisional.
Bumbu-bumbu
Tentunya, kita menginginkan hasil kerupuk kulit ikan bercita rasa lezat dan berbeda dari kebanyakan kerupuk kulit ikan yang ada. Oleh karena itu, untuk proses pembuatannya dapat ditambahkan beberapa macam bumbu, antara lain: Garam, Bawang putih, Ketumbar, Asam, dan Air
Tentunya, kita menginginkan hasil kerupuk kulit ikan bercita rasa lezat dan berbeda dari kebanyakan kerupuk kulit ikan yang ada. Oleh karena itu, untuk proses pembuatannya dapat ditambahkan beberapa macam bumbu, antara lain: Garam, Bawang putih, Ketumbar, Asam, dan Air
Penggorengan
Kerupuk kulit ikan yang telah diberi
bumbu dan kering dapat segera digoreng hingga matang, tirikan minyak (dengan
cara sentrifugasi), lantas dikemas dengan diberi label atau merek.
Penilaian Pasar
Untuk
hal ini, kita melihat bahwa konsumen terdiri atas beragam tingkat dengan
beragam latar belakang ekonomi, baik dari tingkat bawah, menengah, hingga atas.
Karena makanan ringan sebagai makanan yang banyak diminati orang, oleh
karenanya harus dapat dijangkau oleh semua kalangan dan golongan.
Jumlah
Produk yang di Jual
Untuk
jumlah produk yang dijual, prediksi jumlah produk yang terjual 70 bungkus per
hari.
- Anak-anak 35%
- Remaja 30%
- Ibu-ibu 20%
- Bapak-bapak 15%
Proyeksi Ke Depan dan Kompetitor
Kerupuk kulit ikan akan
semakin digemari dan menjadi makanan ringan berkelas. Seiring bergulirnya
waktu, kompetitor akan semakin tumbuh dan menjamur dikarenakan kerupuk kulit ikan menjadi
peluang usaha yang menggiurkan.
STRATEGI BRANDING
Agar makanan cepat laku, promosi
yang dilakukan adalah di tempat-tempat ramai, seperti pasar, sekolah, kampus,
kantor, kafe, resto, dan pusat perbelanjaan modern. Tempat-tempat itu sebagai
tempat yang sangat strategis. Akan tetapi, tak tertutup kemungkinan, karena
zaman semakin canggih dan berkembang, Unit Usaha Kecil Menengah menjual melalui
daring (online).
Beberapa
cara promosi kerupuk kulit ikan yang
akan dilakukan sebagai berikut:
1. Melalui brosur. Cara ini cukup efektif dalam
memperkenalkan kerupuk kulit ikan yang akan dijual. Biasanya, makanan sampai ke konsumen
melalui pesan antar atau sering delivery.
- Melakukan penjualan langsung. Cara ini juga cukup
efektif karena langsung bertemu pembeli. Juga dapat langsung berpromosi untuk
kerupuk kulit ikan yang di jual.
- Melalui internet. Ini termasuk cara yang paling efektif.
Hemat biaya, cepat tersampaikan, dan produk dapat langsung dilihat dan
dipesan. Zaman yang semakin canggih, sangat memungkinkan untuk promosi dan
menjual melalui daring (online) via internet. Cara ini juga mampu memberikan
informasi lebih pada orang. Kecenderungan orang membuka laman Facebook,
Twitter, Instagram, Path, sangat sering.
- Melalui iklan di beberapa media masa. Cara ini cukup
ampuh. Media massa (Koran/majalah/tabloid) memberikan gambar yang langsung
dapat ditangkap oleh indera penglihat konsumen sehingga konsumen dapat
langsung tertarik dengan produk yang ditawarkan.
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN MASALAH
1.
Hal yang paling utama dan terpenting adalah
mengembangkan Kepulauan Riau tidak saja melalui objek wisata yang dimiliki,
tetapi bagaimana potensi pangan lokal dimunculkan dan dapat menjadi kegiatan
atau usaha untuk menambah pendapatan masyarakat setempat melalui usaha kecil
menengah yang dikelola masyarakat, unit usaha, koperasi, dan pemerintah daerah
setempat.
2.
Usaha kerupuk kulit ikan ini merupakan usaha
skala kecil yang dapat membantu menciptakan lapangan usaha baru, karenanya
dapat mengurangi pengangguran, serta mengangkat nama Kepulauan Riau tak saja di
kancah nasional bahkan internasional.
3.
Analisis peluang usaha, perhitungan modal,
penetapan harga jual, perhitungan rugi-laba, dan analisis keuntungan sangat
penting dan memiliki pengaruh terhadap perkembangan usaha untuk dapat
diteruskan atau direkondisikan.
4.
Kepulauan Riau sebagai Provinsi yang memiliki
pantai-pantai indah sebagai objek wisata, perlu terus dikembangkan. Hasil laut
berupa ikan harus dikelola secara optimal agar dapat menambah pendapatan
masyarakat sekitar. Tidak hanya daging ikan saja yang dimanfaatkan, tetapi
kulit ikan yang dianggap limbah dapat diolah menjadi sumber pangan baru.
5.
Stokis harus mampu menyediakan permintaan kulit ikan
segar dari pabrikan pengalengan ikan.
6.
Tulang ikan tidak terbuang percuma begitu saja, tetapi
dapat diolah menjadi tepung tulang ikan dan sebagai bahan pelet untuk makan
ikan.
7.
Keterlibatan dan dukungan semua pihak seperti Pemda, Unit
Usaha Kecil lainnya, dan Koperasi sangat
diharapkan agar usaha kecil yang ada di Kepulauan Riau dapat terus hidup dan
bertumbuh seiring dengan majunya pariwisata di Kepulauan Riau.
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. (tth).
Kewirausaan. Bandung, PT Raja Grafindo Persada.
Lambing,
Peggy C.R, 2001. Entrepreneurship,New
Jersey
Perpustakaan UNG. 2008. Perintis Usaha Baru. Gorontalo.
Rangkuti F, 2003. Measuring Costumer. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Scarborough
et al, 1993. Effective Small Business, New York.
Steinhoff,
D & J F. Burgess, 1993. Small
Business Act. Terj. Jakarta, Rineka
Cipta.
Swastha,
dkk, 1995. Pengantar Bisnis Modern, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
LAMPIRAN
PERHITUNGAN MODAL DAN HARGA JUAL
1.
Modal lancar =Rp.500.0000/hari
Dalam
satu bulan, produksi 20X. Modal satu bulan:
Rp500.000,-
X 20 =Rp10.000.000,-
2.
Modal investasi
Peralatan
produksi = Rp1.000.000,-
3.
Biaya Produksi
Satu
hari produksi
Harga
1 kg kulit ikan Rp4.000,-
Harga
1 kg minyak Rp10.000,-
Bahan Baku
|
Harga
|
Kulit
ikan 70 kg
Minyak
Bumbu
Pembungkus
Promosi
Transport
Gaji
karyawan 2 orang
Lain
lain
|
Rp280.000,-
Rp100.000,-
Rp20.000,-
Rp10.000,-
Rp5.000,-(hanya
bulan pertama)
Rp10.000,-
Rp50.000,-
Rp25.000,-
|
Jumlah
|
Rp500.000,-
|
4.Penetapan
harga
Modal
lancar x 150%
Rp.500.000,-
x 150% = Rp.750.000,-
Kerupuk Kulit Ikan
|
Jumlah Bungkus
|
Harga/Bungkus
|
total
|
Balado (kerupuk sambal)
|
25
|
Rp11.000,-
|
Rp275.000,-
|
Pedas (bubuk cabe)
|
25
|
Rp11.000,-
|
Rp275.000,-
|
Original
|
20
|
Rp10.000,-
|
Rp200.000,-
|
Jumlah
|
Rp750.000,-
|
PEHITUNGAN RUGI/LABA
Modal
lancar x 150%
Rp500.000
x 150% = Rp750.000,-
Penjualan/bulan =
20 X Rp750.000,-
=
Rp15.000.000,-
Modal lancar = 20X Rp.500.000,-
=
Rp10.000.000,- (-)
Rp5.000.000,-
Modal investasi
= Rp1.000.000,- (-)
Laba
bersih
= Rp4.000.000,-
ANALISIS KEUNTUNGAN
Satu
usaha, untuk dapat terus berjalan atau bahkan mundur perlu dianalisis.
Kemungkinan-kemungkinan dapat terjadi. Dari penjelasan yang sudah disebutkan
dapat dilihat sebagai berikut.
Laba/bulan
Laba/tahun
Laba/5
tahun
|
=
Rp. 4.000.000,-
=
Rp. 48.000.000,-
=
Rp 2.480.000.000,-
|
0 comments:
Post a Comment