Danau Beratan, Ulun Danu Bedugul Bali [Foto: Dok Pri] |
Yang namanya
traveling itu capek tapi mengasyikan. Meski capek, tapi terbayar dengan hal-hal
yang diinginkan. Membayangkan keluar negeri untuk bersenang-senang saja tidak
pernah. Eeh, tetiba ada tawaran untuk keluar negeri yang semuanya ditanggung. Siapa
yang ga loncat-loncat kegirangan. Tentunya ngucap Alhamdulillah dulu sebelumnya, donk.
Traveling bagi
saya tak sekadar traveling. Akan tetapi, ada nilai, kearifan, dan pelajaran
yang mesti saya ambil. Indonesia saja tak cukup satu dua hari untuk dikunjungi.
Apalagi keluar dari Indonesia. Ya, kalau ada kesempatan untuk traveling keluar
negeri, kenapa tidak dilakukan.
Traveling, untuk
saya sama seperti membolak-balikin lembaran buku (= baca buku tepatnya). Setiap
jejak langkah saya memberi waktu untuk berpikir, memberi ide, mengamati dan
belajar hal-hal baru termasuk budaya, kuliner, bahkan sejarah.
Hal itu memberi
begitu banyak waktu untuk melakukan introspeksi dan memahami bagaimana hal-hal
tertentu dapat saya lakukan untuk hari-hari berikutnya. Saya seperti memperoleh
standar dalam kehidupan. Inspirasi untuk hidup lebih baik atau mungkin senang
dapat menjalani kehidupan yang lebih baik, dan merasakan kembali apa yang
orang-orang perlukan.
Traveling itu
penting lho guys. Kenapa penting? Di Traveling itulah kita bisa menemukan hal
baru. Kita akan bertemu dengan orang-orang dari budaya yang berbeda. Kita akan
melihat bagaimana kehidupan mereka sehari-hari.
Bertemu keluarga baru, Julian Cortezs (San Fransisco-Perancis) saat di Bali yang hingga hari ini masih terus berkomunikasi [Foto: Dok Pri] |
Komunikasi secara langsung
dapat kita lakukan dan bertanya tentang banyak hal. Mungkin inilah yang disebut
pembagian budaya, menemukan budaya baru. Hal ini dapat membantu dan memperluas
wawasan dan pikiran kita.
Ayam Kopi [Foto: Dok Pri] |
Mie Seafood yang rasanya aduhai [Foto: Dok Pri] |
Salah satu
keuntungan traveling itu juga kita bisa tahu banyak tentang kuliner
daerah/negeri setempat. Bahkan menemukan masakan baru. Siapa coba yang tak suka
sama makanan? Tentunya, kalau kita mampir ke resto di daerah setempat, bisa
ngobrol-ngobrol sama Chef-nya, bagaimana dia membuat makanan itu. Bisa jadi
kita bertanya tentang resep dan bahan. Hal ini tentunya menakjubkan. Kalau tidak
melakukan traveling, mustahil bisa mencicipi langsung menu makanan khas dari
daerah tersebut.
Ketenangan itu hadir di Ulun Danu, super cantik [Foto: Dok Pri] |
Menjejak di tepian Tanah Lot [Foto: Dok Pri] |
Pergi traveling
itu benar-benar mengasyikan. Kita akan
menjumpai orang baru bahkan mengajaknya bercakap-cakap. Bisa jadi, saat
traveling ketemu jodoh, who knows, kan? Kalau pun belum ketemu yang spesial, minimal
ada kriteria yang dicari. Mendapati teman baru saat traveling akan membantu
kita dalam belajar banyak hal juga budaya baru.
Traveling
membebaskan diri dari rutinitas sehari-hari. Tubuh kita punya hak untuk
bersenang-senang, bukan? Kita perlu istirahat sejenak. Menyegarkan pikiran
dengan mengunjungi beberapa tempat yang sebelum tidak pernah disambangi. Dengan
begitu, kita akan kembali memperoleh energi baru. Tinggalkan ponsel sejenak di
rumah. Ambil kamera dan temukan hal-hal baru yang bisa dibuat cerita di blog
pribadi kita.
Sabina & Krishna merupakan teman lama saya di Jakarta yang kini menetap di Bali. Komunikasi kami tak pernah putus, meski sekadar say hello. Mereka berdua sebagai pasangan suami-istri. [Foto: Dok Pri] |
Salah satu cara
menghadapi ketakutan dengan traveling. Traveling menghadapi rasa takut bisa
kita lakukan dengan bermain arung jeram, menyelam, juga kano. Bahkan, untuk
menguji seberapa besar kadar ketakutan kita, bungee jumping bisa jadi solusi,
atau sky dive bahkan giant swing… hahaha. Mencoba semua hal tak ada salahnya
lho.
Traveling itu
membangun kenangan. Ya, perjalanan yang kita lakukan akan memberi kita beberapa
catatan kenangan indah yang mungkin sulit untuk dilupakan. Mungkin, di saat
usia menapaki 60 tahun (semoga masih diberikan umur), kita bisa bercerita
kepada anak-anak tentang perjalanan yang kita lakukan. Memperlihatkan pada
mereka foto-foto indah kita. Tanpa traveling, ingatan seperti itu tidak akan
pernah terbangun.
Berkeluh kesah di depan kabah mohon ampunan kepadaNYA. Oleh karenanya, menabung sedikit demi sedikit untuk mewujudkan,
tak lebih tak kurang. Niat ini sudah saya tanamkan jauh-jauh hari dengan terus
menyisihkan pendapatan. Insya Allah, niat baik dan benar dengan doa dan usaha
di-ijabah Allah SWT.
#ODOPJanuari2018 #13Januari #Day4
14 comments:
Yakin loe travelling ga bawa handphone? Cukup putu-putu pakai kamera aja? ;)
Mba @Maya: Gw yakiiiin banget mbaa, yakin seyakin-yakinnya, MATII GAYA!! Hahahaha. Hari gini mbaaaaa... Duh serasa di dunia laen mbaaa ga bawa hengpong.
Berapa porsi ibadahnya?:)
wah, istilahnya tadabur alam ya jun. karena gw biasa di alam bebas. maksud bebas maunya gw ������
yuuuk...kita umroh bareng. Amiiin...
Salah satu cita2ku tahun ini juga umroh nih mas Jun
Tak sekadar keberuntungan bisa jalan jalan gratis tapi menurut allah sudah saatnya ayah dapat bonus. Karena ayah baik
Miss juga mau umroh. Maunya ada yg gratis. Semoga ada yg mau biayain miss.
Asiknya traveling bersama keluarga, tapi ga lupa untuk bersyukur atas rezeki yang diperoleh ya mas.
Keren nih papah Jun.
Mba @Muthiah: yang jelas Insya Allah, kalo sudah di Baitullah mah udah fokus ibadah mba. Semoga bisa istiqomah.
@Lita: Oiya, jadi ingat lagi istilah tadabur alam ya, dulu zaman2 jadi kuli, sering banget itu istilah keluar. Sekarang udah jarang dipake lagi.
Mba @Ety: Aamiin Ya Allah, semoga mbaa
Teh @Ani: Waaah... aamiin aamiin aamiin Teh, semoga doa-doa baik ini diijabah oleh Allah SWT. Semoga dimudahkan ya Teh.
Mpo @Ratne: Aamiin Pok, semoga ya Pok.
@Miss Dapur: Aamiin miss, semoga segera terwujud miss.
Mba @Anisa: Alhamdulillah, bagaimanapun bersyukur itu harus mba, mau kecil,besar, atawa banyak.
Pingin kayak gitu, blogger, nulis, travelling, ngibadah tetap khusyuk. Semua bisa ya mbas jun
Halo Om Jun, alhamdulillah ya dengan traveling ini, kita jadi banyak tahu tentang Maha Besar Allah. Mohon doanya juga tahun ini juga ingin umrah, Om. Kita sama2 mendoakan ya. Aamin
Traveling itu belajar. Sama seperti beli buku baru.
Jika Allah sudah berkehendak, Insyaallah jalan akan lanvar. Traveling sambil ibadah pasti kesampaian
Post a Comment