Wednesday, May 30, 2018

Anak Muda Indonesia, Saatnya Bangkit dan Berdaya: IDN Media, Beragam Berita untuk Millenials

CEO Muda Indonesia [Foto: Dok Pri]

Masih mengandalkan ijazah untuk menemukan talenta yang ada dalam diri? Masih bergantung pada “Beasiswa Ayah Bunda” untuk pergi ke mana-mana, sementara usia sudah dianggap mampu secara finansial untuk mandiri? Ah, NO untuk saya! Sepertinya usia-usia masuk kategori bisa “mandiri” sudah saatnya lepas jadi beban orang tua.

Sudah saatnya mengembangkan diri dan bukan jadi beban orang tua lagi. Mesti berpikir, “Bagaimana cara memenuhi finansial secara personal.” Itulah perlunya cara-cara berpikir entrepreneurship yang akan membawa seseoran pada penemuan jati diri. Mau ke arah mana jalan hidup yang akan dijalani. Bukan, besok mau kerja apa.

Mencari apa yang jadi keinginan itu sebagai sebuah proses panjang memang. Bukan semata-mata hadir di depan mata. Mengenyam bangku pendidikan sebagai bentuk formalitas agar tak tertinggal, bukan sekadar dianggap intelek. Tetapi, mampu berpikir untuk mendapatkan wawawan, pengetahuan, juga ilmu lantas mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Begitulah anak muda tanah air semestinya. Pola berpikir “manja” mesti dienyahkan. Memberikan manfaat untuk orang banyak harus didatangkan. Indonesia, banyak anak-anak muda bertalenta dan punya kemauan kuat untuk mengembangkan dan berbagi dengan sesam. Tak lepas hanya bisnis semata. Tetapi, memberikan kebermanfaatan untuk orang banyak sebagai satu langkah nyata yang diabdikan untuk negeri.

Dari sinilah kita belajar semangat daya (kekuatan) anak-anak muda Indonesia yang mau bangkit untuk menggali potensi diri, terkhusus dalam dunia usaha (entrepreneur). Dalam satu kesempatan itu, saya hadir atas invitasi Kementerian BUMN dalam Sinergi Muda “Anak Muda Bangkit dan Berdaya untuk Indonesia” di kawasan Jakarta Selatan.

Pada kesempatan itu, dalam nuansa Hari Kebangkitan Nasional, ada beberapa anak muda Indonesia yang hadir dari latar belakang pendidikan berbeda dengan usaha berbeda pula. Siapa saja mereka? Mari kita kulik satu per satu.

William Utomo Founder IDN Media

IDN Media, Beragam Berita untuk Millenials

William Utomo, tak berlatarbelakang pendidikan media. Tetapi, dia beserta kakaknya begitu tertarik dengan dunia media. Mempelajari segala bentuk keinginan anak-anak muda  jaman now yang serba digital.
 
William Utomo CEO IDN Media [Foto: Dok Pri]
“Sekitar 60 juta audiens  itu unik dengan beragam platfrom  IDN Media fasilitasi”, ungkap William.

Peluang dunia digital anak-anak muda Indonesia diriset panjang olehnya. Pada Juni 2014, IDN Media lahir untuk generasi milenial dan Gen Z di Indonesia. Turunannya cukup banyak, seperti IDN TIMES berisi beragam News & Entertainment Media dengan skup News, Health, Food, Community, Sport, Hype, Business, dan Travel.

Begitu pula dengan POPBELA.com yang fokus pada dunia wanitan(18-24 tahun) seperti beauty, Fashion, Career, juga Relationship. Ada pula POPMMA.com. Popmama lebih kepada ibu-ibu muda yang bermain sosmed pula. Isinya pun seputar Pregancy, Baby, Parenting, Toddler, dan Lifestyle.

Masih di dalam Lini IDN MEDIA, Willian tak mau ketinggalan dengan bentuk model online news lainnya yang berisi khusus makanan. Dia pun menelurkan apa yang disebut Yummy. Media yang fokus pada makanan milenial, seperti Recipe, Video, Cooking Tutorial, dan Culinary Exploration. Di Yummy banyak interaksi pembaca.

IDN pun terus mengembangkan sayapnya dengan membuat IDN CREATIVE berupa agency dan IDN EVENT.

“Kita sebagai pelaku media mesti cepat beradaptasi, di mana letak audiennya yang ada di Indonesia,” tutur Willian.
 
IDN Media didirikan bersama Sang Kakak [Foto: Dok Pri]
Satu, dua, atau lima tahun ke depan kita tidak tahu, orang Indonesia mengonsumsi medianya seperti apa. Satu hal yang bisa kita sepakati bersama, ketika platformnya berpindah, kita juga harus mengikuti platform tersebut.

Di zaman dahulu, paling enak buat postingan di FB. Tekan tombol share, twitter masuk, instagram masuk. Kalau kita ada intention di satu platform, kita mesti tahu di dalam platform tersebut ada apa saja dan ada di mana, format/bentuk, dan sukanya seperti apa.

Twitter sangat berbeda dengan Line. Kalau kita posting status galau di Line, yang nge-like sangat banyak. Tetapi, ketika kita posting status galau di Twitter,  yang maki kita banyak. Indonesia sebagai Mobile Only Country.

Pembaca zaman sekarang maunya di-involve. Jangan sampai kalau kita buat postingan, post, publish, dan selesai, bukan begitu. Orang-orang suka kalau ditanya. Kita buat caption dengan kalimat terakhirnya, “Menurut teman-teman bagaimana?” Jadi, ada interactiveness.
 
Lini IDN Media [Foto: Dok Pri]
IDN Media fokus pada tiga hal:
1.    Multiplatform
2.    Indonesia, Mobile Only Country
3.    Interactiveness
  
“Mulailah dari hal kecil kalau kita ingin menjadi besar” –BYME--

2 comments:

Anisa Deasty Malela said...

Aih, kepengen banget punya jiwa enterpreneur yang kreatif dan bisa bermanfaat untuk banyak orang.

https://www.junjoewinanto.com said...

Mesti kita bangun sendiri ya Mba Annisa. Kita gali potensi diri Mba.