Hahaha… sempat ngakak
ketika flashback, mengingat sinetron yang pernah saya tonton. Masih terngiang
sampai sekarang itu sinetron Tersanjung. Kenapa? Aje gile ya itu sinetron,
puaanjangnya luar biasa. Berapa ribu episode gitu. Tokoh-tokohnya pun hanya
beberapa saja yang diganti-ganti. Sutradaranya Vasant R. Patel yang asli India
itu membuat rekor sebagai sinetron di Indonesia yang paling banyak episodenya.
Kelurga Cemara Foto: Dok. https://i.ytimg.com/ |
Tayang perdana itu
sekitar tahun 1998 tepat di bulan April. Skenarionya dibuat oleh Mas Deddy Armand, hit-hit-nya itu sinetron sejak akhir 1990 sampai sekitar pertengahan
tahun 2000-an. Bayangkan ya, itu produser sudah meraup berapa miliar keuntungan
untuk setiap kali tayang di televisi. Berarti saat itu saya masih masa-masa
ganteng jadi kuli di universitas.
Sinetron dengan episode paling panjang Foto: Dok. http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/ |
Nah, ini sinetron yang
menjadi favorit saya selanjutnya, cerita yang inspiratif. Menggugah pemikiran
siapa saja yang suka dan senang dengan kesederhanaan. Bayangin saja, seseorang
yagn hidup dalam kesederhanaan, tapi digilai wanita tajir yang dibuat tarik
ulur.
Seorang lelaki Betawi,
yang dicap bahwa orang orang Betawi tidak peduli dengan pendidikan, terpenting
harta (tanah) dan kontrakan banyak bisa hidup. Sinetron ini memberikan pelajaran
bahwa ada kok orang Betawi yang bisa menempuh pendidikan tinggi hingga jadi
sarjana.
Si Doel Anak Betawi Foto: Dok. http://4.bp.blogspot.com/ |
Pemerannya waktu itu
Benyamin Sueb (alm), Rano Karno, Maudi Kusnaedy, Cornelia Agatha, Basuki, Suti Karno, Aminah
Cendrakasih, Mandra, juga Pak Tile. Si Doel Anak Betawi (Rano Karno), punya
citna segitiga antara Sarah dan Zaenab.
Nah, sinetron ini pun
banyak banget memperoleh apresiasi dari insan sinematografi. Ceritanya kocak
karena Mandra ada di dalamnya, Nunung, Atun, dan cintanya Basuki. Lagu sebagai
backsoundnya juga menjadi unik untuk sinetron ini. Ada nilai-nilai yang ingin
ditonjolkan produser dan pesan moral kepada publik, bahwa “don’t judge book by
its cover”. Terbukti sih bahwa tidak semua Betawi tidak bisa sekolah tinggi.
Memberikan pelajaran
baru dalam kehidupan untuk orang-orang di sekitar agar dapat menghargai orang. Tidak
melihat orang dari luar saja tanpa tahu isi di dalamnya seperti apa. Si Doel
hebat, mampu mengocok emosi penontonnya. Setiap akan tayang, sinetron ini
paling ditunggu pemirsa.
Ada pula sinetron yang
menjadi tontonan favorit saya kala itu, Si Manis Jembatan Ancol. Cerita hantu yang cantik sebagai
hantu urban dan melegenda di Jakarta.
Ada Ozi Syahputra, Ade Juwita, Diah Permatasari, Kiki Fatmala.
Si Manis Jembatan Ancol Foto: Dok. http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/ |
Tahun ’96 kala itu
muncul sinetron hantu komedi dengan judul sama yaitu Kembalinya Si Manis
Jembatan Ancol. Bintang-bintangnya tidak jauh berbeda. Ozi Syahputra yang secara
nyata menjadi hantu gundul dan rambutnya benar-benar dibuat plontos.
Sutradara dari
Kembalinya Si Manis Jembatan Ancol ini tak lain Tomy Burnama dengan produser
Herry Topan. Nah, kalau Si Manis Jembatan Ancol sutradaranya Mas Atok Suharto.
Kalau dilihat dari sejarahnya, Atok merupakan teman duet Herry Topan saat
melahirkan Si Manis Jembatan Ancol yang pertama kali tayang di RCTI. Ternyata,
sinetron ini pun dulu pernah hadir dalam versi layar perak , akan tetapi sayang
banget tidak populer seperti sinetronnya. Saya terkadang tertawa karena
ulah-ulah hantu yang kocak saat beradu akting, apalagi ketika Ozi Syahputra dan Ade Juwita berdebat dan ribut
mulut.
Nah, sinetron yang satu
ini benar-benar menjadi favorit saya, tak lain cerita tentang “Keluarga Cemara”.
Betapa tidak, keluarga yang dulunya kaya raya, terus bangkrut dan hidup dalam
kesederhanaan. Tokoh-tokohnya meliputi Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Novia
Kolopaking) akan tetapi diganti oleh Aneke Putri dan ketiga anak-anaknya
terdiri dari Euis, Agil, dan Ara.
Hidup dalam
kesederhanaan, tetapi Emak dan juga Abah selalu memberikan pelajaran berharga
betapa pentingnya berbuat jujur untuk setiap orang yang ditanamkan ke dalam
keluarga, terutama anak-anak mereka. Peran keluarga dalam membentuk watak anak-anak pun sangat ditekankan. Pelajaran
berharga untuk kehidupan keluarga secara nyata ini ceritanya.
Abah sendiri menjadi
kepala rumah tangga yang penuh dedikasi dalam balutan kesederhanaan, teladan
untuk anak-anak dan istrinya, pun sangat sabar. Ternyata nih ya, cerita
sinetron ini merupakan penyesuaian dari salah satu buku Bung Arswendo
Atmowiloto berjudul. Dan Arswendo pula yang menulis scenario dan menjadi
sutradara di sinetron ini. Sinetron ini menjadi best of the best pada masa
jaya-jayanya dan menjadi sinetron
unggulan keluarga.
#ODOP
2 comments:
mas Junnn, keluarga cemara favorit aku banget dulu. Sayang ya coba sekarang dibikin lagi..
Kalo gue dulu ga boleh nonton Simanis Jembatan Ancol mas, karena ga serem yg ada malah horni liat kiki fatmala pake bajunya 'nyeplak' gitu.. wkwk Omes banget dah
Post a Comment