Sunday, April 23, 2017

Fave Sinema Elektronik Tahun 90-an


Hahaha… sempat ngakak ketika flashback, mengingat sinetron yang pernah saya tonton. Masih terngiang sampai sekarang itu sinetron Tersanjung. Kenapa? Aje gile ya itu sinetron, puaanjangnya luar biasa. Berapa ribu episode gitu. Tokoh-tokohnya pun hanya beberapa saja  yang diganti-ganti.  Sutradaranya Vasant R. Patel yang asli India itu membuat rekor sebagai sinetron di Indonesia yang paling banyak episodenya.

Kelurga Cemara
Foto: Dok. https://i.ytimg.com/
Tayang perdana itu sekitar tahun 1998 tepat di bulan April.  Skenarionya dibuat oleh Mas Deddy Armand,  hit-hit-nya itu sinetron   sejak akhir 1990 sampai sekitar pertengahan tahun 2000-an. Bayangkan ya, itu produser sudah meraup berapa miliar keuntungan untuk setiap kali tayang di televisi. Berarti saat itu saya masih masa-masa ganteng jadi kuli di universitas.  

Sinetron dengan episode paling panjang
Foto: Dok. http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/
Nah, ini sinetron yang menjadi favorit saya selanjutnya, cerita yang inspiratif. Menggugah pemikiran siapa saja yang suka dan senang dengan kesederhanaan. Bayangin saja, seseorang yagn hidup dalam kesederhanaan, tapi digilai wanita tajir yang dibuat tarik ulur.
Seorang lelaki Betawi, yang dicap bahwa orang orang Betawi tidak peduli dengan pendidikan, terpenting harta (tanah) dan kontrakan banyak bisa hidup. Sinetron ini memberikan pelajaran bahwa ada kok orang Betawi yang bisa menempuh pendidikan tinggi hingga jadi sarjana.

Si Doel Anak Betawi
Foto: Dok. http://4.bp.blogspot.com/
Pemerannya waktu itu Benyamin Sueb (alm), Rano Karno, Maudi Kusnaedy,  Cornelia Agatha, Basuki, Suti Karno, Aminah Cendrakasih, Mandra, juga Pak Tile. Si Doel Anak Betawi (Rano Karno), punya citna segitiga antara Sarah dan Zaenab.

Nah, sinetron ini pun banyak banget memperoleh apresiasi dari insan sinematografi. Ceritanya kocak karena Mandra ada di dalamnya, Nunung, Atun, dan cintanya Basuki. Lagu sebagai backsoundnya juga menjadi unik untuk sinetron ini. Ada nilai-nilai yang ingin ditonjolkan produser dan pesan moral kepada publik, bahwa “don’t judge book by its cover”. Terbukti sih bahwa tidak semua Betawi tidak bisa sekolah tinggi.

Memberikan pelajaran baru dalam kehidupan untuk orang-orang di sekitar agar dapat menghargai orang. Tidak melihat orang dari luar saja tanpa tahu isi di dalamnya seperti apa. Si Doel hebat, mampu mengocok emosi penontonnya. Setiap akan tayang, sinetron ini paling ditunggu pemirsa.

Ada pula sinetron yang menjadi tontonan favorit saya kala itu, Si Manis Jembatan  Ancol. Cerita hantu yang cantik sebagai hantu  urban dan melegenda di Jakarta. Ada Ozi Syahputra, Ade Juwita, Diah Permatasari, Kiki Fatmala.

Si Manis Jembatan Ancol
Foto: Dok. http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/
Tahun ’96 kala itu muncul sinetron hantu komedi dengan judul sama yaitu Kembalinya Si Manis Jembatan Ancol. Bintang-bintangnya tidak jauh berbeda. Ozi Syahputra yang secara nyata menjadi hantu gundul dan rambutnya benar-benar dibuat plontos.

Sutradara dari Kembalinya Si Manis Jembatan Ancol ini tak lain Tomy Burnama dengan produser Herry Topan. Nah, kalau Si Manis Jembatan Ancol sutradaranya Mas Atok Suharto. Kalau dilihat dari sejarahnya, Atok merupakan teman duet Herry Topan saat melahirkan Si Manis Jembatan Ancol yang pertama kali tayang di RCTI. Ternyata, sinetron ini pun dulu pernah hadir dalam versi layar perak , akan tetapi sayang banget tidak populer seperti sinetronnya. Saya terkadang tertawa karena ulah-ulah hantu yang kocak saat beradu akting, apalagi ketika Ozi  Syahputra dan Ade Juwita berdebat dan ribut mulut.

Nah, sinetron yang satu ini benar-benar menjadi favorit saya, tak lain cerita tentang “Keluarga Cemara”. Betapa tidak, keluarga yang dulunya kaya raya, terus bangkrut dan hidup dalam kesederhanaan. Tokoh-tokohnya meliputi Abah (Adi Kurdi) dan Emak (Novia Kolopaking) akan tetapi diganti oleh Aneke Putri dan ketiga anak-anaknya terdiri dari Euis, Agil, dan Ara.

Hidup dalam kesederhanaan, tetapi Emak dan juga Abah selalu memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya berbuat jujur untuk setiap orang yang ditanamkan ke dalam keluarga, terutama anak-anak mereka. Peran keluarga dalam membentuk watak  anak-anak pun sangat ditekankan. Pelajaran berharga untuk kehidupan keluarga secara nyata ini ceritanya.

Abah sendiri menjadi kepala rumah tangga yang penuh dedikasi dalam balutan kesederhanaan, teladan untuk anak-anak dan istrinya, pun sangat sabar. Ternyata nih ya, cerita sinetron ini merupakan penyesuaian dari salah satu buku Bung Arswendo Atmowiloto berjudul. Dan Arswendo pula yang menulis scenario dan menjadi sutradara di sinetron ini. Sinetron ini menjadi best of the best pada masa jaya-jayanya dan menjadi sinetron  unggulan keluarga.

#ODOP






2 comments:

Zata said...

mas Junnn, keluarga cemara favorit aku banget dulu. Sayang ya coba sekarang dibikin lagi..

Cucukakek said...

Kalo gue dulu ga boleh nonton Simanis Jembatan Ancol mas, karena ga serem yg ada malah horni liat kiki fatmala pake bajunya 'nyeplak' gitu.. wkwk Omes banget dah