Rasanya, baru kemarin sore kamu mbrojol. Masih terngiang-ngiang suara
tangisanmu itu di telinga Mamang (sebutan untuk Paman/Om dalam bahasa Sunda).
Tubuh bersih,rambut hitam, cantik, dan lincah.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan
berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Cantik wajahmu makin terlihat jelas.
Manja dan banyak omong mulai kamu tunjukkan. Ada saja orang yang “jahil” nyubit
sana sini itu pipi.
Mamang yang lihat kadang gemes sendiri sama itu orang. Entah tangannya habis megang apa,
tiba-tiba nyubit, nowel, dan tetek bengek tangan lainnya deh.
Masa-masa kecil kamu itu dihabiskan dengan lari
sana sini. Kamu kuat dan menjelma menjadi sosok anak gadis kecil yang tangguh.
Kehadiranmu dalam keluarga, menambah deret panjang cinta.
Terkadang, ada kerinduan yang menggelitik saat-saat
nenek memandikan kamu, saat Mamang mengayun-ayun kamu dalam buaian kain panjang
yang diikat dengan tali. Biar kamu tidur siang dan tak terjaga di malam hari.
Alhamdulillah, kamu tak pernah menangis
menjerit-jerit meski kehabisan susu. Makan pun tak pilah pilih. Semua kamu
lahap. Kamu tumbuh menjadi gadis kecil yang lucu dan menggemaskan.
Teringat saat kakek buyut telah mendahului kita
semua, kepalamu dibalut selendang panjang berwarna merah mirip boneka India. Tangan-tangan
jahil mulai menjamah pipimu yang merah merona.
Lucu!
Kala ingat masa-masa itu. Mamang memang tak pandai
merangkai cerita hingga kamu lelap terlena, lantas bangun menjelang senja. Kadang
gemas kalau kamu belum tidur-tidur.
Usap-usap manja kepalamu mamang layangkan agar
kamu memejamkan mata indah itu. Nenek begitu perhatian melihat pola tidurmu
yang tak grasak grusuk.
Tenang, lembut, menghanyutkan. Bulu matamu yang
lentik buat siapa saja tertarik. Saat dua tahun usiamu, nenek sempat bawa ke
salah satu toko China langganan, Aseng.
Aseng dan istrinya sempat meminta kamu untuk jadi
anaknya. Sungguh serius Aseng dan Nyonyah minta sama nenek. Tapi nenek bersikukuh
tak melepaskan cucu sayangnya itu. Kala nenek jarang ke toko, tak ayal Aseng
dan Nyonyah selalu merindukan dirimu.
Sakit flu paling sering kamu derita. Demam dan
panas sudah biasa menjamahi tubuhmu. Karena kondisi cuasa, tubuhmu rentan dan
tak kuat menerima. Tetap sehat!
Di 22 Januari lebih satu hari ini, genap 29 tahun
sudah. Mamang dan bibimu lepas penat melepas masa lajangmu bersama lelaki
pilihan yang akan mendampingi seumur hidupmu. Tunai satu tugas menjaga dan mengasuhmu.
Hanya doa, cinta, dan sayang semoga menjadi istri yang berbakti untuk suamimu. Dalam helai-helai
pucuk surat ini, mamang ucapkan selamat berkurang satu tahun umurmu.
Semoga keberkahan selalu menghampiri. Banjir cinta
dan sayang dari orang-orang terkasihmu. Kalau harus memilih, ada cerita
yang tidak bisa mamang utarakan panjang lebar untukmu. Tetap semangat!!
Mamang, bibi, dan semua, selalu berdoa. Jadilah keluarga
sakinah, waddah, dan rahma. Semoga selalu sehat dan diberkahi yoo Jayanti
Novalia.
Salam sayang…
Mamang Jun
4 comments:
ya Allah jarang2 aku baca surat dari seorang paman. jadi terharu. Semoga si eneng sakinah mawaddah ya mas Jun. Barakallahulaka wabaraka alayka wajama'a baynakuma fii khoir untuk si eneng.
Amin. Pamannya memang paman yang memperhatikan keponakannya. Selamat menempuh hidup baru mbak.
Selamat berbahagaia ponakannya Mas Jun :D
Paman idaman:)
Post a Comment