Perkembangan teknologi
semakin hari semakin tak terbendung saja. Ada saja teknologi baru yang muncul
dan meminta kita untuk segera beradaptasi juga mengikutinya. Mau tidak mau,
kita pun berlomba-lomba untuk dapat menguasai. Satu pikiran yang muncul, melalui
penguasaan teknologi, semua bisa diatasi.
Hal ini yang memicu saya
untuk mengikuti apa yang dimaui pasar. Ya, untuk menambah dan mengasah
kemampuan, sebagai blogger, saya tidak
cukup hanya dengan menulis saja. Karena tuntutan zaman, maka mau tidak mau saya mesti meng-upgrade
kemampuan saya lagi, tak terbatas hanya menulis.
Salah satu kemampuan
yang sebaiknya seorang blogger juga kuasai adalah vlog (video log/blog). Nah,
berkaitan dengan video log/blog ini, pada Minggu (4/02/2018) lalu, Indonesian Social
Blogpreneur (ISB) yang digawangi Ani Berta dan CNI menggelar acara Blogger
Gathering, bertempat di Burger King, Pasar Festival, Jakarta Selatan. Di Blogger Gathering kali ini mengangkat tema tentang Vlog.
Sebagai pematerinya adalah Founder Komunitas tOekangpoto sekaligus editor foto
di menara62.com, yaitu Dudi Iskandar, biasa disapa Kang Dudi.
Beliau merupakan vlogger
yang banyak dan sering memenangkan lomba vlog dan fotografi. Itu terlihat dari
konten-konten video dan foto yang dihasilkan berkualitas sangat baik. Tepatlah
beliau didapuk menjadi pengisi materi untuk blogger gathering ini dengan
keahlian yang dimilikinya.
Nah, inilah acara
Blogger Gathering yang saya tunggu-tunggu selama ini. Akhirnya, ISB didukung oleh CNI menggelarnya, diikuti
sekitar 34 orang blogger. Saya excited
mendengarkan penjelasan tentang vlog dari Kang Dudi. Penjelasan beliau menarik
perhatian saya untuk tahu lebih jauh seluk beluk vlog yang selama ini kurang
perhatian dari saya.
Rekan-rekan blogger antusias mengikuti gathering tentang vlog [Foto: Dok Pri] |
Vlog atau video blog
atau catatan video itu hampir sama dengan blog. Penekanannya pada unsur “aku”.
Jadi, catatan-catatan yang berisi kisah perjalanan seorang blogger yang
dituangkan dalam bentuk video (catatannya berupa video). “Pos vlog itu berupa
membuat video tentang diri kita, ada unsur “akunya” di dalam video tersebut,
lalu bisa diunggah ke dalam blog atau channel media sosial yang kita miliki”,
ucap Kang Dudi.
Dalam pembuatan vlog,
cerita-cerita yang dimasukkan tentunya cerita keseharian yang terjadi pada diri
kita lalu diposting di blog atau channel media sosial. Nah, tujuan di posting
itu sebagai cara untuk memperoleh tanggapan dari orang-orang yang melihat video
kita. Apakah ada perbedaan antara kita melakukan vlog dengan ketika kita
membuat YouTube? Ya. YouTube tidak hanya berfokus pada kehidupan kita
sehari-hari, akan tetapi dapat berlaku apa saja dengan tidak ada batasan.
Video blogging saat ini
memang semakin populer di dunia maya dan kalangan blogger. Sepertinya, untuk
saya sekarang sudah saatnya mulai melakukan video blog sendiri. Karena, hal ini sangat menarik dilakukan jika benar-benar dimaintain dengan
baik. Peluangnya pun hampir sama dengan kita melakukan blogging.
Bahkan, bisa jadi lebih dari kita hanya sekadar melakukan blogging (kalau
bicara pendapatan).
Orang-orang yang
melakukan atau membuat video blog tentunya punya tujuan tersendiri. Tetapi, ada
dua hal yang dicari, yaitu informasi dan hiburan. Banyak contoh orang mencari
informasi melalui video, seperti tutorial aplikasi tertentu, juga untuk
hiburan, seperti musik, film, talkshow, dan sebagainya.
Video, menjadi sarana
yang sangat informatif. Mungkin, untuk orang-orang yang “malas” membaca, video
menjadi media yang sangat dicari sebagai “buku” kedua mereka memperoleh apa
saja yang diinginkan. Karena, selain terdapat gambar visual, juga memiliki
suara.
Menurut sumber CISCO, di
Amerika Serikat pada 2014 kuartal kedua, disebutkan, sebanyak 38,2 miliar
penduduknya menonton video. Dari 2012 hingga 2014 ada 400% yang melihat video
melalui perangkat yang mereka miliki. Ternyata, hal ini terus terjadi
peningkatan yang cukup tajam. Pada 2016, ada 50% orang yang menonton video dari
perangkat bergerak yang mereka miliki.
Dan 45% video yang dilihat dari perangkat mobile mereka umumnya kurang
dari 6 menit.
Nah, saya juga baru tahu
bahwa di tahun 2017 secara real time story telling itu via live-stream social
seperti periscope yang mulai populer dan Facebook. Sedangkan di 2018 ini insta
story dan FB live mulai populer. Artinya apa? Bahwa perkembangan dan kemajuan
teknologi benar-benar tak dapat dihindari. Sudah semestinya kita dan saya pribadi menambah pengetahuan
agar tak terlindas zaman.
Saya termasuk orang yang
suka mengakses channel Youtube. YouTube bukan sesuatu yang asing lagi di saat
sekarang. Per harinya saja, Youtube diihat oleh lebih dari 4 miliar orang.
Bahkan, setiap menit, 48 jam video diunggah ke chanel YouTube. Jadi, konten apa
saja yang hendak kita akses, semua tersedia di YouTube. Perputaran zaman tak
dapat dielakkan, berubah atau kita musnah!
Menurut Kang Dudi,
YouTube ini menjadi website ketiga yang
paling banyak dikunjungi setelah laman Google dan Facebook. Nah, di sinilah
popularitas YouTube semakin menanjak. Kini pun banyak orang berduyun-duyun
membuat akun YouTube dan mengunggah video yang mereka buat ke dalamnya.
Nah, setiap orang pun
kini dapat membuat video dengan perangkat yang dimilikinya, terutama
smartphone. Terpenting, orang tersebut dapat mengoperasikan device yang
dimiliki, bisa mengeditnya, dapat membuat tulisan atau naskah, juga memiliki
channel social media untuk menyebarkan konten video yang sudah dibuat.
Terpenting, seseorang
atau blogger tersebut punya beberapa perangkat wajib yang dimiliki seperti,
telepon pintar yang memang mendukung untuk program atau aplikasi pembuatan
video berbasis android, iOS, windows phone, juga Blackberry, tripod untuk
menyandarkan perangkat agar video yang diambil tidak goyang. Bisa juga monopod atau tongsis, steady cam,
remote contro atau tomsis, holder tripod, mini microphone tambahan, juga perekam
(voice recorder).
Bicara teknologi
perangkat seluler, khususnya telepon pintar, kini telepon pintar sudah cukup
canggih untuk membuat video. Ditambah lagi kapasitas (memori) telepon pintar
sekarang cukup besar dan resolusi gambar yang dihasilkan pun bagus. Jadi, dengan telepon pintar pun seorang biasa atau
blogger bisa membuat video dengan beragam keuntungan.
Ya, keuntungan kita
merekam dengan telepon pintar, selain cepat dan mudah, juga ringan dan sangat
ringkas. Telepon pintar juga banyak beredar dengan harga terjangkau, selalu ada
dalam genggaman, kemampuan merekam telepon pintar sekarang sudah full-HD
dengan kualitas suara yang tak diragukan, suara stereo.
Dari sisi pengambilan
gambar atau shoot pun telepon pintar dapat mengambil secara long shoot maupun
cut to cut. Artinya, seseorang dapat mengambil video dalam masa rekam panjang
dan juga bagian per bagian. Bicara shot sendiri, shot sebagai satu rangkaian
gambar tanpa jeda (interupsi). Satu shot terbentuk ketika kita mulai menekan
tombol ‘Rec’ hingga tombol ini ditekan lagi.
Sementara scene (sin),
sebagai tempat atau latar atau setting kita saat mengambil video. Atau tempat
kejadian yang berlangsung ketika seseorang melakukan pengambilan gambar video.
Kalau kita lihat, di satu scene dapat
terdiri dari beberapa shot atau penggabungan dari beberapa shot yang diatur
sedemikian rupa berdasarkan alur cerita yang dikehendaki.
Oleh karenanya, ketika
kita atau blogger ingin membuat satu cerita video, sebaiknya benar-benar
disusun terlebih dahulu rangkaian cerita yang diinginkan, agar satu sama lain atau
jalan cerita videonya nyambung.
Sementara itu, sequence sebagai
rangkaian scene atau shot yang menjadi satu kesatuan utuh. Satu sequence dapat
berlangsung pada satu setting atau
beberapa setting. Tergantung tingkat kebutuhan kita ingin mengambil berapa
banyak sequence dalam satu tempat juga bisa pindah tempat.
Ada kelebihan juga ada
kelemahan ketika kita ngeshot
menggunakan telepon pintar ini. Perlu
diketahui bahwa sensor yang ada di telepon pintar itu lebih kecil sehingga
kualitas video tidak sebagus yang berasal dari mirrorless atau DSLR. Fokusnya
pun tidak dapat kita otak-atik secara manual seperti kamera DSLR. Dilihat dari
diafragma lensanya pun statis dan begitu noisy ketika kita menggunakannya di
tempat yang sangat minim cahaya. Akan tetapi, kalau kita menggunakan iOS jauh lebih baik dibanding menggunakan
tablet.
Lebih lanjut Kang Dudi mengatakan, ketika kita sudah memiliki perangkat saatnya mengunduh
aplikasi untuk edit video. Ada beberapa yang memang biasa dipakai untuk
mengedit video di smartphone berbasis Android, seperti Power Director,
Kinemaster, Filmora G, Viva Movie, Legend. Sementara itu di iOS seperti iMovie
dan Splice. Nah, aplikasi tersebut ada yang berbayar dan free download. Jangan
lupa pula untuk mengunduh Snapseed, baik di iOS maupun Android.
Ini menjadi hal penting
juga untuk kita ketika membuat video. Orang akan terganggu ketika melihat video
kita goyang-goyang dan buat sakit mata. Oleh karenanya, kita bisa memakai
tripod agar posisi telepon pintar kita ajek (tidak goyang-goyang).
“Ketika kita ingin
mengambil gambar video agar tidak goyang jika tidak ada tripod, caranya dengan
merapatkan tangan atau siku tangan kiri dan kanan ke bagian badan. Jadi, badan
kita sebagai penyangga agar tangan tidak “lari-lari”, jelas Kang Dudi.
Memang, alangkah baiknya
jika ada tripod, karena dapat menstabilkan shot, zoom in zoom out ajek, bisa
mengambil low angle maupun high angle shot, melakukan selfie, juga timelapse.
Kalau tripod saja,
rasanya masih kurang ya. Video tanpa latar belakang musik atau cerita rasanya
hambar. Oleh karena itu, janga lupa lho ya untuk menyiapkan seluruh
bahan-bahan video, mulai dari database, musik untuk latar. Nah, musik untuk
latar ini dapat menggunakan musik instrument. Bisa diambil dari YouTube;
Bensound.com; freemusicarchive.org; joshwoodward.com; freesoundtrackmusic.com;
dan incompetech.co.
Oya, Kang Dudi juga menyampaikan kepada kami para blogger
mengenai cara shoot.
Menurutnya, ada lima cara ketika kita ingin ngeshoot,
yaitu mulai dari close up muka, close up aktivitas, wide shot, side shot, juga
over-the shoulder shot. Lebih lanjut disampaikan, tiap shoot yang diambil 10
detik, kita coba menahan napas seandainya tidak menggunakan tripod. Kalau
terjadi shaking atau hasilnya kurang memuaskan, kita bisa shoot lagi.
Pada dasarnya, proses pengambilan gambar untuk video vlog
hampir mirip dengan penulisan di blog, yaitu menggunakan rumus 5W + 1H. Akan
tetapi, kebanyakan di vlog deskripsi panjang itu ditiadakan, justru kita lebih
menjelaskan secara lugas, tepat, dan tidak bertele-tele. Vlog itu menghindari
yang namanya formalitas. Jadi, menurut pendapat saya, vlog sifatnya fleksibel
dan tergantung kebutuhan untuk apa dan siapa. Bahasa yang digunakan pun bahasa
tutur (lisan) dalam kalimat aktif dengan struktur kalimat sederhana, mudah dan
cepat dimengerti orang.
Biasanya kalau dalam bahasa tulis kita menuliskan
informasi secara detail, lain halnya dengan vlog, kita menghindari rujukan
waktu dan tempat terlalu detail. Bisa jadi, orang akan bosan hanya
mendengarkan informasi detail dari waktu
dan tempat saja. Biasanya, orang melihat video ingin lihat langsung ke pokok
permasalahan.
Mungkin teman-teman pernah melihat video dengan gambar
yang agak buram. Nah, gambar yang agak buram ini ternyata berhubungan erat
dengan resolusi video yang dihasilkan.
"Resolusi video yang menghasilkan kualitas gambar jernih dan bersih biasanya di tonton di HD TV yaitu Full-HD (High Definition) dengan resolusi 1920 x 1080 pixel.
"Resolusi video yang menghasilkan kualitas gambar jernih dan bersih biasanya di tonton di HD TV yaitu Full-HD (High Definition) dengan resolusi 1920 x 1080 pixel.
Ada pula resolusi video dengan 1280 x 720 HD yang pas
dilihat di layar komputer atau perangkat mobile kita seperti tab, telepon
pintar," jelas Kang Dudi.
Nah, agar orang puas dengan video yang dilihat, kita mesti mengunggah
video yang kita buat dengan full resolution. Kualitas gambarnya juga bagus,
orang tidak sakit mata melihatnya. Ukuran video yang akan kita buat dapat
diperkecil juga lho ternyata. Kita bisa menggunakan aplikasi handbrake
(handbrake.fr).
Berikut hasil belajar beberapa jam untuk Vlog, langsung besoknya dipraktikkan. Inilah hasilnya.
Di sela-sela penjelasannya, blogger juga mulai
mempraktikkan pembuatan video pendek menggunakan telepon pintar yang mereka
miliki. Setelah sebelumnya, diminta untuk ngeshot
beberapa video untuk disambung
menjadi satu rangkaian cerita.
Kang Dudi mulai membimbing blogger. Untuk pertama,
Kang Dudi memperkenalkan cara kerja tools dari Legend. Legend ini sebagai tools
untuk membuat writing animation (tulisan animasi). Beliau meminta kepada
blogger untuk menuliskan judul acara hari itu untuk dibuat ke dalam legend.
Cara kerja legend ini sangat simpel.
1. Kita
buka aplikasinya, akan tertulis “Easy reading is hard writing” atau tulisan
lainnya yang muncul di tools. Nah, di tempat itu kita bisa menuliskan judul apa
yang kita mau tetapi singkat dan jelas. Karena hanya terdiri 69 huruf.
2. Selanjutnya,
pilih foto atau gambar di bagian kiri bawah sesuai tema video
3. Pilih
jenis animasi teks yang diinginkan.
4. Di
bagian kanan pas video, tekan tanda garis putih untuk memilih setting format. Pilih
lanscape 720, tekan “OK”.
5. Tekan
tanda “Panah” ke bawah di bagian kanan bawah, pilih “Save as Video”.
6. Tunggu
hingga penyimpanan selesai.
1. Pilih
New Project, beri nama judul project.
2. Pilih
aspect ration 16.9, tekan “OK”.
3. Masuk
ke lini Power Director, ambil gambar dari Legend, tambahkan.
4. Selanjutnya,
kita bisa mengutak-atik sendiri tools Power Director ini untuk menghasilkan
video yang diinginkan.
Yah, kalau sudah bikin video blog jadi lupa waktu nih
saya dan agak khawatir juga sama kesehatan badan. Padahal, kesehatan itu penting
ya. Nah, untuk menjaga stamina tubuh selama ngevlog, saya konsumsi rutin lho
produk dari CNI. Apalagi cuaca yang sering berubah seperti saat ini. Ya,
produk-produk yang dihasilkan CNI menjadi andalan saya.
Baca Juga:
Salah satu produk yang sering saya konsumsi itu Hot Dark
Chocolate. Ini merupakan serbuk minuman kakao dengan ginseng (Cocoa Powder
Drink with Ginseng) yang diproduksi oleh PT Sukses Abadi Farmamindo.
Didistribusikan secara khusus oleh PT Citra Nusa Insan Cemerlang yang lebih
dikenal dengan nama CNI.
Produk CNI yang dapat dibeli melalui gerainya [Foto: Dok Pri] |
Nilai gizi dari Hot Dark Chocolate ini lumayan cukup
untuk menghangatkan badan, 25 g. Setiap kemasannya saji mengandung 15 gram
nilai gizi. Nah, energi total yang bisa saya terima berjumlah 110 kkal dengan
energi dari lemak sebesar 25 kkal. Dark Chocolate ini mengandung lemak jenuh,
protein, karbohidrat, gula, dan natrium. Ini aman dikonsumsi lho ya.
Jadi, saya dapat menikmati hidup dengan enak dan santai
melalui produk-produk CNI punya. Benar-benar dapat merasakan lansung kesehatan
yang lebih baik dari waktu ke waktu dari produk CNI. Tepat banget saya memilih
CNI sebagai gaya hidup sehat saya selama ini. Aktivitas saya lancar tanpa
hambatan. Sembari ngevlog, sehat tetap jalan terus.
Oya, untuk kalian yang ingin mendapatkan produk-produk CNI, kalau tidak mau repot, bisa belanja online juga di www.geraicni.com. Di gerai ini, kalian bisa belanja produk-produk kesehatan yang dibutuhkan tanpa buang-buang waktu.
Atau kalau kalian ingin bergabung di CNI juga bisa. Nah, untuk tahu tentang bisnisnya secara detail, bisa baca DI SINI.
Sekilas tentang CNI
Logo CNI [Foto: DokIst] |
Bekerja sama dengan PT Sukses Abadi Farmindo yang berlokasi di Tangerang dengan luas 12.600 m2 dan telah memiliki standar Hazard's Analysis Critical Control Point (HACCP) & Cara Pembuatan Obat yang Baik (P013), sudah lebih dari 80% produk CNI diproduksi di dalam negeri. Beberapa produknya bahkan sudah diekspor ke manca negara.
Dalam rangka memperluas jaringan di pasar internasional, didirikanlah CNI Corporation di Malaysia untuk melakukan ekspansi ke manca negara. seperti Singapura, Hong Kong, India, Brunei, Filipina, Taiwan, China, Nigeria, dan Thailand. Juga akan menyusul negara-negara lainnya.
Untuk menunjang kualitas produk, CNI Corporation telah mendirikan pusat riset dan penelitian di berbagai negara. Untuk menunjang produksi di luar negeri, CNI juga telah membangun pabrik-pabrik di Malaysia, China, dan Taiwan.
Sosmed CNI [Foto: DokPri] |
4 comments:
Mantab kopinya, eh videonya. Langsung praktek gitu. Berarti kalau ketemu mas Jun, boleh lah ya aku jadi aktrisnya, divideoin :D
Mba @Helena: Aiih... Kopi mah mantap selalu. Mesti dipraktikin Mba kalo dapet yang baru, biar ga lupa dan makin oceeeh. Hahaha. Mba Helena ga usah jadi artis, berat! Biar saya aja.
Pasti nulis ini sambil nyeduh cokelat CNI :D
Teh @Ani Berta: hahaha bener banget. Buat tambah energi dan stamina Up Dark Chocolate pas banget buat nememin nulis. Enak lagi dan ga bikin eneg.
Post a Comment